Alat Pengumpulan Data Analisis Yuridis Hak Istri Ke-2, Dan Seterusnya Atas Harta Perkawinan Dalam Perkawinan Poligami Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

4. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data akan sangat menentukan hasil penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan penelitian ini dapat tercapai. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang objektif dan dapat dibuktikan kebenarannya serta dapat dipertanggung jawabkan hasilnya maka dalam penelitian akan dipergunakan alat pengumpulan data sebagai berikut :

a. Studi Dokumen

Studi dokumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menghimpun data dengan melakukan penelaahan bahan-bahan kepustakaan yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier.

b. Wawancara

Wawancara akan dilakukan pada informan sebagai narasumber yaitu Ketua Pengadilan Agama Medan, sebagai narasumber yang mempunyai informasi yang memberikan keterangan-keterangan demi menjawab permasalahan dalam penelitian ini sebagai data penunjang. Pemilihan Ketua Pengadilan Agama Medan adalah untuk lebih mempermudah penulis dalam melakukan penelitian dikarenakan Pengadilan Agama Medan akan memiliki lebih banyak perkara khususnya poligami dibandingkan dengan kota-kota lain yang ada di propinsi sumatera utara Universitas Sumatera Utara dikarenakan medan merupakan kota terbesar yang ada di propinsi sumatera utara. 5. Analisis Data Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan menguraikan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan data. 49 Data yang telah dikumpulkan baik dari penelitian kepustakaan maupun data yang diperoleh di lapangan, selanjutnya akan dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Analisis kualitatif yaitu metode analisis data yang mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian lapangan menurut kualitas dan kebenarannya. Kemudian analisis itu akan dihubungkan dengan teori-teori yang diperoleh dari studi kepustakaan. Dalam melakukan penarikan kesimpulan maka akan menggunakan logika berfikir indukti ke deduktif. Dengan logika berfikir tersebut diharapkan akan diperoleh jawaban permasalahan dalam penelitian ini. 49 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Ramaja Rosdakarya Bandung, Tahun 1993, hal. 103 Universitas Sumatera Utara

BAB II HAK ISTRI KE-2 DAN SETERUSNYA ATAS HARTA PERKAWINANNYA

MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN BILA PERKAWINANNYA PUTUS

A. Putusnya Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Pada dasarnya dilakukannya suatu perkawinan adalah bertujuan untuk selama- lamanya. Tetapi ada sebab-sebab tertentu yang mengakibatkan perkawinan tidak dapat diteruskan. Menurut Pasal 38 Undang-Undang Perkawinan perkawinan dapat putus dikarenakan tiga hal, yaitu : 1. Kematian. 2. Perceraian, dan 3. Atas Keputusan Pengadilan. 50

1. Putusnya Perkawinan Karena Kematian