Pemanfaatan Pencahayaan Alami Dalam Arsitektur

2.5. Pemanfaatan Pencahayaan Alami Dalam Arsitektur

Pada masa Mesir Kuno, cahaya matahari dianggap hanya sebagai pemenuhan kebutuhan biologis dan tidak dianggap sebagai elemen pembentuk ruang. Pada masa Yunani Kuno, cahaya matahari mulai diperhitungkan sebagai pembentuk ruang dan tidak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan biologis semata. Kuil-kuil pada masa Yunani Kuno selalu berorientasi ke Timur sehingga saat matahari terbit sinarnya dapat menerangi patung didalam kuil sehingga mendapatkan efek dramatis. Pada masa Romawi Kuno, perkembangan Arsitektur menyebabkan peningkatan pemanfaatan pencahayaan alami. Bangsa Romawi membangun banyak bangunan umum dan monumental serta mengembangkan beberapa strategi pemanfaatan cahaya alami. Gambar 9. Pantheeon Pantheon merupakan bangunan pertama yang sungguh-sungguh memanfaatkan pencahayaan alami sebagai pembentuk ruang. Cahaya tercurah melalui lubang berbentuk lingkaran diujung dome, membentuk efek dramatis dalam ruang. Apabila matahari tengah bersinar, cahaya mampu menjadi suatu penggerak animator yang sangat ampuh terhadap sifat-sifat bentuk dan skala sebuah bangunan, sebuah hal bagi perancang yang sangat peka, kenali dan sering digunakan. Bagaimanapun efek dari hari-hari mendung dan bahkan hujan pada bentuk dan skala harus diketahui dan dipadukan ke dalam rancangan bangunan. Cahaya pada interior bangunan lebih dapat dikendalikan oleh perancang, melalui pengendalian cahaya alamiah. Efek dramatis dan juga keteraturan ruang dan ketegasan skala, dapat dihasilkan dan ditingkatkan oleh pembedaan penggunaan dan pengendalian cahaya. Pada bagian ini peranan arsitek sangat penting untuk bersama ahli penerangan mengendalikan rancangan penerangan. Disamping terlepas dari betapa efektif dan pekanya penerangan buatan dipakai, hal itu tetap tidak dapat pernah menggantikan cahaya alamiah dari matahari. Jika hal ini diabaikan maka untuk kehidupan sehari-hari akan kehilangan suatu rasa waktu dan suatu rasa bidang apabila pertalian ini diputuskan. Sinar matahari adalah suatu gaya dinamik yang bekerja pada bangunan dan bentuk lain dengan beberapa tingkat kekuatan dan beberapa karakter yang dapat dikenal setiap hari. Dipertimbangkan sebagai suatu prinsip perancangan, sinar matahari tidak semata- mata menghias sendiri dengan pasif pada bentuk melainkan diperlukan untuk mengambil bagian secara aktif dalam proses perancangan.

2.6. Bentuk Dan Massa Bangunan