Rumusan Masalah Jenis Penelitian Lokasi Penelitian Batasan Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

7 pertimbangan penelitian. Sedangkan variabel audittenure, karena dalam penelitianSihombing Mutiara 2012 dan Astrini 2013 variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Berdasarkan uraian di atas, maka adapun judul penelitian ini adalah: “PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, PERGANTIAN MANAJEMEN, OPINI AUDIT, UKURAN KAP, AUDIT TENURE, FEE AUDIT TERHADAP AUDITORSWITCHING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:Apakah financial distress, pergantian manajemen, opini audit, ukuran KAP, audit tenure, fee audit berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan dan manfaat penelitian ini adalah:

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh financial distress, pergantian manajemen, opini audit, ukuran KAP, audit tenure, fee audit baik 8 secara parsial maupun simultan terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikanmanfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Bagi Penulis Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis mengenai auditor switching. 2. Bagi Akademisi Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pendapat dan wawasan terkini terhadap pengembangan pengauditan khususnya mengenai auditor switching. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi dan informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai auditor switching. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Auditor Switching

Auditor switching merupakan perpindahan auditor yang dilakukan oleh perusahaan karena adanya kewajiban rotasi auditor. Auditor switchingdimaksudkan untuk menjaga independensi auditor agar tetap obyektif dalam mengaudit laporan keuangan klien. Ketentuan mengenai auditor switchingtelah diatur dalam regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 359PMK.062003 pasal 6 dan kemudian diperbaharui pada tahun 2008 dengan KMK No. 17PMK.012008. Ketika klien mencari auditor yang baru, maka pada saat itu informasi yang dimiliki oleh klien lebih besar dibandingkan dengan informasi yang dimiliki auditor karena klien pasti memilih auditor yang kemungkinan besar akan lebih mudah untuk sepakat tentang praktek akuntansi mereka. Sementara itu, auditor kemungkinan tidak memiliki informasi yang lengkap tentang kliennya. Jika auditor bersedia menerima klien baru, maka hal ini dapat disebabkan karena auditor telah mengetahui informasi tentang klien baru tersebut atau auditor menerima klien baru untuk alasan lain, seperti keuangan. Maka jelas bahwa dalam pergantian auditor seperti hal tersebut disebut voluntary auditor switching pergantian auditor secara sukarela, perhatian pada alasan mengapa klien menganti auditor, dan mengapa auditor bersedia menerima klien baru. 10 Perusahaan juga melakukan voluntary auditor switching pada saat industri yang sama sedang bersaing dalam mempekerjakan auditor yang mempunyai reputasi tinggi, hal itu dilakukan untuk menaikkan nilai perusahaan di mata pengguna laporan keuangan. Menurut General Accounting Office GAO, 2003 dalam Azmi 2014 “menyatakan bahwa untuk memberi manfaat pada cara pandang baru fresh look, perusahaan menunjuk KAP baru untuk melakukan jasa audit atas laporan keuangan mereka”. Maka, sangat jelas voluntary auditor switching layak untuk dinalisa karena mengapa perusahaan mengganti auditornya di saat masa audit yang ditentukan pemerintah belum habis.

2.1.2 Financial Distress

Penelitian yang dilakukan oleh Hofer 1980 dan Whitaker 1999 dalam Wijayanti 2010 mendefinisikan “financial distress sebagai suatu kondisi perusahaan mengalami laba bersih net income negatif selama beberapa tahun. Kerugian utama perusahaan yang mempunyai tingkat hutang yang lebih tinggi adalah peningkatan resiko kesulitan keuangan, dan akhirnya likuidasi”. Hal ini mungkin mempunyai pengaruh merugikan bagi pemilik ekuitas dan hutang menurut Net, el Africa, 2002 dalam Zulen 2013 akibat kesulitan keuangan sebagai berikut: 1. Resiko biaya kesulitan keuangan mempunyai dampak negatif terhadap nilai perusahaan yang mengoffset nilai pembebasan pajak trax relief atas peningkatan level hutang. 2. Jika pun manajer perusahaan menghindarkan likuidasi ketika kesulitan, hubungannya dengan suplier, pelanggan, pekerja, dan kreditor menjadi rusak parah. 11 3. Suplier penyedia barang dan jasa secara kredit mungkin lebih berhati-hati atau bahkan menghentikan pasokan sama sekali, jika mereka yakin tidak ada kesempatan peningkatan perusahaan dalam beberapa bulan. 4. Pelanggan mungkin mengembangkan hubungan dengan suplier mereka, dan merencanakan sendiri produksi mereka dengan andaian ada keberlanjutan dari hubungan tersebut. Adanya keraguan tentang longevity perusahaan tidak menjamin kontrak yang baik. Pelanggan umumnya menginginkan jaminan bahwa perusahaan cukup stabil untuk menepati janji.

