c. Mempererat hubungan antara Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I
khususnya dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
C. Uraian Teoritis
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan KUP Pasal 1 ayat 1, pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang olehorang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang - undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan perpajakan. Pasal 1 ayat 2 KUP
Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan,
melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan dan
menjual barang yang disita. Mardiasmo, 2013 : 119 Penagihan pajak di atur dalam Undang - Undang Nomor 6 Tahun 1993
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang - Undang Nomor 16 Tahun 2009
Universitas Sumatera Utara
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 18 sampai dengan pasal 23. Pada Pasal 18 disebutkan bahwa yang menjadi dasar Penagihan Pajak
adalah Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan
Banding serta Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.
Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang danatau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang
meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi koperasi, dana pensiun persekutuan, perkumpulan yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan
lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. Mardiasmo, 2013 :21
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri