Gambaran Umum Banyak Usaha Tusukan Insidensi PDPH

37

BAB 5 5

PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum

Dari data umum karakteristik sampel terlihat bahw umur, jenis kelamin, PS ASA dan jenis operasi antara kedua kelompok tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik, sehingga sampel yang diambil relative homogen dan layak untuk dibandingkan.

5.2 Banyak Usaha Tusukan

Banyaknya usaha tusukan diperhitungkan karena tingkat kesukaran dalam penggunaan jarum Whitacre diperkirakan sedikit lebih sulit dibandingkan penggunaan jarum Quincke yang sudah lazim dipakai. Dari penelitian Lynch dkk, menggunakan jarum spinal 27G Quincke dan 27G Whitacre pada pasien-pasien ortopedik dengan spinal anestesi, menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap kegagalan tindakan anestesi dengan 27G Quincke 8.5 dan 27G Whitacre 5.5. 14 Pada penelitian ini dilakukan pengamatan berapa kali usaha tusukan dilakukan dalam upaya mencapai ruang sub-arakhnoid dengan tipe jarum Quincke dan Whitacre. Dimana yang melakukan tusukan ini adalah dokter-dokter PPDS anestesi dengan pengalaman tindakan spinal anestesi minimal 6 bulan pertengahan semester 2. Dari hasil penelitian ini didapatkan p=0.519 melalui uji Chi square dengan makna tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap usaha tusukan antar kedua jarum. Universitas Sumatera Utara 38 Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa walau penggunaan jarum Whitacre sedikit lebih sulit, tetapi tingkat kesulitan dalam penggunaannya tidak jauh berbeda dengan jarum Quincke secara statistik.

5.3 Insidensi PDPH

Keluhan PDPH diduga merupakan akibat dari hilangnya cairan cerebrospinal ke dalam ruang epidural. Hal ini disebabkan terjadinya robekan akibat penggunaan jarum spinal. Diperkirakan besar dan tipe jarum antara cutting point dengan pencil point dapat mengurangi insidensi PDPH yang timbul. Dari penelitian Lynch dkk, menggunakan jarum spinal 27G Quincke dan 27G Whitacre pada pasien-pasien ortopedik dengan spinal anestesi, menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua tipe jarum dengan 27G Quincke 1.1 dan 27G Whitacre 0.5. 14 Sebaliknya, pada penelitian Ripul dkk, yang membandingkan insidensi PDPH antara jarum 25G Quincke dengan 25G Whitacre pada pasien-pasien obstetrik, menemukan bahwa ada perbedaan yang bermakna terhadap kejadian insidensi PDPH antara jarum 25G Quincke 9 dan 25G Whitacre 1. 12 Begitu juga dengan penelitian Irawan dkk dan Shah dkk yang meneliti insidensi PDPH pada pasien paska seksio caesarea dengan 3 jarum spinal, yakni 25G Quincke, 27G Quincke dan 27G pencil point, didapatkan ada hubungan bermakna insidensi PDPH dengan tipe jarum yang digunakan, dimana jarum Whitacre 27G memiliki insidensi yang lebih kecil dibandingkan jarum 25G dan 27G Quincke. Pada penelitian ini hanya 1 2 pasien pada kelompok Whitacre yang mengalami PDPH, sementara pada kelompok Quincke terdapat 5 10 pasien mengalami PDPH. Dari analisa tes Chi square didapat hasil p=0.204, berarti tidak ada perbedaan bermakna insidensi PDPH antara kedua kelompok ini. Begitu juga dengan Insidensi PDPH dalam 6 jam, 24 jam, 48 jam dan 72 jam paska spinal, juga menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara kedua jarum. Universitas Sumatera Utara 39 Hasil penelitian ini memberikan hasil yang serupa seperti yang dilakukan oleh Lynch dkk, dan berbeda dengan hasil yang dilakukan oleh Irawan, Shah maupun Ripul, kemungkinan disebabkan sampel pasien yang digunakan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Irawan, Shah dan Ripul, populasi sampel adalah pasien-pasien obstetrik paska section caesarea dengan spinal anestesi. Dimana pada pasien-pasien obstetrik, terutama pasien-pasien yang hamil, ketebalan dura maternya berbeda dengan pasien yang tidak hamil. Tekanan dari rongga abdomen menyebabkan ruang subarakhnoidnya lebih kecil dan duramaternya cenderung lebih rapuh dibandingkan dengan pasien yang tidak hamil. Hal ini menyebabkan insidensi PDPH pada pasien-pasien wanita hamil cenderung lebih sering terjadi. 17 Sedang pada penelitian ini, wanita hamil tidak diikut sertakan sebagai sampel guna mengurangi bias yang ditimbulkan. Hal ini serupa dengan yang dilakukan oleh Lynch dkk, sehingga hasil penelitian ini hampir serupa dengan hasil yang dilakukan oleh Lynch. Ada kemungkinan bahwa hasil penelitian bisa menjadi berbeda bila sampel pasien termasuk pasien-pasien hamil, atau sampel hanya terdiri dari pasien-pasien hamil saja.

5.4 Keparahan PDPH

Dokumen yang terkait

Perbandingan efek analgesia dan kejadian hipotensi akibat anestesia spinal pada operasi bedah sesar dengan bupivakain 0.5% hiperbarik 10 mg dan 15 mg

0 88 157

Kejadian Dan Tingkat Keparahan Post Dural Puncture Headache Setelah Tindakan Anestesi Spinal Dengan Jarum 26g Atraucan Dibandingkan Dengan 26g Quincke Pada Pasien Bedah Sesar

1 62 90

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN PARASETAMOL PRE SIRKUMSISI DENGAN IBUPROFEN POST SIRKUMSISI TERHADAP RASA NYERI SETELAH SIRKUMSISI

11 60 61

Spinal Dural Arteriovenous Fistula A Cinical Fetures Study.

0 0 5

Kejadian Post Dural Puncture Headache dan Nilai Numeric Rating Scale Pascaseksio Sesarea dengan Anestesi Spinal | Irawan | Jurnal Anestesi Perioperatif 197 687 1 PB

0 0 6

Pemberian Bolus 7,5 mL Poligelin pada Ruang Epidural untuk Menurunkan Kejadian Postdural Puncture Headache pada Anestesi Spinal | Jaya Sutawan | Jurnal Anestesi Perioperatif 193 681 1 PB

0 0 7

Contoh kasus dari teori jarum suntik yan (1)

0 0 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 REGIONAL ANESTESIA - Perbandingan efek analgesia dan kejadian hipotensi akibat anestesia spinal pada operasi bedah sesar dengan bupivakain 0.5% hiperbarik 10 mg dan 15 mg

0 0 48

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TINDAKAN PENCEGAHAN LUKA TUSUK JARUM DENGAN INSIDENSI LUKA TUSUK JARUM PADA MAHASISWA PROFESI NERS STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Pengetahuan tentang Tindakan Pencegahan Luka Tusuk Jarum dengan Insiden

0 0 11

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANTISEPTIK CHLORHEXIDINE 2% DENGAN KOMBINASI POVIDONE IODINE 10% DAN ALKOHOL 70% PADA KULTUR BAKTERI JARUM SPINAL PASKA SUBARACHNOID BLOCK - UNS Institutional Repository

1 12 14