Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Kinerja Manajerial pada Koperasi di Wilayah Tangerang Selatan

(1)

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP

KINERJA MANAJERIAL PADA KOPERASI DI WILAYAH TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana

Oleh: Reni Anggraini NIM: 109082000054

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Reni Anggraini

2. Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 10 Agustus 1992

3. Alamat : Jl. Dr Setia Budi No.31 Pamulang Timur Tangerang Selatan, 15419

4. Telepon : 085782107238

5. Email : anggrainireni92@yahoo.com

II. PENDIDIKAN

1. MI Assadatudarain I Pamulang Tahun 1997-2003

2. MTS Daarul Hikmah Tahun 2003-2004

3. MTS Khazanah Kebajikan Tahun 2004-2006

4. SMK Khazanah Kebajikan Tahun 2006-2009

5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Kursus Bahasa Inggris (LPIKK), 2006-2009 2. Kursus Matematika (LPIKK), 2006-2009 3. Kursus Bahasa Inggris (LP3I), 2009


(7)

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Divisi Ekstrakurikuler MTS DAARUL HIKMAH periode 2003-2004 2. Ketua Angkatan MTS Khazanah Kebajikan tahun 2006

3. Divisi Pendidikan SMK Khazanah Kebajikan peride 2007-2008 4. Divisi Bahasa ORSANKHA periode 2008-2009

5. Divisi BIUS (Bisnis dan Usaha) BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah periode 2010-2011

V. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Think Acct 2009, “To Be Happy In Community Of Accounting”, 31 Oktober-1 November 2009

2. Insurance Goes To Campus, “Peran Asuransi Dalam Era Globalisasi” 26 Mei 2010 3. Company Visit 2010, “Visit to Bursa Efek Indonesia & Museum Bank Indonesia, 28

Desember 2010

4. Tax Intercollegiate Forum 2011, “Revealing the Newest Regulation of Tax Holiday Policy” November 2011


(8)

VI. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Dedi Jubaidi

2. Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 20 November 1960 3. Ibu : Rohayati

4. Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 01 Januari 1964

5. Alamat : Jl. Dr Setia Budi N0.31 Pamulang Timur 6. Telepon : 081585334935


(9)

INFLUENCE OF BUDGET PARTICIPATION, ORGANIZATIONAL COMMITMENT, AND ENVIRONMENTAL UNCERTAINTY TO MANAGERIAL PERFORMANCE AT

COOPERATIVE IN SOUTH TANGERANG AREAS

ABSTRACT

This research purposed to examine the effect of budget participation, organizational commitment, and environmental uncertainty to managerial performance. Respondents in this research were managements who work in cooperative in south Tangerang areas. Based on purposive sampling method, total sample in this research was 75 respondents of 15 cooperatives in south Tangerang areas. Hypothesis in this research used multiple regression analysis.

The results of this research indicate that budget participation is not significant effect on managerial performance, and organizational commitment and environmental uncertainty positive and significant effect on managerial performance.

Keywords: Budget Participation, Organizational Commitment, Environmental Uncertainty, Managerial Performance


(10)

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAGERIAL

PADA KOPERASI DI WILAYAH TANGERANG SELATAN

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran, komitmen organisasi, dan ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial. Responden dalam penelitian ini adalah pengurus yang bekerja di koperasi di wilayah Tangerang Selatan. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel dalam penelitian ini adalah 75 responden dari 15 Koperasi di wilayah Tangerang Selatan. Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial, dan komitmen organisasi dan ketidakpastian linbgkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

Kata kunci: Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi, Ketidakpastian Lingkungan, Kinerja Manajerial


(11)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Kinerja Manajerial”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

3. Keluarga yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Dr. Rini selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Hepi Prayudiawan SE,Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Dr.Yahya Hamja selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia memberikan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.

8. Ibu Erika Amelia SE., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 9. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah memberikan


(12)

11. Sahabat Eight Suja: Syauffa, Meisari, Willya Randika, M. Reza, Septian, Khairul yang tidak bosan-bosan mendengarkan keluhan dan memberikan pendapat kepada penulis.

12. Kekasih tercinta Alpiaris yang selalu berada disamping penulis dalam keadaan apapun, terimakasih atas dukungannya dan selalu memberikan pendapat kepada penulis.

13. Sahabat seperjuangan Meiysa Magi, Dhellia Eka, Lira, Fiky, Eko, Danang, Wayan, Ranti yang selalu saling mendukung dan mamberi masukan dalam perjuangan skripsi ini.

13. Teman-teman Akuntansi B angkatan 2009 yang telah menemani baik suka maupun duka. 14. Seluruh keluarga Yayasan Khazanah Kebajikan yang selalu memberikan motivasi dan

dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 20 Agustus 2013


(13)

DAFTAR ISI

Keterangan Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI ... iv

LEMBAR PENGESAHAN BEBAS PLAGIAT ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... ix

ABSTRAK ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Tinjauan Literatur ... 10

1. Anggaran (Budget) ... 10

2. Partisipasi Penyusunan Anggaran ... 14

3. Komitmen Organisasi ... 16

4. Ketidakpastian Lingkungan ... 19


(14)

C. Kerangka Pemikiran dan Perumusan Hipotesis ... 29

1. Pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial ... 29

2. Pengaruh antara komitmen organisasi dengan kinerja manajerial ... 30

3. Pengaruh antara ketidakpastian lingkungan dengan kinerja manajerial ... 30

4. Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran, komitmen organisasi, dan ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial ... 32

Kerangka Pemikiran ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 35

B. Metode Penentuan Sampel ... 35

C. Metode Pengumpulan Data ... 36

1. Penelitian Pustaka (Library Research) ... 36

2. Penelitian Lapangan (Field Research) ... 36

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 37

1. Partisipasi Penyusunan Anggaran ... 37

2. Komitmen Organisasi ... 38

3. Ketidakpastian Lingkungan ... 38

4. Kinerja Manajerial ... 39

E. Metode Analisis Data ... 42

1. Statistik Deskriptif ... 42

2. Uji Kualitas Data ... 43

3. Uji Asumsi Klasik ... 44

4. Uji Hipotesis ... 46

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 49

A. Sekilas Gambaran Umum Objek penelitian ... 49

1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 49

2. Karakteristik Profil Responden ... 52


(15)

2. Hasil Uji Kualitas Data ... 58

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 63

4. Hasil Uji Hipotesis ... 67

BAB V PENUTUP ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Implikasi ... 79

C. Keterbatasan ... 82

D. Saran ... 82

Daftar Pustaka ... 84


(16)

Daftar Tabel

No Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 24

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 40

4.1 Data Sampel Penelitian ... 51

4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ... 51

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 53

4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir ... 54

4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 55

4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 56

4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 57

4.9 Hasil Uji Validitas Partisipasi Penyusunan Anggaran ... 59

4.10 Hasil Uji Validitas Komitmen Organisasi ... 59

4.11 Hasil Uji Validitas Ketidakpastian Lingkungan ... 60

4.12 Hasil Uji Validitas Kinerja Manajerial ... 61

4.13 Hasil Uji Reliabilitas ... 61

4.14 Hasil Uji Multikolonieritas ... 63

4.15 Hasil Uji Normalitas ... 65

4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 67

4.17 Hasil Uji Statistik F ... 69


(17)

Daftar Gambar

No Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 34

4.1 Gambar Struktur Organisasi Koperasi ... 49

4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ... 64


(18)

Daftar Lampiran

No Keterangan Halaman

1 Surat Penelitian ... 88

2 Surat Keterangan Riset ... 95

3 Kuesioner Peneitian ... 105

4 Daftar Jawaban Responden ... 114

5 Output Hasil Pengujian Data ... 125


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Koperasi sebagai gerakan ekonomi yang tumbuh di masyarakat merupakan organisasi swadaya yang lahir atas kehendak, kekuatan dan partisipasi masyarakat dalam menentukan tujuan, sasaran kegiatan serta pelaksanannya. Keberadaan koperasi sebagai wadah untuk mewujudkan kesejahteraan bersama bagi seluruh rakyat Indonesia, sejalan dengan nilai yang terkandung dalam pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945. Secara kualitatif koperasi mengalami kemajuan yang pesat seperti yang tampak dari jumlah koperasi, jumlah anggota, total aktiva dan volume usaha. Sampai saat ini jumlah koperasi yang terbanyak di Jawa Timur (29.150 unit), Jawa Tengah (26.604 unit), Jawa Barat (23.848 unit). Berikutnya Sumatra Utara (10.879 unit), Sulawesi Selatan (8.044 unit), DKI Jakarta (7.663 unit), Nangroe Aceh Daroesalam (7.079 unit), Banten (6.056 unit), Sulawesi Utara (5.766 unit), dan Kalimantan Timur (5.338 unit).

