Evaluasi Akuntansi Atas Pendapatan dan Biaya pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

EVALUASI AKUNTANSI ATAS PENDAPATAN DAN BIAYA PADA PT.PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA

OLEH :

NAMA : NURKAMARIAH

NIM : 080522011

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul :“ Evaluasi Akuntansi Atas Pendapatan dan Biaya pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara ” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain. Dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan jelas, dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 21 Oktober 2010 Yang Membuat Pernyataan,

(Nurkamariah)

Nim : 080522011


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya. Salawat dan Beriring Salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang sampai hari ini saya diberikan kesehatan untuk menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Adapun skripsi ini berjudul “ Evaluasi Akuntansi Atas Pendapatan dan Biaya Pada PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA”.

Selama dalam perkuliahan hingga proses penyusunan skripsi ini, peneliti telah banyak menerima banyak bimbingan, dorongan semangat, nasehat dan bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan tulus peneliti menghanturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultaas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak., selaku Ketua Departemen

Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak., selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada peneliti sehingga terselesainya skripsi ini.

4. Bapak Drs. Syahelmi, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembanding / Penguji I dan Bapak Drs. Zainal Abidin Tarigan Silangit, Ak., selaku Dosen Pembanding / Penguji II yang telah memberikan kritikan membangun kepada peneliti.

5. Seluruh Pimpinan, Staf dan Karyawan PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA.

6. Kepada Seluruh Keluarga yang telah memberikan dukungan kepada saya yaitu Abanghanda dan Kakanda, kemudian teman-teman semuanya.

Dengan penuh kesadaran diri dan segala kerendahanhati, peneliti menyadari bahwa hanya Allah-lah yang memiliki segala kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya atas segala bantuan dan budi baik yang telah diberikan, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang berlipat ganda. Amin.

Medan, 21 Oktober 2010 Peneliti

(Nurkamariah) Nim : 080522011


(5)

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara telah menerapkan pengakuan akuntansi pendapatan dan biaya sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Medan yang beralamat Jl. K.L. Yos Sudarso No.284 Medan .Sumber data dalam penelitian ini diambil dari bagian akuntansi serta dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode analisis data digunakan metode deskriptif dan komperatif

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat menyimpulkan bahwa akuntansi pendapatan dan biaya yang diterapkan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Penerapan pendapatan dan biaya diperusahaan ini juga telah didukung dengan baik.


(6)

ABSTRACT

Pursuant clarification make research that the aim of to know whether by PT. PLN (Persero) Regional North Sumatera already apply confession accountancy income and cost appropriate with standard accountancy finances the valid.

This research has done in PT. PLN (Persero) Regional North Sumatera on K.L.Yos Sudarso road 284 Medan. Data resource in this research has taken from the part of accounting and the other documents related with this research. The technic of data collecting through interview, observation and documentation. The methode of data analyzed is used descriptive and comperative method.

Pursuant to research result, the write could conclude that the Accounting Income and Cost at PT. PLN (Persero) Regional North Sumatera appropriate with standard accountancy finances the valid. Application financial statement income and cost in business too already in support with good.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……… i

KATA PENGANTAR……….. ii

ABSTRAK ……….. iv

ABSTRACT ……… v

DAFTAR ISI ……….. vi

DAFTAR TABEL ………. viii

DAFTAR GAMBAR ……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Perumusan Masalah ………. 6

C. Tujuan Penelitian ……….. 6

D. Manfaat Penelitian ………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi ………7

B. Pengertian Pengakuan ……….. 7

C. Pengertian Pendapatan ………... 9

D. Sumber dan Jenis - jenis Pendapatan ……….. 11

E. Pengertian dan Jenis Biaya ………. 13

F. Pengakuan Pendapatan dan Biaya ………...17

1. Pengakuan Pendapatan ………... 17


(8)

G. Tinjauan Penelitian Terdahulu .……… 25

H. Kerangka Konseptual ..……… 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian………... 28

B. Jenis Data ………….………... 28

C. Teknik Pengumpulan Data ………... 29

D. Metode Analisis Data ………. 29

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan……….. 30

2. Struktur Organisasi Perusahaan……… 33

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Laporan Laba Rugi Komersial dan Fiskal ………... 64

2. Analisa dan Evaluasi Akuntansi Pendapatan dan Biaya ..……… 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 72

B. Saran …...……….... 73

DAFTAR PUSTAKA ………... 74

DAFTAR TERMINOLOGI ………... 77


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu 25

3.1 Jadwal Penelitian 28

4.1 Laporan Laba Rugi Komersial dan Fiskal Tahun 2007 64 4.1 Laporan Laba Rugi Komersial dan Fiskal Tahun 2008 67 4.2 Laporan Laba Rugi Konsolidasi 70


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran i Struktur Organisasi PT.PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Utara ……….. 79 Lampiran ii Laporan Neraca Konsolidasi Tahun 2008

PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara ………. 80 Lampiran iii Surat Izin Research dari PT.PLN (Persero)


(12)

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara telah menerapkan pengakuan akuntansi pendapatan dan biaya sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Medan yang beralamat Jl. K.L. Yos Sudarso No.284 Medan .Sumber data dalam penelitian ini diambil dari bagian akuntansi serta dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode analisis data digunakan metode deskriptif dan komperatif

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat menyimpulkan bahwa akuntansi pendapatan dan biaya yang diterapkan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Penerapan pendapatan dan biaya diperusahaan ini juga telah didukung dengan baik.


(13)

ABSTRACT

Pursuant clarification make research that the aim of to know whether by PT. PLN (Persero) Regional North Sumatera already apply confession accountancy income and cost appropriate with standard accountancy finances the valid.

This research has done in PT. PLN (Persero) Regional North Sumatera on K.L.Yos Sudarso road 284 Medan. Data resource in this research has taken from the part of accounting and the other documents related with this research. The technic of data collecting through interview, observation and documentation. The methode of data analyzed is used descriptive and comperative method.

Pursuant to research result, the write could conclude that the Accounting Income and Cost at PT. PLN (Persero) Regional North Sumatera appropriate with standard accountancy finances the valid. Application financial statement income and cost in business too already in support with good.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai the process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives," Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.

Definisi Akuntansi yang dikemukakan oleh American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) yaitu “ Akuntansi adalah suatu seni pencatatan, pengelompokan dan pengikhisaran menurut cara-cara yang berarti dinyatakan dalam nilai uang, segala transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dan kemudian menafsirkan artinya”. Sedangkan American Accounting Assosiation menyatakan akuntansi sebagai “proses pengumpulan, pengindentifikasian dan pencatatan serta pengikhtisaran dari data keuangan serta melaporkannya kepada pihak yang menggunakannya, kemudian menafsirkan guna pengambilan keputusan ekonomi”.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan merupakan :


(15)

2. Didalamnya terdapat berbagai kegiatan yaitu pengumpulan, pengindentifikasian, pencatatan serta pengikhtisaran dari data keuangan.

3. Data keuangan yang telah diikhitisarkan merupakan informasi keuangan yang disampaikan kepada para pemakai yang kemudian akan ditafsirkan untuk kepentingan pengambilan keputusan ekonomi.

Sebagaimana telah diketahui bahwa evaluasi akuntansi atas pendapatan dan biaya merupakan dua hal yang sangat berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan, dimana pendapatan merupakan suatu hasil yang diperoleh dari kegiatan perusahaan sedangkan biaya merupakan alat yang dipergunakan untuk menghasilkan pendapatan. Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai tujuan utama yang sama yaitu memperoleh profit yang maksimum dari kegiatan operasi perusahaannya. Pemimpin perusahaan yang bijaksana akan selalu berusaha untuk meningkatkan pendapatan dan berusaha untuk menekan biaya seefisien mungkin agar diperoleh laba yang ditargetkan lebih dulu bahkan melebihi target yang lebih ditetapkan.

Untuk memperoleh laba yang akurat, maka arus pendapatan dan biaya harus diterapkan dengan baik. Akuntansi pendapatan dan biaya tersebut harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum untuk menghasilkan laporan keuangan yang relevan bagi semua pihak, bagi pihak-pihak didalam perusahaan sendiri maupun bagi pihak-pihak diluar perusahaan yang berkepentingan atas informasi tersebut. Laporan Laba Rugi Komersial dan Fiskal dibagi menjadi 2 Bagian yaitu : 1. Beda Tetap dan 2. Beda Waktu.


(16)

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007 : 23.2) pendapatan adalah “arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.”

Pada umumnya, aktiva bertambah pada waktu penjualan atau penyerahan barang dan jasa. Akuntansi pendapatan berkaitan pada waktu pencatatan, sebagai sarana untuk melaksanakan sistem informasi akuntansi yang berguna bagi pembuat keputusan.

Saat kapan Pendapatan dianggap sebagai Penghasilan adalah suatu pengakuan akan diakui sebagai penghasilan pada periode kapan kegiatan utama yang perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai.

Committee on Terminology mendefinisikan Pendapatan sebagai hasil dari penjualan barang dan pemberian jasa yang dibebankan kepada langganan, atau mereka yang menerima jasa.

