Banyak usaha tusukan Insidensi PDPH

28 Karakteristik jenis operasi yang dilaksanakan pada subjek penelitian ini yaitu bedah ortopedi, obstetrik, urologi, digestif. Dimana data demografinya dapat dilihat pada tabel 4.3-1 berikut ini Tabel 4.3-1. Jenis operasi antar kedua kelompok Jenis operasi Whitacre Quincke Total p Urologi 2346 1530 3838 Digestif 7 14 18 36 25 25 Ortopedi 1836 1428 32 32 Obstetrik 2 4 3 6 5 5 0.65 uji Chi square Pada penelitian ini jenis operasi urologi paling banyak dijumpai pada kedua kelompok yakni 38 orang 38, kemudian ortopedi 3232, digestif 25 25 dan jenis operasi paling sedikit obstetrik 5 5. Setelah dianalisa dengan uji Chi square di dapat hasil p=0.65, dengan arti tidak ada perbedaan yang signifikan tetrhadap jenis operasi antar kedua grup.

4.4 Banyak usaha tusukan

Banyaknya usaha tusukan untuk masuk ke rongga sub-araknoid dengan tanda dijumpainya tetesan CSF melalui jarum spinal dapat dilihat melalui tabel di bawah ini. Tabel 4.4-1. Banyak Usaha tusukan UsahaTusukan Whitacre Quincke Total p 1 kali tusukan 27 33 60 2 kali tusukan 15 10 25 3 kali tusukan 7 5 12 4 kali tusukan 1 2 3 0.519 Universitas Sumatera Utara 29 uji Chi-square Dari hasil penelitian didapat bahwa ada 33 pasien kelompok Quincke yang hanya membutuhkan 1 tusukan, dan 27 pasien kelompok Whitacre dengan 1 tusukan. 15 pasien membutuhkan 2 tusukan untuk kelompok Whitacre dan 10 pasien untuk kelompok Quincke. 7 pasien membutuhkan 3 tusukan pada kelompok Whitacre dan 5 pasien untuk kelompok Quincke. 1 pasien dari kelompok Whitacre membutuhkan 4 tusukan dan 2 pasien pada kelompok Quincke. Dari analisa tes uji Chi square didapat p=0.519, dengan arti bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap usaha tusukan antara kedua kelompok jarum. Gambaran demografis banyaknya tusukan pada dua kelompok ini dapat lebih jelasnya dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik 4.4-1. Banyaknya usaha tusukan

