Kota Binjai terdiri dari 5 lima kecamatan yaitu Kecamatan Binjai Selatan, Binjai Kota, Binjai Timur, Binjai Utara, dan Binjai Barat. Kecamatan Binjai Kota,
Binjai Timur dan Binjai Selatan baru dibentuk pada tahun 1981. Kota dengan 37 kelurahan dan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 219.145 jiwa ini memiliki
luas 90.23 Km
2
jauh lebih kecil dibandingkan kota Medan memiliki luas 265.10 Km
2
. Walikota Binjai yang sekarang adalah Ali Umri, SH, Mkn terpilih pada
pemilihan kepala daerah langsung tanggal 27 Juni 2005 untuk masa jabatan 2005- 2010. Walikota berkantor di Balai Kota yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman
No. 6 Binjai. Berdasarkan tabel 3.1 diatas dapat diketahui Kecamatan dengan luas wilayah
terbesar yaitu Kecamatan Binjai Selatan 29.96 km
2
sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Binjai Kota 4.12 km
2
.
3.2. Perkembangan Penduduk
Jumlah penduduk kota Binjai sampai pada 2007 adalah 248,256 jiwa dengan
kepadatan penduduk 2.751 jiwakm persegi. Banyak penduduk kota Binjai yang bekerja di Medan karena transportasi dan jarak yang relatif dekat.
Kota Binjai merupakan kota multi etnis, dihuni oleh Melayu, Karo, Simalungun, TapanuliToba, Mandiling, Pak-Pak, Nias, Jawa, Minang, Cina, Aceh
dan suku lainnya dimana Kemajemukan etnis ini menjadikan Binjai kaya akan kebudayaan yang beragam. Menurut Hasil Sensus Penduduk tahun 2000 menurut
Universitas Sumatera Utara
Suku bangsa maka Kota Binjai masih didominasi suku Jawa dengan persentase sebesar 52.43 yang kemudian diikuti oleh suku Mandailing dengan persentase
9.31 , suku Tapanuli Toba sebesar 7.45 , suku Minang dengan 7.06 , Suku Melayu dengan 6.32 , suku Cina 6.10 , suku Karo dengan 6.03 , dan lainnya
dengan persentase 5.30 . Menurut Harbison 1970 , sebagaimana besar ahli ekonomi pembangunan
sependapat bahwa langkah, karakter dan keberhasilan pembangunan suatu daerah sangat ditentukan oleh kualitas SDM yang dimiliki. Peningkatan kualitas SDM sangat
penting dengan adanya globalisasi dan sistem perdagangan bebas antar Negara. Sistem perdagangan bebas ini dikhawatirkan oleh banyak Negara terutama Negara
berkembang yang tidak efisien sistem perekonomiannya dan relatif rendah kualitas SDM-nya.
Berdasarkan hal tersebut salah satu indikator kualitas SDM adalah Indeks Pembangunan Manusia dimana pada tahun 2007 IPM kota BINJAI sebesar 76.8 yang
untuk Provinsi Sumatera Utara menempati urutan keempat setelah Kota Pematang Siantar dengan IPM sebesar 77.8, Kota Medan sebesar 77.6 dan Kabupaten Toba
Samosir dengan IPM sebesar 76.9. Ini menunjukkan bahwa Penduduk di kota Binjai memiliki daya saing yang cukup tinggi untuk Provinsi Sumatera Utara. Dengan
keadaan ini diharapkan kota Binjai bisa meningkatkan Indeks Pembangunan Manusianya minimal lebih tinggi jika dibandingkan Kabupaten Toba Samosir.
Padahal Toba Samosir masih berstatus kabupaten sementara Binjai sudah kotamadya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Laju Pertumbuhan
Penduduk Kota Binjai Tahun 2001 -2007
Tahun Laki-laki
Perempuan Total
Laju Pertumbuhan Penduduk
Male Female
2001 107,985
107,538 215,523
1.10 2002
110,459 108,686
219,145 1.68
2003 111,967
111,484 223,451
1.96 2004
116,366 115,870
232,236 3.93
2005 119,205
118,699 237,904
2.44 2006
122,241 122,015
244,256 2.67
2007 123,706
124,550 248,256
1.64 Sumber : BPS Sumut
Pada umumnya keberadaan penduduk dalam jumlah besar dengan pertumbuhan yang tinggi dianggap bisa menghambat proses pembangunan. Karena
jumlah penduduk yang besar akan memperkecil Pendapatan per kapita dan menimbulkan masalah ketenagakerjaan tetapi hal itu tergantung kepada kapasitas
penduduk tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dengan melihat tabel 3.2 diatas bisa diketahui bahwa sejak tahun 2001 penduduk kota binjai mengalami kenaikan. Bila diikuti maka perkembangan
penduduk kota Binjai sejak tahun 2001 sampai tahun 2007 menunjukkan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 2.22 . Pada tahun 2001, jumlah penduduk kota binjai
sebesar 215,523 jiwa dan pada tahun 2007, jumlah penduduknya menjadi 248,256 jiwa. Peningkatan sebesar 32,733 jiwa atau sebesar 15.19 pada 7 tahun
terakhir. Pertumbuhan laju penduduk terbesar terjadi pada tahun 2004 yang sebesar 3.93 . Selain disebabkan oleh meningkatnya angka kelahiran juga dipengaruhi oleh
faktor perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Dari tabel diatas kita juga bisa melihat bahwa kuantitas Kelompok Laki-laki
dan kelompok perempuan relatif seimbang di Kota binjai kuantitasnya lebih besar sedikit daripada kelompok perempuan. Persebaran penduduk berhubungan dengan
pola pemukiman suatu daerah. Beberapa faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk antara lain iklim,
letak dan bentuk dataran atau tanah, kesuburan tanah, sumber daya alam, sosial budaya dan teknologi. Apabila persebaran penduduk di setiap wilayah tidak merata
akibat langsung yang terlihat adalah kepadatan penduduk yang tidak merata. Kota dengan penduduk terpadat yaitu kota Jakarta. Kita bisa melihat bahwa kepadatan
penduduk didaerah tersebut menimbulkan banyak masalah diantaranya banyaknya pemukiman kumuh dan. Selain itu jika banyak masyarakatnya yang tidak
berpendidikan dan tidak bekerja maka tingkat kejahatan akan meningkat dan
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan akan berdampak juga kepada masalah lingkungan seperti masalah sampah.
Salah satu faktor yang menyebabkan penyebaran penduduk yang tidak merata adalah pembangunan sarana serta prasarana. Disamping itu juga karena daerah yang
ekonominya berkembang pesat. Biasanya penduduk akan pindah dari daerah asal untuk mencari penghidupan yang lebih baik di daerah perkotaan.
3.3. Kondisi Perekonomian