akses ke pelayanan kesehatan, maka ibu akan memilih untuk memutuskan memanfaatkan dukun bayi untuk menolong persalinan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Bangsu 2001, bahwa ibu dengan pengetahuan kurang 94,81 akan memilih dukun bayi untuk menolong
persalinannya, dibandingkan ibu dengan pengetahuan tinggi 5,19. Menurut Kamil 2006, pemanfaatan pertolongan persalinan oleh tenaga
profesional bidan di masyarakat masih sangat rendah dibandingkan dengan indikator yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh faktor ibu seperti pengetahuan,
sikap terhadap keputusan untuk memanfaatkan tenaga ahli dalam pertolongan persalinan, serta jangkauan ke pelayanan kesehatan.
5.4. Pengaruh Sikap terhadap Keputusan Memilih Pertolongan Persalinan
di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara
Sikap dalam penelitian ini adalah pandangan atau respon ibu terhadap upaya pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan yang sehat dan normal. Pada
prinsipnya sikap merupakan manifestasi dari pengetahuan, artinya jika pengetahuan ibu baik maka cenderung mempunyai sikap yang lebih baik, meskipun dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang memilih dukun bayi, 40,0
menyatakan kurang setuju dibandingkan ibu yang menyatakan setuju 11,5. Hal ini menunjukkan bahwa adanya respon yang kurang setuju dari ibu terhadap
pemeriksaan kehamilan, penolong persalinan yang sehat dan normal, maka
Elvistron Juliwanto : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Memilih Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
kemungkinan besar ia akan memilih dukun bayi untuk penolong persalinannya, dibandingkan ibu dengan sikap yang setuju.
Secara statistik dengan uji chi square menunjukkan ada hubungan signifikan antara sikap ibu dengan pengambilan keputusan penolong persalinan 0,05,
dengan nilai OR sebesar 5,111, artinya ibu bersalin yang memilih dukun bayi 5 kali mempunyai sikap sikap kurang setuju dibandingkan ibu bersalin dengan sikap setuju.
Namun hasil regresi logistic tidak menunjukkan pengaruh signifikan dengan pemilihan pertolongan persalinan.
Keadaan ini menunjukkan bahwa ibu dengan sikap yang setuju belum tentu akan memilih bidan untuk menangani persalinannya, hal ini mungkin saja
dipengaruhi oleh faktor lain misalnya faktor akses ke bidan atau pelayanan kesehatan, atau faktor budaya dan faktor kemampuan membayar atau persepsi lain terhadap
bidan yang akan menangani pertolongan persalinan. Hal ini dapat ditegaskan oleh Abbas dan Kristiani 2006 bahwa sebagian
besar masyarakat masih menganggap bahwa tenaga medis paramedis cenderung belum berpengalaman, karena rata-rata usia mereka sangat muda, sehingga
masyarakat kurang percaya terhadap tindakan persalinan yang dilakukan oleh bidan. Hasil penelitian Bangsu 2001 di Bengkulu, juga mengemukakan bahwa
keputusan masyarakat memilih pertolongan oleh dukun bayi cenderung dipengaruhi oleh kemudahan mendapatkan pelayanan dukun bayi, selain itu pelayanan yang
diberikan oleh dukun bayi bersifat “all in”, yaitu menolong persalinan, membantu pekerjaan ibu hamil pada hari persalinannya, memandikan bayi, dan bahkan bersedia
Elvistron Juliwanto : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Memilih Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
merawat bayi hingga lepas tali pusat dan kondisi ibu mulai pulih. Keadaan tersebut juga diduga memberikan kontribusi terhadap pemilihan penolong persalinan oleh ibu
bersalin di Kabupaten Aceh Tenggara.
5.5. Pengaruh Faktor Budaya terhadap Keputusan Memilih Pertolongan