APB (Accounting Principle Board) mendefinisikan sebagai kenaikan

gross didalam asset dan penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba. Kemudian FASB (Financial Accounting Standard Board) memberikan definisi pendapatan sebagai arus masuk atau peningkatan nilai asset dari suatu entity atau penyelesaian kewajiban dari entity atau gabungan keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan produksi barang, pemberian jasa atas pelaksana kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan.


(17)

Biaya menurut Committee on Terminology adalah semua biaya yang telah dikenakan dan dapat dikurangkan pada penghasilan. Sedangkan APB (Accounting Principle Board) mendefinisikan sebagai penurunan gross dalam asset atau kenaikan gross dalam kewajiban yang diakui dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan mencari laba yang dilakukan perusahaan.

FASB (Financial Accounting Standard Board) mendefinisikan biaya sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang atau pembuatan barang, pembebanan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan.

Biaya biasanya dibagi dalam 3 (tiga) golongan yaitu : 1. Biaya yang dihubungkan dengan penghasilan para peride tertentu.

2. Biaya yang dihubungkan dengan peride tertentu yang tidak dikaitkan dengan penghasilan.

3. Biaya yang karena alasan praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode manapun.

Akuntansi dalam dunia usaha memegang peranan penting karena akuntansi dapat memberikan keterangan atau informasi keuangan dari suatu badan usaha. Untuk mendapatkan data keuangan yang baik haruslah melalui sistem akuntansi yang baik.

Informasi mengenai laba rugi perusahaan sangat dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil suatu keputusan ekonomis yang


(18)

berhubungan dengan perusahaan tersebut. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan tersebut antara lain pihak manajemen perusahaan, calon investor, kreditur dan pemerintah. Oleh karena itu, laba atau rugi perusahaan harus ditentukan secara cermat sehingga menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari arus pendapatan dan biaya selama periode yang bersangkutan.

PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melayani penyediaan tenaga listrik. Pendapatan yang diperoleh dari jasa penyediaan listrik merupakan bagian yang penting untuk membiayai pengeluaran atau biaya/beban usaha dan melakukan investasi pembangunan ketenagalistrikan.

Pada umumnya, aktiva bertambah pada waktu penjualan atau penyerahan barang dan jasa. Akuntansi pendapatan berkaitan pada waktu pencatatan, sebagai sarana untuk melaksanakan sistem informasi akuntansi yang berguna bagi pembuat keputusan.

Akuntansi pendapatan dan biaya adalah masalah penting yang harus dipahami oleh perusahaan untuk menghasilkan laporan keuangan yang andal dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, karena tidak sedikit perusahaan mengabaikan dan menganggap tidak penting masalah akuntansi pendapatan. Oleh karena itu, penulis melakukan riset untuk mengetahui bagaimana akuntansi pendapatan dan biaya dalam perusahaan jasa penyediaan listrik seperti PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, dengan judul

“Evaluasi Akuntansi Atas Pendapatan dan Biaya pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara”.


(19)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dan uraian mengenai latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka peneliti mencoba merumuskan masalah: Apakah PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara telah menerapkan pengakuan akuntansi pendapatan dan biaya sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai gambaran nyata sebuah akuntansi pendapatan dan biaya yang diterapkan oleh PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

2. Membantu peneliti untuk menerapkan pengetahuan teoritis yang diperoleh selama perkuliahan sekaligus membandingkan dengan aplikasi yang terdapat di perusahaan.

3. Memberikan masukan mengenai akuntansi pendapatan dan biaya khususnya pada perusahaan.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Akuntansi

Akuntansi merupakan alat untuk menghasilkan informasi yang bersifat keuangan secara akurat dan dapat dipercaya oleh seluruh pihak yang memerlukan untuk digunakan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Jadi jelaslah, bahwa akuntansi merupakan salah satu subsistem yang ada dalam suatu organisasi perusahaan disamping subsistem-subsistem lainnya. Subsistem akuntansi ini melaksanakan fungsi pemberian jasa kepada organisasi. Jasa yang diberikan akuntansi adalah mengolah data keuangan menjadi informasi yang bermanfaat dan membantu manajemen, kreditur, investor, dan pihak lainnya dalam aktivitas pengambilan keputusan.

Jika akuntansi merupakan penghasil dari informasi, maka yang menjadi bahan bakunya adalah data yang bersangkutan dengan kegiatan akuntansi itu sendiri. Dalam hal ini data menjadi input adalah transaksi sehari-hari PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. Data yang berupa fakta atas transaksi-transaksi perusahaan baru merupakan masukan (input). Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang berfungsi sebagai pengolah data menjadi satu informasi.

B. Pengertian Pengakuan

Menurut Rosjidi (1995 :247) mendefinisikanPengakuan sebagai berikut: “Pengakuan adalah proses pencatatan formal atau memasukkan item tertentu


(21)

kedalam laporan keuangan, sebagai : aktiva, kewajiban, pendapatan dan dan beban/ biaya dari suatu entitas”.

Dalam pengertian tersebut diatas, unsur laporan keuangan yang terdiri dari aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya/beban, diperlukan pencatatan dan memasukan unsur - unsur yang memenuhi kriteria dalam bentuk uraian dan jumlah.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 15) menyebutkan tentang pengakuan sebagai berikut :

Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu proses yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca dan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. Pos yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam neraca ataupun laporan laba rugi. Kelalaian untuk mengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melalui pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atau materi penjelasan.

Pengertian pengakuan merupakan proses menyatakan suatu item dalam laporan laba rugi dan neraca dalam jumlah uang ataupun keterangan dalam bentuk kata-kata, kesalahan dalam pengakuan tidak bisa diungkapkan dalam bentuk apapun.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan menyebutkanPos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui jika :

a) Ada kemungkinan bahwa manfaaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau kedalam perusahaan; dan

b) Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Dalam mengkaji apakah suatu pos memenuhi kriteria untuk diakui maka perlu ada pertimbangan materialitas, ada hubungan antara unsur berarti bahwa


(22)

suatu pos yang memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur tertentu misalnya, suatu aktiva, secara otomatis memerlukan pengakuan unsur lain, misalnya penghasilan dan kewajiban.

C. Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan hal yang penting dalam operasi suatu perusahaan, karena didalam melakukan suatu aktivitas usaha, perusahaan akan mengharapkan laba yang dipengaruhi oleh pendapatan dari aktivitas tersebut. Pendapatan juga merupakan faktor untuk menjamin kelangsungan hidup dan sekaligus merupakan ukuran keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya.

Standar atau prinsip akuntansi yang mengatur penentuan atau pengukuran laba-rugi periodik, yaitu : prinsip realisasi pendapatan dan prinsip mempertemukan secara layak antara pendapatan dan biaya yang terkait. Didalam menetapkan prinsip realisasi, harus dipertimbangkan beberapa faktor termasuk saat, waktu, atau periode dan sifat pendapatan yang diakui. Didalam menerapkan prinsip mempertemukan secara layak antara pendapatan dan biaya yang terkait, harus diidentifikasi biaya-biaya yang harus dipertemukan dengan pendapatannya.

Permasalahan utama didalam akuntansi dalam hal pendapatan menentukan saat pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal. Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan didalam akuntansi, yaitu : pendekatan yang memusatkan perhatian pada arus masuk dari asset yang ditimbulkan oleh kegiatan


(23)

operasional perusahaan, dan pendekatan yang memusatkan perhatian pada penciptaan barang dan jasa tersebut kepada konsumen atau produsen lain.

Perbedaan penghasilan dan biaya membantu kita untuk dapat memahami sebuah laporan laba rugi, maka definisinya adalah sebagai berikut :

Menurut Skousen, W. Steve Albrecht (2001 : 50-51) “ Penghasilan adalah kenaikan sumber-sumber perusahaan dengan penjualan barang atau jumlah asset yang dihasilkan melalui operasi usaha. Biaya adalah jumlah asset yang digunakan melalui kegiatan usaha untuk beban yang terjadi dalam kegiatan normal perusahaan untuk menghasilkan laba”.

Menurut Jay M. Smith dan K. Fred Skousen (1997: 123) “ Pendapatan (Revenue) adalah arus masuk atau penambahan lain atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban-kewajibannya (atau kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas”.

Menurut Donald E. Kieso dan Jerry J. Weygandt (1995: 56)“ Pendapatan adalah arus masuk atau penambahan lain atas harta suatu kesatuan atau penyelesaian suatu kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama satu periode dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama kesatuan tersebut”.

Menurut Slamet Sugiri, MBA (1992 : 30) menerangkan tentang pendapatan, yaitu “ Penerimaan uang atau aktiva lainnya sebagai kontraprestasi


(24)

atau aktivitas penjualan barang atau penyerahan jasa dalam akuntansi disebut pendapatan”.

Ada dua pandangan tentang Revenue, Menurut Sofyan Syafri Harahap (1995 : 39) yaitu :

1. Secara luas, revenue dianggap termasuk seluruh hasil dari perusahaan dan kegiatan investasi. Termasuk revenue ialah seluruh perubahan net asset yang timbul dari kegiatan produksi dan dari laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva dan investasi. Sikap ini dianut oleh Accounting Terminology Bulletin

No. 2 dalam buku Harahap, yang menjelaskan definisi revenue sebagai berikut :

Revenue berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa dan diukur dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klaim atas barang dan jasa yang disiapkan untuk mereka. Juga termasuk laba dari penjualan atau pertukaran asset (kecuali surat berharga), hak deviden dari investasi dan kenaikan lainnya pada equity pemilik kecuali yang berasal dari modal donasi dan penyelesaian modal.