2.1.3 Pergantian Manajemen

Manajemen dapat berupa para pejabat perusahaan, pengawas perusahaan, dan orang-orang penting yang berada dalam suatu perusahaan. Pergantian manajemen merupakan pergantian direksi suatu perusahaan. Pergantian Manajemen biasanya disebabkan karena keputusan dari Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Keputusan pergantian manajemen juga bisa disebabkan oleh keinginan manajemen pribadi yang ingin berhenti. Apabila perusahaan melakukan pergantian manajemen, maka akan menimbulkan adanya perubahan dalam kebijakan perusahaan dalam berbagai bidang salah satunya dapat merotasi auditornya disebabkan oleh segala pemikiran direksi yang baru.

2.1.4 Opini Audit

Opini audit merupakan pernyataan atas suatu asersi yang dikeluarkan oleh auditor atas kewajaran laporan keuangan klien apakah sesuai dengan Standar Audit dan temuan auditor. Opini audit dibuat di dalam suatu laporan auditor. Laporan auditor bentuk baku berisi tentang semua hal yang material, posisi keuangan suatu entitas, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ditetapkan di Indonesia. Menurut Mulyadi 2002, ada 5 lima tipe pendapat audit, yaitu: 12 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified audit opinion, diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit, dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum PABU dalam penyusunan laporan keuangan. 2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan unqualified opinion report with explanatory language, diberikan auditor jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan misalnya perubahan metode depresiasi. 3. Pendapat wajar dengan pengecualian qualified audit opinion, diberikan oleh auditor jika laporan keuangan yang disajikan klien adalah wajar. 4. Pendapat tidak wajar adverse opinion report, diberikan auditor jika laporan kauangan klien tidak disusun berdasarkan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum PABU sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien. 5. Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat disclaimer of opinion report, karena auditor tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan.

2.1.5 Ukuran KAP

Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP yang dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan Big 4 dan KAP yang tidak berafiliasi dengan Big 4. Ukuran KAP biasanya dikaitkan dengan kualitas audit. Watts dan Zimmerman 1986, juga dalam Wijayani 2011 menyatakan bahwa ukuran auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dengan demikian, diperkirakan bahwa dibandingkan dengan KAP kecil, KAP besar mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi. Wijayanti 2010 juga menyatakan bahwa perusahaan akan lebih memilih KAP dengan kualitas yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan untuk meningkatkan reputasi perusahaan di mata pemakai laporan keuangan. 13

