Keadaan Tata Pemerintahan Potensi Kota

Tabel 3.7 Perkembangan Jumlah Tabungan Masyarakat pada Bank Umum di Kota Binjai Tahun 2002 – 2007 Tahun Jumlah Tabungan Masyarakat Jutaan Rupiah 2002 352,718 2003 499,446 2004 530,040 2005 528,918 2006 587,706 2007 732,583 Sumber : SEKDA, Bank Indonesia cabang medan Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa perkembangan tabungan yang meningkat terus dari tahun 2001 sampai tahun 2004 kemudian mengalami sedikit penurunan pada tahun 2005 dan meningkat terus sampai tahun 2007.

3.7. Keadaan Tata Pemerintahan

Melalui publikasi hasil survei tentang tata pemerintahan yang baik yang diselenggarakan oleh Universitas Gajah Mada dan survei yang diselenggarakan di Universitas Sumatera Utara seluruh Indonesia oleh Bank Dunia. Penelitian ini mencakaup 5 aspek yaitu 1 Akuntabilitas, 2 Partisipasi, 3 Efektifitas, 4 Keadilan, dan 5 Transparansi. Tabel 3.8 Indeks Tata Pemerintahan yang Baik Keterangan Peringkat Kabupaten Kota Indeks Tata Pemerintahan yang Baik Tinggi 1 Kab. Semarang 81 2 Kab. Jepara 78 3 Kota Sukabumi 74 4 Kab.Cianjur 73 5 Kab. Malang 73 6 Kab.Gowa 71 7 Kab. Lebak 71 8 Kota Bandung 70 9 Kab. Jeneponto 70 10 Kab. Kudus 70 sedang 11 Kab. Karanganyar 65 12 Kab. Bandung 63 13 Kota Tebing Tinggi 60 14 Kota Malang 60 15 Kota Mojokerto 59 16 Kota Batu 58 17 Kab. Kediri 57 18 Kota Palopo 56 19 Kab. Klaten 55 20 Kab. Soppeng 54 21 Kab. Simalungun 53 rendah 22 Kab. Enrekang 50 23 Kab. Pangkajene Kepulauan 41 24 Kota Sibolga 35 25 Kota Binjai 32 Sumber : LGSP Maret 2008 Universitas Sumatera Utara Pemberian nilai dari indeks tata pemerintahan yang baik ini dibagi 3 yaitu 1 Nilai 0 – 50 dikategorikan rendah, 2 Nilai 51 – 65 dikategorikan sedang, dan 3 Nilai 66 – 100 dikategorikan tinggi. Dari tabel diatas bahwa binjai memiliki indeks tata pemerintahan yang rendah. Penelitian diatas menyimpulkan bahwa memperbaiki tata pemerintahan kini secara luas dianggap sebagai bagian yang penting dari strategi pembangunan yang komprehensif. Tata pemerintahan yang baik sangat berkorelasi dengan perkembangan ekonomi. Dengan itu diharapkan kota Binjai bisa lebih memperbaiki kelemahan- kelemahan yang ada agar kegiatan ekonomi yang ada di kota Binjai berjalan dengan baik.

3.8 Potensi Kota

Salah satu keuntungan yang dimiliki oleh kota Binjai adalah posisinya yang terletak di jalur lintas Sumatera. Jalur ini menghubungkan Kota Binjai dengan kota- kota lainnya inisialnya Kota Medan, Kabupaten Langkat dan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Dukungan sarana transportasi berupa infrastruktur dan sarana angkutan sangat penting dalam memperlancar arus distribusi barang. Selain itu, Kabupaten Langkat memiliki potensi sumber daya alam yang mendukung kota Binjai sebagai pusat dagang, di mana seluruh hasil bumi yang ada di Kabupaten Langkat bermuara di kota Binjai dan selanjutnya ke kota Medan. Kota Binjai juga selain sebagai kota dagang, kota Binjai dikenal pula sebagai kota rambutan karena buah rambutannya manis dan dagingnya segar. Rambutan dari Universitas Sumatera Utara kota Binjai dinikmati dan diakui sampai ke luar Pulau Sumatera. Luas areal perkebunan rambutan di Kota Binjai mencapai 425 Ha dengan jumlah produksi sekitar 2.400 ton per tahun. Usaha perkebunan rambutan ini umumnya dilakukan oleh penduduk secara tradisional. Oleh karena itu, bila musim panen tiba petani justru mengalami kerugian. Konsumen menginginkan buah ini dikonsumsi dalam keadaan segar, namun yang terjadi banyak buah rambutan yang busuk dan terbuang karena daya tampung pasar sangat terbatas dan sistem penyimpanan yang masih sederhana. Di sisi pengembangan industri, pemerintah daerah telah menetapkan kecamatan Binjai Utara dan Binjai Timur sebagai kawasan pembangunan industri besar, Kecamatan Binjai Barat dan Binjai Selatan sebagai kawasan pembangunan industri pertanian dan peternakan, dan semua lokasi Kecamatan untuk pembinaan industri skala sedang. Terkecuali, kawasan Binjai Kota untuk kawasan industri. Potensi harus dikembangkan terus agar kota Binjai semakin bagus perekonomiannya. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN