14
sistem nilai keyakinan dan norma-norma yang berlaku dalam perusahaan atau organisasi tersebut. Agar budaya perusahaan atau organisasi dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin, maka suatu perusahaan atau organisasi perlu menanamkan nilai-nilai yang sama pada setiap karyawannya, karena kebersamaan dalam
menganut budaya atau nilai-nilai dapat menciptakan rasa kesatuan dan percaya diri pada masing-masing karyawan. Jika hal tersebut terjadi, maka akan tercipta
suasana lingkungan kerja yang baik dan sehat. Dan lingkungan seperti ini yang dapat membangun kreatifitas dan budaya organisasi yang tinggi dari para
karyawan sehingga pada akhirnya mereka mampu mengakomodasi perubahan dalam perusahaan atau oganisasi pada tujuan yang positif.
2.2.4 Karakteristik Budaya Organisasi
Menurut Robbins dalam Tika 2006:10, terdapat sepuluh karakteristik budaya organisasi, antara lain:
1. Inisiatif individual Yang dimaksud inisiatif individual adalah tingkat tanggung jawab,
kebebasan atau independensi yang dipunyai setiap individu dalam mengemukakan pendapat.
2. Toleransi terhadap tindakan resiko Suatu budaya organisasi dapat dikatakan baik apabila dapat memberikan
toleransi kepada anggota atau para pegawainya untuk dapat bertindak agresif dan inovatif untuk memajukan perusahaan atau organisasi serta
berani mengambil resiko terhadap apa yang dilakukan. 3. Pengarahan
Pengarahan dimaksudkan sejauh mana suatu perusahaan atau organisasi dapat menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan.
Sasaran dan harapan tersebut jelas tercantum dalam visi, misi, dan tujuan organisasi.
15
4. Integrasi Integrasi dimaksudkan sejauh mana suatu perusahaan atau organisasi dapat
mendorong unit-unit organisasi untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi.
5. Dukungan manajemen Dukungan dimaksudkan sejauh mana para manajer dapat memberikan
komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas terhadap bawahan.
6. Kontrol Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan dan norma-
norma yang berlaku dalam suatu perusahaan atau organisasi. Untuk itu diperlukan sejumlah peraturan dan tenaga pengawas yang dapat digunakan
untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai dalam suatu organisasi.
7. Identitas Identitas dimaksudkan sejauh mana para anggota dan karyawan suatu
perusahaan atau organisasi dapat mengidentifikasi dirinya sendiri sebagai suatu kesatuan dalam perusahaan dan bukan sebagai kelompok kerja
tertentu atau keahlian professional tertentu. 8. Sistem imbalan
Sistem imbalan dimaksudkan sejauh mana alokasi imbalan didasarkan prestasi kerja pegawai, bukan sebaliknya didasarkan kepada senioritas,
sikap pilih kasih, dan sebagainya. 9. Toleransi terhadap konflik
Sejauh mana para pegawai dan karyawan didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka. Perbedaan pendapat merupakan
fenomena yang sering terjadi didalam perusahaan atau organisasi. 10. Pola komunikasi
Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal. Kadang-kadang hierarki kewenangan dapat menghambat terjadinya p[ola
komunikasi antara atasan dan bawahan atau antar karyawan sendiri.
16
2.2.5 Kekuatan Budaya Organisasi