29 124. PT Darya Varia Laboratoria Tbk
DVLA √
√ X
125. PT Indofarma Persero Tbk INAF
√ √
√ Sampel 32 126. PT Kimia Farma Persero Tbk
KAEF √
√ √ Sampel 33
127. PT Kalbe Farma Tbk KLBF
√ √
X 128. PT Merck Indonesia Tbk
MERK √
√ X
129. PT Pyridam Farma Tbk PYFA
√ √
X 130. PT Merck Sharp Dohme Pharma
Tbk SCPI
√ √
X 131. PT Industri Jamu Farmasi Sido
Muncul Tbk SIDO
√ X
X
No. Nama Perusahaan
Kode Kriteria
Sampel 1
2 3
132. PT Taisho Pharmaceutical
Indonesia Tbk SQBB
√ X
X 133. PT Tempo Scan Pasific Tbk
TSPC √
√ X
134. PT Martina Berto Tbk MBTO
√ √
√ Sampel 34 135. PT Mustika Ratu Tbk
MRAT √
√ X
136. PT Mandom Indonesia Tbk TCID
√ √
X 137. PT Unilever Indonesia Tbk
UNVR √
√ X
138. PT Chitose International Tbk CINT
√ X
X 139. PT Kedawung Setia Industrial Tbk
KDSI √
√ X
140. PT Kedaung Indah Can Tbk KICI
√ √
X 141. PT Langgeng Makmur Industry
Tbk LMPI
√ √
X
Sumber: BEI dan Peneliti 3.5
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur tahun 2010-2013 yang diperoleh dari situs resmi
BEI di www.idx.co.iddan www.sahamok.com.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi yaitu mengumpulkan, menganalisa kemudian
mengelompokkan data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
30 Pengumpulan data dilakukan dengan 2 tahap, pertama dengan melakukan studi
pustaka yaitu dengan mengumpulkan informasi-informasi dari buku-buku, jurnal akuntansi, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Kedua,
mengumpulkan data sekunder dengan mengakses situs-situs resmi yang berisi laporan keuangan perusahaan manufaktur selama tahun 2010-2013 yang telah
diaudit oleh akuntan publik dengan cara mengunduh dari situs Bursa Efek Indonesia.
3.7 Defenisi Operasional Variabel
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dalam melakukan praktek auditor
switching. Sebab itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis yang telah diajukan. Pengujian hipotesis dilakukan menurut metode penelitian dan analisis yang
dirancang sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti agar mendapatkan hasil yang akurat.
3.7.1 Variabel Dependen: Auditor Switching
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut
variabel terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebasvariabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah
auditor switching. Auditor Switching merupakan perpindahan auditor atau Kantor Akuntan Publik KAP yang dilakukan oleh perusahaan klien, variabel ini diukur
dengan variabel dummy variabel yang digunakan untuk mengkuantitatifkan
31 variabel yang bersifat kualitatif, jika perusahaan melakukan auditor switching
maka diberi kode 1 dan jika tidak melakukan auditor switching maka diberi kode 0.
3.7.2 Variabel Independen
Variabel independen bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat.
Dinamakan sebagai variabel bebas, karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain. Variabel independen yang digunakan di dalam penelitian ini adalah financial
distress, pergantian manajemen, opini audit, ukuran KAP, audit tenure, fee audit.
