3. Berdasarkan pilihan yang ada, yaitu adanya pertimbangan-pertimbangan
membuat pilihan alternatif lain setelah mengaji untung ruginya; 4.
Berdasarkan perbedaan budaya, yaitu adanya perbedaan latar belakang budaya yang dianutnya sehingga keputusan yang diambil didasari oleh norma, kaedah
dan adat istiadat yang ada.
2.2. Pertolongan Persalinan
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari ibu. Pertolongan persalinan merupakan salah satu bagian dari pelayanan antenatal care. Manuaba 2001 peningkatan pelayanan antenatal,
penerimaan gerakan keluarga berencana, melaksanakan persalinan bersih dan aman dan meningkatkan pelayanan obstetri essensial dan darurat yang merupakan
pelayanan kesehatan primer. Darwizar 2002, tidak jarang ibu hamil yang kritis meninggal sesampai
di rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan lainnya, dan tidak jarang juga sering terjadi kematian akibat pertolongan persalinan yang tidak ditangani oleh tenaga yang
ahli dan berlatar belakang kesehatan seperti dukun bayi. Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan pertolongan persalinan oleh
ibu hamil, antara lain:
Elvistron Juliwanto : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Memilih Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
1 Sosial Ekonomi
Aspek sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan kondisi sosial dan perekonomian keluarga. Beberapa indikator sosial ekonomi antara lain
pekerjaan, pendapatan keluarga, jumlah tanggungan dalam keluarga, dukungan keluarga, dan masyarakat. Faktor sosial ekonomi cenderung berpengaruh terhadap
keputusan seseorang untuk memilih pelayanan kesehatan dalam hal ini keputusan memilih pertolongan persalinan, faktor tersebut antara lain rendahnya pendapatan
keluarga, di mana masyarakat yang tidak mempunyai uang yang cukup untuk mendapatkan pelayanan yang aman dan berkualitas.
Menurut Sumaryo 2003 kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan menyebabkan perempuan tidak tahu hak-hak reproduksinya serta tidak mempunyai
posisi tawar dalam pengambilan keputusan. Meskipun hal itu menyangkut keselamatan dan kesejahteraan dirinya sendiri. Jadi kendala yang dihadapi kaum
perempuan dalam memperjuangkan hak-hak reproduksinya adalah tingkat pendidikan perempuan dan taraf ekonomi keluarga.
2 Faktor Budaya
Menurut Kontjaraningrat 2004 yang mengutip pendapat E.B.Tylor 1871 kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan- kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Beberapa
indikator dari aspek budaya antara lain:
Elvistron Juliwanto : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Memilih Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
a. Norma Norma adalah suatu aturan khusus atau seperangkat peraturan tentang apa
yang harus dan apa yang tidak harus dilakukan oleh manusia. Norma mengungkapkan bagaimana manusia seharusnya berperilaku atau bertindak. Norma yang berkembang
di masyarakat mempunyai beberapa hal yang terkait dengan kehamilan maupun dengan pemilihan tenaga penolong persalinan. Adanya hubungan aspek norma
dengan tindakan dalam memilih tenaga penolong persalinan akan dilihat dalam penelitian ini.
Konsep norma tentang dukun bayi pada beberapa penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan bidan atau tenaga kesehatan
lainnya. Sehingga dalam pelaksanaan pelayanan pertolongan persalinan di tengah masyarakat menunjukkan adanya keseimbangan antara bidan dan dukun bayi.
Menurut pendapat Yosefina, dkk 2003 norma mengacu pada kepercayaan simbolis penting untuk masyarakat terutama yang tinggal di daerah pedesaan atau
daerah terpencil. Hal ini disebabkan karena: 1.
Simbol dasar dari kehamilan bersumber dari adat dan norma asli. 2.
Konsep norma dan nilai mempengaruhi perlakuan. 3.
Masyarakat dapat mengetahui sistem kedokteran modern dalam konteks kepercayaan simbolis.
4. Mungkin masyarakat tidak memakai sistem pengobatan modern karena tidak
cocok dengan norma masyarakat asli.