2. Secara sempit, revenue hanya berasal dari kegiatan produksi tidak termasuk laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva tetap. Definisi ini membedakan istilah revenue dari laba rugi. AAA (American AccountingAssociation) dalam buku Harahap mendefinisikan net income sebagai berikut : Kelebihan revenue

dibandingkan dengan biaya yang dibebankan ditambah dengan laba rugi perusahaan lainnya yang berasal dari penjualan, pertukaran, atau penggantian asset lainnya.

D. Sumber dan Jenis Pendapatan

Pendekatan pertama dalam konsep pendapatan berhubungan dengan pertambahan didalam sumber penghasilan suatu satuan usaha yang berasal dari penjualan barang-barang dan jasa. Pertambahan tersebut diperoleh dari operasi normal perusahaan. Pendapatan juga diartikan sebagai penghasilan yang sudah direalisir yang berasal dari transaksi selama periode tertentu dengan harga pokok historis yang bersangkutan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan No.23 (2007 : 23.1) menyebutkan tentang penghasilan sebagai berikut :


(25)

“ Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain)”.

Pendekatan kedua dalam konsep pendapatan yang memusatkan perhatian pada arus keluar menekankan bahwa dasar timbulnya pendapatan adalah diawali dengan proses penciptaan barang atau jasa yang kemudian menimbulkan pendapatan bagi perusahaan.

Pendapatan juga merupakan hasil usaha perusahaan, yakni penciptaan barang/jasa yang diperoleh atas usaha perusahaan secara keseluruhan melalui proses operasi yang terpadu.

Dari berbagai definisi pendapatan yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat diinterprestasikan bahwa pendapatan merupakan:

1. Arus masuk aktiva bersih sebagai hasil dari penjualan barang maupun jasa. 2. Arus keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada konsumen.

Pendapatan diperoleh melalui transaksi dan kegiatan ekonomi dari penjualan barang, penjualan jasa, dan penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain. Pendapatan dan laba diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas perusahaan yang memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan seluruh aktivitas perusahaan yang menimbulkan income secara keseluruhan disebut Earning Process. Pendapatan umumnya diklasifikasikan atas pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan.


(26)

Pendapatan yang diperoleh perusahaan diklasifikasikan sebagai berikut : a. Hasil operasi, adalah semua hasil yang diterima perusahaan yang ada

hubungannya langsung dengan kegiatan operasi utama perusahaan.

b. Hasil non operasi, adalah hasil yang diterima perusahaan di luar hasil operasi utama dan tidak berhubungan dengan operasi utama perusahaan.

E. Pengertian dan Jenis Biaya

Untuk mengelola perusahaan dengan baik, diperlukan informasi beban yang sistematis dan lengkap, dengan maksud informasi tersebut disertai dengan dokumen-dokumen yang lengkap.

Istilah beban sering dianggap sebagai sama dengan biaya, padahal dalam kenyataannya kedua istilah ini memiliki pengertian yang berbeda. Secara umum, pengertian biaya adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh barang atau jasa. Sedangkan beban adalah arus keluar atau penggunaan aktiva atau terjadinya hutang atau kombinasi keduanya akibat penyerahan jasa-jasa, penyerahan barang atau aktiva lainnya yang mengacu pada operasi-operasi utama dalam memperoleh pendapatan.

Perbedaan antara biaya (cost) dengan beban (expenses) terkait waktu penggunaan dan manfaat. Beban digunakan jika kejadian atau transaksi keuangan sudah memberikan manfaat dan sekarang sudah kadarluarsa, yang biasanya berbentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas, persediaan dan aktiva tetap, sedangkan biaya digunakan untuk transaksi yang belum memberikan manfaat serta belum kadarluarsa. Berikut dibawah ini dijelaskan beberapa pengertian biaya dan beban yang diambil dari beberapa buku.


(27)

Menurut Mulyadi (1999 : 7) “ biaya dapat didefinisikan yaitu Pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang sudah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.

Menurut Smith-Skousen (1997 : 123) “Biaya adalah pengeluaran yang belum habis masa manfaatnya dan masih harus dibebankan periode berikutnya. Sedangkan beban adalah pengeluaran yang sudah habis masa manfaatnya dan seluruhnya sudah dibebankan pada periode yang berjalan serta merupakan pengurangan terhadap aktiva bersih perusahaan”.

Biaya merupakan jumlah yang diukur dengan satuan uang dari uang kas yang dibelanjakan, harta lainnya yang diserahkan, modal saham yang diterbitkan, jasa yang diberikan ataupun hutang yang terjadi dalam rangka memperoleh barang atau jasa yang diterima atau yang akan diterima. Beban merupakan seluruh biaya yang sudah terpakai yang akan dikurangkan dari pendapatan. Beban dalam istilah yang lebih sempit adalah seluruh beban operasional atau beban periode yaitu beban komersil (beban administrasi dan umum, beban pemasaran dan penjualan).

Menurut Rosjidi (1999 : 269) “Beban adalah setiap aliran keluar atau penggunaan aktiva, atau timbulnya kewajiban, atau kombinasi keduanya, dalam rangka pengiriman barang atau dihasilkannya barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya, dari operasi pokok perusahaan”.

Menurut Eldon S. Hendriksen & Nugroho Wibowo (1999 : 177) Beban adalah“penggunaan atau pemakaian barang dan jasa didalam proses mendapatkan pendapatan. Beban merupakan habisnya (expirations) jasa faktor yang berkaitan


(28)

langsung atau tidak langsung dengan pembuatan dan penjualan produk perusahaan”.

Yang dimaksud sumber beban, adalah faktor-faktor yang mengakibatkan timbul atau mengakibatkan terjadinya sesuatu beban.

Jenis biaya dijelaskan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hubungannya dengan produksi, beban/biaya terbagi kepada : a. Biaya pabrikase/biaya produksi (factory cost),yang meliputi biaya bahan

langsung, upah, dan overhead pabrik.

b. Beban komersial, yang dapat dibagi menjadi beban pemasaran dan penjualan, beban umum dan administrasi.

2. Berdasarkan hubungannya dengan volume produksi, biaya terbagi atas:

a. Biaya variable, secara umum biaya ini mempunyai ciri-ciri perubahan jumlah total dengan proporsi yang sama dengan perubahan volume, dapat dibebankan kepada departemen operasional dengan cukup mudah. Contoh : biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan langsung.

b. Biaya tetap. Menurut Hansen dan Mowen (1999 : 52), biaya tetap adalah “biaya yang secara total tidak berubah dalam rentang relevan ketika tingkat output aktivitasnya berubah”. Rentang relevan adalah rentang tertentu yang mana hubungan biaya tetap yang diasumsikan masih berlaku. Ciri-cirinya adalah jumlah keseluruhan yang tetap dalam jenjang keluaran yang relevan, penurunan biaya per unit bila volume bertambah dalam jenjang yang relevan, dapat dibebankan kepada departemen-departemen berdasarkan keputusan manajemen atau menurut metode alokasi biaya,


(29)

dan lain-lain. Contoh : beban penyusutan peralatan, beban asuransi, beban reparasi, dan lain-lain.

c. Biaya semi variable, yakni biaya yang mencakup suatu jumlah yang sebagian tetap dalam rentang keluaran yang relevan dan sebagian tetap dalam rentang keluaran yang relevan dan bagian lainnya bervariasi sebanding dengan perubahan jumlah output. Misalnya : biaya listrik yang digunakan untuk penerangan cenderung menjadi biaya tetap, karena berapapun jumlah output yang dihasilkan penerangan akan tetap diperlukan namun besarnya tenaga listrik yang digunakan untuk mengoperasikan peralatan akan bervariasi sesuai dengan pemakaian peralatan tersebut.

3. Berdasarkan hubungannya dengan departemen pabrikase, biaya terbagi atas : a. Biaya langsung dan biaya tidak langsung departemen. Jika biaya yang

berasal dari suatu departemen dapat segera diidentifikasi terhadap departemen tersebut, maka disebut biaya langsung. Contoh : biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Jika suatu biaya dipikul bersama oleh beberapa departemen yang mengambil manfaat dari terjadinya biaya tersebut, maka dinamakan biaya tidak langsung/ biaya bersama. Contoh : beban sewa gedung atau beban penyusutan gedung.

b. Biaya bersama dan biaya gabungan. Biaya bersama adalah biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas atau jasa oleh dua operasi atau lebih, seperti gaji direktur pemasaran merupakan biaya bersama bagi wilayah tertentu jika segmen tersebut hanya menekankan pada pemasaran didaerah


(30)

tertentu. Biaya gabungan terjadi bila proses produksi pasti akan menghasilkan lebih dari satu jenis produk, contoh :industri pengepakan daging, industri perminyakan, dan lain-lain.