3.7.2.1 Financial Distress
Pada penelitian ini, kondisi keuangan perusahaan klien adalah kondisi keuangan perusahaan yang sedang mengalami kesulitan. Menurut Nasser et al
2006 mengatakan “cara yang paling tepat untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan dengan Altman Z score, yang merupakan prediktor terbaik
untuk mengukur status kesulitan keuangan perusahaan dalam studi akademis”. Adapun pengukuran financial distress dengan menggunakan Altman Z score
sebagai berikut: � = 0,71
�� ��
+ 0,84 ��
�� + 3,10
���� ��
+ 0,42 ���
�� + 0,998
� ��
Keterangan:
WC = working capital current asset – current liabilities TA = total asset
32 RE = retained earning
EBIT = earning before interest tax MVE = market value of equity Closing price x Outstanding Shares
TL = total liabilities S = net sales
Skor:
Z2,99 : zona aman 1,80 Z 2,99 : zona “abu-abu”
Z 1,80 : zona distress
3.7.2.2 Pergantian Manajemen
Penelitian untuk mengukur variabel pergantian manajemen adalah pergantian direksi suatu perusahaan dengan mengganti direktur utama ataupun
CEO suatu perusahaan yang akan menimbulkan adanya perubahan dalam kebijakan perusahaan. Menurut Rizkillah 2013 “cara operasional variabel ini
merupakan variabel dummy, jika perusahaan melakukan pergantian manajemen akan diberi kode 1 dan jika tidak maka diberi kode 0”
3.7.2.3 Opini Audit
Opini audit merupakan pernyataan atas suatu asersi yang dikeluarkan oleh auditor atas kewajaran laporan keuangan klien yang dilaksanakan sesuai dengan
standar audit dan temuan auditor. Variabel opini audit menggunakan variabel dummy. Menurut Damayanti dan Sudarma 2007, jika auditor menyatakan opini
wajar tanpa pengecualian unqualified kepada perusahaan klien maka diberikan
33 nilai 1. Sedangkan jika auditor menyatakan opini selain wajar tanpa pengecualian
unqualified kepada perusahaan klien, maka diberikan nilai 0.
3.7.2.4 Ukuran KAP
Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP yang dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan Big 4 dan
KAP yang tidak berafiliasi dengan Big 4. Variabel ukuran KAP menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan diaudit oleh KAP Big 4 maka diberikan nilai 1.
Sedangkan jika perusahaan diaudit oleh KAP non Big 4, maka diberikan nilai 0 Nasser et al., 2006.
Adapun auditor yang termasuk dalam kelompok The Big 4 yaitu berdasarkan alphabet:
a Deloitte Touche Tohmatsu Deloitte yang berafiliasi dengan Hans
Tuanakotta Mustofa Halim; Osman Ramli Satrio Rekan; Osman Bing Satrio Rekan.
b Ernest Young EY yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko
Sandjaja; Purwantono, Sarwoko Sandjaja. c
Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG yang berafiliasi dengan Siddharta Siddharta Widjaja.
d PricewaterhouseCoopers PwC yang berafiliasi dengan Haryanto Sahari
Rekan; Tanudiredja, Wibisana Rekan; Drs. Hadi Susanto Rekan.
3.7.2.5 Audit Tenure
34 Audit tenure adalah panjangnya masa perikatan audit dari Kantor Akuntan
Publik KAP dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Ketentuan mengenai audit tenure telah dijelaskan dalam Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 359KMK.062003 pasal 2 dan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359KMK.062008 pasal 3. Menurut Nabila
2011 “Variabel audit tenure dihitung dengan menjumlah total panjang masa
perikatan audit sebelum auditor berpindah”. 3.7.2.6
Fee Audit
Fee audit merupakan besarnya atau jumlah fee yang ditawarkan oleh suatu KAP kepada perusahaan yang berkaitan dengan pekerjaan audit, dengan melihat
perpindahan kelas KAP dari Non Big 4 ke Big 4 atau sebaliknya. Tidak melakukan perpindahan kelas artinya sudah setuju dengan fee audit Damayanti
dan Sudarma, 2007. Variabel fee audit menggunakan variabel dummy. Jika klien melakukan perpindahan kelas KAP dari Non Big Fourke Big Four atau
sebaliknyamaka diberikan nilai 1. Sedangkan jika klien tidak melakukan
perpindahan kelas KAP, maka diberikan nilai 0 Damayanti dan Sudarma, 2007.
Berdasarkan penjelasan defenisi operasional di atas, dapat disimpulkan melalui tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
No. Variabel
Indikator Skala
Pengukuran Sumber
Data
35 1.
