kemungkinan akan berdampak juga kepada masalah lingkungan seperti masalah sampah.
Salah satu faktor yang menyebabkan penyebaran penduduk yang tidak merata adalah pembangunan sarana serta prasarana. Disamping itu juga karena daerah yang
ekonominya berkembang pesat. Biasanya penduduk akan pindah dari daerah asal untuk mencari penghidupan yang lebih baik di daerah perkotaan.
3.3. Kondisi Perekonomian
Daerah komersial dan pusat perekonomian serta pusat pemerintahan terutama berpusat di wilayah Kecamatan Binjai Kota. Kawasan perindustrian dipusatkan di
daerah Binjai Utara, sedangkan di sebelah timur dan selatan adalah daerah konsentrasi pertanian. Daerah pengembangan peternakan dipusatkan di kawasan
Binjai Barat. Kawasan Industri Binjai di Kecamatan Binjai Utara direncanakan di Kelurahan Cengkeh Turi dengan luas wilayah 300 ha. Binjai juga adalah penghasil
minyak bumi dan gas ditandai dengan kawasan eksplorasi minyak bumi dan gas alam di kawasan Tandam Hilir, Kecamatan Binjai Utara.
Secara umum ada empat sektor yang cukup dominan dalam pembentukan total PDRB Kota Binjai yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan, Hotel
dan Restoran, Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Jasa - jasa
Bidang perkebunan tentu saja yang menjadi perhatian adalah perkebunan rambutan yang mencapai 425 ha dengan kapasitas produksi 2.400 ton per tahun.
Universitas Sumatera Utara
Selain sebagai buah segar, buah rambutan juga diolah menjadi selai atau buah kaleng. Sayangnya, kapasitas sebesar ini tidak dibarengi dengan modernisasi industri
pengolahan rambutan menjadi komoditi unggulan yang bernilai plus dibandingkan dengan hanya menjual buah rambutan itu sendiri, misalnya industri pengalengan
rambutan dengan jalur pemasaran yang komplit. Beberapa potensi wilayah dari Kota Binjai ini adalah di sektor pertanian,
terutama tanaman padi, dimana pada tahun 2002 jumlah produksinya mencapai 22.266 ton meningkat menjadi 6,800 ton dengan luas panen 1,182 Ha pada
tahun 2006 kemudian menjadi sebesar 3,132 Ha dengan produksi sebesar 30,792 ton. Data tahun 1999 menunjukkan bahwa 29 dari total kegiatan perekonomian
di Kotamadya Binjai bersumber dari sektor perdagangan dan jasa. Sedangkan sektor industri menyumbang nilai 23 dari total kegiatan perekonomian tadi. Pendapatan
per kapita penduduk Binjai adalah sebesar Rp. 3,3 juta, sayang angka ini masih berada di bawah rata-rata pendapatan per kapita propinsi Sumatra Utara yang
besarnya Rp. 4,9 juta. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Binjai atas dasar harga tetap sebesar
5,68 persen pada tahun 2007. Hal ini menunjukkan kenaikan yang cukup baik jika dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 5,32 persen.
Pada tahun 2007 PDRB Kota Binjai atas dasar harga berlaku bernilai 3,230,900.82 juta rupiah atau secara absolut naik sebesar 1,907,211.48 juta Rupiah
jika dibandingkan dengan tahun 2001 sebesar 1,323,689.34 juta rupiah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Kontribusi menurut Sektor Lapangan Usaha terhadap PDRB
di Kota Binjai Tahun 2001 – 2007
SEKTOR Kontribusi menurut Lapangan Usaha
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007
Pertanian 9.49
9.55 8.22
7.49 6.59
5.95 5.56
Pertambangan dan Penggalian
0.24 0.24
1.90 4.94
7.61 7.59
7.48 Manufaktur
27.25 25.43
25.23 24.52
23.58 23.23
22.78 Listrik, Gas dan Air
1.40 1.73
1.92 1.88
1.83 1.87
1.91 Bangunan
7.99 7.90
7.36 7.42
7.47 7.65
8.15 Perdagangan, Hotel dan
Restoran 19.66
19.04 19.13
18.14 17.35
18.10 18.25
Angkutan dan Komunikasi 3.69
4.37 4.47
4.57 4.75
4.80 4.93
Keuangan dan Perbankan 16.65
17.15 16.79
16.66 17.11
17.47 15.53
Jasa 13.63
14.57 14.98
14.38 13.72
13.35 12.98
Jumlah 100
100 100
100 100
100 100
Sumber : BPS Sumut Dari tabel diatas pada tahun 2001, kontribusi yang cukup signifikan
membangun perekonomian Kota Binjai yaitu sektor industri pengolahan manufaktur 27.25, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan 19.66, dan sektor keuangan
Universitas Sumatera Utara
dan perbankan 16,65. Sedangkan sektor lainnya 36.44 meliputi sektor jasa, pertanian, Bangunan, Angkutan dan Komunikasi, Listrik, Gas dan Air dan
Penggalian. Sedangkan pada tahun 2007, Persentase terbesar masih disumbangkan oleh
sektor Industri pengolahanmanufaktur sebesar 22.78 menurun dibandingkan tahun 2001. Sektor ini terus mengalami penurunan dari tahun 2001 sampai tahun 2007. Hal
ini juga dialami oleh sektor pertanian yang relatif mengecil kontribusinya dari 9.49 dari tahun 2001 menjadi 5.56 pada tahun 2007 atau turun sebesar 3.93 .
Tabel 3.4 Jumlah Bank Umum dan BPR Tahun 2007
Kota Bank Umum
BPR Medan
200 7
Binjai 12
1
SUMUT
337 85
Sumber : Bank Indonesia Cabang Medan Tabel 3.4 diatas memberikan gambaran jumlah Bank Umum dan BPR di Kota
Medan, kota Binjai dan Provinsi SUMUT. Tabel diatas tidak termasuk kantor cabang pembantu, kantor kas dan BRI unit. Persentase jumlah bank umum yang ada di kota
Binjai per Provinsi SUMUT sebesar 3.56 . Sangat jauh jika dibandingkan dengan kota Medan yang persentasenya sebesar 59.35 .
Universitas Sumatera Utara
Jumlah bank umum di kota Binjai berjumlah 12 bank umum. Kedua belas bank umum tersebut yaitu : 1 Bank SUMUT, 2 Bank Muamalat, 3 BRI, 4 Bank
Mandiri, 5 Bank Niaga, 6 Bank BCA, 7 Bank Permata, 8 Lippobank, 9 Bank Danamon, 10 Bank BTPN, dimana kesepuluh bank umum ini berlokasi di jalan Jend.
Sudirman. Sedangkan 11 Bank Syari’ah Mandiri berlokasi di jalan Sutomo dan 12 BNI 46 yang berlokasi di jalan Soekarno Hatta.
Dari keadaan ini, maka hal ini dapat dimaklumi jika banyak masyarakat kota Medan yang menabung di kota Medan Karena mereka dimanjakan oleh banyaknya
jumlah bank umum sehingga lebih banyak pilihan.
3.4 Perkembangan PDRB per Kapita