HIVAIDSnya serta mengarahkan mengambil tindakan yang tepat sesuai dengan status HIVAIDSnya.
2.3.2 Konseling dalam Voluntary Counseling and Testing VCT
Konseling dalam Voluntary Counseling and Testing VCT menurut SK
Menkes no.241 tahun 2006 adalah “kegiatan konseling yang menyediakan
dukungan psikologis, informasi dan pengetahuan HIVAIDS, mencegah penularan HIVAIDS, mempromosikan perubahan perilaku yang bertanggung jawab,
pengobatan ARV dan memastikan pemecahan berbagai masalah terkait dengan HIVAIDS
”.
2.3.3 Tujuan Voluntary Counseling and TestingVCT
Tujuan umum adalah menurunkan angka kesakitan HIVAIDS melalui peningkatan mutu pelayanan konseling dan testing HIVAIDS sukarela dan
perlindungan bagi petugas layanan Voluntary Counseling and Testing VCT dari
klien.
Tujuan khusus adalah sebagai pedoman penatalaksanaan pelayanan konseling dan testing HIVAIDS, menjaga mutu layanan melalui penyediaan
sumber daya dan manajemen yang sesuai, dan member perlindungan dan
konfidensialitas dalam pelayanan konseling dan testing HIVAIDS. 2.3.4
Prinsip Pelayanan Voluntary Counseling and TestingVCT
Prinsip Pelayanan Konseling Tes HIVAIDS Sukarela Voluntary Counseling and Testing VCT menurut Dinas Kesehatan, 2008 adalah :
1 Sukarela dalam melaksanakan tes HIV
Pemeriksaan HIV hanya dilaksanakan atas dasar kerelaan klien, tanpa paksaan dan tanpa tekanan. Keputusan untuk dilakukan tes terletak
ditangan klien. Kecuali tes HIV pada darah donor di unit transfusi dan transplantasi jaringan, organ tubuh dan sel. Tes dalam Voluntary
Counseling and Testing VCT bersifat sukarela sehingga tidak direkomendasikan untuk tes wajib pada pasangan yang menikah, pekerja
seksual, rekrutmen pegawai tenaga kerja Indonesia, dan asuransi kesehatan
2 Saling mempercayai dan terjamin konfidensialitas
Layanan harus bersifat professional, menghargai hak dan martabat semua klien, semua informasi yang disampaikan klien harus dijaga
kerahasiaannya oleh konselor dan petugas kesehatan, tidak diperkenankan di diskusikan di luar konteks kunjungan klien. Semua informasi tertulis
harus disimpan dalam tempat yang tidak dapat dijangkau oleh mereka yang tidak berhak. Untuk penanganan kasus klien selanjutnya dengan
seijin klien , informasi kasus dari diri klien dapat diketahui. 3
Mempertahankan hubungan relasi konselor – klien yang efektif Konselor mendukung klien untuk kembali mengambil hasil testing dan
mengikuti pertemuan konseling pasca testing untuk mengurangi perilaku beresiko. Dalam Voluntary Counseling and Testing VCT dibicarakan
juga respon dan perasaan klien dalam menerima hasil testing dan tahapan penerimaan hasil testing positif.
4 Tes merupakan salah satu komponen dari Voluntary Counseling and
Testing VCT World Health Organization WHO dan Departemen Kesehatan RI telah
memberikan pedoman yang dapat digunakan untuk melakukan testing HIVAIDS. Penerimaan hasil testing senantiasa diikuti oleh konseling
pasca testing oleh konselor yang sama atau konselor lainnya yang disetujui klien.
2.3.5 Peran Konseling dan Testing Sukarela Voluntary Counseling and