40
1 efisiensi teknis technical efficiency, 2 efisiensi harga price efficiency, dan 3 efisiensi ekonomis economic efficiency.
1. Efisiensi Teknis
Efisiensi teknis technical efficiency mengukur tingkat produksi yang dicapai pada tingkat penggunaan input tertentu. Seorang petani secara teknis
dikatakan lebih efisien dibandingkan petani lain, apabila dengan penggunaan
jenis dan jumlah input yang sama, diperoleh output fisik yang lebih tinggi
Dalam fungsi produksi efisien teknis tercapai apabila nilai koefisien regresi sama dengan 1, koefisien regresi dari suatu faktor produksi juga
mengambarkan elastisitas produksi EP, ini sesuai dengan pendapat Soekartawi 2010 yang menyatakan bahwa Y = aX
b
atau ln Y = ln a +b ln atu Y = a + b ln,
dimana = ln = logaritma natural, Y = produksi, a intersep, b = koefisien regresi dan X = faktor produksi. Untuk memperoleh nilai b = Ep = ∆YY∆XX atau b
= ∆Y∆X x XY Masel dalam Aima dan Tasman 2013.
2. Efisiensi Alokatif
Efisiens efisiensi alokatif efisiensi harga mengukur tingkat keberhasilan petani dalam usahanya untuk mencapai keuntungan maksimum yang dicapai pada
saat nilai produk marginal setiap faktor produksi yang diberikan sama dengan biaya marginalnya atau menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menggunaan
input dengan proporsi yang optimal pada masing-masing tingkat harga input dan teknologi yang dimiliki atau efisiensi alokatif terjadi apabila nilai produk marginal
sama dengan harga produksi yang bersangkutan. Analisis efisiensi produksi secara ekonomis memerlukan prasyarat informasi harga jual produksi dan harga beli
faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usahatani. Hal ini yang menyebabkan penilaian efisiensi produksi secara ekonomis disebut sebagai
efisiensi harga. Efisiensi produksi secara ekonomis perlu dilakukan untuk melihat apakah faktor produksi yang digunakan dalam usahatani sudah optimal dan
memberikan tingkat keuntungan maksimum. Analisis efisiensi produksi secara ekonomis dilakukan dengan menggunakan indikator rasio nilai produk marginal
41
NPM dengan harga masing-masing faktor produksi sama besarnya. Nilai Produksi Marginal NPM dari setiap unit tambahan output sama dengan harga
dari setiap unit input Px Soekartawi, 2010 elanjutnya dikatakan bahwa untuk menghitung efisiensi harga adalah: NPM
x
= P
x
atau NPM
x
P
x
= 1 dan NPM = byP
Y
X = P
x.
Dimana; b = elastisitas produksi, y = produksi, P
y
= harga produksi, X = jumlah produksi, P
x
= harga faktor produksi. Menurut Soekartawi 2010, dalam kenyataan persamaan diatas tidak sama
dengan 1, yang seringkali terjadi adalah; Nilai NPMP
x
1, berarti penggunaan faktor produksi belum efisien, perlu di tambah. NPMP
x
= 1 berarti penggunaan sudah efisien. NPMP
x
berarti penggunaan faktor produksi tidak efisiensi perlu dilakukan pengurangan Soekartawi: 2010. Menurut Youtopolus dan Nugen
dalam Tasman dan Aima 2013 efesiensi harga lebih berhubungan dengan pengambilan keputusan menegerial tentang alokasi dari berbagai vairiasi faktor
produksi, yaitu produksi yang dapat dikontrol oleh perusahaan.
3. Efisiensi Ekonomi