Elvistron Juliwanto : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Memilih Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
Kondisi daerah sangat berpengaruh terhadap keteguhan untuk memelihara norma dan nilai, suatu daerah yang tidak banyak mendapatkan sentuhan pola hidup
modern yang dapat merubah pola dan pandangan hidup masyarakat senantiasa terpelihara dengan baik. Sebaliknya daerah yang banyak menerima perubahan yang
dibawa oleh pendatang dapat menyebabkan perubahan norma dalam masyarakat. Perubahan pandangan tentang norma dapat mencakup berbagai aspek
kehidupan. Termasuk perubahan pandangan tentang tenaga penolong persalinan, yang selama ini sebagian besar masih ditolong oleh dukun bayi, akan mengalami
perubahan dengan ditempatkannya bidan sebagai tenaga kesehatan di daerah pedesaan.
Menurut Sumaryoto 2003 faktor non medis terbukti merupakan faktor dominan yang memberikan konstribusi terhadap kematian ibu karena hamil,
melahirkan dan nifas. Apalagi saat ini belum semua masyarakat siap melaksanakan perubahan perilaku, pengaruh sosial budaya yang bias gender dan masih kurangnya
informasi serta kemampuan menerima dan menyerap informasi. b. Keyakinan
Keyakinan atau gagasan deskriptif yang memiliki seseorang terhadap sesuatu yang menggambarkan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang yang merasa
efektif konsisten terhadap suatu objek dan gagasan. Sebagai makhluk sosial manusia secara umum dan ibu hamil khususnya akan menanggapi dan memberikan pandangan
tentang tenaga penolong persalinan berdasarkan keyakinan yang dimilikinya. Secara psikologis faktor keyakinan berperan besar dalam menentukan persepsi seseorang
Elvistron Juliwanto : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Memilih Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
terhadap orang lain, demikian juga dengan ibu hamil. Persepsi atau keyakinan tentang kehamilan dan persalinan yang dimiliki oleh masyarakat sangat menentukan perilaku
masyarakat terhadap kehamilan dan persalinan tersebut Natoatmodjo, 2003. Persepsi ini terbentuk berdasarkan kepercayaan-kepercayaan dan simbol-
simbol yang dimiliki oleh masyarakat. Proses kehamilan dan persalinan serta bagaimana pengelolaan kehamilan lebih ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan
dari dalam perlakuan terhadap adat dari pada lingkungan perawatan dari luar. Oleh karena itu sebagian masyarakat memandang bahwa hal yang lebih
penting dilakukan adalah memenuhi tuntutan kepercayaanadat dari pada perawatan dari luar. Apabila kepercayaan-kepercayaan tersebut telah dilakukan sebagaimana
mestinya, maka kehamilan ibu akan sehat dan lahir dengan baik. Hal tersebut erat kaitannya denga struktur nilai yang ada dalam masyarakat.
3 Perilaku Individu
Menurut Notoatmodjo 2003, perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia
pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Menurut Sarwono 1997, perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman
serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon atau
reaksi individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif tanpa tindakan maupun aktif disertai tindakan.
Elvistron Juliwanto : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Memilih Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan stimulus dari luar subjek. Respon ini berbentuk dua
macam, yaitu: Notoatmodjo, 2003 1.
Bentuk pasif Adalah respon internal, yaitu yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara
langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah
suatu penyakit tertentu. Contoh lain seseorang yang menganjurkan orang lain untuk mengikuti keluarga berencana KB meskipun ia tidak ikut KB. Dari kedua contoh
tersebut terlihat bahwa si ibu telah mempunyai sikap yang pasif untuk mendukung KB, meskipun dia sendiri belum melakukan secara kongkrit terhadap kedua hal
tersebut. Oleh karena itu perilaku mereka ini masih terselubung cover behavior. 2.
Bentuk aktif Yaitu apabila perilaku tersebut jelas dapat diobservasi secara langsung,
misalnya pada contoh kedua tersebut di atas si ibu sudah membawa anaknya ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lain untuk imunisasi dan orang pada kasus kedua
sudah menjadi akseptor KB. Oleh karena itu perilaku mereka ini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata overt behavior.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap adalah merupakan respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang bersifat
terselubung dan disebut covert behavior. Sedangkan tindakan nyata seseorang sebagai respon seseorang terhadap stimulus practice adalah overt behavior.
Elvistron Juliwanto : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Memilih Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
1. Pengetahuan Knowledge
Menurut Notoatmodjo 2003 pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu,
yakni dengan indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Ada enam tingkatan
pengetahuan, yaitu: 1.
Tahu Know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari dengan menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 2.
Memahami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi Aplication
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya.
Elvistron Juliwanto : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Memilih Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008