2.1.6 Audit Tenure

Audit tenure merupakan panjangnya masa auditor dalam suatu perusahaan. Hal ini berkaitan dengan pergantian auditor secara wajib dan secara sukarela, kedua hal tersebut dapat dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian. Ketika klien mengganti auditornya saat tidak ada aturan yang mengharuskan pergantian dilakukan, yang terjadi adalah salah satu dari dua hal: auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh klien. Manapun di antara keduanya yang terjadi, perhatian adalah alasan mengapa peristiwa itu terjadi dan kemana klien tersebut akan berpindah. Jika alasan pergantian tersebut adalah karena ketidaksepakatan atas praktek akuntansi tertentu, maka diasumsikan klien akan pindah ke auditor dengan kesepakatan. Jadi, fokus perhatian peneliti adalah pada klien. Sebaliknya, ketika pergantian auditor terjadi karena peraturan yang membatasi tenure, maka perhatian utama beralih kepada auditor, tidak lagi pada klien. Berbeda dengan pergantian sukarela yang dapat terjadi karena konflik antara klien dengan auditor, pada pergantian secara wajib yang terjadi adalah pemisahan paksa oleh peraturan seperti Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17PMK.012008pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik” yang telah dijelaskan sebelumnya. Brody dan Moscove 1998 dalam Azmi 2014 “menyatakan bahwa rotasi auditor akan meningkatkan kualitas audit dan independensi audit melalui suatu pengurangan pengaruh klien terhadap auditor”. Tingkat independensi auditor semakin lama akan semakin menurun seiring dengan lamanya hubungan perikatan antara auditor dengan klien. Independensi auditor akan berpengaruh pada tingkat kualitas audit yang diberikan. 14 Knapp 1991 dalam Azmi 2014 mengemukakan sebuah pandangan bahwa kualitas audit berhubungan positif dengan masa jabatan auditor hanya jika masa jabatan auditor dengan klien ditentukan selama 5 tahun. Sebaliknya, kualitas audit berepengaruh negatif jika dihubungkan dengan masa jabatan auditor dengan tenure lebih dari 5 tahun. Pada bulan Juli 2003. Federasi Akuntan Internasional IFAC mengeluarkan suatu dokumen yang dinamakan Rebuilding Public Confidence in Financial Reporting, dokumen tersebut menjelaskan bahwa hubungan dalam jangka waktu yang panjang antara auditor dengan klien dapat mengancam independensi dari auditor itu dalam memberikan jasa auditnya. Pernyataan tersebut dikarenakan kekerabatan yang berlebihan itu dapat mengakibatkan keragu-raguan atau kepuasan auditor untuk menghadapi tantangan sewajarnya. Dengan demikian, untuk mengurangi tingkatan keragu-raguan diperlukan suatu audit yang efektif IFAC, 2003 dalam Azmi, 2014. Louwers 1998 dalam Azmi 2014 juga menemukan bahwa lamanya hubungan auditor-klien mempengaruhi kecenderungan auditor untuk menegluarkan opini going-concern. Karenanya, regulator menyatakan bahwa rotasi auditor dapat meningkatkan kualitas audit dan meningkatkan kualitas proses pelaporan keuangan Chi dan Huang, 2004.