Sementara berdasarkan jenisnya, jumlah koperasi konsumen yang terbesar (75,68 persen). Berikutnya koperasi produsen (17,98 persen), simpan pinjam (4,53 persen), pemasaran (1,24 persen), dan jasa (0,56 persen). Jumlah anggotanya pun bertambah dari 29.240.271 orang (2009), 30.461.121 orang (2010), 30.849.913 orang (2011), ke 33.687.417 orang


(20)

(2012). Sedangkan tenaga kerjanya dari 357.330 orang (2009), 358.768 orang (2010), 377.238 orang (2011), ke 425.822 orang (2012). Dimana pekerja koperasi itu seperti manajer, pegawai. Sebagian anggota koperasi terserap menjadi anggota koperasi. Namun diakui dari peningkatan tersebut masih ada yang mengalami break disebabkan para pengurusnya berpikir tentang berbagai hal sehingga belum sempat memberdayakan koperasi yang dipimpinnya (http://finance.detik.com/read/2013/07/12). Tugas untuk melakukan evaluasi kinerja manajerial merupakan fungsi yang penting dalam suatu organisasi. Penyusunan program dan mengembangkan sistem anggaran adalah merupakan langkah kritis dalam perencanaan kegiatan organisasi, baik organisasi perusahaan, sosial, pemerintah, maupun dalam skala individu (Hasyim, 2001). Berdasarkan dari teori tersebut dan dihubungkan dengan fenomena-fenomena yang dihadapi Indonesia yang berkaitan dengan koperasi akan berdampak terhadap target pemerintah. Dengan pengamatan yang berdasarkan pada fenomena dasar yang dihadapi koperasi mengenai lemahnya membuat perencanaan bisnis (pengamatan terhadap potensi, perubahan pengurus internal, penyalahgunaan dana, dan tidak meratanya klasifikasi pembentukan koperasi sesuai dengan potensi daerah).


(21)

Seiring dengan fenomena diatas maka menurut M.Rawan Raharjo (2002) bahwa dalam berbagai survey yang dilakukan, ditemukan persepsi industri kecil dan koperasi mengenai masalah utama yang dihadapi, yaitu modal. Kemudian masalah ini dijawab dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/22/PBI/2012 tentang peningkatan pemberian dana kredit usaha kecil dan koperasi, yang mengindikasikan bahwa peluang mendapatkan modal usaha sangat besar.

Perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan. Perkembangan tersebut memerlukan anggaran sebagai alat yang digunakan manajemen untuk dapat mencapai tujuan perusahaan dan memenangkan persaingan yang senantiasa berubah. Penyusunan anggaran yang melibatkan berbagai pihak manajer secara umum memainkan peran dalam mempersiapkan dan mengevaluasi berbagai alternatif dan tujuan anggaran sehingga dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan kepuasan kerja dan kinerja manajer dapat meningkat.

Dalam usaha untuk mempertahankan dan mengembangkan perusahaan, manajer sangat memerlukan alat yang dapat membantu dalam perencanaan dan pengalokasian sumber daya yang terbatas. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk membantu perencanaan, koordinasi dan penilaian kinerja adalah anggaran (Isti Rahayu, 1999). Lebih lanjut Isti R mengatakan bahwa proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran dimana setiap manajer dalam


(22)

organisasi diberi peran untuk melaksanakan kegiatan pencapaian sasaran yang ditetapkan oleh anggaran. Sehingga dalam proses penyusunan anggaran melibatkan berbagai tingkatan manajemen baik itu manajemen tingkat atas (top level management) sampai manajemen tingkat bawah (lower level management). Siegel (1989) menyatakan bahwa anggaran mempunyai dampak langsung terhadap perilaku manusia, terutama bagi orang yang terlibat langsung dalam proses penyusunan/perancangan anggaran. Manajer oleh perusahaan karena ia merasa diminta pertimbangannya dan dilibatkan langsung dalam penentuan rencana perusahaan dimasa yang akan datang. Sehingga akan mendorong para manajer untuk mencapai sasaran perusahaan dan ia tidak akan merasa terpaksa dan terbebani dalam melaksanakan anggaran tersebut. Oleh karena itu partisipasi dalam penentuan anggaran yang melibatkan berbagai tingkat manjemen sangat diperlukan.

Hubungan pekerjaan antara karyawan dan manajemen juga dapat membuat dampak penting untuk mencapai keefektifan organisasi (Sunarto, 2005). Oleh karena itu, kinerja manajerial menjadi suatu hal yang sangat menentukan kelanjutan hidup perusahaan di Era globalisasi ini.

Sistem anggaran yang ada pada saat ini ternyata menimbulkan ketidakpuasan terhadap karyawan. Partisipasi dalam penyusunan anggaran terjadi apabila dalam kegiatan penganggaran bawahan diperbolehkan untuk ikut berpartisipasi menyusunnya. Dalam penyusunan anggaran, top management perlu melibatkan bawahan agar anggaran yang disusun dapat


(23)

mencerminkan kebutuhan dan kepentingan seluruh anggota. Hal inilah yang mendorong munculnya anggaran partisipatif (Argyris, 1952). (Argyris, 1952) menyarankan perlunya keikutsertakan manajemen level yang lebih rendah dalam proses penyusunan anggaran. Para bawahan yang dilibatkan dalam penyusunan anggaran akan mempunyai tanggungjawab dan konsekuensi moral serta pengetahuan mengenai usaha yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja sesuai dengan yang telah ditargetkan.

Dengan adanya variabel komitmen organisasi menyebabkan kinerja lebih terlihat sehingga setiap karyawan berusaha untuk bekerja sesuai dengan sasarn dan target perusahaan,karena komitmen organisasi menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi (Mowday et al dalam Darlis (2002). Komitmen organisasi yang kuat di dalam individu akan menyebabkan individu berusaha keras mencapai tujuan organisasi sesuai dengan tujuan perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja para karyawan di perusahaan. Bawahan yang memiliki tingkat komitmen organisasi yang tinggi akan memiliki pandangan positif dan lebih berusaha berbuat yang terbaik demi kepentingan organisasi (Porter et al, 1974). Sebaliknya, individu dengan komitmen rendah akan mementingkan dirinya atau kelompoknya. Dia tidak memiliki keinginan untuk menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik, sehingga memungkinkan


(24)

terjadinya penyalahgunaan anggaran apabila dia terlibat dalam penyusunan anggaran.

Ketidakpastian lingkungan adalah variabel lain yang dipertimbangkan dalam penelitian ini. Ketidakpastian lingkungan yang tinggi didefinisikan sebagai rasa ketidakmampuan individu untuk memprediksi sesuatu yang terjadi di lingkungan secara akurat (Miliken, 1987). Ketidakpastian lingkungan merupakan salah satu faktor yang sering menyebabkan organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan lingkungan. Seseorang mengalami ketidakpastian karena merasa tidak memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi keadaan pada masa yang akan datang. Bagi suatu organisasi, sumber utama ketidakpastian berasal dari lingkungan yang meliputi pesaing, konsumen, pemasok, regulator, dan tekhnologi yang dibutuhkan (Kren dan Kerr, 1993; Wartono, 1998 dalam Asriningati, 2006). Gul dan Chia (1994) dalam Dwirandra (2007) menyatakan bahwa ketika persepsi ketidakpastian lingkungan tinggi, organisasi membutuhkan tambahan informasi untuk mengantisipasi kompleksitas lingkungan. Semakin canggih laporan yang dihasilkan dari informasi sistem akuntansi manajemen akan dapat lebih membantu mengurangi ketidakpastian dan memperbaiki kinerja manajerial (Dwirandra, 2007).

