7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Psikologi
Teori psikologi menganggap bahwa partisipasi anggaran menyediakan pertukaran informasi antara atasan dan bawahan Hopwood, 1976; Locke and
Schweiger, 1979; Locke and Latham, 1990 dalam Sumarno 2005:2. Menurut teori psikologi ada dua alasan utama mengapa partisipasi anggaran diperlukan
yaitu: a. keterlibatan atasan dan bawahan dalam patisipasi anggaran mendorong
pengendalian informasi yang tidak simetris dan ketidakpastian tugas b. melalui partisipasi anggaran individu dapat mengurangi tekanan tugas dan
mendapatkan kepuasan kerja, selanjutnya dapat mengurangi senjangan anggaran.
Teori psikologi memperkenalkan tiga faktor utama dalam keterlibatan atasan dan bawahan dalam partisipasi anggaran Locke and Schweiger, 1979;
Locke and Latham, 1990 dalam Sumarno 2005:2 yaitu: a. value attainment factor
b. cognition factor c. motivation factor.
2.1.2 Teori Tangga Partisipasi
Partisipasi masyarakat yang terjadi di daerah berbeda-beda tergantung pada karakteristik lingkungan, ekonomi, budaya, dan politik yang terjadi di daerah
tersebut. Jika tingkat partisipasi masyarakat diperbandingkan antar daerah yang satu dengan yang lainnya maka dapat ditarik sebuah garis kontinum mulai dari
titik non partisipasi masyarakat sampai partisipasi masyarakat yang paling tinggi dimana masyarakat memegang kendali sepenuhnya. Teori yang sangat terkenal
dalam menunjukkan kadar partisipasi masyarakat dikemukakan oleh Arnstein sebagai Ladder of Participation tangga partisipasi.
8
Dalam teori tangga partisipasi Arnstain, 1971 dalam Amirya et.al 2011:6 terdapat tiga derajat partisipasi yang kemudian diperinci menjadi delapan tangga
partisipasi. Derajat paling rendah adalah nonpartisipasi yang terdiri dari dua anak tangga yaitu manipulasi dan terapi. Derajat yang kedua adalah partisipasi simbolik
menunjukkan adanya partisipasi yang lebih tinggi dibanding dengan derajat yang pertama yaitu adanya pemberian informasi, konsultasi dan konsensi. Derajat yang
ketiga adalah partisipasi penuh ini menunjukkan adanya redistribusi kekuasaan dari pemerintah kepada masyarakat yang ditunjukan dengan adanya kemitraan,
pendelegasian wewenang dan kontrol oleh warga.
2.1.3 Teori Motivasi