4. Berdasarkan hubungannya dengan periode akuntansi,biaya terbagi atas :

a. Pengeluaran modal (capital expenditure), dimaksudkan untuk menghasilkan manfaat dalam periode-periode mendatang dan dicatat sebagai aktiva ini akan masuk dalam arus beban bila digunakan atau habis masa manfaatnya. Contoh : biaya perawatan mesin dimana biaya ini dapat menambah masa manfaat mesin tersebut.

b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Pengeluaran ini memberi manfaat dalam periode berjalan dan dicatat sebagai beban. Contoh beban : beban reparasi mesin yang tidak menambah masa manfaat mesin.

F. Pengakuan Pendapatan dan Biaya 1. Pengakuan Pendapatan

Kriteria pengakuan pendapatan akan membantu dalam mengevalusi informasi pendapatan apakah memiliki nilai perkiraan dan umpan balik pada saat yang sama dan disampaikan pada waktu yang tepat. Informasi tersebut membantu pemakai menilai kebenaran proses informasi akuntansinya.

Menurut Dyckman, empat kriteria dasar yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui :

1. Definisi

Item atau kejadian dalam pernyataan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban-beban, keuntungan atau kerugian).


(31)

Item atau kejadian tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur secara andal, yaitu : karakteristik, sifat, atau aspek yang dapat diukur. Contohnya adalah biaya historis, biaya sekarang, nilai pasar, nilai bersih yang dapat direalisasi dari nilai bersih sekarang.

3. Relevansi.

Informasi mengenai item atau kejadian tersebut mampu membuat suatu perbedaan dalam keputusan pemakai.

4. Reliabilitas.

Informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar, dapat diuji, dan netral.

Pendapatan diakui pada saat proses merealisasikan pendapatan sudah diselesaikan dan transaksi pertukaran yang menyangkut pertukaran barang atau jasa telah terjadi (pengakuan pendapatan saat penjualan). Biasanya tanggal penjualan merupakan ukuran objektif dan dapat diverifikasi untuk mengakui pendapatan selama produksi, pengakuan pendapatan setelah proses produksi selesai dan pengakuan pendapatan pada saat penerimaan kas.

Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal. Pendapatan untuk suatu periode umumnya ditentukan tersendiri terlepas dari beban dengan menerapkan prinsip pengakuan pendapatan.

Menurut Donald E. Kieso dan Jerry J. Weygandt (1995 : 61) Pengakuan pendapatan dan keuntungan selama periode, secara konseptual dapat diakui pada saat :

1. Direalisasi atau dapat direalisasi.

Pendapatan dapat direalisasi bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan untuk kas atau klaim atas kas (piutang). Pendapatan dapat direalisasi bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada jumlah kas atau klaim atas kas yang diketahui.


(32)

2. Dihasilkan.

Pendapatan dihasilkan bila kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan dari pendapatan, yakni bila proses mencari laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai.

Didalam akuntansi, istilah pendapatan berkaitan erat dengan konsep

return on investment, yang berarti perusahaan melakukan investasi berupa sumber-sumber dalam suatu usaha atau kegiatan dengan harapan untuk memperoleh return dari usaha atau kegiatan tersebut.

Secara konseptual, pendapatan didefinisikan sebagai aliran masuk sumber-sumber atau kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban dari suatu entitas (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan barang, penyerahan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi yang berkelanjutan atau usaha pokok dari entitas terkait. Analisa secara cermat terhadap definisi pendapatan tersebut akan diperoleh beberapa karakteristik penting yang harus dimiliki atau terdapat dalam suatu peristiwa atau transaksi untuk dapat diakui sebagai suatu elemen pendapatan.

Menurut Harnanto (2003 : 389) berpendapat :

“ Terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi atau dimiliki oleh sesuatu untuk dapat diakui sebagai pendapatan, yaitu : (1) harus sudah diperoleh; (2) dapat diukur; (3) kolektibel. Pendapatan harus diakui pada saat yang paling awal dari ketiga kriteria pengakuannya tersebut. Untuk pendapatan yang berasal dari aktivitas pengadaan barang, saat yang paling awal tersebut seringkali adalah pada saat terjadinya penjualan atau penyerahan barang.

Prinsip pengakuan pendapatan menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat direalisasi dan dihasilkan. Pendapatan direalisasi pada saat barang dan jasa, barang dagangan, atau harta lain ditukar dengan kas atau klaim atas kas (piutang). Pendapatan yang dihasilkan diakui jika kesatuan kewajiban telah


(33)

dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan dari pendapatan, yakni bila proses mencari laba telah selesai. Untuk memberikan keseragaman akuntansi, antar pengakuan pendapatan yang sebanding dengan aturan harga perolehan untuk penilaian harta sangat dibutuhkan. Pengakuan pada saat penjualan memberikan suatu pengujian yang seragam dan layak.

Sesuai dengan prinsip pengakuan pendapatan, maka saat diakuinya pendapatan diperjelas dengan perincian sebagai berikut :

a. Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, umumnya merupakan tanggal penyerahan produk kepada langganannya.

b. Pendapatan atau jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa tersebut telah dilakukan dan dibuat fakturnya.

c. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva/sumber-sumber ekonomis perusahaan oleh pihak lain, seperti : pendapatan bunga, sewa, dan royalty diakui sejalan dengan berlalunya waktu pada saat digunakannya aktiva yang bersangkutan.

d. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan, seperti : penjualan aktiva tetap atau surat berharga diakui pada tanggal penjualan.

Sebagai tambahan untuk kriteria pengakuan pendapatan diatas, prinsip pendapatan menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika :


(34)

Pendapatan dihasilkan ketika perusahaan secara mendasar menyelesaikan semua yang harus dilakukannya agar dikatakan menerima manfaat dari pendapatan yang terkait.

2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.

Pendapatan direalisasi ketika kas diterima untuk barang atau jasa yang dijual. Pendapatan dapat direalisasi ketika klaim atas kas (misalnya piutang usaha) diterima yang ditentukan dapat segera dikonversikan kedalam jumlah kas tertentu.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 23.13) Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi :

a. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.

b. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual.

c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.

d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut ; dan

e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.

Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan akan memiliki identifikasi tertentu. Kriteria pengakuan ditetapkan secara terpisah kepada setiap transaksi. Kegiatan normal perusahaan bisa berupa penjualan barang, penjualan jasa, dan penggunaan aktiva perusahaan oleh perusahaan/pihak lain yang menimbulkan pendapatan dalam bentuk bunga, royalty, dan dividen.

Barang yang dijual atau jasa yang diberikan untuk dipertukarkan dengan barang atau jasa yang tidak sama maka pertukaran dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Tetapi bila barang atau jasa yang dipertukarkan


(35)

tersebut sama, maka pertukaran itu tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (1994 : 81) umumnya pendapatan akan diakui secara :

1. Accrual Basis

Pengakuan pendapatan secara accrual basis berarti bahwa revenue harus dilaporkan selama kegiatan produksi (dimana laba dapat dihitung secara proporsional dengan penyelesaian pekerjaan) pada akhir produksi, pada saat penjualan barang atau pada saat penagihan piutang.

a. Pendapatan umumnya diakui selama kegiatan produksi dalam hal :

1. Sewa, bunga, komisi dianggap diakui sebagai pendapatan berdasarkan perjanjian yang dibuat sebelumnya yang menjelaskan tentang kenaikan bertahap dari klaim kepada langganan.

2. Perusahaan/lembaga profesional seperti konsultan, akuntan, dokter, notaris, pengacara, dan lain-lain.

b. Pendapatan atas kontrak jangka panjang diakui berdasarkan kemajuan kerja atau persentase siap. Persentase siap dapat dihitung dengan cara : 1. Taksiran para ahli.

2. Jumlah biaya yang sudah dikeluarkan dibandingkan dengan taksiran biaya seluruh proyek.

c. Pendapatan dari cost plus fixed fee contract, kontrak yang dibuat berdasarkan fee yang tetap ditambah biaya-biaya tertentu.

d. Perubahan asset sebagai akibat pertumbuhan yang menaikkan pendapatan seperti pabrik anggur, perkayuan, perternakan, hutan tanaman industri.

2. Critical Event Basis/Cash Basis

Dalam metode ini, yang diperhatikan adalah kejadian-kejadian penting dalam siklus operasi perusahaan, kejadian kritis itu dapat berupa :

a. Pada saat penjualan.

Cara pengakuan revenue pada saat penjualan dapat digunakan apabila : 1. Harga pokok produk diketahui secara pasti.

2. Pertukaran telah selesai dengan penerimaan barang sehingga sudah dapat diketahui biaya yang sudah dikeluarkan.

3. Dari segi realisasi, penjualan tersebut dianggap sebagai kejadian penting.

b. Pada saat selesainya produksi.

Cara pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi dapat digunakan dalam situasi pasar stabil dan harga komoditi juga stabil.

c. Pada saat pembayaran setelah dilakukan penjualan.

Cara pengakuan pendapatan pada saat pembayaran dapat dilakukan apabila penjualan yang akan dilakukan pada barang yang akan diserahkan tersebut. Metode ini sering disebut Installment Method.


(36)

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001 : 229) alternatif yang dipakai dalam pengakuan pendapatan, yaitu :

1. Selama produksi.

Pengakuan pendapatan selama proses produksi berlangsung diterapkan pada proyek pembangunan jangka panjang.

