19 i.
Luka atau infeksi pada daerah yang akan dilakukan injeksi spinal ii.
Thrombositopenia 50.000 iii.
Hipovolemia berat dan syok. iv.
Tekanan intrakranial yang meningkat. v.
Kelainan tulang belakang vi.
Obesitas berat
3.6.3 Kriteria Drop Out
1. Pasien yang memerlukan usaha tusukan spinal lebih dari 6 kali.
2. Mengalami keadaan syok selama operasi.
3. Operasi berlangsung lama sehingga membutuhkan tambahan obat
anestesi umum.
3.7 Informed consent
Setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik, penderita mendapatkan penjelasan tentang prosedur yang akan dijalani serta menyatakan secara tertulis
kesediaannya dalam lembar informed consent.
3.8 Cara kerja
1. Setelah mendapat informed consent dan disetujui komite etik semua
sampel dinilai ulang. 2.
Populasi yang dijadikan sampel dibagi secara random menjadi 2 kelompok, A dan B.
3. Tiap pasien dipersiapkan untuk dilakukan tindakan spinal anestesia
dengan pemasangan IV line abbocath 18 G dengan pemberian cairan infus RL 1000cc.
Universitas Sumatera Utara
20 4.
Pasien dipastikan dalam keadaan normovolemik dengan melakukan tilt test.
5. Kelompok A dipersiapkan untuk dilakukan tindakan spinal anestesia
dengan jarum spinal 27G Quincke. Disuntikkan dengan posisi duduk dan dengan posisi bevel paralel dengan sagital plane untuk mencegah robekan
dura yang lebih besar. 6.
Kelompok B dipersiapkan untuk dilakukan tindakan spinal anestesia dengan jarum spinal 27G Whitacre. Disuntikkan dengan posisi duduk.
7. Dicatat waktu tusukan, jumlah berapa kali usaha tusukan untuk tercapai
CSF. 8.
6 jam setelah tusukan, pasien yang dirawat di ruangan diperiksa oleh peneliti yang tidak mengetahui penggunaan jarum yang dipakai untuk
pasien ini dan mencatat ada atau tidaknya kejadian PDPH serta tingkat keparahan PDPH.
9. 24 jam setelah tusukan, pasien yang dirawat di ruangan diperiksa oleh
peneliti yang tidak mengetahui penggunaan jarum yang dipakai untuk pasien ini dan mencatat ada atau tidaknya kejadian PDPH serta tingkat
keparahan PDPH. 10.
48 jam setelah tusukan, pasien yang dirawat di ruangan diperiksa oleh peneliti yang tidak mengetahui penggunaan jarum yang dipakai untuk
pasien ini dan mencatat ada atau tidaknya kejadian PDPH serta tingkat keparahan PDPH.
11. 72 jam setelah tusukan, pasien yang dirawat di ruangan diperiksa oleh
peneliti yang tidak mengetahui penggunaan jarum yang dipakai untuk pasien ini dan mencatat ada atau tidaknya kejadian PDPH serta tingkat
keparahan PDPH.
Universitas Sumatera Utara
21
3.9 Alur Penelitian