12 1.
Pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified audit opinion, diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit, dan tidak
terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum PABU dalam penyusunan laporan
keuangan.
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan unqualified
opinion report with explanatory language, diberikan auditor jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan misalnya perubahan metode
depresiasi.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian qualified audit opinion, diberikan
oleh auditor jika laporan keuangan yang disajikan klien adalah wajar. 4.
Pendapat tidak wajar adverse opinion report, diberikan auditor jika laporan kauangan klien tidak disusun berdasarkan Prinsip Akuntansi
Berlaku Umum PABU sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien.
5. Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat disclaimer of opinion
report, karena auditor tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan.
2.1.5 Ukuran KAP
Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP yang dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan Big 4 dan
KAP yang tidak berafiliasi dengan Big 4. Ukuran KAP biasanya dikaitkan dengan kualitas audit. Watts dan Zimmerman 1986, juga dalam Wijayani 2011
menyatakan bahwa ukuran auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dengan demikian, diperkirakan bahwa dibandingkan dengan KAP kecil, KAP
besar mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi. Wijayanti 2010 juga
menyatakan bahwa perusahaan akan lebih memilih KAP dengan kualitas yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan untuk
meningkatkan reputasi perusahaan di mata pemakai laporan keuangan.
13
2.1.6 Audit Tenure
Audit tenure merupakan panjangnya masa auditor dalam suatu perusahaan. Hal ini berkaitan dengan pergantian auditor secara wajib dan secara sukarela,
kedua hal tersebut dapat dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian. Ketika klien mengganti auditornya saat tidak ada aturan yang
mengharuskan pergantian dilakukan, yang terjadi adalah salah satu dari dua hal: auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh klien. Manapun di antara
keduanya yang terjadi, perhatian adalah alasan mengapa peristiwa itu terjadi dan kemana klien tersebut akan berpindah.
Jika alasan pergantian tersebut adalah karena ketidaksepakatan atas praktek akuntansi tertentu, maka diasumsikan klien akan pindah ke auditor
dengan kesepakatan. Jadi, fokus perhatian peneliti adalah pada klien. Sebaliknya, ketika pergantian auditor terjadi karena peraturan yang membatasi tenure, maka
perhatian utama beralih kepada auditor, tidak lagi pada klien. Berbeda dengan pergantian sukarela yang dapat terjadi karena konflik antara klien dengan auditor,
pada pergantian secara wajib yang terjadi adalah pemisahan paksa oleh peraturan seperti Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17PMK.012008pasal 3 tentang
“Jasa Akuntan Publik” yang telah dijelaskan sebelumnya. Brody dan Moscove 1998 dalam Azmi 2014 “menyatakan bahwa rotasi auditor akan meningkatkan
kualitas audit dan independensi audit melalui suatu pengurangan pengaruh klien terhadap auditor”. Tingkat independensi auditor semakin lama akan semakin
menurun seiring dengan lamanya hubungan perikatan antara auditor dengan klien. Independensi auditor akan berpengaruh pada tingkat kualitas audit yang diberikan.
14 Knapp 1991 dalam Azmi 2014 mengemukakan sebuah pandangan bahwa
kualitas audit berhubungan positif dengan masa jabatan auditor hanya jika masa jabatan auditor dengan klien ditentukan selama 5 tahun. Sebaliknya, kualitas audit
berepengaruh negatif jika dihubungkan dengan masa jabatan auditor dengan tenure lebih dari 5 tahun.
Pada bulan Juli 2003. Federasi Akuntan Internasional IFAC mengeluarkan suatu dokumen yang dinamakan Rebuilding Public Confidence in
Financial Reporting, dokumen tersebut menjelaskan bahwa hubungan dalam jangka waktu yang panjang antara auditor dengan klien dapat mengancam
independensi dari auditor itu dalam memberikan jasa auditnya. Pernyataan tersebut dikarenakan kekerabatan yang berlebihan itu dapat mengakibatkan
keragu-raguan atau kepuasan auditor untuk menghadapi tantangan sewajarnya. Dengan demikian, untuk mengurangi tingkatan keragu-raguan diperlukan suatu
audit yang efektif IFAC, 2003 dalam Azmi, 2014. Louwers 1998 dalam Azmi 2014 juga menemukan bahwa lamanya hubungan auditor-klien mempengaruhi
kecenderungan auditor untuk menegluarkan opini going-concern. Karenanya, regulator menyatakan bahwa rotasi auditor dapat meningkatkan kualitas audit dan
meningkatkan kualitas proses pelaporan keuangan Chi dan Huang, 2004.
2.1.7 Fee Audit