Pemblokiran Penyanderaan Prosedur Pelaksanaan Penagihan

Barang – barang yang dikecualikan dari penjualan secara lelang, yaitu; 1. Uang 2. Kekayaan Penanggung Pajak yang tersimpan di Bank 3. Obligasi 4. Saham 5. Piutang 6. Penyertaan modal dan Surat Berharga lainnya 7. Barang yang mudah rusak atau cepat busuk Bila penjualan barang secara lelang biaya penagihan pajak ditambah 1 dari pokok lelang. Sisa barang dan kelebihan uang hasil lelang dikembalikan oleh Pejabat kepada Penanggung Pajak paling lambat 3 hari setelah pelaksanaan lelang.

5. Pemblokiran

Pemblokiran adalah tindakan pengamanan harta Wajib PajakPenanggung Pajak yang tersimpan di Bank dengan tujuan agar harta kekayaan dimaksud tidak terdapat perubahan apapun, selain penambahan jumlah atau nilai. Pimpinan Bank wajib memblokir setelah menerima permohonan pemblokiran dari pejabat membuat berita acara pemblokiran serta menyampaikan salinannya kepada Pejabat dan Penanggung Pajak. Setelah menerima Berita Acara Pemblokiran dari Bank, memerintahkan Penanggung Pajak untuk memberikan kuasa kepada Bank agar memberitahukan saldo kekayaannya yang tersimpan di Bank tersebut kepada Universitas Sumatera Utara Jurusita Pajak. Bila Penanggung Pajak menolak memberitahukan saldo kekayaanya maka pejabat kemudian meminta Gubernur Bank Indonesia melalui Menteri Keuangan untuk memerintahkan Bank memberitahukan saldo kekayaan Penanggung Pajak. Setelah saldo kekayaan Penanggung Pajak diketahui, Jurusita Pajak melakukan penyitaan dengan membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita BAPS, menandatangani bersama sanksi – sanksi dan pemimpin Bank. Bilamana Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan biaya penagihan dalam jangka waktu 14 hari sejak penyitaan, Pejabat segera meminta kepada Pemimpin Bank untuk memindahbukukan harta kekayaan Penanggung Pajak ke kas negara sejumlah yang tercantum dalam BAPS, tembusannya disampaikan kepada Penanggung Pajak.

6. Penyanderaan

Dasar hukum; a. Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa b. Peraturan Pemerintah Nomor 137 Tahun 2000 tentang Tempat dan Tata Cara Penyanderaan, Rehabilitasi Nama Baik Penanggung Pajak, dan Pemberian Ganti Rugi Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Penyanderaan adalah pengekangan sementara waktu kebebasan Penanggung Pajak dengan menempatkannya di tempat tertentu. Penyanderaan dilakukan apabila: Universitas Sumatera Utara a. Penanggung Pajak mempunyai utang pajak sekurang- kurangnya Rp. 100.000.000 b. Penanggung Pajak diragukan itikad baik dalam melunasi utang pajak c. Apabila telah lewat 14 hari dari penerbitan Surat Paksa d. Telah mendapat izin Menteri Keuangan Penyanderaan hanya dapat dilaksanakan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan yang diterbitkan oleh pejabat atau atasannya setelah mendapat izin Menteri Keuangan. Surat Perintah Penyanderaan sekurang – kurangnya memuat: 1. Identitas Penanggung Pajak 2. Alasan Penyanderaan 3. Izin Penyanderaan 4. Lama Penyanderaan 5. Temapat Penyanderaan Masa penyanderaan paling lama 6 bulan sejak Penanggung Pajak dimasukkan pada tempat penyanderaan dan dapat diperpanjang untuk selama-lamanya 6 bulan. Tempat Penyanderaan Penanggung Pajak dibentuk Departemen Keuangan dengan persyaratan: 1. Tertutup dan terasing dari masyarakat 2. Fasilitas terbatas, dan Universitas Sumatera Utara 3. Sistem pengawasanpengamanan memadai Sebelum ada tempat penyanderaan yang dibentuk Departemen Keuangan, Penanggung Pajak dititipkan di rumah tahanan negara yang terpisah dengan tahanan lain. Penyanderaan dilaksanakan Jurusita Pajak dengan menyampaikan Surat Perintah Penyanderaan kepada Penanggung Pajak dengan 2 orang saksi penduduk Indonesia yang telah dewasa, dikenal dan dapat dipercaya oleh Jurusita Pajak. Salinan Surat Perintah Penyanderaan disampaikan Jurusita Pajak kepada Kepala Rumah Tahanan Negara. Jurusita Pajak membuat Berita Acara Penyanderaan pada saat Penanggung Pajak ditempatkan di Rumah Tahanan Negara dengan menandatanganinya bersama Kepala Rumah Tahanan Negara dan saksi-saksi. 1. Berita Acara Penyanderaan sekurang-kurangnya memuat: 2. Nomor dan tanggal Surat Perintah Penyanderaan 3. Izin tertulis Menteri Keuangan 4. Identitas Jurusita Pajak, Identitas Penanggung Pajak, identitas para saksi 5. Tempat penyanderaan 6. Lama penyanderaan Universitas Sumatera Utara Salinan Berita Acara Penyanderaan disampaikan ke; 1. Kepala Rumah Tahanan Negara 2. Penanggung Pajak yang dikenakan penyanderaan 3. BupatiWalikota dimana Penanggung Pajak bertempat tinggal Penanggung Pajak yang disandera, dilepas bila: 1. Utang pajak dan biaya penagihan dilunasi 2. Jangka waktu penyanderaan terpenuhi 3. Putusan pengadilan 4. Pertimbangan tertentu Menteri Keuangan atau Gubernur Penanggung Pajak dapat mengajukan gugatan atas pelaksanaan penyanderaan hanya kepada Pengadilan Negeri. Bila gugatan Penanggung Pajak dikabulkan dan putusan pengadilan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, Penanggung Pajak dapat meminta rehabilitas nama baik dan ganti rugi atas masa penyanderaan yang telah dijalaninya.

B. Kendala Yang Dihadapi Dalam Melaksanakan Penagihan Pajak