Ketidakpastian lingkungan rendah mendorong terjadinya penyalahgunaan anggaran dan menyebabkan kinerja manajerial menjadi kurang baik dikarenakan keterbatasan atasan dalam menganalisis seluruh


(25)

informasi. Walaupun pada kondisi ketidakpastian rendah informasi mudah diperoleh, kemampuan analisis atasan tetap terbatas. Atasan tidak sepenuhnya dapat mengakses dan memproses informasi terutama informasi teknis yang lebih dikuasai bawahan yang membidanginya. Atasan perlu bantuan bawahan untuk memproses informasi agar menghasilkan analisis yang akurat. Kondisi ini dapat dimanfaatkan bawahan untuk melakukan tindakan. Dari variabel tersebut, peneliti mempunyai keinginan untuk mengetahui apakah partisipasi penyusunan anggaran, komitmen organisasi, dan ketidakpastian lingkungan mempengaruhi kinerja manajerial, dan manakah variabel yang paling mempengaruhi diantara ketiganya. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Kinerja Manajerial”

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Kadek Juli Suardana dan I Ketut Suryanawa (2010). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Variabel yang digunakan peneliti terdahulu adalah Partisipasi Penyusunan Anggaran sebagai variabel independen dan Kinerja Manajerial sebagai variabel dependen, serta Komitmen Organisasi sebagai variabel moderasi. Sedangkan, dalam penelitian ini peneliti menambah satu variabel baru sebagai variabel independen, yaitu


(26)

Ketidakpastian Lingkungan. Penelitian saat ini juga tidak menggunakan Komitmen Organisasi sebagai variabel independen. 2. Populasi dalam penelitian ini adalah Koperasi-koperasi yang berada di

wilayah Tangerang Selatan. Sedangkan, populasi penelitian sebelumnya adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kabupaten Bandung.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial?

2. Apakah komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial?

3. Apakah ketidakpastian lingkungan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial?

4. Apakah partisipasi penyusunan anggaran, komitmen organisasi, dan ketidakpastian lingkungan bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai:


(27)

b. Komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial. c. Ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial.

d. Partisipasi penyusunan anggaran, komitmen organisasi, dan ketidakpastian lingungan bersama-sama terhadap kinerja manajerial. 2. Manfaat Penelitian

a. Kontribusi Teoritis

1) Peneliti berikutnya, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan.

2) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai akuntansi manajemen, terutama tentang kinerja manajerial koperasi sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang.

b. Kontribusi Praktis

1) Koperasi, sebagai tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan informasi untuk meningkatkan kinerjanya.

2) Pengguna koperasi, diharapkan dapat bermanfaat dalam menilai pengaruh partisipasi penyusunan anggaran, komitmen organisasi, dan ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur 1. Anggaran (Budget)

a. Pengertian Anggaran (Budget)

Anggaran (budget) menurut M. Nafarin (2004:12) adalah sebagai berikut:

“Suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.” Jadi anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen. Dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut: 1) Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan. 2) Data tahun-tahun sebelumnya.

3) Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

4) Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.

5) Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah. 6) Penelitian untuk pengembangan perusahaan.


(29)

Penganggaran (budgeting) menurut Sony Yuwono, dkk (2005:29) adalah proses penerjemahan rencana aktivitas ke dalam rencana keuangan (budget). Dalam makna yang lebih luas, penganggaran meliputi penyiapan, pelaksanaan, pengendalian, dan pertanggungjawaban anggaran yang biasa dikenal dengan siklus anggaran. Dengan demikian, penganggaran perlu adanya standarisasi dalam berbagai formulir, dokumen, instruksi dan prosedur karena menyangkut dan terkait dengan operasional perusahaan sehari-hari.

b. Tujuan Anggaran

Ada beberapa tujuan disusunnya anggaran menurut M. Nafarin (2004:15), antara lain:

1) Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.

2) Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan.

3) Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat memudahkan pengawasan.

4) Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

5) Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.


(30)

6) Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

c. Manfaat dan Kelemahan Anggaran

Anggaran mempunyai banyak manfaat menurut M. Nafarin (2004:15), antara lain:

1) Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama. 2) Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan

kekurangan pegawai. 3) Dapat memotivasi pegawai.

4) Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai.

5) Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. 6) Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat

dimanfaatkan seefisien mungkin. 7) Alat pendidikan bagi para manajer.

Anggaran menurut M. Nafarin (2004:16) selain mempunyai banyak manfaat, juga memiliki kelemahan, antara lain:

1) Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga mengandung unsure ketidakpastian.

2) Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat.


(31)

3) Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat menggerutu dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran dapat menjadi kurang efektif.

d. Prosedur Penyusunan Anggaran

Menurut Ida Bagus Agung D. (2010:14) Ada dua prosedur penyusunan anggaran yang biasanya digunakan suatu organisasi, yaitu:

1) Top – Down Budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran dimana anggaran ditentukan oleh manajemen puncak dengan sedikit atau bahkan tidak ada konsultasi dengan manajemen. 2) Bottom – Up Budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran

dimana anggaran akan disiapkan oleh pihak yang akan melaksanakan anggaran tersebut. Kemudian diberikan kepada pihak yang lebih tinggi untuk mendapat persetujuan.

3) Participative Budget (anggaran partisipasi) Pendekatan penganggaranyang melibatkan manajer level menengah dalam pembuatan estimasi anggaran disebut participative budget. Anggaran partisipasi adalah anggaran yang dibuat dengan kerjasama dan partisipasi penuh dari manajer pada semua tingkatan. Sejumlah keunggulan yang biasanya diungkapkan atas anggaran partisipasi adalah :

a) Setiap orang pada semua tingkatan diakui sebagai anggota tim yang pandangan dan penilaiannya dihargai oleh


(32)

manajer puncak.

b) Orang yang berkaitan langsung dengan suatu aktivitas mempunyai kedudukan terpenting dalam pembuatan estimasi anggaran.

c) Orang lebih cenderung untuk mencapai anggaran yang penyusunnya melibatkan orang tersebut.

d) Suatu anggaran partsipasi mempunyai system kendali sendiri yang unik sehingga jika mereka tidak mencapai anggaran, maka yang harus mereka salahkan adalah anggaran partisipasi.

2. Partisipasi Penyusunan Anggaran

Partisipasi Menurut Ida Bagus Agung D (2010:80) menjelaskan sebagai berikut :

“Adanya keterlibatan upaya dan input oleh manajer dalam penyusunan anggaran.”

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan anggaran setiap manajer ikut berpartisipasi dan dapat mengemukakan pendapat yang akan disampaikan untuk mencapai tujuan yang akan dicapai dalam tanggung jawab masing-masing. Proses penyusunan anggaran bisa dari atas ke bawah (Top Down), bisa juga sebaliknya yaitu dari bawah ke atas (Bottom Up) dan adapula yang menggunakan gabungan keduanya. Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan keterlibatan yang meliputi pemberian pendapat,


(33)

pertimbangan dan usulan dari bawahan kepada pimpinan dalam mempersiapkan dan merevisi anggaran.

Penerapan partisipasi dalam penyusunan anggaran memberikan banyak manfaat antara lain Ida Bagus Agung D (2010:22):

a. Partisipasi akan menaikkan rasa kebersamaan dalam kelompok, yang akibatnya akan menaikkan kerjasama anggota kelompok di dalam penetapan sasaran.

b. Partisipasi dapat mengurangi rasa tertekan akibat adanya anggaran. c. Partisipasi dapat mengurangi rasa ketidaksamaan di dalam alokasi

sumber daya diantara bagian-bagian organisasi.

Prasyarat Partisipasi Menurut Ida Bagus Agung D (2010:22) adalah sebagai berikut :

a. Waktu yang cukup untuk berpartisipasi. b. Relevan dengan kepentingan pegawai.

c. Kemampuan pegawai memadai untuk menangani bidang garapan partisipasi.

d. Kemampuan berkomunikasi timbal balik.

e. Tidak timbul perasaan terancam bagi kedua belah pihak. f. Masih dalam bidang keleluasaan pekerjaan.

Hal – hal tersebut menunjukkan bahwa partisipasi lebih berhasil dalam situasi tertentu ketimbang situasi yang lain dan dalam situasi tertentu lainnya partisipasi sama sekali tidak berhasil.


(34)

3. Komitmen Organisasi

a. Pengertian Komitmen Organisasi

Menurut Steven L. Mcshane (2005:126) komitmen organisasi adalah:

“Organizational commitment refers to the employee’s emotional attachment to identification with, and involvement in a particular organization.”