2. Pada saat proses produksi selesai.

Pada saat selesainya produksi dapat diterapkan pada kegiatan pertanian atau pertambangan.

3. Pada saat penjualan.

Dipakai untuk barang perdagangan. 4. Pada saat penagihan kas.

Pada saat penagihan diterapkan pada metode penjualan angsuran.

2. Pengakuan Biaya

Biaya berhubungan dengan hasil yang akan datang. Sedangkan beban adalah biaya yang sudah memberikan manfaat pada periode berjalan. Biaya-biaya yang sudah memberikan manfaat pada periode berjalan diakui dan dilaporkan pada daftar laba rugi, sedangkan biaya yang berhubungan dengan hasil yang akan datang diakui dan dilaporkan di neraca sebagai aktiva.

Untuk pengukuran yang layak, maka penentuan dan pengakuan biaya harus sama dengan pengakuan dan penentuan pendapatan sehingga penentuan laba rugi menjadi akurat.

Menurut Smith and Skousen (1992:123), pada umumnya ada tiga prinsip penandingan biaya yang penting untuk pelaporan biaya pada akhir periode usaha dalam hubungannnya dengan penentuan dan pengakuan pendapatan dan laba pada periode yang bersangkutan yaitu:

a. Pengasosiasian sebab akibat

Dalam konsep penandingan biaya ini pendapatan dapat dibandingkan secara langsung dengan biaya. Untuk masalah harga pokok adalah berkaitan


(37)

langsung dalam hal ini. Menurut pandangan umum, konsep penandingan seluruh biaya produk yang layak dan perlu dibebankan ke produk dan dilaporkan sebgai biaya pada saat pelaporan pendapatan yang berkaitan. Sehingga dalam laporan keuangan dapat dilihat dengan jelas adanya penandingan antara pendapatan dan biaya.

b. Alokasi sistematis dan rasional

Jika biaya tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan pendapatan, maka biaya-biaya tersebut dibandingkan dalam suatu pola yang sistematis dan rasional dengan produk atau periode yang memperoleh manfaat darinya. Konsep alokasi ini didalam akuntansi adalah suatu proses pemisahan jumlah nilai serta pembebanan yang dihasilkan ke periode waktu yang berbeda. Alokasi ini meliputi baik pembebanan aktiva ke beban dan pembebanan kewajiban atau aktiva ke pendapatan pada beberapa periode. Contoh dalam konsep ini adalah penyusutan.

c. Pengakuan segera

Ini dilakukan apabila cara yang pertama dan kedua tidak dapat dilaksanakan. Untuk biaya pengembangan pada perusahaan yang baru berdiri disajikan dengan cara yang sama seperti untuk perusahaan yang sudah mapan. Akan tetapi biaya ini masih sering dikompensasikan ke depan untuk dibandingkan dengan pendapatan dimasa mendatang dengan alasan bahwa biaya tersebut dianggap akan memberikan manfaat bagi beberapa periode mendatang, tetapi dalam beberapa hal perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian periode untuk


(38)

yang lalu. Umumnya hal ini dilakukan untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan masa lalu.

G. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian

Rini Afriyanti Hasibuan (2006)

Analisa pengakuan pendapatan dan biaya konstruksi sesuai dengan standar akuntansi keuangan no.34 pada PT. Harfa Rahmat Utama

Hasil penelitian

menyatakan bahwa pada PT. Harfa Rahmat Utama mempunyai kebijakan akuntansi yang sesuai dari Standar Akuntansi

Keuangan no.34, metode yang digunakan adalah metode kontrak selesai, metode persentase penyelesaian. Elsa Butar-butar

(2005)

Pengakuan pendapatan dan beban pada PT. Pomona Indah Permai

Pengakuan pendapatan dan beban pada PT. Pomona Indah Permai telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana yang diakui sebagai pendapatan dan beban adalah dari laporan keuangan pendapatan dan beban terlihat pada laporan laba rugi perusahaan.

Andry Roy P.S (2004)

Analisa Pengakuan dan Pengukuran Biaya selama kegiatan bongkar muat kapal pada

PT.Pelayaran Nusantara Meratus Cabang Medan

PT. Pelayaran Nusantara Meratus Cabang Medan telah menerapkan suatu bentuk pelaporan mengenai biaya yang timbul selama kegiatan bongkar muat kapal dan sebaiknya laporan ini dimanfaatkan oleh pihak manajemen dalam mengambil keputusan.


(39)

Yusnita Nasution (2005)

Penerapan PSAK No.23 dan 36 dalam pengakuan dan pengukuran

pendapatan pada PT. Adisarana Wana Artha

PT. Adisarana Wana Artha telah sesuai dengan PSAK No.23 sebab jumlah pendapatan dapat diakui dan diukur dengan andal, sedangkan PSAK No.36 kurang sesuai, sebab pendapatan terkadang tidak diakui berdasarkan periode kontrak maupun pada saat jatuh tempo dari pemegang polis, walaupun tidak berpengaruh terhadap jumlah pendapatan.

Irmayenti (2004)

Pengakuan dan

Pengukuran Beban pada Perusahaan Jasa

Angkutan Darat Antar Kota Propinsi di Lingkungan Dinas Perhubungan Sumatera Utara

Hasil penelitian

menyatakan bahwa pada Perusahaan Jasa Angkutan Darat Antar Kota Propinsi di Lingkungan Dinas Perhubungan Sumatera Utara telah sesuai dengan standar yang berlaku maupun SAK, seperti halnya pengakuan, dalam hal pengukuran beban.

H. Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual dari penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 2.1

PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Akuntansi Pendapatan dan Biaya


(40)

PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah perusahaan jasa penyediaan listrik yang memiliki pendapatan dan biaya yang digunakan dalam rangka mendukung kegiatan operasional perusahaan. Dalam penggunaan akuntansi pendapatan dan biaya PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara berpedoman pada kebijakan akuntansi pendapatan dan biaya yang berlaku dari laporan keuangan.

Akuntansi Pendapatan dan Biaya adalah rangkaian prosedur formal di bagian pendapatan dan biaya yang timbul dari aktifitas perusahaan antara lain transaksi penjualan dan penerimaan kas dimana data dikumpulkan, diproses menjadi laporan pendapatan dan biaya yang memadai diharapkan dapat mendukung kelancaran aktivitas di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. Akuntansi Pendapatan dan Biaya juga diharapkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan andal. Hasil analisis ini kemudian dirangkum sehingga menghasilkan suatu laporan keuangan yang baik dan akurat sesuai dengan ketentuan Standar Akuntansi Keuangan.


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara yang beralamat di Jalan. K.L.Yos Sudarso No.284 Medan, dan waktu penelitian di bulan Juli 2010 sampai dengan selesai.

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian sebagai berikut :

Tahap Penelitian Juli Agustus September Oktober

Pengajuan Proposal 9

Bimbingan Proposal 9 9

Seminar Proposal 9

Bimbingan dan Penulisan Skripsi

9

Penyelesaian Skripsi 9

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Data Primer yaitu data atau informasi yang belum diolah oleh perusahaan diperoleh melalui wawancara.

b. Data Sekunder yaitu data yang sudah tersedia dari perusahaan secara langsung sehingga siap digunakan, seperti : sejarah perusahaan, struktur organisasi, data yang berhubungan dengan akuntansi pendapatan dan biaya dan laporan keuangan.


(42)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Observasi yaitu peneliti mengadakan pengamatan secara langsung

terhadap objek penelitian, yaitu PT. PLN (Persero)Wilayah Sumatera Utara.

b. Wawancara yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan akuntansi pendapatan dan biaya, dimana responnya adalah bagian akuntansi dan keuangan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

c. Dokumentasi yaitu peneliti mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, yang berasal dari objek yang diteliti, yaitu PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. Data-data berupa sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan laporan keuangan.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Metode Deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis serta menginterprestasikan data sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan permasalahan yang terjadi.

b. Metode Komperatif yaitu suatu metode analisis yang dilakukan dengan membandingkan teori-teori dengan praktek didalam perusahaan, kemudian mengambil kesimpulan selanjutnya memberikan saran dari hasil perbandingan tersebut.


(43)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Sejarah listrik di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia (Jakarta sekarang), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di tanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di Jl. Listrik No. 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM / OGEM perusahaan swasta Belanda.

Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM) Brastagi dan Tarutung (1929), Tanjung Balai (1931) milik Gemeente – Kotapraja, Labuhan Bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).

Masa penjajahan Jepang , Jepang hanya mengambil alih pengelolaan Perusahaan Listrik Swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerja dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu.

Setelah Proklamasi RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini


(44)

Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) UUD 1945.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R. Sukarno (merangkap kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PPUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Eksploitasi.

Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9 /PRT/64 dan dengan Peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

Dari Eksploitasi I Sampai Wilayah II

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar (Berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan


(45)

Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh Wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.

Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.

Dari Perum menjadi Persero

Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23 / 1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagai persero. Adapun yang melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini.

Dimana pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak harus mampu menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center.

Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tanggung jawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.

Pemisahan Wilayah, Pembangkitan dan Penyaluran

Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan


(46)

semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi – indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa – masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara.