Financial Distress X
1
� = 0,71
�� ��
+ 0,84 ��
��
+ 3,10 ����
�� + 0,42
��� ��
+ 0,998 �
�� Rasio
Laporan Keuangan
No. Variabel
Indikator Skala
Pengukuran Sumber
Data
2. Pergantian
Manajemen X
2
Kode 1 apabila perusahaan melakukan
pergantian direksi, kode 0 apabila perusahaan
tidak melakukan pergantian direksi
Nominal Surat
Pernyataan Direksi
3. Opini Audit X
3
Kode 1 apabila auditor menyatakan opini wajar
tanpa pengecualian unqualified, kode 0
apabila auditor menyatakan opini selain
wajar tanpa pengecualian unqualified
Nominal Laporan
Auditor Independen
4. Ukuran KAP X
4
Kode 1 apabila perusahaan diaudit oleh
KAP Big 4, kode 0 apabila perusahaan
diaudit oleh KAP non Big 4
Nominal Laporan
Auditor Independen
5. Audit Tenure
X
5
Menjumlah panjangnya masa perikatan audit atau
Kantor Akuntan Publik KAP
Interval Laporan
Auditor Independen
6. Fee Audit X
6
Kode 1 apabila klien melakukan perpindahan
kelas KAP dari Non Big Four ke Big Four atau
sebaliknya, kode 0 Nominal
Laporan Auditor
Independen
36 apabilaklien tidak
melakukan perpindahan kelas KAP
7. Auditor
Switching Y Kode 1 untuk perusahaan
yang melakukan auditor switching, kode 0 untuk
perusahaan yang tidak melakukan auditor
switching Nominal
Laporan Auditor
Independen
Sumber: Peneliti
3.8 Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, digunakan metode analisis regresi logistik. Metode analisis ini digunakan untuk mengetahui
bagaimana variabel dependen auditor switching dapat diprediksikan oleh variabel independen financial distress, pergantian manajemen, opini audit,
ukuran KAP, audit tenure, fee audit. Alasan penggunaan metode analisis regresi logistik ini karena variabel dependen yang digunakan bersifat dikatomi
melakukan auditor switching atau tidak melakukan auditor switching. Maka teknik analisis regresi logistik ini terdiri dari:
3.8.1 Pengujian Data
Pengujian data ini untuk menguji apakah data penelitian ini sesuai dengan kemungkinan yang terjadi. Ini diuji dengan menggunakan dua cara yaitu:
3.8.1.1 Statistik Deskriptif
Statisitk deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata mean, standar deviasi standard deviation, dan maksimum
minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang
37 diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai penyebaran
rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat
gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.
3.8.1.2 Uji Multikolinieritas
Model regresi logistik tidak memerlukan uji asumsi klasik, sebab variabel terikat dari penelitian ini bersifat dikatomi. Namun hanya uji multikolinieritas
yang digunakan dalam regresi logistik ini karena lebih mudah untuk dimengerti. Dengan menggunakan uji multikolinieritas ini pengaplikasiannya adalah dengan
melihat matrik korelasi antar variabel independen, tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Jika tidak ada nilai koefisien korelasi antar
variabel yang nilainya lebih besar dari 0,8, maka tidak terjadi korelasi yang kuat antar variabel independen. Namun jika variabel independen saling berkorelasi,
maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen sama dengan 0.
3.8.2 Pengujian Model Regresi Logistik
Setelah pengujian data, maka akan terdapat model data yang akan diuji dengan empat cara yaitu:
3.8.2.1 Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit
38 Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa
test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H
0:
Model yang dihipotesiskan fit dengan data
H
A:
Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis 0 agar
model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelohood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang
dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood -2LL
menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.
3.8.2.2 Menguji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit. Jika
nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan
anatar model dengan nilai observasinya sehingaa Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya.
Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu
39 memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena
sesuai dengan data observasinya.
3.8.2.3 Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perpindahan KAP yang dilakukan oleh
perusahaan.
3.8.2.4 Koefisien Determinasi Negelkerke’s R Square
Menurut Ghozali 2006 mengatakan bahwa “cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R
2
pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang
dari 1 satu sehingga sulit diinterpretasikan. Negelkerke’s R Square lebih mudah diiterpretasikan daripada Cox dan Snell sehingga untuk memastikan bahwa
nilainya bervariasi variabel dependen dari 0 nol sampai 1 satu yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dapat dilihat dari nilai Negelkerke’s R
Square”.