4.5 Insidensi PDPH

Jumlah pasien yang mengalami kejadian PDPH dalam kurun waktu pemantauan penelitian ini dapat dilihat dari table-tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 30 4.5.1 Insidensi PDPH selama observasi Tabel 4.5-1. Insidensi Kejadian PDPH Insidensi PDPH Whitacre Quincke Total p Negatif 49 98 45 90 94 94 Positif 1 2 5 10 6 6 0.204 uji Chi square Pada tabel ini adalah data insidensi PDPH yang terjadi dalam kurun waktu penelitian 3 hari. Didapat hasil pada penelitian ini hanya 1 2 pasien pada kelompok Whitacre yang mengalami PDPH, sementara pada kelompok Quincke terdapat 5 10 pasien mengalami PDPH. Dari analisa tes Chi square didapat hasil p=0.204, berarti tidak ada perbedaan bermakna insidensi PDPH antara kedua kelompok ini. Untuk lebih jelasnya gambaran insidensi PDPH antar jarum Whitacre dan Quincke ini dapat dilihat dari grafik 4.5-1 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 31 Grafik 4.5-1. Insidensi PDPH antara Jarum Whitacre dan Quincke Tampak walaupun kejadian PDPH lebih banyak terjadi pada pasien kelompok Quincke, 5 org 10 dan hanya 1 org 2 pasien dalam kelompok Whitacre yang mengalami PDPH, tapi dari perbandingan statistik, tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Jumlah kejadian PDPH dibagi menjadi 4 rentang waktu observasi, yakni 6 jam, 24 jam, 48 jam dan 72 jam paska spinal anestesia. Didapat hasil-hasil sebagai berikut. 4.5.2 Insidensi PDPH 6 jam paska spinal Tabel 4.5-2. Insidensi PDPH 6 jam paska spinal Insidensi PDPH 6 jam Whitacre Quincke Total p Negatif 50 100 49 98 99 Positif 1 2 1 1.000 uji Chi square Dari hasil di atas dilakukan uji Chi square didapat hasil p=1.000, sehingga tidak ada perbedaan bermakna yang signifikan terhadap insidensi PDPH 6 jam paska spinal pada kedua kelompok ini. Universitas Sumatera Utara 32 4.5.3 Insidensi PDPH 24 jam paska spinal Tabel 4.5-3. Insidensi PDPH 24 jam paska spinal Insidensi PDPH 24 jam Whitacre Quincke Total p Negatif 50 100 49 98 99 Positif 1 2 1 1.000 uji Chi square Dari hasil di atas dilakukan uji Chi square didapat hasil p=1.000, sehingga tidak ada perbedaan bermakna yang signifikan terhadap insidensi PDPH 24 jam paska spinal pada kedua kelompok ini. 4.5.4 Insidensi PDPH 48 jam paska spinal Tabel 4.5-4. Insidensi PDPH 48 paska spinal Insidensi PDPH 48 jam Whitacre Quincke Total p Negatif 49 98 45 90 94 Positif 1 2 5 10 6 0.204 uji Chi square Dari hasil di atas dilakukan uji Chi square didapat hasil p=0.204, sehingga tidak ada perbedaan bermakna yang signifikan terhadap insidensi PDPH 48 jam paska spinal pada kedua kelompok ini. 4.5.5 Insidensi PDPH 72 jam paska spinal Tabel 4.5-5. Insidensi PDPH 72 jam paska spinal Insidensi PDPH 72 jam Whitacre Quincke Total p Negatif 50 100 48 96 98 Positif 2 4 2 0.495 Universitas Sumatera Utara 33 uji Chi square Dari hasil di atas dilakukan uji Chi square didapat hasil p=0.495, sehingga tidak ada perbedaan bermakna yang signifikan terhadap insidensi PDPH 72 jam paska spinal pada kedua kelompok ini. Universitas Sumatera Utara 34

4.6 Keparahan PDPH

Dokumen yang terkait

Perbandingan efek analgesia dan kejadian hipotensi akibat anestesia spinal pada operasi bedah sesar dengan bupivakain 0.5% hiperbarik 10 mg dan 15 mg

0 88 157

Kejadian Dan Tingkat Keparahan Post Dural Puncture Headache Setelah Tindakan Anestesi Spinal Dengan Jarum 26g Atraucan Dibandingkan Dengan 26g Quincke Pada Pasien Bedah Sesar

1 62 90

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN PARASETAMOL PRE SIRKUMSISI DENGAN IBUPROFEN POST SIRKUMSISI TERHADAP RASA NYERI SETELAH SIRKUMSISI

11 60 61

Spinal Dural Arteriovenous Fistula A Cinical Fetures Study.

0 0 5

Kejadian Post Dural Puncture Headache dan Nilai Numeric Rating Scale Pascaseksio Sesarea dengan Anestesi Spinal | Irawan | Jurnal Anestesi Perioperatif 197 687 1 PB

0 0 6

Pemberian Bolus 7,5 mL Poligelin pada Ruang Epidural untuk Menurunkan Kejadian Postdural Puncture Headache pada Anestesi Spinal | Jaya Sutawan | Jurnal Anestesi Perioperatif 193 681 1 PB

0 0 7

Contoh kasus dari teori jarum suntik yan (1)

0 0 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 REGIONAL ANESTESIA - Perbandingan efek analgesia dan kejadian hipotensi akibat anestesia spinal pada operasi bedah sesar dengan bupivakain 0.5% hiperbarik 10 mg dan 15 mg

0 0 48

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TINDAKAN PENCEGAHAN LUKA TUSUK JARUM DENGAN INSIDENSI LUKA TUSUK JARUM PADA MAHASISWA PROFESI NERS STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Pengetahuan tentang Tindakan Pencegahan Luka Tusuk Jarum dengan Insiden

0 0 11

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANTISEPTIK CHLORHEXIDINE 2% DENGAN KOMBINASI POVIDONE IODINE 10% DAN ALKOHOL 70% PADA KULTUR BAKTERI JARUM SPINAL PASKA SUBARACHNOID BLOCK - UNS Institutional Repository

1 12 14