2.1.7 Fee Audit

Fee audit adalah honorarium atau upah yang dibebankan oleh akuntan publik kepada perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik terhadap laporan keuangan. Fee audit merupakan hal yang tidak kalah pentingnya 15 dalam penerimaan penugasan audit. Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung oleh risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan, dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi. Masyarakat pada umumnya cenderung mengasosiasikan harga yang mahal sebanding dengan kualitas yang didapatkan, dan sebaliknya. Seorang auditor tentunya bekerja untuk memperoleh penghasilan yang memadai. Oleh sebab itu, penentuan fee audit harus disepakati bersama baik oleh klien maupun auditor tersebut. Pengurangan fee audit telah diidentifikasi dalam penelitian sebelumnya sebagai alasan utama dalam auditor switching.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian Sihombing Mutiara 2012 menggunakan variabel independen ukuran KAP, ukuran klien, tingkat pertumbuhan klien, financial distress, audit tenure, dewan komisaris, opini audit, maka variabel yang berpengaruh hanya audit tenure saja. Sedangkan Wijayanti 2010 menggunakan variabel independennya berupa ukuran KAP, ukuran klien, tingkat pertumbuhan klien, financial distress, pergantian manajemen, opini audit, fee audit, variabel yang signifikan adalah ukuran KAP dan fee audit. Dan untuk Astrini 2013 menggunakan variabel independen reputasi auditor, pergantian manajemen, financial distress, opini akuntan, audit tenure,variabel yang berpengaruh hanya variabel audit tenure saja sama seperti 16 penelitian Sihombing Mutiara 2012. Peneliti yang terakhir adalah Wijaya2010 menggunakan variabel independen financial distress, pergantian manajemen, opini audit, ukuran KAP, dan yang berpengaruh terhadap auditor switching adalah opini audit dan ukuran KAP. Dari keempat penelitian terdahulu di atas peneliti berharap mempunyai hasil yang berbeda dengan peneliti sebelumnya. Ringkasan dari penelitian terdahulu dapat dilihat di tabel 2.1 di bawah ini: Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Sihombing Mutiara 2012 Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia Ukuran KAP KAP, ukuran klien, tingkat pertumbuhan klien, financial distressZ, audit tenureTENURE, dewan komisaris, dan jenis opini audit Audit tenure berpengaruh signifikan terhadap auditor switching 2. Wijayanti 2010 Analisis Hubungan Auditor Klien: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching di IndonesiaStudi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI Ukuran KAP, ukuran klien, tingkat pertumbuhan klien, financial distress, pergantian manajemen CEO, opini audit OPINI, fee audit FEE Ukuran KAP, fee audit berpengaruh signifikan terhadap auditor switching 3. Astrini 2013 Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switching secara voluntary Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI Reputasi auditor, pergantian manajemen, financial distress, opini akuntan, audit tenure, dan auditor switching secara voluntary Audit tenureberpengaruh signifikan terhadap auditor switching Sumber: Peneliti 17 No. Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian 4. Wijaya 2010 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor Oleh Klien Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI Financial distress, pergantian manajemen, opini audit, ukuran KAP Opini audit, ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap auditor switching Sumber: Peneliti 2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian Berdasarkan penjelasan mengenai masing-masing faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching, maka kerangka konseptual dan hipotesis penelitian ini adalah:

2.3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sebuah gambar atau bagan yang menggambarkan keseluruhan variabel dan hipotesis suatu penelitian. Dari seluruh variabel yang telah dijelaskan sebelumnya, maka bentuk dari kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah: 18 H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 Gambar 2.3.1 Kerangka Konseptual 2.3.1.1 Financial Distress Kondisi keuangan perusahaan merupakan gambaran atas kinerja dari perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan klien memiliki peran penting terhadap pengambilan keputusan dalam mempertahankan perusahaan audit, dan menyebabkan klien berpindah ke auditor lain, karena perusahaan membutuhkan FINANCIAL DISTRESS X 1 PERGANTIAN MANAJEMEN X 2 OPINI AUDIT X 3 UKURAN KAP X 4 AUDIT TENURE X 5 FEE AUDIT X 6 AUDITOR SWITCHING Y 19 auditor yang mampu memberikan penilaian laporan keuangan sesuai keinginan perusahaan tersebut.

2.3.1.2 Pergantian Manajemen

Manajemen menuntut auditor untuk dapat memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat. Menurut Wijayanti 2010 menyatakan bahwa “perusahaan yang melakukan pergantian manajemen akan mengganti KAP mereka karena manajemen akan mencari KAP yang sesuai dengan keinginan perusahaan”.