3.8.3 Pengujian Hipotesis Penelitian dengan Omnibus Test of Model
Coefficients Menguji secara Simultan
Pengujian hipotesis secara simultan dengan menggunakan Omnibus Test of Model Coefficients
yaitu hasil signifikan harus lebih kecil dari α = 5 ini menyatakan bahwa secara bersama semua variabel independen berpengaruh
terhadap auditor switching.
40
3.8.4 Pengujian Hipotesis Penelitian Secara Parsial
Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation MLE
H : Variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
H
A:
Variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen Pengujian terhadap hipo
tesis dilakukan menggunakan α = 5. Dasar pengambilan keputusan adalah:
1. Jika nilai probabilitas sig. α = 5 maka hipotesis alternatif didukung
atau H ditolak.
2. Jika nilai probabilitas sig. α = 5 maka hipotesis alternatif tidak
didukung atau H diterima.
3.8.5 Model Regresi Logistik yang Terbentuk
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik logistic regression, yaitu dengan melihat financial distress, pergantian
manajemen, opini audit, ukuran KAP, audit tenure, fee audit terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur. Model regresi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: SWITCH=
α +
β
1
FD + β
2
CEO + β
3
OPINI + β
4
KAP + β
5
TENURE+ β
6
FEE+e
Keterangan:
SWITCH: auditor switching α
: konstanta β
1
- β
6
: koefisien regresi
41 Z : financiall distress
CEO : pergantian manajemen OPINI : opini audit
KAP : Ukuran KAP TENURE : audit tenure
FEE : fee audit e : residual error
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dalam tahun 2010-2013. Populasi perusahaan ini
layak untuk diteliti karena populasinya 141 perusahaan. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari financial distress, pergantian manajemen,
opini audit, ukuran KAP, audit tenure, fee audit terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur. Peneliti menggunakan data 4 tahun 2010-2013 karena
data tahun tersebut adalah data terbaru, dan pada tahun tersebut data yang diperoleh dapat menggambarkan profil atau keadaan terkini tentang keuangan
perusahaan.
4.2 Analisis Data
Peneliti akan menggunakan model regresi logistik logistic regression dalam menguji hipotesis penelitian. Tujuan dari analisi ini adalah untuk
42 memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
4.2.1 Pengujian Data Penelitian
4.2.1.1 Statistik Deskriptif
Metode statistik deskriptif yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode pooled data. Data yang diperoleh adalah sebanyak 136 data observasi
yang berasal dari perkalian antara periode penelitian 2010-2013 dengan jumlah perusahaan sampel 34 perusahaan. Tabel 4.1 di bawah ini menunjukkan statistik
deskriptif masing-masing variabel penelitian. Berdasarkan tabel 4.1, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap auditor switching SWITCH
menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata- rata 0,39. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
financial distress FD menunjukkan nilai minimum sebesar -55,87, nilai maksimum sebesar 1,13 dengan rata-rata 1,067. Hasil analisis dengan
menggunakan statistik deskriptif terhadap pergantian manajemen CEO menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-
rata 0,13. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap opini audit OPINI menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1
dengan rata-rata 0,35. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap ukuran KAP KAP menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai
maksimum sebesar 1 dengan rata-rata 0,22. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap audittenure TENURE menunjukkan nilai minimum
43 sebesar 1, nilai maksimum sebesar 4 dengan rata-rata 1,86. Hasil analisis dengan
menggunakan statistik deskriptif terhadap fee audit FEE menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata 0,05.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics N
Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
SWITCH 136
1 .39
.489
FD 136
-55.87 1.13
1.067 97514.87
CEO 136
1 .13
.340
OPINI 136
1 .35
.480
KAP 136
1 .22
.416
TENURE 136
1 4
1.86 .827
FEE 136
1 .05
.222
Valid N listwise
136
Sumber: Output SPSS 4.2.1.2
Uji Multikolinieritas Tabel 4.2
Uji Multikolinieritas Correlation Matrix
Constant FD
CEO OPINI KAP TENURE FEE Step 1 Constant
1.000 -.085
-.079 -.113
-.005 -.924
-.208
FD -.085
1.000 .040
.055 -.137
.063 .052
44
CEO -.079
.040 1.000
-.015 -.061
-.025 .065
OPINI -.113
.055 -.015
1.000 -.021
-.089 -.050
KAP -.005
-.137 -.061
-.021 1.000
-.111 -.227
TENURE -.924
.063 -.025
-.089 -.111
1.000 .206
FEE -.208
.052 .065
-.050 -.227
.206 1.000
Sumber: Output SPSS
Seperti terlihat tabel 4.2di atas, model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini
menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Hasil dari uji multikolinieritas menunjukkan
tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel yang nilainya lebih besar dari 0,8; maka tidak ada gejala multikolinieritas yang serius antar variabel bebas.