Dengan pembentukan Organisasi baru PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PT. PLN (Persero) Wilayah II, maka fungsi – fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola PT. PLN (Persero) Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaanya ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PT. PLN (Persero) Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.

Pada Tahun 2003 PT. PLN (Persero) Wilayah II Berubah Menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Untuk itulah struktur organisasi dibuat sesuai dengan tingkat kebutuhan dan keadaan perusahaan. Suatu struktur organisasi harus menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan secara optimal. Struktur organisasi itu harus mampu mengatur tata hubungan yang harmonis antara unit-unit organisasi didalamnya. Karena itu, suatu organisasi


(47)

haruslah memberikan kejelasan fungsi dan mudah dimengerti oleh semua pihak yang terlibat dalam organisasi sehingga akan mempermudah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dibawah ini dijelaskan dari tugas pokok dan tanggung jawab dari unsur Pelaksana dari PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara yang tentunya disesuaikan dengan struktur organisasi perusahaan yang bersangkutan.

1. GENERAL MANAGER

Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis; pengelolaan pengusahaan pembangkitan, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta pelayanan pelanggan; dan memastikan terlaksananya Good Corporate Governance (GCG) di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melakukan kegiatan pengusahaan pembangkitan (skala kecil) secara efisien, hemat energi, handal dan ramah lingkungan.

b. Mengusulkan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara.

c. Memastikan program rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara dilaksanakan sesuai penetapan direksi.

d. Menetapkan kebijakan strategis terkait pengelolaan pengusahaan pembangkitan, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik Wilayah Sumatera Utara.


(48)

e. Menjamin pengelolaan kegiatan pengusahaan pembangkitan, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang baik dalam upaya peningkatan pelayanan pelanggan.

f. Mengelola sistem manajemen kinerja unit dan manajemen mutu termasuk menetapkan target kinerja unit-unit dibawah koordinasinya, memonitor dan mengendalikan pelaksanaannya.

g. Memastikan pelaksanaan kebijakan pokok pengembangan mekanisme niaga dan operasi yang telah ditetapkan Direksi.

h. Menetapkan kebijakan strategis penyusunan dan pemantauan manajemen resiko Wilayah Sumatera Utara.

i. Mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota organisasi. j. Menetapkan Laporan Manajemen Wilayah Sumatera Utara.

2. BIDANG PERENCANAAN

Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan kerja, sistem menajemen kinerja, perencanaan investasi, pengembangan aplikasi sistem informasi, untuk mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang memiliki efisiensi, mutu dan keandalan yang baik serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik (RUPTL), Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP).


(49)

c. Menyusun sistem manajemen kinerja unit-unit kerjanya.

d. Menyusun metoda evaluasi kelayakan investasi dan melakukan penilaian finansialnya.

e. Mengembangkan hubungan kerjasama dengan pihak lain dan

penyandang dana, baik secara bilateral maupun multilateral.

f. Menyusun rencana pengembangan sistem teknologi informasi dan aplikasi pengembangan sistem informasi.

g. Mengendalikan aplikasi-aplikasi teknologi informasi. h. Menyiapkan SOP pengelolaan aplikasi sistem informasi.

i. Menyusun laporan manajemen dan database pada Bidang

Perencanaan.

2.1 SUB BIDANG PERENCANAAN PERUSAHAAN

Bertanggung jawab atas tersusunnya rencana pengusahaan tenaga listrik, sistem manajemen kinerja, perencanaan investasi, serta menggali potensi kerjasama dengan pihak luar, menciptakan kerangka pelaksanaan kerja sehingga dapat mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien dengan mutu serta keandalan yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memonitor lingkungan eksternal yang berkaitan dengan ketenagalistrikan.

b. Melaksanakan, koordinasi dan konsolidasi dalam penyusunan RJP dan RKAP.


(50)

c. Mengkoordinasikan penyusunan kebutuhan investasi (LKAI).

d. Membuat proyeksi keuangan untuk jangka menengan dan panjang.

e. Mereview penetapan target kinerja unit pelaksana. f. Mengevaluasi permasalahan kinerja unit-unit pelaksana. g. Membuat pedoman penilaian kinerja unit pelaksana. h. Membuat laporan kinerja unit sesuai pedoman.

i. Mengidentifikasi dan mengumpulkan data pihak yang

mempunyai potensi kerjasama.

j. Membuat laporan manajemen dan statistik. k. Merencanakan pengembangan listrik pedesaan.

l. Menyusun laporan konsolidasi keuangan listrik pedesaan. m. Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.

2.2 SUB BIDANG PERENCANAAN SISTEM

Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan umum penyediaan tenaga listrik beserta kebutuhan investasinya. Merencanakan pengembangan sistem pembangkit, transmisi, Gardu Induk dan distribusi sesuai standar, menciptakan kerangka pelaksanaan kerja, sehingga dapat mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien dengan tingkat mutu serta keandalan yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.


(51)

Rincian tugas pokok sebagai berikut : a. Menyusun dan memutakhirkan RPTL.

b. Membuat perkiraan beban untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

c. Menyusun kebutuhan investasi untuk penyediaan tenaga listrik.

d. Membuat desain standar konstruksi jaringan distribusi. e. Membuat desain standar konstruksi pembangkit isolated. f. Membuat pedoman untuk evaluasi kelayakan investasi.

g. Melakukan evaluasi sesuai pedoman kelayakan investasi dan penilaian finansial.

h. Membuat, mengendalikan dan mereview rencana

pengembangan sistem ketenagalistrikan.

i. Membuat dan mereview standar pengembangan sistem dalam kaitannya dengan kelayakan sistem tenaga listrik untuk PB/PD pelanggan besar diatas 5 Mva.

j. Menyusun rencana pengembangan sarana komunikasi dan scada.

k. Mengendalikan anggaran investasi dengan memperhatikan efisiensi dan kinerja perusahaan.


(52)

2.3 SUB BIDANG SISTEM INFORMASI

Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan, pengembangan, pengendalian dan pemeliharaan sistem dan aplikasi teknologi informasi, menyusun laporan manajemen, menciptakan kerangka pelaksanaan kerja sehingga dapat mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien dengan mutu serta keandalan yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan program pengembangan aplikasi sistem

informasi berdasarkan bisnis proses.

b. Merencanakan dan mengembangkan sistem multi media. c. Mengevaluasi kinerja sistem informasi yang ada.

d. Mengevaluasi infrastruktur sistem informasi yang ada. e. Menyiapkan SOP pengelolaan aplikasi sistem informasi. f. Mengendalikan aplikasi-aplikasi teknologi informasi.

g. Mengelola penyediaan, operasi dan pemeliharaan sistem informasi.

h. Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.

2.3.1 SUB SUB BIDANG OPERASI APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI

Bertanggung jawab beroperasinya sistem-sistem aplikasi serta menjaga terpeliharanya sistem aplikasi, menyiapkan SOP sistem-sistem aplikasi yang telah dioperasikan,


(53)

menyiapkan pengembangan sistem aplikasi sesuai kebutuhan perusahaan.

2.3.2 SUB SUB BIDANG OPERASI JARINGAN DAN MULTI MEDIA

Bertanggung jawab beroperasinya sarana jaringan, komunikasi data dan sarana multi media, menyiapkan pengembangan kebutuhan sarana multimedia.

2.3.3 SUB SUB BIDANG LAYANAN DATABASE

Bertanggung jawab atas rancangan data base sesuai kebutuhan dalam rangka pengembangan aplikasi dan sistem aplikasi dari masing-masing user, dan pengembangan layanan database serta pengamanannya.

3. BIDANG TEKNIK

Bertanggung jawab atas tersusunnya strategi, standarisasi dan penerapan sistem pengelolaan jaringan distribusi dan pembangkit serta penerapan manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja, untuk mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien dengan tingkat mutu dan keandalan yang baik serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun dan membina penerapan sistem pengelolaan jaringan distribusi dan pembangkit :


(54)

1. Strategi pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit, jaringan distribusi dan membina penerapannya.

2. SOP penerapan dan pengujian peralatan distribusi, serta SOP untuk operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

3. Standar desain konstruksi jaringan distribusi, kriteria konstruksi dan peralatan kerjanya.

4. Pengembangan sarana komunikasi dan optimalisasi operasi jaringan distribusi.

5. Manajemen pengadaan dan perbekalan dalam sistem pengelolaan jaringan distribusi.

6. Pengendalian susut energi listrik dan gangguan serta usulan perbaikan.

b. Menyusun regulasi untuk penyempurnaan data induk pembangkit dan data induk jaringan (DIJ).

c. Memantau dan mengevaluasi data induk jaringan. d. Memantau dan mengevaluasi data induk jaringan.

e. Menyusun rencana kegiatan konstruksi dan administrasi pekerjaan serta membina penerapannya.

f. Membuat usulan RKAP terkait bidang teknik.

g. Menyusun laporan manajemen dan database pada bidang teknik.