Dimaksudkan bahwa komitmen organisasi mengacu pada keterikatan emosional karyawan untuk identifikasi dan terlibat dalam organisasi tertentu.

Komitmen organisasional merupakan komitmen seseorang terhadap organisasi tempatnya bekerja. Komitmen seseorang terhadap organisasi merupakan salah satu jaminan untuk menjaga kelangsungan organisasi tersebut, seseorang yang bergabung dalam organisasi pada sebuah perusahaan dituntut adanya komitmen dalam dirinya (Luthans, 1992 dalam Setiadi 2004:22).

Komitmen organisasi juga didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang mengaitkan dirinya kepada pekerjaannya, secara aktif berpartisipasi di dalamnya, dan menganggap kinerjanya penting bagi nilai dirinya (Robbins, 2006). Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka


(35)

pengangguran. Organisasi sendiri terdiri dari beberapa bentuk yaitu organisasi politik, sosial, mahasiswa, olahraga, sekolah, negara. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi sebagai sifat hubungan antara karyawan dengan organisasi yang menyangkut rasa mengidentifikasi dengan tujuan organisasi, rasa terlibat dengan tugas organisasi dan rasa setia pada organisasi sehingga karyawan tersebut bersedia untuk tetap aktif dalam organisasi.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Komitmen Organisasi Menurut David (1997) dalam Sopiah (2008:35) mengemukakan empat faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi, yaitu:

1) Faktor personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, kepribadian, dan lain-lain. 2) Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, tantangan,

konflik, peran, tingkat kesulitan dalam pekerjaan, dan lain-lain. 3) Karakteristik struktur, misalnya besar/kecilnya organisasi,

bentuk organisasi (sentralisasi/desentralisasi), kehadiran serikat pekerja.

4) Pengalaman kerja, pengalaman kerja sangat berpengaruh terhadap tingkat komitmen karyawan pada organisasi.


(36)

c. Jenis Komitmen Organisasi

Jenis komitmen menurut Allen dan Meyer dalam Ummi Narimawati (2005:28) membedakan komitmen organisasi atas tiga komponen yaitu:

1) Komponen efektif berkaitan dengan emosional, identifikasi dan keterlibatan karyawan didalam suatu organisasi.

2) Komponen normative merupakan perasaan-perasaan karyawan tentang tujuan yang harus diberikan kepada organisasi.

3) Komponen continuance berarti komponen berdasarkan persepsi karyawan tentang kerugian yang akan dihadapinya jika ia meninggalkan organisasi.

Meyer dan Alten dalam Umi Narimawati (2005:28), berpendapat bahwa setiap komponen memiliki dasar yang berbeda. Karyawan dalam komponen efektif tinggi, masih bergabung dengan organisasi karena keinginan untuk tetap menjadi anggota. Sementara itu karyawan dengan komponen continuance tinggi, tetap bergabung dengan organisasi tersebut karena mereka membutuhkan organisasi. Karyawan yang memiliki komponen normative yang tinggi, tetap menjadi anggota organisai karena mereka harus melakukannya. Setiap karyawan memiliki dasar dan tingkah laku yang berbeda dengan karyawan yang berdasarkan continuance, karyawan yang ingin menjadi anggota akan memiliki keinginan untuk menggunakan usaha yang sesuai dengan tujuan


(37)

organisasi.

Sebaliknya, mereka yang terpaksa menjadi anggota akan menghindar kerugian finansial dan kerugian lain, sehingga mungkin hanya melakukan usaha yang tidak maksimal, sementara itu, komponen normatif yang berkembang sebagai hasil dari pengalaman sosialisasi, tergantung dari jumlah apa perasaan kewajiban yang dimiliki karyawan. Komponen normatif menimbulkan perasaan kewajiban pada karyawan.

Berdasar uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi dapat dibedakan menjadi komitmen efektif, komitmen berkesinambungan dan komitmen normatif. Komitmen efektif menunjukkan keberadaan seseorang dalam organisasi oleh karena hal tersebut memang diinginkan. Komitmen berkesinambungan menunjukkan keberadaan seseorang dalam organisasi oleh karena kebutuhan. Komitmen normatif menunjukkan keputusan seseorang untuk tetap berada didalam organisasi oleh karena hal tersebut dipandang sebagai suatu keharusan.

4. Ketidakpastian Lingkungan

Ketidakpastian lingkungan yang dimaksud adalah persepsi responden atas ketidakmampuan individu untuk menilai probabilitas dirinya sebesar keputusan yang telah dibuat, akan gagal atau berhasil yang disebabkan karena kesulitan untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.


(38)

Teori kontinjensi atas ketidakpastian lingkungan yang dipersepsikan yang dipelopori oleh Burn & Stalker (1961) dalam Oktavianus (2002:15), menyebutkan mencoba mengidentifikasi tipe struktur dan praktik manajemen yang tepat untuk berbagai kondisi yang lingkungannya berbeda. Kedua peneliti tersebut menyimpulkan bahwa organisasi yang mekanis (dengan ciri pembagian tugas yang spesifik dan tegas) tepat untuk lingkungan yang stabil sedangkan organisasi yang organis (dengan ciri dan kontrol lebih sulit dalam situasi operasi yang tidak pasti disebabkan oleh kejadian-kejadian dimasa akan datang tidak dapat diprediksi.

Dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang dipersepsikan yang tinggi, informasi merupakan komoditi yang sangat berguna sekali dalam proses kegiatan perencanaan dan kontrol dalam suatu organisasi. Informasi akuntansi manajemen yang andal (ditunjukkan dengan tingkat ketersediaan informasi akuntansi manajemen) akan memudahkan penyediaan informasi yang tepat waktu dan relevan, dimana manajemen (manajer) memiliki tingkat kebutuhan informasi yang berbeda. Heterogenitas dan dinamika lingkungan yang disebut Simon (1987) dan Oktovianus (2002:16) sebagai sumber utama ketidakpastian lingkungan, membutuhkan rentang sasaran yang memungkinkan untuk dicapai. Hal ini disebabkan oleh kompleksitas, keanekaragaman aktivitas yang tidak terduga, ketidakstabilan dan turbulensi lingkungan sulit diprediksi. Bagaimanapun, dalam situasi


(39)

tidak pasti respon yang cepat terhadap perubahan yang sulit diprediksi. Semua itu disebabkan oleh pencapaian sasaran dalam kondisi yang tidak menentu lebih besar tantangannya daripada kondisi stabil. Umpan balik tepat waktu akan sangat diharapkan.

5. Kinerja Manajerial

a. Pengertian Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial diartikan sebagai salah satu faktor penting dalam perusahaan, karena dengan meningkatnya kinerja manajerial diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja manajerial yang diperoleh manajer juga merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan keefektifan perusahaan. Kinerja manajerial menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan fungsi manajemen yang merupakan aktivitas bisnis, yang tentu selalu berkenaan dengan pengambilan keputusan (Widarsono, 2007:45).

Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi (Amstrong dan Baron, 1985 dalam Prof. Dr. Wibowo, SE,M.Phil 2007:2). Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.


(40)

Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan memenuhi tanggung jawab sosialnya, sebagian besar tergantung pada manajer. Apabila manajer mampu melakukan tugas-tugasnya dengan baik, maka organisasi akan mampu mencapai sasaran dan tujuan yang dikehendaki. Seberapa baik seorang manajer melakukan perannya dalam mengerjakan tugas-tugas yang merupakan isu utama yang banyak diperdebatkan dalam penelitian akhir-akhir ini.

Narsa (2007:80) menyatakan kinerja manajerial adalah adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial. Kinerja personel meliputi delapan dimensi yaitu:

1) Perencanaan, dalam arti kemampuan untuk menentukan tujuan, kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur, dan pemrograman.

2) Investigasi, yaitu kemampuan mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, dan analisis pekerjaan.

3) Pengkoordinasian, yaitu kemampuan melakukan tukar menukar informasi dengan orang lain di bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain, dan hubungan dengan manajer lain.


(41)

4) Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk.

5) Pengawasan (supervisi), yaitu kemampuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan.

6) Pengaturan staff (staffing), yaitu kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja dibagian anda, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan mutasi pegawai.

7) Negosiasi, yaitu kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual, tawar-menawar secara kelompok.