4.2.2 Pengujian Model Penelitian
4.2.2.1 Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood -2LL sebelum dan sesudah dimasukkannya variabel bebas
independen. Nilai -2LL awal adalah sebesar 181,864. Setelah dimasukkan semua variabel independennya, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan
menjadi sebesar 0,480. Penurunan likelihood -2LL ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Tabel 4.3 Menilai Keseluruhan Model
Iteration History
a,b,c,d
Iteration -2 Log
likelihood Coefficients
Constant FD
CEO OPINI
KAP TENURE
FEE
45
Step 1 1 70.354
3.137 .000
-.414 -.145
.071 -1.900
.774
2 28.966
5.946 .000
-.399 -.158
.083 -3.773
.972
3 10.120
9.184 .000
-.351 -.141
.076 -5.954
.956
4 3.608
12.312 .000
-.333 -.134
.072 -8.047
.936
5 1.311
15.361 .000
-.327 -.132
.071 -10.082
.928
6 .480
18.379 .000
-.325 -.131
.070 -12.095
.925
Initial -2 Log Likelihood: 181,864 Sumber: Output SPSS
4.2.2.2 Menguji Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow’s
Goodness of Fit Test
Kelayakan model regresi dinilai denagn menggunakan Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test.Pengujian menunjukkan nilai Chi-square sebesar
0,199 dengan signifikansi sebesar 1,000. Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat disimpulkan mampu
memprediksi nilai observasinya. Dapat dilihat tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df
Sig. 1
.199 8
1.000
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.5 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
SWITCH = 0 SWITCH = 1
Total Observed Expected Observed Expected
Step 1 1
14 14.000
.000 14
46
2 14
14.000 .000
14
3 14
13.974 .026
14
4 14
13.963 .037
14
5 14
13.959 .041
14
6 13
12.963 1
1.037 14
7 .031
14 13.969
14
8 .026
14 13.974
14
9 .026
14 13.974
14
10 .009
10 9.991
10
Sumber: SPSS
Seperti yang dijelaskan tabel 4.5 yaitu Contigency Table for Hosmer and Lemeshow Test. Terdapat 10 sepuluh langkah pengamatan keputusan melakukan
auditor switching atau tidak melakukan auditor switching. Terlihat pula antara nilai diamati Observed dengan nilai yang diprediksi Expected tidak
memperlihatkan perbedaan yang terlalu besar, hal tersebut menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini telah mampu memprediksi
hasil observasinya.
4.2.2.3 Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perpindahan KAP yang dilakukan oleh
perusahaan. Hasil tabel 4.6 menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan kekuatan prediksi dari perusahaan yang tidak melakukan
auditor switching sebesar 100,0, yang berarti dengan model regresi yang digunakan terdapat 0 perusahaan 0 diprediksi akan melakukan pergantian
auditor dari total 83 perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor. Sedangkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan
perusahaan melakukan auditor switching adalah sebesar 100,0 yaitu
47 menunjukkan 53 perusahaan yang diprediksi akan melakukan pergantian auditor
dari 0 0 perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor.
Tabel 4.6 Classification Table
a
Observed Predicted
SWITCH Percentage
Correct 1
Step 1 SWITC H
83 100.0
1 53
100.0
Overall Percentage 100.0
Sumber: Output SPSS
4.2.2.4 Koefisien Determinasi Negelkerke’s R Square Tabel 4.7
Koefisien Determinasi Model Summary
Step -2 Log
likelihood Cox Snell
R Square Nagelkerke
R Square
1 .480
a
.737 .999
Sumber: Output SPSS
Besarnya nilai kosfisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square pada tabel 4.7 di atas. Nilai
Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,999 yang berarti variabilitas variabel
48 dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 99,9,
sedangkan sisanya sebesar 0,1 dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian.