3.1 SUB BIDANG KONSTRUKSI

Bertanggung jawab atas tersusunnya standarisasi, analisa harga satuan dan manajemen kontruksi dan rehabilitasi jaringan distribusi,


(55)

pembangkit dan sarana, yang memenuhi kriteria manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan, menciptakan kerangka pelaksanaan kerja, sehingga dapat mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien, memenuhi tingkat mutu dan keandalan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun metoda tata kelola konstruksi dan administrasi pekerjaan.

b. Membuat pedoman manajemen konstruksi.

c. Membina penerapan pelaksanaan konstruksi dan rehabilitasi jaringan distribusi, pembangkit dan sarana.

d. Melaksanakan pembinaan terhadap prosedur pengadaan barang dan jasa.

e. Menyusun analisa harga satuan material dan jasa.

f. Mengendalikan pekerjaan pembangunan dan rehabilitasi jaringan distribusi, pembangkit dan sarana.

g. Melaksanakan koordinasi dan mengurus perijinan dengan pihak terkait.

h. Mengelola administrasi pekerjaan konstruksi.

i. Mengendalikan administrasi material PDP dan pemeliharaan. j. Mengelola e-procurement.


(56)

l. Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.

3.2 SUB BIDANG DISTRIBUSI

Bertanggung jawab atas tersusunnya rencana operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi serta penerapan manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan, menciptakan kerangka pelaksanaan kerja sehingga dapat mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien, memenuhi tingkat mutu dan keandalan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kebijakan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

b. Menyusun anggaran biaya operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi beserta sarananya.

c. Membuat pedoman pemeliharaan jaringan distribusi.

d. Menyusun rencana kebutuhan material dan jasa pemeliharaan jaringan distribusi.

e. Mengendalikan pelaksanaan pemeliharaan jaringan distribusi. f. Melaksanakan manajemen aset distribusi (updating DIJ, Relokasi,

Penghapusan).

g. Membina pelaksanaan manajemen lingkungan sesuai standar. h. Mengevaluasi dan menyusun tingkat mutu pelayanan.


(57)

i. Menyusun usulan pengembangan, sarana komunikasi dan otomatisasi operasi jaringan distribusi.

j. Melaksanakan analisa dan evaluasi terhadap gangguan jaringan distribusi.

k. Melaksanakan analisa dan evaluasi terhadap susut energi listrik. l. Membina pelaksanaan P2TL.

m. Menyusun dan mengendalikan operasi / pemeliharaan pembangkit isolated.

n. Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.

3.3 SUB BIDANG PENGUKURAN DAN SISTEM PROTEKSI

Bertanggung jawab atas tersusunnya sistem proteksi dan pengukuran yang handal dan akurat untuk mendukung pelayanan tenaga listrik kepada masyarakat.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan sistem proteksi yang handal & sistem pengukuran yang benar dan akurat.

b. Menganalisa dan mengevaluasi unjuk kerja sistem proteksi, pengukuran dan AMR.

c. Membuat pedoman pemeliharaan sistem proteksi, pengukuran dan AMR.

d. Menyusun anggaran biaya pemeliharaan sistem proteksi, pengukuran dan AMR.


(58)

e. Menyusun kebutuhan material dan jasa pemeliharaan sistem proteksi, pengukuran, AMR.

f. Menyusun kebutuhan peralatan test / peralatan kerja yang dibutuhkan untuk pemeliharaan sistem proteksi dan pengukuran. g. Mengendalikan pelaksanaan pemeliharaan sistim proteksi,

pengukuran dan AMR.

h. Melaksanakan pengawasan mutu material distribusi ( baru / operasi ) khususnya material untuk sistem proteksi dan pengukuran.

i. Mengendalikan kegiatan peneraan KWh meter dan pemeliharaan peralatan Tera.

j. Menyusun data asset / inventarisasi peralatan proteksi dan pengukuran.

k. Melakukan penelitian mengenai modus-modus pencurian listrik dan kasus-kasus mal-function pada sistem proteksi.

l. Melakukan kajian-kajian untuk pengembangan sistem proteksi dan pengukuran.

m. Membantu peningkatan SDM yang menangani sistem proteksi dan pengukuran.

n. Menyusun pedoman manajemen APP, dan penyegelan APP. o. Membuat laporan sesuai bidang tugasnya.


(59)

4. BIDANG NIAGA DAN PELAYANAN PELANGGAN

Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari penjualan tenaga listrik, pengembangan pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan pelanggan dan transaksi pembelian tenaga listrik yang memberikan nilai tambah bagi Perusahaan, serta ketersediaan standar pelaksanaan kerja dan tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana.

Rincian tugas pokok sebagai berikut : a. Menyusun :

1. Ketentuan dan strategi pemasaran.

2. Rencana penjualan energi dan rencana pendapatan.

b. Mengevaluasi harga jual energi listrik. c. Menghitung biaya penyediaan tenaga listrik. d. Menegosiasikan harga jual beli tenaga listrik. e. Menyusun :

1. Strategi dan pengembangan pelayanan pelanggan. 2. Standar dan produk pelayanan.

3. Ketentuan data induk (DIL) dan data induk saldo (DIS). 4. Konsep kebijakan sistem informasi pelayanan pelanggan. f. Melakukan pengendalian DIS dan opname saldo piutang.

g. Mengkoordinasikan pelaksanaan penagihan kepada pelanggan tertentu antara lain TNI/POLRI dan instansi vertikal.

h. Mengkaji pengelolaan pencatatan meter dan menyusun rencana penyempurnaannya.


(60)

i. Menyusun mekanisme interaksi antar unit pelaksana.

j. Menyusun rencana pengembangan usaha baru serta pengaturannya. k. Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya.

l. Menyusun dan mengelola manajemen mutu. m. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. n. Menyusun laporan manajemen dibidangnya.

4.1 SUB BIDANG PEMASARAN

Bertanggung jawab atas tersusunnya rencana pemasaran yang menjamin tercapainya target pendapatan penjualan tenaga listrik yang berorientasi kepada kebutuhan pelanggan, serta kesediaan standar pelaksanaan kerja dan tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun rancangan kebijakan dan strategi pemasaran yang berorientasi pada pelanggan.

b. Menyusun dan mengendalikan anggaran rutin investasi perluasan jaringan.

c. Melaksanakan riset pasar dan menyusun data potensi pasar. d. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan. e. Menyusun segmentasi pelanggan.

f. Menyusun rencana penjualan energi dan pendapatan. g. Melaksanakan survei kepuasan pelanggan.


(61)

i. Menyusun standar dan produk pelayanan.

j. Menyusun dan mengevaluasi tingkat mutu pelayanan. k. Membuat pedoman SPJBTL untuk pelanggan.

l. Mengevaluasi perkembangan Captive Power.

m. Menghitung biaya subtitusi tenaga listrik pada sisi konsumen. n. Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.

4.2 SUB BIDANG KOMERSIAL

Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari penjualan tenaga listrik, transaksi pembelian tenaga listrik yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan, serta ketersediaan standar pelaksanaan kerja dan tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun rencana pelaksanaan DSM dan SSM.

b. Menyusun kebijakan dan pengawasan pelaksanaan manajemen sistem baca meter.

c. Menyusun kebijakan dan pengawasan pelaksanaan bisnis proses pembuatan rekening.

d. Menyusun, mengevaluasi dan konsolidasi tingkat mutu pelayanan. e. Mengendalikan SPJBTL pelanggan besar.

f. Membuat pedoman pembuatan / pemeliharaan DIL dan

UMTL/UJL.


(62)

h. Merencanakan dan mengendalikan manajemen P2TL.

i. Menyusun dan melakukan pengendalian pelaksanaan bisnis proses sistem informasi pelanggan.

j. Mengawasi pelaksanaan bisnis proses pelaksanaan bisnis proses penagihan.

k. Menyusun kebijakan dan pengawasan pelaksanaan bisnis proses pengawasan kredit.

4.3 SUB BIDANG PENGEMBANGAN USAHA

Bertanggung jawab atas upaya peningkatan pendapatan dengan melakukan pengendalian terhadap administrasi penjualan tenaga listrik guna tercapainya interaksi kerja yang baik serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut : a. Mengevaluasi BPP per titik transaksi.

b. Mengevaluasi komponen biaya yang mempengaruhi BPP. c. Menyusun mekanisme transfer energi (transfer pricing). d. Menyusun kontrak jual beli dengan pemasok energi.

e. Menyusun kebijakan, pengelolaan dan pengawasan manajemen kwh meter transaksi digital.

f. Mengendalikan tata kelola PJU dan PPJ.

g. Menyusun kebijakan, pengelolaan dan pangawasan call centre.

h. Menyusun kebijakan dan pengawasan pemanfaatan asset


(63)

i. Mengkaji dan mengusulkan konsep pengembangan Revenue Protection.

j. Mengkaji kelayakan pemanfaatan asset perusahaan dan

pengembangannya.

k. Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.

5. BIDANG KEUANGAN

Bertanggung jawab atas penyelanggaraan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik, pengelolaan pajak dan asuransi yang efektif serta penyajian laporan keuangan dan akuntansi yang akurat dan tepat waktu.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun kebijakan anggaran dan proyeksi keuangan perusahaan. b. Menyusun biaya perolehan pokok (BPP) per transaksi dan atau

perfungsi.

c. Mengendalikan anggaran investasi dan anggaran operasi. d. Mengendalikan aliran kas pendapatan.

e. Mengendalikan aliran kas pembiayaan. f. Melakukan pengelolaan keuangan.

g. Melakukan analisis dan evaluasi laporan keuangan unit-unit. h. Menyusun laporan konsolidasi.

i. Menyusun laporan rekonsiliasi keuangan.

j. Menyusun dan menganalisa kebijakan resiko dan penghapusan asset. k. Melakukan pengelolaan pajak asuransi.


