Fungsi Pencegahan Preventive
Dalam hal ini meliputi langkah-langkah unuk mencegah agar jangan sampai timbul masalah sosial yang baru, juga langkah-langkah untuk memelihara
fungsionalitas seseorang maupun masyarakat.
Fungsi Pengembangan promotif, development Untuk mengembangakan kemampuan orang maupun masyarakat agar dapat
lebih meningkatkan fungsionalitas mereka sehingga dapat hidup secara konkret.
Fungsi Penunjang Suportif. Fungsi ini menopang usaha lain agar dapat lebih berkembang meliputi kegiatan-kegiatan yang dapat memperlancar keberhasilan,
program-progarm lainnya seperti bidang kesehatan, kependudukan, dan keluarga berencana, pendidikan, pertanian dan sebagainya.Sumarnonugroho T, 1987:41-
43
II.5. Penyandang Cacat
Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat adalah “Setiap orang yang mempunai kelainan fisik danatau mental, yang dapat mengganggu
atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara selayaknya”.
Adapun pembagian penyandang cacat terdiri dari : a.
Penyandang cacat fisik terdiri dari cacat tubuh tuna daksa, cacat rungu tuna rungu, dan cacat mata tunanetra.
b. Penyandang cacat mental terdiri dari penyandang cacat mental tuna grahita,
dan penyandang cacat Eks psikotik tuna laras. c.
Penyandang cacat fisik dan mental tuna ganda adalah seseorang yang menyandang dua macam kecacatan, yakni gangguan pada fungsi tubuh antara
Universitas Sumatera Utara
lain gerak tubuh , penglihatan, pendengaran, dan kemampuan berbicara serta memiliki kelainan mentaltingkah laku. Depsos, 1999 : 52-59 dikutip dari
Jurnal PKS Vol. III No.7 Mengenai hak dan kewajiban penyandang cacat disebutkan bahwa seiap
penyandang cacat mempunyai kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Sedangkan kesamaan kesempatan bagi penyandang cacat dalam
aspek kehidupan dan penghidupan dilaksanakan melalui penyediaan aksesbilitas. Selanjutnya yang dimaksud dengan aspek kehidupan dan penghidupan adalah meliputi
antara lain aspek agama, kesehatan, politik, pertahanan keamanan, olahraga, rekreasi dan informasi yang layak sesuai dengan derajat kecacatan, pendidikan dan
kemampuannya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 1997 tentang
penyandang cacat Bab II Pasal 6 menyatakan “Setiap penyandang cacat berhak memperoleh :
1. Pendidikan pada semua satuan, jalur, jenis dan jenjang pendidikan
2. Pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai dengan jenis dan derajat
kecacatan, pendidikan dan kemampuannya. 3.
Perlakuannya yang sama untuk bergerak dalam pembangunan dan menikmati hasil-hasilnya.
4. Aksesbilitas dalam rangka kemandirian.
5. Rehabilitasi, bantuan sosial dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial dan
6. Hak yang sama untuk menumbuhkankembangkan, kemampuan dan kehidupan
sosialnya, terutama penandang cacat anak dalam lingkungan keluarga dan masyarakat”.Jurnal Media Informasi Penelitian Kesejaheraan Sosial No.156
Universitas Sumatera Utara
II.6. Tunanetra II.6.1. Defenisi