8) Perwakilan (representatif), yaitu kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum perusahaan.

Kinerja (performance) adalah hasil yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai


(42)

dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial. Berbeda dengan kinerja karyawan yang umumnya bersifat konkrit, kinerja manajerial adalah bersifat abstrak dan kompleks (Mulyadi dan Johny, 2001:80).

b. Pentingnya Kinerja Manajerial

Menurut Mulyadi dan Johny (2001:80) menjelaskan pentingnya kinerja manajerial sebagai berikut:

1) Memungkinkan tim manajemen yang bertanggung jawab mewujudkan kinerja manajerial dapat bekerja in concert. 2) Memungkinkan setiap anggota tim melakukan alignment atas

kinerja yang dihasilkan dengan kinerja anggota tim yang lain. 3) Memungkinkan dilakukannya evaluasi terhadap konsistensi

kinerja manajerial.

4) Memungkinkannya dilakukannya evaluasi kekuatan dan kelemahan setiap jika lingkungan bisnis menuntut perubahan tertentu.

B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.


(43)

Tabel 2.1

Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Bersambung pada halaman selanjutnya No Peneliti

Terdahulu Judul

Metodelogi Penelitian

Hasil

Persamaan Perbedaan

1. Kadek Juli Suardana dan I Ketut

Suryanawa (2010)

Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada kinerja manajerial dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderasi

Sama-sama melakukan penelitian pada kinerja manajerial dengan partisipasi penyusunan anggaran sebagai variabel independen

Penelitian saat ini menggunakan

komitmen organisasi & ketidakpastian

lingkungan sebagai variabel independen yang tidak digunakan dalam penelitian sebelumnya.

Terdapat pengaruh positif antara partisipasi

penyusunan anggaran terhadap kinerja

manajerial, tetapi untuk komitmen organisai tidak menguatkan keduanya.

2. Belianus Patria Latuheru (2006) Pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderasi Sama-sama menggunakan partisipasi anggaran sebagai variabel independen

Penelitian saat ini menggunakan ketidakpastian lingkungan &

komitmen organisasi sebagai variabel

independen dan kinerja manajerial sebagai variabel dependen yang tidak digunakan dalam penelitian sebelumnya.

Komitmen organisasi memiliki pengaruh negatif terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran


(44)

Tabel 2.1 Lanjutan 3. Husnah

(2010)

Implementasi startegi melalui penyusunan program,

partisipasi anggaran dan prosedur terhadap kinerja koperasi di kota Palu

Sama-sama menggunakan partisipasi anggaran sebagai variabel independen dan kinerja sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan

komitmen organisasi & ketidakpastian lingkungan sebagai varioabel independen sementara penelitian sebelumnya menggunakan

implemetasi strategi dan prosedur sebagai

variabel independen.

Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja

4. Diana Rahmawati

Pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap partisipasi anggaran dan kinerja

manajerial Sama-sama menggunakan partisipasi anggaran sebagai variabel independen dan kinerja manajerial sebagai variabel dependen. Penggunaan ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderasi pada penelitian sebelumnya.

Ketidakpastian lingkungan memperkuat hubungan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja

manajerial.


(45)

Tabel 2.1 Lanjutan 5. Andi Kartika

(2010) Pengaruh komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan dalam hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran Sama-sama menggunakan partisipasi anggaran sebagai variabel independen Penggunaan komitmen organisasi & ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderasi dan senjangan anggaran sebagai variabel dependen pada

penelitian sebelumnya .

Dalam kondisi

ketidakpastian lingkungan yang tinggi, tingkat tinggi partsisipasi anggaran dikaitkan dengan rendah senjangan.

6. Melani Rahayu (2013)

Pengaruh intensitas informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial dengan ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderasi Sama-sama menggunakan kinerja manajerial sebagai variabel dependen. Penggunaan intensitas informasi akuntansi manajemen sebagai variabel independen dan ketidakpastian lingkungan sebagai pemoderasi pada penelitian sebelumnya.

Adanya pengaruh positif antara intensitas informasi akunatansi manajemen dengan kinerja manajerial, sementara itu adanya pengaruh negatif antara ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja

manajerial. 7. Siti Pratiwi

Husain (2011) Pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan komitmen organisasi sebagai pemoderasi Sama-sama menggunakan partisipasi anggaran sebagai variabel independen. Penggunaan komitmen organisasi sebagai pemoderasi dan senjangan anggaran sebagai variabel dependen pada penelitian sebelumnya. Interaksi partisipasi anggaran dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderasi berpengaruh negatif signifikan terhadap senjangan anggaran.


(46)

Tabel 2.1 Lanjutan 8. Bernard

Wong-On-Wing (2010)

Intrinsic and extrinsic motivation and participation in budgeting: Antecedents and consequences Sama-sama menggunakan partisipasi anggaran sebagai variabel independen Menggunakan motivasi sebagai variabel dependen pada penelitian sebelumnya. Terdapat hubungan positif antara partisipasi anggaran dengan motivasi yang berasal dari dalam sementara berpengaruh negatif dengan motivasi yang berasal dari luar. 9. Johnny Jermias

(2011)

Budgetary participation: The effect of information asymmetry,goal

comitment, and role ambiguity on job satisfaction and performance Sama-sama menggunakan variabel partisipasi anggaran dan kinerja Penggunaan informasi asimteri, komitmen tujuan, ambiguitas peran dan kepuasan kerja pada penelitian sebelumnya.

Ambiguitas peran memediasi antara partisipasi anggaran dengan kepuasan kerja dan partisipasi anggaran dengan kinerja begitu juga dengan komitmen tujuan.

10. Ifah Latifah (2012) Peran karakteristik sistem akuntansi manajemen sebagai mediator hubungan antara ketidakpastian lingkungan dengan kinerja manajerial Sama-sama menggunakan variabel ketidakpastian lingkungan dan variabel kinerja manajerial Adanya variabel karakteristik sistem akuntansi manajemen pada penelitian sebelumnya. Ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap kinerja manajerial dimediasi oleh karakteristik sistem akuntansi manajemen.


(47)

C. Kerangka Pemikiran dan Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial

Peranan penyusunan anggaran terhadap kinerja, baik kinerja manajer, karyawan dan perusahaan Menurut Hansen dan Mowen (2004:35) mendefinisikan bahwa:

“Anggaran sering digunakan untuk menilai kinerja manajer, bonus, kenaikan kerja dan promosi adalah semua hal yang dipengaruhi oleh kemampuan seorang manajer. Untuk mencapai atau melampaui tujuan yang direncanakan, oleh karena status keuangan seorang manajer dan karir dapat berpengaruh, penyusunan anggaran dapat memiliki pengaruh signifikan apakah pengaruh tersebut positif atau negatif tergantung sebagian besar pada bagaimana anggaran tersebut digunakan.”

Menurut Hansen dan Mowen mendefinisikan bahwa partisipasi penyusunan anggaran memungkinkan para manajer tingkat bawah untuk turut serta dalam pembuatan anggaran. Peningkatan tanggung jawab dan tantangan yang inheren dalam proses tersebut memberikan insentif non uang yang mengarah pada tingkat kinerja yang lebih tinggi.

Partisipasi juga merupakan proses dimana individu-individu terlibat langsung didalamnya dan mempunyai pengaruh pada penyusunan anggaran. Partisipasi para manajer dalam proses penyusunan anggaran


(48)

serta bekerja sama dalam team guna mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan kinerja juga merupakan evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan lewat atasan langsung, teman, dirinya sendiri dan bawahan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran memiliki keterkaitan. Keterkaitan tersebut dapat berdampak positif atau negatif tergantung pada pihak yang melaksanakan dalam perusahaan. H1 : Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja

manajerial

2. Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial

Nouri dan Parker, (1998) dikutip dalam M. Yahya dkk, (2008) menganalisis komitmen organisasi dalam pengaruhnya pada hubungan partisipasi anggaran dan kinerja. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa komitmen organisasi dan kinerja memiliki hubungan positif dan signifikan. Semakin tinggi komitmen terhadap organisasi, manajer merasa memiliki organisasi tempatnya bekerja sehingga membuat manajer akan memberikan hasil upaya dan kinerja yang lebih baik. Hipotesis hubungan antara komitmen organisasi dan kinerja adalah sebagai berikut:

H2 : Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial

2. Pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial Menurut Miliken (1987) dalam Lena (2009), ketidakpastian Lingkungan dapat diartikan sebagai rasa ketidakmampuan individu dalam


(49)

dihadapi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Semakin tinggi kemampuan dalam memprediksi, maka semakin rendah tingkat ketidakpastian lingkungan yang dihadapi.