2.3.1.3 Opini Audit

Manajemen akan mengakhiri hubungan mereka dengan auditor jika opini yang tidak diharapkan oleh perusahaan atas laporan keuangannya dikeluarkan oleh auditor mereka. Menurut Chow dan Rice 1982 dalam Azmi 2014 mendapatkan bukti empiris bahwa “perusahaan cenderung berpindah KAP setelah menerima qualified opinion atas laporan keuangannya”. Semakin besar keinginan auditor untuk menerbitkan opini selain wajar tanpa pengecualian kepada perusahaan kliennya, semakin besar pula kecenderungan perusahaan tersebut untuk melakukan auditor switching. 2.3.1.4 Ukuran KAP Manajemen perusahaan akan mencari KAP yang berkualitas tinggi karena investor dan pemakai laporan keuangan cenderung mengandalkan reputasi auditor sebagai indikator kredibilitas laporan keuangan Barton, 2005, dalam Wijayani, 2011. Expertise KAP merupakan salah satu atribut dalam servis KAP besar 20 Wijayani, 2011. Adanya faktor expertise itu akan menentukan perubahan auditor oleh perusahaan sehingga perusahaan lebih memilih KAP besar. Wibowo dan Hilda 2009 dalam Wijayanti 2010 berpendapat bahwa KAP besar mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit dibandingkan KAP kecil, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi. Menurut Wijayanti 2010, perusahaan akan lebih memilih KAP dengan kualitas yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan untuk meningkatkan reputasi perusahaan di mata pemakai laporan keuangan. KAP yang besar biasanya memiliki reputasi tinggi dalam lingkungan bisnis, sehingga mereka akan selalu berusaha mempertahankan independensi. Berdasarkan argumen di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan lebih memilih KAP besar yang dianggap lebih berkualitas dibandingkan KAP kecil. Oleh karena itu, perusahaan yang telah menggunakan jasa KAP besar memiliki kemungkinan kecil untuk berganti KAP.

2.3.1.5 Audit Tenure

Audit Tenure adalah masa perikatan audit dari Kantor Akuntan Publik KAP dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Lamanya audit tenure dengan klien akan berdampak buruk terhadap independennya seorang auditor. Menurut Sihombing Mutiara 2012 menyatakan bahwa: Seorang partner yang memperoleh penugasan audit lebih dari lima tahun pada klien tertentu dianggap terlalu lama sehingga dimungkinkan memiliki pengaruh yang negatif terhadap independensi auditor. Karena semakin lama hubungan auditor dengan klien akan menyebabkan timbulnya ikatan emosional yang cukup kuat dan jika hal ini terjadi, maka seorang auditor yang seharusnya bersikap independen dalam memberikan opininya menjadi cenderung tidak independen. 21 Karena adanya peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai panjangnya masa audit di dalam perusahaan, kemungkinan perusahaan akan mengganti auditornya.

2.3.1.6 Fee Audit

Krishnan dan Ye 2005 dalam Damayanti dan Sudarma 2007 menyatakan bahwa penunjukan KAP oleh perusahaan, yang diwakili oleh pemegang saham, berhubungan dengan total fees yang mereka bayarkan. Dorongan untuk berpindah KAP dapat disebabkan oleh fee audit yang relatif tinggi yang ditawarkan oleh suatu KAP pada perusahaan sehingga tidak ada kesepakatan antara perusahaan dengan KAP tentang besarnya fee audit dan dapat mendorong perusahaan untuk berpindah kepada KAP yang lain Schwartz dan Menon, 1985 dalam Wijayanti, 2010.

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Dari gambar kerangka konseptual di atas, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut: H1: Financial Distress berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI H2: Pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI H3: Opini audit berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 22 H4: Ukuran KAP berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI H5: Audit tenure berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI H6: Fee Audit berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI H7: Financial Distress, Pergantian Manajemen, Opini Audit, Ukuran KAP, Audit tenure, Fee Audit berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 23 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausalitas yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan serta pengaruh antara dua atau lebih gejala atau variabel. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh financial distress, pergantian manajemen, opini audit, ukuran KAP, audit tenure, feetaudit terhadap auditorswitching dengan menggunakan data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan periode 2010-2013.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data-data sekunder yang diakses dari website Bursa Efek Indonesia BEI.

