Didalam view tidak ada kode untuk melakukan koneksi ke basisdata. View hanya
dikhususkan untuk menampilkan data-data hasil dari model dan controller.
2.4.3 Controller
Controller merupakan penghubung antara Model dan View. Di dalam Controller
inilah terdapat class dan fungsi-fungsi yang memproses permintaan dari View kedalam
struktur data didalam Model.
Controller juga tidak berisi kode untuk mengakses basis data. Tugas controller
adalah menyediakan berbagai variabel yang akan ditampilkan di view, memanggil model
untuk melakukan akses ke basis data, menyediakan penanganan error, mengerjakan
proses logika dari aplikasi serta melakukan validasi atau cek terhadap input.
2.5 Metodologi Penelitian
2.5.1 Metode Pengumpulan Data
Pada metode pengumpulan data ini penulis melakukan observasi dan wawancara.
1. Observasi
Guna mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan sistem system
requirements penulis melakukan pengumpulan data dengan cara observasi
di tempat penelitian. Penulis terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui
sistem yang sedang berjalan saat ini. Hal ini perlu dilakukan agar penulis dapat
melakukan analisis terhadap sistem yang telah berjalan serta menentukan
rancangan sistem baru yang akan dibangun agar tetap sinkron dengan
sistem yang sudah ada. Selain system requirements, pada
langkah ini penulis juga mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk
pembangunan aplikasi. Data yang dimaksud adalah sample data sidang
keliling yang sudah ada sebelumnya.
2. Wawancara
Pada metode wawancara ini, penulis melakukan wawancara terhadap
Drs. H. Wahyu Widiana, MA selaku Direktur Jendral Badan Peradilan
Agama dan Bapak Hirpan Hilmi selaku staff IT di Badan Peradilan Agama
Jakarta unutk memperoleh data-data yang diperlukan dalam pembuatan
sistem.
2.5.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah metode Object Oriented Analysis and Design OOAD.
Pemilihan metode penelitian Object Oriented Analysis and Design OOAD
ini dilakukan karena tiga alasan utama Adi Nugroho, 2005.
1. Model analisis pada analisis
dengan metode terstruktur tidak cukup formal untuk
diimplementasikan seacra langsung ke bahasa
pemrograman.
2. Sistem nyata harus diadaptasi
ke lingkungan dimana system kelak akan diimplementasi.
Dalam hal ini, perlu dilakukan modifikasi-modifikasi model
anlisis ke beberapa faktor yang berbeda seperti kebutuhan
kinerja, perangkat keras dan perangakat lunak system,
DBMS Database Management System. Dan bahasa
pemrograman yang akan digunakan.
3. Hasil analisis dapat divalidasi
menggunakan perancangan berorientasi objek. Pada tahap
ini, kita dapat memverifikasi apakah hasil dari analisis sesuai
untuk membangun sistem dan kemudian, jika tidak sesuai, kita
kembali secara iteratif ke tahap analisis, serta membuat
perubahan yang perlu pada model analisis.
Metode OOAD dapat dibagi ke dalam dua tahapan utama yaitu :
1. Object-oriented analysis.
Pada tahap ini dilakukan pengidentifikasian tujuan-tujuan
dari aplikasi atau sistem dan dilakukan pengidentifikasian
syaarat-syarat atau kebutuhan informasi bagi sistem yang
diperoleh dari pengidentifikasian tujuan-tujuan
tersebut. Menjelaskan masalah- masalah yang terjadi pada
peradilan agama khususnya
dalam pelaporan data sidang keliling, membuat flowchart
sistem yang sedang berjalan dan sistem yang akan dibuat.
2. Object-oriented Design
Pada tahap ini dilakukan perancangan terhadap proses-
proses yang akan terjadi di dalam sistem, meliputi:
• Perancangan Aplikasi Pada tahap
perancangan ini, penulis menggunakan Unified
Modelling Language UML sebagai alat bantu
tools.
• Perancangan database • Perancangan Tampilan
Pada tahap ini, penulis melakukan perancangan
terhadap user interface dari aplikasi ini. Perancangan
yang dilakukan meliputi halaman-halaman yang ada
di dalam sistem.
2.6 Studi Sejenis