30
harus dikaitkan dengan bagaimana proses setiap aktor memposisikan diri dalam sistem sosial dan berinteraksi dengan isi dan bentuk-bentuk proses kebijakan publik
yang ada Widyaningrum dan Thoha, 2005
2.3 Teori Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses untuk memilih suatu rangkaian tindakan dari dua atau lebih alternatif yang mencakup penentuan pilihan
dan pemecahan masalah. Pengambilan keputusan yang mengoptimalkan proses dan hasil dalam membuat suatu keputusan adalah rasional, yaitu dia membuat pilihan-
pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan tertentu. Pilihan- pilihan tersebut mengikuti model enam langkah Robbins, 2002, yaitu : 1
Mendefinisikan masalah, 2 Mengidentifikasi kriteria keputusan, 3 Menimbang kriteria, 4 Menghasilkan alternatif, 5 Menilai semua alternatif pada masing-
masing kriteria, dan 6 Menghitung keputusan optimal. Terdapat dua pendekatan dalam pengambilan keputusan dalam organisasi,
yaitu didasari pada model rasional-ekonomi
dengan maksud mempertahankan keputusan yang ideal dan model
administratif, yaitu dengan mengeksplorasi
keterbatasan-keterbatasan rasionalitas manusia. Beberapa hal yang mendasari pengambilan keputusan dalam organiasi, yaitu Rivai, 2004:
1. Rasionalitas Terbatas, yaitu kemampuan pikiran manusia untuk memformulasikan
dan menyelesaikan masalah yang rumit terlalu kecil untuk memenuhi tuntutan bagi rasionalitas penuh, maka individu beroperasi pada rasionalitas terbatas.
31
2. Intuisi, yaitu suatu proses tak sadar yang diciptakan dari dalam pengalaman yang
tersaring. Intuisi ini berjalan beriringan atau saling melengkapi dengan analisis rasional. Instusi adalah kekuatan diluar indera atau indera keenam. Seseorang
kemungkinan mengambil keputusan intuitif ini jika menghadapi pada delapan kondisi, yaitu 1 bila ketidakpastian dalam tingkat tinggi, 2 bila variabel-
variabel kurang bisa diramalkan secara ilmiah, 3 bila ada sedikit preseden yang diikuti, 4 bila fakta terbatas, 5 bila faka menunjukkan dengan jelas jalan untuk
diikuti, 6 bila data analitis kurang berguna, 7 bila ada beberapa penyelesaian alternatif yang masuk akal untuk dipilih yang masing-masing memiliki argumen
yang baik, dan 8 bila waktu terbatas dan ada tekanan untuk segera diambil keputusan yang tepat.
3. Identifikasi masalah, yaitu mengidentifikasi masalah-masalah penting sebelum
mengambil keputusan. Ada dua hal penting yang mempengaruhinya, yaitu 1 masalah-masalah yang tampak cenderung memiliki probabilitas terpilih lebih
tinggi dibandingkan dengan masalah yang penting, dan 2 kepentingan pribadi pengambil keputusan cenderung menang daripada masalah yang penting bagi
organisasi. 4.
Pengembangan alternatif, yaitu keputusan yang diambil sering menghindari tugas-tugas sulit dan mempertimbangkan altenatif –alternatif dari pada mencari
alternatif baru.
32
5. Membuat pilihan, yaitu keputusan yang diambil sering menghindari informasi
yang terlalu sarat dan mengandalkan heuristik atau jalan pintas penilaian dalam pengambilan keputusan.
6. Perbedaan individu. Perbedaan individu berpengaruh terhadap gaya pengambilan
keputusan. Riset tentang gaya pengambilan keputusan telah diidentifikasi terdapat empat pendekatan individual yang didasarkan pada dua hal, yaitu cara berfikir
dan toleransi pribadi terhadap ambigiuitas. 7.
Hubungan Organisasi, keputusan yang diambil cenderung dipengaruhi oleh organisasi itu sendiri, berupa sistem penilaian kinerja, sistim imbalan, rutinitas
terprogram dan preseden histroris keputusan masa lalu. 8.
Perbedaan budaya. Pada kenyataannya pengambilan keputusan dipengaruhi oleh latar belakang budaya. Latar belakang budaya membawa pengaruh yang besar
terhadap seleksi masalahnya, kedalaman analisis, arti penting yang ditempatkan pada logika dan rasionalitas dan gaya pengambilan keputusan apakah diputuskan
secara otokratis dan demokratis. Pengambilan keputusan juga dipengaruhi oleh kekuasaan power. Menurut
Rivai 2004 yang mengutip pendapat Weber, kekuasaan adalah suatu kemungkinan yang membuat seorang aktor didalam hubungan sosial berada dalam suatu hubungan
sosial dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang mampu menghilangkan rintangan. Kekuasaan pada prinsipnya adalah suatu sumber
yang dapat atau tidak dapat dipergunakan. Penggunaan kekuasaan selalu
33
mengakibatkan perubahan dalam kemungkinan bahwa seseorang atau kelompok akan mengangkat suatu perubahan perilaku yang diinginkan.
2.4 Landasan Teori