Dwirandra (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial. Dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Ketidakpastian lingkungan yang tinggi diidentifikasi sebagai faktor penting karena kondisi demikian dapat menyulitkan perencanaan dan pengendalian. Perencanaan menjadi bermasalah dalam situasi operasi yang tidak pasti karena tidak terprediksinya kejadian masa mendatang. Ini berarti bahwa semakin tinggi ketidakpastian lingkungan akan semakin menurunkan kinerja manajerial.

Organisasi yang sukses akan selalu beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungannya dan secara proaktif merubah lingkungannya. Organisasi harus mengelola ketidakpastian lingkungan untuk menjadi efektif. Menurut Daft (2009), ada dua strategi dasar untuk mengatasi ketidakpastian lingkungan yang tinggi yaitu mengadaptasi organisasi dengan perubahan-perubahan lingkungan untuk membuatnya lebih harmonis dengan kebutuhan-kebutuhan organisasi.


(50)

manajer akan mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan dan melakukan pengendalian terhadap perusahaan. Perencanaan akan menjadi masalah dalam ketidakpastian karena peristiwa-peristiwa yang akan datang tidak dapat diprediksi. Pengendalian terhadap aktivitas perusahaan juga sulit dilakukan dalam suasana yang tidak pasti.

Ketidakpastian lingkungan yang tinggi diidentifikasi sebagai faktor yang penting karena kondisi demikian dapat menyulitkan perencanaan dan pengendalian. Perencanaan menjadi bermasalah dalam situasi operasi yang tidak pasti karena tidak terprediksinya kejadian masa mendatang. Dalam ketidakpastian lingkungan individu akan mengalami keterbatasan sehingga tidak dapat mengetahui kegagalan atau keberhasilan terhadap keputusan yang telah dibuat. Semakin tinggi kemampuan dalam memprediksi, maka berarti semakin rendah tingkat ketidakpastian lingkungan yang dihadapi.

H3 : Ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja

manajerial.

3. Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran, komitmen organisasi, dan ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial

Partisipasi juga merupakan proses dimana individu-individu terlibat langsung didalamnya dan mempunyai pengaruh pada penyusunan anggaran. Partisipasi para manajer dalam proses penyusunan anggaran


(51)

serta bekerja sama dalam team guna mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan kinerja juga merupakan evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan lewat atasan langsung, teman, dirinya sendiri dan bawahan. Nouri dan Parker, (1998) dikutip dalam M. Yahya dkk, (2008) menganalisis komitmen organisasi dalam pengaruhnya pada hubungan partisipasi anggaran dan kinerja. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa komitmen organisasi dan kinerja memiliki hubungan positif dan signifikan. Semakin tinggi komitmen terhadap organisasi, manajer merasa memiliki organisasi tempatnya bekerja sehingga membuat manajer akan memberikan hasil upaya dan kinerja yang lebih baik.

Dwirandra (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial. Dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Ketidakpastian lingkungan yang tinggi diidentifikasi sebagai faktor penting karena kondisi demikian dapat menyulitkan perencanaan dan pengendalian. Perencanaan menjadi bermasalah dalam situasi operasi yang tidak pasti karena tidak terprediksinya kejadian masa mendatang. Ini berarti bahwa semakin tinggi ketidakpastian lingkungan akan semakin menurunkan kinerja manajerial.


(52)

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

lemahnya membuat perencanaan bisnis (pengamatan terhadap potensi), perubahan pengurus internal, penyalahgunaan dana, dan tidak meratanya klasifikasi pembentukan koperasi seesuai dengan

potensi daerah.

Model Analisis: Regresi Berganda Tuntutan Atas Kinerja Pengurus Koperasi

Komitmen Organisasi (X2)

(Andi Kartika, 2010)

Basis Teori : Teori Anggaran (Budget)

Ketidakpastian Lingkungan (X3)

(Andi Kartika, 2010) Partisipasi Anggaran (X1)

(Kadek Juli Suardana, dkk 2010)

Kinerja Manajerial (Y)

(Kadek Juli Suardana, dkk,

2010)

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran Hasil Pengujian dan Pembahasan


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh partisipasi penyusunan anggaran (X1), komitmen organisasi (X2), dan

ketidakpastian lingkungan (X3) terhadap kinerja manajerial (Y) sebagai variabel-variabel dalam penelitian. Penyebaran serta pengambilan kuesioner dilakukan mulai dari tanggal 25 Mei 2013 sampai dengan 30 Juni 2013. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengurus koperasi yang berada di wilayah Tangerang Selatan.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah semua pengurus yang berpartisipasi di dalam koperasi di wilayah Tangerang Selatan. Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sample penelitian adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling), dengan teknik berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian) (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:131) dengan kriteria sebagai berikut: 1. Sampel merupakan pengurus yang berpartisipasi di dalam koperasi yang


(54)

2. Pengurus yang bekerja di koperasi, yang pernah berpengalaman menyusun RKA (Rencana Kerja Anggaran).

3. Pengurus koperasi yang mempunyai pengalaman bergabung minimal satu tahun.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah pengurus koperasi yang berada di koperasi wialayah Tangerang Selatan. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada koperasi-koperasi tersebut secara langsung ataupun melalui perantara. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari pengurus koperasi sebagai responden dalam penelitian.


(55)

indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada pengurus koperasi sebagai responden.

D. Operasionalisai Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1)

Partisipasi penyusunan anggaran adalah keterlibatan manajer dan luasnya pengaruh dalam proses penyusunan anggaran (Milani, 1975 dalam Supriyono 2005). Partisipasi anggaran diukur dengan menggunakan instrumen daftar pertanyaan yang disusun oleh Milani (1975) dalam Supriyono (2005). Daftar pertanyaan tersebut terdiri atas enam butir pertanyaan yang digunakan untuk menilai tingkat partisipasi responden atas daftar pertanyaan tersebut didesain menggunakan skala ordinal dimana Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan lima point skala likert dari “Sangat Tidak Setuju” sampai “Sangat Setuju”. Instrumen pertanyaan pada variabel partisipasi anggaran antara lain mengenai seberapa besar keterlibatan para pengurus dalam proses penyusunan anggaran, tingkat kelogisan alasan atasan untuk merevisi usulan anggaran yang dibuat, intensitas manajer mengajak diskusi tentang anggaran, besarnya pengaruh manajer dalam anggaran, seberapa besar


(56)

manajer merasa mempunyai kontribusi penting terhadap anggaran, serta frekuensi alasan meminta pendapat manajer dalam penyusunan anggaran. 2. Komitmen Organisasi (X2)

Komitmen organisasi didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadinya (Wiener, 1982 dalam Rahman dan Supomo, 2003). Komitmen organisasional bisa tumbuh disebabkan karena individu memiliki ikatan emosional terhadap organisasi yang meliputi dukungan moral dan menerima nilai yang ada di dalam organisasi serta tekad dalam diri untuk mengabdi kepada organisasi (Porter et al, 1974).

Untuk mengukur komitmen organisasi digunakan sembilan item pertanyaan yang telah digunakan oleh Mowday dan Steers (1979) dalam Christina Tri Setyorini,dkk . Skala yang digunakan adalah satu untuk menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan lima berarti sangat setuju. 3. Ketidakpastian Lingkungan (X3)

Duncan, (1972) dalam Darlis, (2002) mendefinisikan ketidakpastian lingkungan sebagai keterbatasan individu dalam menilai probabilitas seberapa besar keputusan yang telah dibuat akan gagal atau berhasil yang disebabkan karena kesulitan untuk memprediksi


(57)

kemungkinan-situasi dimana seseorang mengalami hambatan untuk memprediksi kemungkinan-situasi di sekitarnya sehingga mencoba untuk melakukan sesuatu untuk menghadapi ketidakpastian tersebut (Luthans, 1998 dalam Darlis, 2002). Di dalam ketidakpastian lingkungan, individu akan menghadapi keterbatasan dan memperoleh informasi dari lingkungan, sehingga tidak dapat mengetahui kegagalan atau keberhasilan terhadap keputusan yang telah dibuatnya (Fisher, 1996 dalam Darlis, 2002).