3.3 Batasan Penelitian

1. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data dari tahun 2010- 2013. Penggunaan data pada tahun 2010-2013 berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan yang ditelah diaudit audited dan dipublikasikan. 24 2. Perusahaan yang diteliti adalah manufaktur yang terdaftar listing di Bursa Efek Indonesia BEI dan tidak mengalami delisting. 3. Faktor-faktor yang diteliti adalah financial distress, pergantian manajemen, opini audit, ukuran KAP, audit tenure, fee audit. 4. Data yang diperlukan tersedia.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan objek yang ditentukan oleh peneliti, sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut setelah mengalami proses seleksi dari batasan dan kriteria yang ditentukan oleh peneliti, yang kemudian sampel tersebut dianalisis oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode waktu 2010-2013. Alasan penggunaan sampel pada tahun 2010-2013 adalah untuk memberikan gambaran keuangan terkini dari setiap perusahaan. Dasar penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sampel yang memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan. Metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yang merupakan metode pengumpulan sampel berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria sampel yang digunakan adalah: 1. Persahaan manufaktur yang terdaftar listing di BEI pada tahun 2010-2013. 2. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan yang telah diaudit yang memberikan informasi lengkapberupa Total aset, Market Value of Equity, Aset lancar, Utang lancar, Earning before interest tax, Total liabilities, nama KAP, nama CEO, dan opini audit yang diberikan pada periode penelitian 2010-2013. 25 3. Perusahaan yang pernah mengalami pergantian KAP selama periode penelitian 2010-2013. Jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia BEI selama periode 2010-2013 berjumlah 141 perusahaan manufaktur. Dari 141perusahaan tersebut terdapat 564 pengamatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia BEI, perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2013 yang dijadikan sampel penelitian adalah sebanyak 34 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah sebanyak 136 pengamatan. Daftar populasi dan sampel yang telah melalui proses seleksi dijelaskan pada tabel 3.1, yaitu sebagai berikut: Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel 1 2 3 Sektor Industri Dasar dan Kimia 1. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP √ √ X 2. PT Semen Baturaja Persero Tbk SMBR X X X 3. PT Holcim Indonesia Tbk SMCB √ √ X 4. PT Semen Indonesia Tbk SMGR √ √ √ Sampel 1 5. PT Wijaya Karya Beton Tbk WTON X X X 6. PT Asahimas Flat Glass Tbk AMFG √ √ X 7. PT Arwana Citra Mulia Tbk ARNA √ √ X 8. PT Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk IKAI √ X X 9. PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS √ √ √ Sampel 2 10. PT Mulia Industrindo Tbk MLIA √ √ X 11. PT Surya Toto Indonesia Tbk TOTO √ √ X 12. PT Alakasa Industrindo Tbk ALKA √ √ √ Sampel 3 13. PT Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI √ √ X 14. PT Saranacentral Bajatama Tbk BAJA √ X X 15. PT Beton Jaya Manunggal Tbk BTON √ √ X 26 16. PT Citra Turbindo Tbk CTBN √ √ X 17. PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk GDST √ √ X 18. PT Indal Aluminium Industry Tbk INAI √ √ X 19. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk ISSP √ X X 20. PT Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk JKSW √ √ √ Sampel 4 21. PT Jaya Pari Steel Tbk JPRS √ √ X 22. PT Krakatau Steel Tbk KRAS √ √ X 23. PT Lion Metal Works Tbk LION √ √ X No. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel 1 2 3 24. PT Lionmesh Prima Tbk LMSH √ √ X 25. PT Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL √ √ √ Sampel 5 26. PT Pelangi Indah Canindo Tbk PICO √ X X 27. PT Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS √ √ X 28. PT Barito Pasific Tbk BRPT √ √ X 29. PT Budi Acid Jaya Tbk BUDI √ √ X 30. PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS √ √ √ Sampel 6 31. PT Ekadharma International Tbk EKAD √ √ √ Sampel 7 32. PT Eterindo Wahanatama Tbk ETWA √ X X 33. PT Intan Wijaya International Tbk INCI √ X X 34. PT Sorini Agro Asia Corprindo Tbk SOBI √ √ √ Sampel 8 35. PT Indo Acitama Tbk SRSN √ √ X 36. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk TPIA √ √ X 37. PT Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC √ √ X 38. PT Alam Karya Unggul Tbk AKKU √ √ √ Sampel 9 39. PT Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI √ X X 40. PT Asiaplast Industries Tbk APLI √ √ √ Sampel 10 41. PT Berlina Tbk BRNA √ √ √ Sampel 11 42. PT Titan Kimia Nusantara Tbk FPNI √ √ √ Sampel 12 43. PT Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR √ √ √ Sampel 13 44. PT Impack Pratama Industri Tbk IMPC X X X 45. PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL √ √ X 46. PT Sekawan Intipratama Tbk SIAP √ √ X 47. PT Siwani Makmur Tbk SIMA √ X X 48. PT Tunas Alfin Tbk TPFA √ X X 49. PT Trias Sentosa Tbk TRST √ √ X 50. PT Yana Prima Hasta Persada Tbk YPAS √ √ √ Sampel 14 51. PT Charoen Pokphand Indonesia CPIN √ √ X 27 Tbk 52. