Keberadaan Nilai dalam Cerpen Sastra dan Pembentukan Karakter

37 4 Menghargai keberagaman Sikap memberikan respect atau hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku dan agama. Warganya, atau dengan kata lain masyarakatnya akan melakukan tindakan merusak diri sendiri. Sebuah peradaban akan menurun apabila terjadi demoralisasi pada masyarakatnya.

2.1.3. Keberadaan Nilai dalam Cerpen

Kosasih 2012:46 nilai dari sebuah cerpen tidak hanya berkaitan dengan keindahan bahasa dan kompleksitas jalinan cerita. Nilai atau sesuatu yang berharga dalam cerpen juga berupa pesan atau amanat. Wujudnya sepertiada yang berkenaan dengan masalah budaya, moral, agama, atau politik. Realitas pesan-pesan itu mungkin berupa pentingnya menghargai tetangga, perlunya kesetiaan pada kekasih, ketawakalan kepada Tuhan, dan sebagainya. Hanya saja kadang-kadang kita tidak mudah untuk merasakan kehadiran pesan-pesan itu. Karya-karya semacam itu perlu kita hayati benar-benar.Untuk menemukan keberadaan suatu nilai dalam cerpen, kamu dapat mengajukan sejumlah pertanyaan, misalnya sebagai berikut: a. Mengapa tokoh A mengatakan hal itu berkali-kali? b. Mengapa latar cerita itu sekolah dan pada sore hari? c. Mengapa pengarang membuat jalan cerita seperti itu? d. Mengapa seorang tokoh dimatikan sementara yang lain tidak? 38 Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti itu akan membawa kita kepada kesimpulan tentang nilai tertentu yang disajikan pengarang.

2.1.4. Sastra dan Pembentukan Karakter

Nurgiyantoro 2010:31-32 Sastra mempunyai peran sebagai salah satu alat pendidikan yang seharusnya dimanfaatkan dalam dunia pendidikan dan dalam penulisan ini dapat difokuskan pada peran dalam usaha untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian anak, peran sebagai character building. Artinya sastra dapat diyakini mempunyai andil yang tidak kecil dalam usaha pembentukan dan pengembangan kepribadian anak. Sastra sebenarnya hanyalah memberikan teladan kehidupan yang diidealkan, teladan kehidupan orang yang berkarakter. Teladan kehidupan untuk diteladani dalam hidup keseharian. Maka, sastra boleh dikatakan mampu menunjang pembentukan karakter anak yang masih dalam tahap perkembangan lewat teladan kehidupan tersebut. Berdasarkan pengertian di atas guru bisa menggunakan perbandingan cerita pendek berdasarkan kehidupan atau kejadian-kejadian dalam kehidupan anak didik, kemudian mengubah hal-hal yang bersifat negatif dalam cerita pendek tersebut menjadi nilai positif. Dengan cara ini, anak didik mampu mengambil secara langsung nilai-nilai pendidikan karakter yang tersirat dan tersurat dalam tugas yang diberikan guru. Atau bisa juga menggunakan cerita untuk memunculkan nilai-nilai karakter dengan menceritakan kisah hidup orang-orang besar. Dengan kisah nyata yang dialami orang-orang besar dan terkenal bisa menjadikan 39 anak didik akan terpikat dan mengidolakan, serta pastinya anak didik ingin menjadi seperti idolanya tersebut.

2.2. Kerangka Berpikir