4.2.3 Pengujian Hipotesis Penelitian dengan Omnibus Test of Model
Coefficients Menguji secara Simultan
Berdasarkan tabel 4.8 di bawah ini data secara simultan menunjukkan bahwa hasil signifikansi 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 ini menyatakan bahwa
semua variabel independen berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa semua variabel independen jika diuji secara
bersamaan maka kelima variabel independen dalam penelitian ini terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching.
Tabel 4.8 Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df
Sig. Step 1 Step
181.383 6
.000
Block 181.383
6 .000
Model 181.383
6 .000
Sumber: Output SPSS
4.2.4 Pengujian Hipotesis Penelitian Secara Parsial
Karena variabel dependen bersifat dikatomi melakukan auditor switchingdan tidak melakukan auditor switching, maka pengujian terhadap
49 hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahapan dalam
pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan di bawah ini.
4.2.5 Model Regresi Logistik yang Terbentuk
Tabel 4.9 Model Regresi yang Terbentuk
Variables in the Equation
B S.E.
Wald df
Sig. ExpB
95,0 C.I.for EXPB Lower
Upper Step
1
a
FD .000
.000 .000
1 .983
1.000 1.000
1.000
CEO -.325
6.046 .003
1 .957
.722 .000
1.013
OPINI -.131
4.352 .001
1 .976
.877 .000
4.44
KAP .070
5.586 .000
1 .990
1.073 .000
6.095
TENURE -12.095 4.305 7.893
1 .005
.000 .000
.026
FEE .925
14.669 .004
1 .950
2.522 .000
7.73
Constant 18.379 7.271 6.389
1 .011
9.59
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model berikut ini:
SWITCH = 18,379 + 0,000 FD – 0,325 CEO – 0,131 OPINI + 0,070 KAP – 12,095TENURE + 0,925 FEE
Variabel FD tidak signifikan pada 0,983, variabel CEO tidak signifikan pada 0,957, variabel OPINI tidak signifikan pada 0,976, variabel KAP tidak
50 signifikan pada 0,990, variabel TENURE signifikan pada 0,005, dan variabel FEE
tidak signifikan pada 0,950. Dari persamaan logistic regression dapat dilihat bahwa log odds auditor switching melakukan pergantian auditor secara positif
dipengaruhi oleh FD, KAP, FEE. Sedangkan secara negatif dipengaruhi oleh CEO, OPINI, TENURE. Jika CEO, OPINI, KAP, TENURE, FEE dianggap
konstan, maka odds perusahaan manufaktur akan melakukan pergantian auditor dengan faktor e 0,000 untuk setiap kenaikan FD. Begitu juga dengan variabel
CEO jika FD, OPINI, KAP, TENURE, FEE dianggap konstan, maka odds perusahaan manufaktur akan melakukan pergantian auditor dengan faktor e -
0,325 untuk setiap pergantian CEO. Jika FD, CEO, KAP, TENURE, FEE dianggap konstan, maka odds perusahaan manufaktur akan melakukan pergantian
auditor dengan faktor e -0,131 untuksetiap pergantian OPINI. Begitu juga dengan variabel KAP jika FD, CEO, OPINI, TENURE, FEE dianggap konstan,
maka odds perusahaan manufaktur akan melakukan pergantian auditor dengan faktor e 0,070 untuk setiap pergantian KAP. Jika FD, CEO, OPINI, KAP, FEE
dianggap konstan, maka odds perusahaan manufaktur akan melakukan pergantian auditor dengan faktor e -12,095 untuk setiap kenaikan TENURE. Begitu juga
dengan variabel FEE jika FD, CEO, OPINI, KAP, TENURE dianggap konstan, maka odds perusahaan manufaktur akan melakukan pergantian auditor dengan
faktor e 0,925 untuk setiap kenaikan FEE. Intrepretasi dapat juga dilakukan dengan menyatakan bahwa semakin
tinggi nilai FD, CEO, OPINI, KAP, TENURE, FEE, maka probabilitas untuk melakukan auditor switching juga semakin tinggi.