(64)

l. Membuat RKAP bersama bidang perencanaan dan bidang lainnya. m. Menyusun dan mengelola manajemen mutu dan menerapkan tata

kelola yang baik.

n. Menyusun laporan manajemen di bidangnya.

5.1 SUB BIDANG ANGGARAN

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan anggaran unit sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut : a. Menyusun RKAP bersama bidang lain.

b. Menyusun cash budgeting untuk seluruh aktivitias ( Cash in Cash out ).

c. Menetapkan dan melaksanakan pengendalian SKKO dan SKKI. d. Memantau realisasi cash budgeting (anggaran tunai).

e. Mengevaluasi dan mengusulkan penetapan anggaran tunai unit-unit.

f. Memantau dan mengendalikan cash in dan cash out.

g. Memantau dan mengendalikan anggaran investasi dan operasi dengan memperhatikan persediaan material.

h. Mengevaluasi perubahan alokasi pos anggaran. i. Mengevaluasi dan mengajukan revisi anggaran.

j. Mengevaluasi resiko yang timbul dari suatu aktivitas (Risk Management).


(65)

k. Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.

5.2 SUB BIDANG KEUANGAN

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik sesuai ketentuan yang berlaku serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengajukan permintaan dropping anggaran tunai ke PLN Pusat. b. Membuat perencanaan aliran kas pembiayaan AO / AI.

c. Melaksanakan dropping kas pembiayaan ke unit (imprest). d. Meneliti kelengkapan dokumen pendukung pembayaran.

e. Melaksanakan pembayaran atas transaksi sesuai batas kewenangan yang diberikan.

f. Melaksanakan rekonsiliasi kas, bank imprest. g. Melaksanakan pengendalian kas pembiayaan unit. h. Melakukan pemungutan dan penyetoran pajak. i. Melakukan rekonsiliasi piutang pegawai. j. Melakukan rekonsiliasi hutang usaha.

k. Memantau dan mengendalikan biaya operasional PPJ.

5.2.1 SUB SUB BIDANG ADMINISTRASI KEUANGAN

Bertanggung jawab melaksanakan administrasi tata usaha keuangan pengusahaan, sarana penyediaan tenaga listrik dan pelaporan penggunaan setiap pos anggaran.


(66)

5.3 SUB BIDANG PENGENDALIAN PENDAPATAN

Bertanggung jawab atas pengelolaan pendapatan perusahaan yang baik sesuai ketentuan yang berlaku dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut : a. Mengendalikan aliran kas pendapatan.

b. Memantau dan mengevaluasi Revenue Protection.

c. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan transfer otomatis bank receipt.

d. Melakukan rekonsiliasi penerimaan pendapatan dengan laporan akuntansi.

e. Melakukan rekonsiliasi kas, bank pendapatan. f. Membuat laporan dibidangnya.

5.4 SUB BIDANG PAJAK DAN ASURANSI

Bertanggung jawab atas pengelolaan pajak dan asuransi perusahaan yang baik sesuai ketentuan yang berlaku dan menerapkan tata kelola pajak perusahaan yang baik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melakukan pengadministrasian asuransi dan perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Melaksanakan pelaporan kepada kantor pajak sesuai ketentuan yang berlaku.


(1)

aktivitas lain yang merupakan operasi yang berkelanjutan atau usaha pokok dari entitas terkait.

3. Biaya adalah Pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang sudah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

4. Pendapatan dan biaya perusahaan dapat diakui pada saat terjadinya transaksi pendapatan dan biaya pada periode tersebut.

5. Laporan Laba Rugi PT.PLN untuk periode yang berakhir 31 Desember 2007, menunjukkan rugi komersial sebesar Rp 3.758.684.939.903 dan rugi fiskal Rp 3.000.684.939.903.

6. Laporan Laba Rugi PT.PLN untuk periode yang berakhir 31 Desember 2008, menunjukkan rugi komersial sebesar Rp 3.353.689.628.210 dan rugi fiskal Rp 3.000.689.628.210.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas, penulis berusaha memberikan saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, yaitu :

1. Dalam penetapan pendapatan dan biaya harus diberikan pengawasan target yang diinginkan dapat tercapai.

2. Untuk pembiayaan dan biaya yang dikeluarkan perusahaan sudah dialokasikan dengan baik. Hanya perlu dilakukan beberapa analisa dan evaluasi terhadap biaya yang telah dikeluarkan agar dapat lebih menguntungkan perusahaan dengan kecil biaya yang dikeluarkan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Andry Roy P.S. 2004. Analisa Pengakuan dan Pengukuran Biaya selama kegiatan bongkar muat kapal pada PT. Pelayaran Nusantara Meratus Cabang Medan. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dyckman et al.,1996. Intermediate Accounting 3rd Edition, Akuntansi

Intermediate, Alih Bahasa: Munir Ali, Jilid 1 , Edisi Ketiga, Penerbit

Erlangga, Jakarta.

Elsa Butar-butar. 2005. Pengakuan Pandapatan dan Beban pada PT. Pomona Indah Permai. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Echols, John M, dan Hasan Shadily., 2000 Kamus Inggris-Indonesia, Cetakan XXIV, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hansen, Don R. dan Mowen, Maryanne., 1999 Akuntansi Manajemen, Edisi Keempat, Jilid 1, Penerjemah : Angella A. Hermawan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri,1994. Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri,1995. Teori Akuntansi, Edisi Kesatu, Cetakan Kedua, Penerbit PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2001.Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.

Harnanto, 2003. Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Dua, Edisi 2003/2004, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.


(3)

Hendrikson, Eldon S., 1999. Teori Akuntansi, Edisi Keempat, Cetakan Kesepuluh, Alih Bahasa ; Wim Liyono, Penerbit Erlangga, Jilid 1, Jakarta.

Irmayenti. 2004. Pengakuan dan Pengukuran Beban pada Perusahaan Jasa Angkutan Darat Antar Kota Propinsi di Lingkungan Dinas Perhubungan Sumatera Utara, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Kieso, Donald E and Weygandt, Jerry J,1995. Intermediate Accounting 7th

Edition, Akuntansi Intermediate, Alih Bahasa: Herman Wibowo, Jilid

Satu, Edisi Ketujuh, Cetakan Pertama, Penerbit Bina Rupa Aksara, Jakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing, Edisi 6, Buku 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Niswonger, C. Rollin et al., 1996. Accounting Principles, 16th Edition, Prinsip- Prinsip Akuntansi, Alih Bahasa: Hygins dan Herman Wibowo, Edisi Keenambelas, Jilid satu, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Rosjidi,1999. Teori Akuntansi, Edisi Pertama, LPFE-UI, Jakarta.

Rini Afriyanti Hasibuan. 2006. Analisa Pengakuan Pendapatan dan Biaya Konstruksi Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No.34 PT. Harfa Rahmat Utama, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Skousen, W. Steve Albrecht,et al., 2001. Akuntansi Keuangan : Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Slamet Sugiri,Drs. MBA,1992. Pengantar Akuntansi, Edisi Revisi, Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta.


(4)

Smith, Jay M. dan K. Fred Skousen, Intermediate Accounting Comprehensive

Volume 9th Edition, Akuntansi Intermediate Volume Komprehensif, Alih

Bahasa: Tim Penerjemah Erlangga, Jilid 1, Edisi Kesembilan, Cetakan Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1997.

Smith, Jay M dan K. Fred Skousen, 1992, Akuntansi Intermediate, Edisi Kedelapan, Alih Bahasa: Nugroho Widjajanto, Erlanga, Jakarta.

Stufflebeam, D.L., Foley, W.J. Gephant, W.J., Hammand, L.R., Merriman, H.O., dan Provus, M.M. 1971 Educational evaluation and decision – making in education , Itasca, IL : Peacock.

Yusnita Nasution. 2005. Penerapan PSAK No.23 dan 36 dalam Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan pada PT. Adisarana Wana Artha, Skripsi

Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Departemen Akuntansi , 2004.

Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Per 1 September 2007, PT. Salemba Empat, Jakarta.


(5)

DAFTAR TERMINOLOGI

Evaluation : Penilaian dan Penafsiran

The Process of delineating : Proses menggambarkan Obtaining : Memperoleh, mendapatkan, menghasilkan Providing : Menyajikan

Useful : Berguna

Judging : Pendapat, merumuskan Profit : Laba

Gross : Kotor

Entity : Sesuatu yang sungguh ada Revenue : Pendapatan

Equity : Kewajaran, keadilan Net Income : Pendapatan Bersih Income : Pendapatan, Penghasilan

Earning Process : Proses Pendapatan / Proses Penghasilan Cost : Biaya

Expense : Beban

Expirations : Waktu / Tanggal berakhir Factory Cost : Biaya Produksi

Capital Expenditure : Pengeluaran Modal Revenue Expenditure : Pengeluaran Pendapatan Return on Investment : Pengembalian Investasi


(6)

Fee : Biaya / Ongkos / Bayaran Cash Flow : Arus Kas