Pengaruh Sosial Ekonomi terhadap Keputusan Memilih Pertolongan

pelayanan kesehatan, serta tinggal di daerah yang masih tinggi adat istiadatnya dan umumnya di pedesaan yang sangat terpencil dari akses ke ibukota. Hal ini sesuai dengan pendapat Kristiani dan Abbas 2006 bahwa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan tenaga profesional bidan desa antara lain faktor lingkungan tempat bidan bertugas, kesadaran masyarakat, bidan yang bertugas di tempatnya.

5.2. Pengaruh Sosial Ekonomi terhadap Keputusan Memilih Pertolongan

Persalinan di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pendidikan, diketahui hasil uji chi square tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan pemilihan penolong persalinan, namun secara proporsi menunjukkan bahwa 22,1 ibu yang memilih dukun bayi mempunyai pendidikan termasuk menengah yaitu pendidikan setingkat SLTP sederajat dibandingkan dengan pendidikan kategori rendah 20,0. Hal ini menunjukkan bahwa peran pendidikan bukan merupakan variabel mutlak mempengaruhi ibu untuk memilih penolong persalinan pada tenaga kesehatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Permata 2002 bahwa mereka yang mempunyai pendidikan yang tinggi yaitu setingkat SLTA ke atas dan pengetahuan kategori baik cenderung memanfaatkan pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional, karena faktor pendidikan dan pengetahuan sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan terhadap pemilihan pertolongan persalinan. Elvistron Juliwanto : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Memilih Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 Demikian juga dengan penelitian Bangsu 2001, bahwa ibu yang memanfaatkan dukun bayi 86,21 mempunyai pendidikan rendah, dibandingkan pemanfaatan tenaga medis 13,79. Sejalan juga dengan penelitian Amiruddin 2006, bahwa 85,1 responden dengan pendidikan cukup memilih tenaga kesehatan sebagai tenaga penolong persalinan sementara responden dengan pendidikan kurang hanya sebesar 23,9 yang memilih dukun bayi sebagai tenaga penolong persalinan. Selain itu berdasarkan status pekerjaan, bahwa ibu yang memilih pertolongan persalinan oleh dukun bayi, 24,20 berstatus tidak bekerja dibandingkan ibu yang bekerja, yaitu hanya 16,0. Hal ini mengindikasikan bahwa ibu yang mempunyai kesibukan untuk dapat membantu suami dalam mencari nafkah untuk keluarganya justru mengambil keputusan untuk memilih bidan dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Namun hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan tidak menunjukkan hubungan signifikan antara pekerjaan ibu dengan pemilihan penolong persalinan p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ibu bersalin yang bekerja atau tidak bekerja tidak berpengaruh terhadap keputusan untuk memilih penolong persalinan oleh bidan atau dukun bayi, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel pekerjaan bukan merupakan salah satu variabel yang menentukan keputusan pemilihan penolong persalinan. Besarnya proporsi karena ibu bersalin yang berstatus tidak bekerja untuk memilih dukun bayi, diduga berhubungan dengan pendapatan keluarganya, di mana biasanya ibu bersalin yang tidak bekerja cenderung tidak mempunyai jumlah Elvistron Juliwanto : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Memilih Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 pendapatan keluarga yang memadai, khususnya untuk memenuhi tarif pelayanan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga medis lain, sehingga mengambil alternatif untuk memilih dukun bayi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Amiruddin 2006, bahwa tidak ada hubungan pekerjaan ibu dengan pemilihan penolong persalinan, dan secara proporsi juga menunjukkan bahwa ibu yang memilih penolong persalinan 97,2 merupakan ibu yang bekerja dibanding ibu tidak bekerja 2,1. Berdasarkan pendapatan keluarga, diketahui ibu yang memilih penolong persalinan oleh dukun bayi 32,7 juga berpendapatan rendah yaitu di bawah rata-rata upah minimum regional, sedangkan ibu yang memilih penolong persalinan oleh bidan tidak jauh beda dengan pendapatan yang tinggi yaitu sebesar 15,0. Hal ini mengindikasikan bahwa keluarga dengan pendapatan yang rendah akan beralih untuk memanfaatkan dukun bayi dalam pertolongan persalinan, hal ini dikarenakan biaya atau tarif yang dikenakan oleh dukun bayi cenderung jauh lebih murah dibandingkan dengan tarif oleh bidan atau tenaga medis lain. Hal ini didukung oleh hasil uji statistik dengan uji chi square bahwa ada hubungan signifikan antara pendapatan keluarga dengan pemilihan penolong persalinan dengan nilai sig.0,009 p0,05, dengan nilai Odds Ratio OR sebesar 3,966, artinya ibu bersalin dengan pendapatan keluarga rendah kemungkinan memilih dukun bayi 3,966 kali atau 4 kali dibandingkan ibu dengan pendapatan keluarga kategori tinggi. Elvistron Juliwanto : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Memilih Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008 Keadaan ini mencerminkan bahwa ibu dari keluarga dengan pendapatan yang tinggi cenderung lebih dominan memilih bidan dibandingkan dukun bayi. Hal ini sejalan dengan penelitian Abbas dan Kristiani 2006, bahwa pemanfaatan bidan cenderung pada ibu dengan pendapatan yang tinggi, sedangkan masyarakat dengan pendapatan rendah justru lebih memilih dukun bayi, karena mereka mempunyai persepsi bahwa pertolongan persalinan pada bidan mahal dan beberapa masyarakat yang menyatakan kurang percaya terhadap pelayanan kesehatan bidan di desa, karena bidan masih terlalu muda dan belum menikah sehingga belum mempunyai pengalaman terutama persalinan ibu melahirkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Amiruddin 2006, bahwa 75 responden yang masuk dalam kategori gakin, 52 memilih tenaga kesehatan sebagai tenaga penolong persalinan dan 48 memilih tenaga non kesehatan sebagai penolong persalinan, demikian juga dengan penelitian Bangsu 2001, bahwa 96,67 ibu yang memilih dukun bayi mempunyai pendapatan keluarga kategori rendah dibandingkan ibu yang memilih bidan atau tenaga medis 3,33, dan hasil uji chi square juga menunjukkan ada hubungan signifikan antara pendapatan keluarga dengan pemilihan penolong persalinan. Elvistron Juliwanto : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Memilih Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008, 2009 USU Repository © 2008

5.3. Pengaruh Pengetahuan terhadap Keputusan Memilih Pertolongan

Dokumen yang terkait

Faktor – faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012

2 62 65

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ibu Hamil Trimester III yang Mengalami Anemia dalam Memilih Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Tahun 2013

1 56 149

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan Keputusan Memilih Penolong Persalinan Di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge Kabupaten Langkat

8 96 67

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Oleh Ibu Hamil di Kabupaten Aceh Tenggara

3 42 89

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR IBU HAMIL DENGAN MEMILIH PENOLONG PERSALINAN DI DESA MOMPANG KECAMATAN BARUMUN KABUPATEN PADANG LAWAS

1 8 62

BACA DULU cara membuka KTI Skripsi kode009

0 0 3

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN BIDAN SEBAGAI PENOLONG PERSALINAN DI KECAMATAN SUNGAI MAS KABUPATEN ACEH BARAT TESIS

0 0 19

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI IBU HAMIL TRIMESTER III YANG MENGALAMI ANEMIA DALAM MEMILIH PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HAMPARAN PERAK TAHUN 2013

0 1 32

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ibu Hamil Trimester III yang Mengalami Anemia dalam Memilih Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Tahun 2013

0 0 21

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan Keputusan Memilih Penolong Persalinan Di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge Kabupaten Langkat

0 0 22