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA √ √ X 53. PT Malindo Feedmill Tbk MAIN √ √ X 54. PT Siearad Produce Tbk SIPD √ √ X 55. PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI √ √ √ Sampel 15 56. PT Tirta Mahakam Resources Tbk TIRT √ √ √ Sampel 16 57. PT Alkindo Naratama Tbk ALDO √ X X 58. PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk DAJK √ X X 59. PT Fajar Surya Wisesa Tbk FASW √ √ X No. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel 1 2 3 60. PT Indah Kiat Pulp Paper Tbk INKP √ √ X 61. PT Toba Pulp Lestari Tbk INRU √ √ √ Sampel 17 62. PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk KBRI √ X X 63. PT Suparma Tbk SPMA √ √ X 64. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM √ √ X Sektor Aneka Industri 65. PT Grand Kartech Tbk KRAH √ X X 66. PT Astra International Tbk ASII √ √ X 67. PT Astra Otoparts Tbk AUTO √ √ X 68. PT Indo Kordsa Tbk BRAM √ √ X 69. PT Goodyear Indonesia Tbk GDYR √ X X 70. PT Gajah Tunggal Tbk GJTL √ √ X 71. PT Indomobil Sukses International Tbk IMAS √ √ X 72. PT Indospring Tbk INDS √ √ √ Sampel 18 73. PT Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN √ √ X 74. PT Multistrada Arah Sarana Tbk MASA √ √ X 75. PT Nipress Tbk NIPS √ X X 76. PT Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS √ √ √ Sampel 19 77. PT Selamat Sempurna Tbk SMSM √ √ √ Sampel 20 78. PT Polychem Indonesia Tbk ADMG √ √ X 79. PT Argo Pantes Tbk ARGO √ √ √ Sampel 21 80. PT Century Textile Industry Tbk CNTX √ √ X 81. PT Eratex Djaya Tbk ERTX √ √ X 82. PT Ever Shine Tex Tbk ESTI √ √ X 83. PT Panasia Indo Resources Tbk HDTX √ √ √ Sampel 22 84. PT Indo Rama Synthetic Tbk INDR √ √ X 85. PT Apac Citra Centertex Tbk MYTX √ √ X 86. PT Pan Brothers Tbk PBRX √ √ √ Sampel 23 87. PT Asia Pasific Fibers Tbk POLY √ √ √ Sampel 24 88. PT Ricky Putra Globalindo Tbk RICY √ X X 28 89. PT Sri Rejeki Isman Tbk SRIL √ X X 90. PT Sunson Textile Manufacturer Tbk SSTM √ √ √ Sampel 25 91. PT Star Petrochem Tbk STAR √ X X 92. PT Tifico Fiber Indonesia Tbk TFCO √ √ X 93. PT Trisula International Tbk TRIS √ X X 94. PT Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT √ X X 95. PT Unitex Tbk UNTX √ √ √ Sampel 26 96. PT Sepatu Bata Tbk BATA √ √ X 97. PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk BIMA √ √ √ Sampel 27 No. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel 1 2 3 98. PT Sumi Indo Kabel Tbk IKBI √ √ X 99. PT Jembo Cable Company Tbk JECC √ √ X 100. PT KMI Wire and Cable Tbk KBLI √ √ X 101. PT Kabelindo Murni Tbk KBLM √ X X 102. PT Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk SCCO √ X X 103. PT Voksel Electric Tbk VOKS √ √ √ Sampel 28 104. PT Sat Nusa Persada Tbk PTSN √ √ X Sektor Industri Barang Konsumsi 105. PT Akasha Wira International Tbk ADES √ √ X 106. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA √ √ X 107. PT Tri Banyan Tirta Tbk ALTO √ X X 108. PT Cahaya Kalbar Tbk CEKA √ √ X 109. PT Delta Djakarta Tbk DLTA √ √ X 110. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP √ √ X 111. PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF √ √ X 112. PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI √ √ √ Sampel 29 113. PT Mayora Indan Tbk MYOR √ √ X 114. PT Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN √ X X 115. PT Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI √ √ X 116. PT Sekar Bumi Tbk SKBM √ X X 117. PT Sekar Laut Tbk SKLT √ √ X 118. PT Siantar Top Tbk STTP √ √ √ Sampel 30 119. PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk ULTJ √ √ √ Sampel 31 120. PT Gudang Garam Tbk GGRM √ √ X 121. PT Handjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP √ √ X 122. PT Bentoel International Investama Tbk RMBA √ √ X 123. PT Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM √ X X 29 124. PT Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA √ √ X 125. PT Indofarma Persero Tbk INAF √ √ √ Sampel 32 126. PT Kimia Farma Persero Tbk KAEF √ √ √ Sampel 33 127. PT Kalbe Farma Tbk KLBF √ √ X 128. PT Merck Indonesia Tbk MERK √ √ X 129. PT Pyridam Farma Tbk PYFA √ √ X 130. PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk SCPI √ √ X 131. PT Industri Jamu Farmasi Sido Muncul Tbk SIDO √ X X No. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel 1 2 3 132. PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBB √ X X 133. PT Tempo Scan Pasific Tbk TSPC √ √ X 134. PT Martina Berto Tbk MBTO √ √ √ Sampel 34 135. PT Mustika Ratu Tbk MRAT √ √ X 136. PT Mandom Indonesia Tbk TCID √ √ X 137. PT Unilever Indonesia Tbk UNVR √ √ X 138. PT Chitose International Tbk CINT √ X X 139. PT Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI √ √ X 140. PT Kedaung Indah Can Tbk KICI √ √ X 141. PT Langgeng Makmur Industry Tbk LMPI √ √ X Sumber: BEI dan Peneliti 3.5 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur tahun 2010-2013 yang diperoleh dari situs resmi BEI di www.idx.co.iddan www.sahamok.com.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Auditor Swittching (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI)