Untuk mengukur persepsi responden atas ketidakpastian lingkungan yang dirasakan, digunakan 9 item yang dikembangkan oleh Duncan, (1972) dalam Darlis, (2002). Skala yang digunakan adalah ordinal satu untuk menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan lima berarti sangat setuju.

4. Kinerja Manajerial (Y)

Kinerja manajerial merupakan hasil upaya yang dilakukan manajer dalam melakukan tugas dan fungsinya dalam organisasi. Kinerja manajerial didefinisikan juga sebagai kinerja manajer dalam memahami fungsi manajer dalam mencapai sasaran kinerjanya (Weihrich dan Koontz 2005). Kinerja manajerial diukur dengan menggunakan instrumen daftar pertanyaan yang dikembangkan oleh Mahoney et al, (1965) dalam Diana Rahmawati (2006). Daftar pertanyaan terdiri dari enam butir pertanyaan digunakan untuk mengevaluasi kinerja responden. Skala yang digunakan


(58)

adalah ordinal satu untuk menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan lima berarti sangat setuju.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran

Variabel Indikator No. Butir

Pertanyaan

Skala Pengukuran Partisipasi

Penyusunan Anggaran (X1)

(Milani, 1975 dalam Supriyono, 2005)

1. Keterlibatan pengurus dalam penyusunan anggaran.

2. Penyesuaian revisi anggaran.

3. Intensitas pengurus mengajak diskusi tentang anggaran. 4. Besarnya pengaruh

pengurus dalam anggaran.

5. Kontribusi pengurus terhadap anggaran. 6. Frekuensi alasan

meminta pendapat pengurus dalam penyusunan anggaran. 1 2 3 4 5 6 Skala Ordinal Komitmen Organisasi (X2)

(Mowday dan Steers, 1979 dalam Christina Tri Setyorini,dkk 2012)

1. Bekerja keras untuk kemajuan organisasi. 2. Senang dan bangga

terhadap organisasi. 3. Keseimbangan nilai 4. Adanya keterikatan

antara pengurus dengan organisasi.

5. Terinspirasi oleh organisasi untuk mencapai kinerja. 6. Mempertahankan

keberadaannya dalam organisasi

7. Tingkat kepedulian terhadap organisasi 7 8,9 10 11 12 13,14 15 Skala Ordinal


(59)

Tabel 3.1 Lanjutan Ketidakpastian

Lingkungan (X3)

(Duncan, 1972 dalam Darlis, 2002)

1. Keyakinan terhadap metode kerja serta penentuan keputusan. 2. Standar kerja

minimal dalam bekerja. 3. Memahami bagaimana bersikap dan menyelesaikan masalah organisasi. 4. Bekerja sesuai

harapan

5. Mampu bekerja dengan sebaik-baiknya. 16 17 18,19,20,21 22 23,24 Skala Ordinal Kinerja Manajerial (Y)

(Mahoney et al, 2000 dalam Diana Rahmawati 2006) 1. Kuantitas pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan pengurus yang lain.

2. Penilaian hasil pekerjaan. 3. Koordinasi 4. Tingkat ketelitian

dalam mengawasi organisasi

5. Penghargaan atas kinerja. 6. Mempertahankan dan memperbaiki hubungan dengan dengan pihak lain. 25 26 27 28 29 30 Skala Ordinal


(60)

E. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dengan menggunakan metode kuantitatif, diharapkan akan didapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat tentang respon yang diberikan oleh responden, sehingga data yang berbentuk angka tersebut dapat diolah dengan menggunakan metode statistik. Dalam menguji data yang diperoleh sehubungan dengan masalah yang diteliti digunakan pengujian statistik untuk melihat pengaruh variabel independen dengan variabel dependen. Berdasarkan pengujian tersebut akan ditarik suatu kesimpulan untuk menjawab perumusan masalah yang ada. Pengujian statistik akan didahului dengan pengujian realibilitas dan validitas, kemudian akan dilakukan transformasi data kuesioner dari data ordinal menjadi data interval dengan menggunakan MSI (Metode Suksesive Interval). Setelah transformasi dilakukan, maka akan dilanjutkan dengan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi. (Imam Ghozali, 2009).

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan dalam kondisi


(61)

sebenarnya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberi gambaran umum mengenai demografi responden dalam penelitian dan deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian (partisipasi penyusunan anggaran, komitmen organisasi, ketidakpastian lingkungan, dan kinerja manajerial). 2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2009). Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Dengan tingkat signifikansi yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Imam Ghozali, 2011).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap


(62)

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Imam Ghozali, 2009).

Menurut Arikunto (2002), koefisien korelasi reabilitas dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu:

1) Antara 0,800 sampai dengan 1,000 = sangat tinggi 2) Antara 0,600 sampai dengan 0,800 = tinggi 3) Antara 0,400 sampai dengan 0,600 = cukup tinggi 4) Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah

5) Antara 0,000 sampai dengan 0,200 = sangat rendah (tidak berkorelasi).

Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai pada kategori 1 sampai 3(Arikunto, 2002).

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas, dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi


(63)

ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi bebas dari multikolonieritas jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 (Imam Ghozali, 2009).

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Imam Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini juga, uji normalitas menggunakan kolmogrov-sminorv test yaitu jika p-valuenya menunjukkan lebih besar dari 0,05 berarti hipotesis diterima atau terdistribusi normal.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke


(64)

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Imam Ghozali, 2009).

Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2009).

4. Uji Hipotesis a. Uji F

Pengujian pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap perubahan nilai variabel dependen, dilakukan melalui pengujian terhadap besarnya perubahan nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh perubahan nilai semua variabel independen, untuk itu perlu dilakukan uji F. Uji F atau ANOVA dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikasi yang ditetapkan untuk penelitian dengan probability value dari hasil penelitian (Ghozali, 2009).

b. Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh dari variabel independen secara individual dalam variasi variabel


(65)

dependen. Hipotesis diterima jika nilai probabilitas signifikansi 0,05 hipotesis ditolak jika nilai probabilitas signifikansi (Imam Ghozali, 2011).

c. Koefisien Determinasi ( R2)

Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen (Priyatno,2010:66).

Multikolonieritas terjadi apabila nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen (Priyatno,2010).

d. Pengujian dengan Analisis Regresi Berganda

Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Singgih Santoso, 2004).

Dalam penelitian ini untuk mengolah data hasil penelitian digunakan metode regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu pengaruh dari partisipasi penyusunan anggaran (X1), komitmen organisasi (X2), ketidakpastian lingkungan (X3) terhadap kinerja manajerial (Y). Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini


(66)

dilakukan dengan analisis regresi berganda dengan persamaan statistik sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + E

Dimana:

Y = Kinerja Manajerial E = Error a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X1 = Partisipasi Penyusunan Anggaran

X2 = Komitmen Organisasi


(67)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap pengurus koperasi yang bekerja di Koperasi yang berada di wilayah Tangerang Selatan baik kelas kecil, menengah, maupun besar. Struktur Organisasi di dalam Koperasi dapat digambarkan dalam gambar 4.1.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Koperasi di wilayah Tangerang Selatan

Ketua Koperasi

Sekretaris Bendahara Divisi-divisi

Divisi Pengawas

Akuntan

Divisi produksi Divisi keuangan


(68)

Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden, atau mengirimkan kuesioner dengan menggunakan e-mail kepada pengurus koperasi di wilayah Tangerang Selatan yang telah setuju untuk terlibat dalam penelitian ini. Penyebaran serta pengambilan kuesioner dilakukan mulai dari tanggal 25 Mei 2013 sampai dengan 30 Juni 2013.

Jumlah kuesioner yang disebarkan oleh peneliti adalah 100 kuesioner dan jumlah kuisioner yang kembali adalah 85 kuesioner atau 85%. Terbatasnya jumlah kuesioner yang disebarkan dikarenakan banyaknya organisasi yang menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, sehingga kuesioner hanya dapat disebarkan kepada organisasi yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Dari 100 kuesioner yang disebarkan oleh peneliti, kuesioner yang tidak kembali adalah sebanyak 15 kuesioner atau 15%, hal ini dikarenakan hingga akhir waktu penyebaran dan pengambilan kuisioner, organisasi terkait tidak dapat memberikan kepastian mengenai kuesioner yang telah diberikan. Dari 85 kuesioner yang kembali, kuesioner yang dapat diolah oleh peneliti adalah sebanyak 75 kuesioner, sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel dan tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 10 kuesioner atau 10%. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.