4.3 Interpretasi Hasil
Berdasarkan model regresi logistik yang telah terbentuk, maka interpretasi hasil penelitian ini adalah:
4.3.1 Pengaruh Financial Distress FD Terhadap Auditor Switching
SWITCH
Variabel financial distress menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,000 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,983, lebih besar dari α = 5. Karena
tingkat signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis pertama tidak berhasil
51 didukung atau H
diterima. Penelitian ini gagal membuktikan adanya pengaruh antara financial distress dengan keinginan perusahaan dalam mengganti kantor
akuntan mereka auditor switching.
4.3.2 Pengaruh Pergantian Manajemen CEO Terhadap Auditor Switching
SWITCH
Variabel pergantian manajemen menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 0,325 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,957, lebih besar dari α = 5.
Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis kedua tidak berhasil
didukung atau H diterima. Penelitian ini gagal membuktikan adanya pengaruh
antara pergantian manajemen dengan keinginan perusahaan dalam mengganti kantor akuntan mereka auditor switching.
4.3.3 Pengaruh Opini Audit OPINI Terhadap Auditor Switching
SWITCH
Variabel opini audit menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 0,131 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,976, lebih besar dari α = 5. Karena tingkat
signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis ketiga tidak berhasil didukung atau
H diterima. Penelitian ini gagal membuktikan adanya pengaruh antara opini audit
dengan keinginan perusahaan dalam mengganti kantor akuntan mereka auditor switching.
4.3.4 Pengaruh Ukuran KAP KAP Terhadap Auditor Switching
SWITCH
Variabel ukuran KAP menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,070 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,990, lebih besar dari α = 5. Karena tingkat
signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis keempat tidak berhasil didukung
atau H diterima. Penelitian ini gagal membuktikan adanya pengaruh antara
ukuran KAP dengan keinginan perusahaan dalam mengganti kantor akuntan mereka auditor switching.
4.3.5 Pengaruh AuditTenure TENURE Terhadap Auditor Switching
SWITCH
52 Variabel audittenure menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar
12,095 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005, lebih kecil dari α = 5. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari α maka hipotesis kelima berhasil didukung
atau H ditolak. Penelitian ini membuktikan adanya pengaruh negatif antara
audittenure dengan keinginan perusahaan dalam mengganti kantor akuntan mereka auditor switching, dengan kata lain semakin panjangnya masa audit
perusahaan maka perusahaan sulit untuk mengganti auditornya.
4.3.6 Pengaruh Fee audit X6 Terhadap Auditor Switching Y
Variabel fee audit menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 0,925 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,950, lebih besar dari α = 5. Karena tingkat
signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis keenam tidak berhasil didukung atau
H diterima. Penelitian ini gagal membuktikan adanya pengaruh antara fee audit
dengan keinginan perusahaan dalam mengganti kantor akuntan mereka auditor switching. Hasil intterpretasi penelitian ini dapat dijelaskan di tabel 4.10 di
bawah ini:
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Penelitian
Variabel-variabel independen X
Auditor Switching Y
X1 +X
X2 -X
X3 -X
X4 +X
X5 -
√ X6
+X
Sumber: Peneliti Keterangan:
√ = variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau H
= ditolak. X = variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
atau H diterima.
53
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh financial distress, pergantian manajemen, opini audit, ukuran KAP, audit tenure, fee audit terhadap auditor
switching.Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik logistic regression dengan program Statistical Package for
Social Sciences SPSS Ver.16. Data sampel perusahaan sebanyak 136 pengamatan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2013.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan beberapa hasil sebagai berikut:
1. Financial distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, dengan nilai signifikansi 0,983.
2. Pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, dengan nilai signifikansi 0,957.
54 3.
Opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, dengan nilai signifikansi 0,976.
4. Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI, dengan nilai signifikansi 0,990. 5.
Audit tenure berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, dengan nilai signifikansi 0,005.
6. Fee Audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI, dengan nilai signifikansi 0,950. 7.
Financial distrees, pergantian manajemen, opini audit, ukuran KAP, audit tenure, fee audit berpengaruh secara simultan dengan nilai signifikansi
0,000.
5.2 Keterbatasan