0 4 127

PENDAHULUAN Pengaruh Opini Audit, Pergantian Manajemen, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Financial Distres Terhadap Auditor Switching Voluntary (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 3 11

PENGARUH UKURAN KAP, OPINI AUDIT, DAN PROFITABILITAS TERHADAP AUDITOR SWITCHING Pengaruh Ukuran Kap, Opini Audit, Dan Profitabilitas Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-

1 6 14

PENGARUH UKURAN KAP, OPINI AUDIT, DAN PROFITABILITAS TERHADAP AUDITOR SWITCHING Pengaruh Ukuran Kap, Opini Audit, Dan Profitabilitas Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-

0 4 17

Pengaruh Financial Distress, Pergantian Mnajemen, Opini Audit, Ukuran KAP, AuditTenure, Fee Audit Terhadap Auditor Switching Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Financial Distress, Pergantian Mnajemen, Opini Audit, Ukuran KAP, AuditTenure, Fee Audit Terhadap Auditor Switching Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Financial Distress, Pergantian Mnajemen, Opini Audit, Ukuran KAP, AuditTenure, Fee Audit Terhadap Auditor Switching Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Financial Distress, Pergantian Mnajemen, Opini Audit, Ukuran KAP, AuditTenure, Fee Audit Terhadap Auditor Switching Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Pengaruh Financial Distress, Pergantian Mnajemen, Opini Audit, Ukuran KAP, AuditTenure, Fee Audit Terhadap Auditor Switching Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Financial Distress, Pergantian Mnajemen, Opini Audit, Ukuran KAP, AuditTenure, Fee Audit Terhadap Auditor Switching Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 21