(69)

Tabel 4.1

Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah Persentase

1. Jumlah kuesioner yang disebar 100 100% 2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 15 15% 3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 10 10% 4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 75 75% Sumber: Data primer yang diolah

Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2

Data Distribusi Sampel Penelitian

No. Nama Koperasi Kuesioner

dikirim

Kuesioner dikembalikan

1. Koperasi Ittihadul Muhajirin 5 5

2. Koperasi Sumber Rizki 10 10

3. Koperasi Artha Jaya Sentosa 5 5

4. Koperasi Arta Niaga 5 5

5. Koperasi Seroja 5 5

6. Koperasi Sejahtera Bersama 5 5

7. Koperasi Sejahtera Mandiri 10 10

8. Koperasi Gema Tirta 5 5

9. Koperasi Indopelita Aircraft 5 5

10. Koperasi Ubasyada 5 5


(70)

Tabel 4.2 Lanjutan

11. Koperasi Trikarya Anugerah 5 5

12. Koperasi Madani 5 5

13. Koperasi RS. Syahid 5 0

14. Koperasi RS. Bina Bhakti 5 0

15. Koperasi Multi Mitra 5 0

16. Koperasi BMT Al-Fath 5 5

17. Koperasi Batan Serpong 5 5

18 Koperasi Maestro 5 5

Total 100 85

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pengurus yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran di koperasi yang berada di wilayah Tangerang Selatan. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, jabatan, pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja responden dalam menyusun anggaran.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin.


(71)

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Laki-laki 44 58.7 58.7 58.7

Perempuan 31 41.3 41.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sekitar 44 orang atau 58,7% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 31 orang atau 41,3% responden berjenis kelamin perempuan.

b. Deskripsi responden berdasarkan usia

Hasil uji deskripsi ini mendeskripsikan responden berdasarkan usia dari responden, hasil uji berdasarkan usia responden disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

>40 2 2.7 2.7 2.7

26-30 12 16.0 16.0 18.7

31-35 42 56.0 56.0 74.7

36-40 19 25.3 25.3 100.0

Total 75 100.0 100.0


(72)

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa mayoritas responden berusia 31-35 tahun yaitu sebanyak 42 orang atau 56%. Responden yang berusia antara 26-30 tahun diketahui sebanyak 12 orang atau 16%, yang berusia 36-40 tahun sebanyak 19 orang atau 25,3%, Kemudian responden yang berumur di atas 40 tahun sebanyak 2 orang atau 2,7%.

c. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir

Hasil uji deskripsi ini mendeskripsikan responden berdasarkan posisi terakhir di organisasi tempat mereka bekerja, hasil uji deskripsi berdasarkan posisi terakhir disajikan pada tabel berkut ini:

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir Jabatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Ketua 15 20.0 20.0 20.0

Sekretaris 15 20.0 20.0 40.0

Bendahara 14 18.7 18.7 58.7

Divisi jasa

keuangan 9 12.0 12.0 70.7

Divisi bisnis dan

industri 10 13.3 13.3 84.0

Akuntan 6 8.0 8.0 92.0

Divisi pengawas 6 8.0 8.0 100.0

Total 75 100.0 100.0


(73)

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh informasi bahwa mayoritas responden sebanyak 15 orang atau 20% menduduki jabatan sebagai ketua, begitu juga yang menduduki jabatan sebagai sekretaris sebanyak 15 orang atau 20%, yang menduduki jabatan sebagai bendahara sebanyak 14 orang atau 18,7%. Responden yang menduduki jabatan sebagai divisi jasa keuangan adalah sebanyak 9 orang atau 12%. Kemudian responden yang menduduki jabatan sebagai divisi bisnis & industri adalah sebanyak 10 orang atau 13,3%. Kemudian responden yang menduduki jabatan sebagai akuntan dan divisi pengawas masing-masing sebanyak 6 orang atau 8%.

d. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Hasil uji deskripsi ini mendeskripsikan responden berdasarkan pendidikan terakhir yang ditempuh oleh responden, hasil uji berdasarkan pendidikan terakhir responden disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskripsi Respoden berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

D3 16 21.3 21.3 21.3

S1 54 72.0 72.0 93.3

S2 5 6.7 6.7 100.0

Total 75 100.0 100.0


(74)

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendidikan S1 yaitu sebanyak 54 orang atau 72%. Sebanyak 5 orang responden atau 6,7% berpendidikan S2. Sedangkan sisa responden sebanyak 16 orang atau 21,3% berpendidikan D3. Hal ini disebabkan adanya standar pendidikan minimal untuk menempati posisi di manajemen pengurus koperasi mayoritasnya adalah S1.

e. Deskripsi responden berdasarkan lama bekerja

Hasil uji deskripsi ini mendeskripsikan responden berdasarkan lama bekerja responden di organisasi tempat mereka bekerja, hasil uji deskripsi responden berdasarkan lama bekerja disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Deskripsi Responden berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulati ve Percent

Valid

2-3 tahun 9 12.0 12.0 12.0

3-4 tahun 44 58.7 58.7 70.7

4-5 tahun 19 25.3 25.3 96.0

>5 tahun 3 4.0 4.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.7 tersebut memberikan informasi bahwa mayoritas responden telah bekerja selama 3 sampai 4 tahun di organisasi sebanyak


(1)

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(2)

HASIL UJI RELIABILITAS KINERJA MANAJERIAL

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted y1 14.2800 3.772 .387 .620 y2 14.3733 3.913 .327 .646 y3 13.8533 3.586 .376 .627 y4 14.0800 3.372 .433 .600 y5 14.1333 3.387 .559 .542

Reliability Statistics Cronbach's

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 75 100.0 Excludeda 0 .0 Total 75 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.


(3)

HASIL UJI ASUMSI KLASIK

1. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

x1 .736 1.359 x2 .801 1.249 x3 .754 1.326 a. Dependent Variable: y


(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 75

Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation 28.69534868 Most Extreme

Differences

Absolute .086 Positive .069 Negative -.086 Kolmogorov-Smirnov Z .744 Asymp. Sig. (2-tailed) .638 a. Test distribution is Normal.


(5)

Coefficientsa,b

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 x11 .102 .063 1.083 1.630 .107 x22 -.019 .040 -.303 -.472 .638 x33 .000 .044 -.013 -.019 .985 a. Dependent Variable: absres

b. Linear Regression through the Origin

4. HASIL UJI REGRESI BERGANDA

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson 1 .566a .320 .291 29.29532 1.433 a. Predictors: (Constant), x1, x2, x3


(6)

ANOVAa Model Sum of

Squares

df Mean Square

F Sig.

1

Regressi

on 28679.405 3 9559.802 11.139 .000

b

Residual 60933.305 71 858.216 Total 89612.709 74

a. Dependent Variable: yy

b. Predictors: (Constant), x1,x2, x3

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 90.158 36.816 2.449 .017

x1 .074 .102 .082 .723 .472 .736 1.359

x2 .194 .070 .303 2.768 .007 .801 1.249

x3 .223 .077 .325 2.886 .005 .754 1.326


Dokumen yang terkait

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, DESENTRALISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA DPRD KABUPATEN BLORA.

1 17 14

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI MODERATING PADA BPR.

0 5 14

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI,DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus pada RS. Kasih Ibu Surakarta).

2 11 15

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus pada RS. Kasih Ibu Surakarta).

0 3 16

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Daerah Air Minum (

0 2 14

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA KOPERASI UNIT Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada Koperasi Unit Desa Kecamatan Jatinom.

0 2 13

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, PARTISIPASI ANGGARAN, DAN SENJANGAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL Pengaruh komitmen organisasi, partisipasi anggaran, dan senjangan anggaran terhadap kinerja manajerial (servey pada koperasi simpan pinjam di sukoharj

0 1 13

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN KINERJA MANAJERIAL DAN KEPUASAN KERJA(Survey Pada Perusahaan Ma

0 1 11

Pengaruh Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Manajerial.

0 1 13

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL : KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI MODERASI

0 0 8