Pengertian Motivasi Motivasi Belajar

44

b. Hakekat Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Colquitt, LePine dan Noe dalam Julius Chandra 2000 : 10, motivasi untuk belajar didefinisikan sebagai arah, kemahuan dan tingkah laku yang mengarah kepada pembelajaran berterusan dan juga telah didapati positif kepada prestasi pembelajaran. Motivasi belajar adalah keinginan siswa untuk mengambil bagian di dalam proses pembelajaran Linda S. Lumsden, dalam Djamarah, Syaiful Bahri, 1994 : 18. Menurut Hermine Marshall Istilah motivasi belajar mempunyai arti yang sedikit berbeda. Ia menggambarkan bahwa motivasi belajar adalah kebermaknaan, nilai, dan keuntungan-keuntungan kegiatan belajar belajar tersebut cukup menarik bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Pendapat lain motivasi belajar itu ditandai oleh jangka panjang, kualitas keterlibatan di dalam pelajaran dan kesanggupan untuk melakukan proses belajar Carole Ames, dalam Daljoeni,1990 : 23. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai tujuan 45

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan yang terlepas dari faktor lain. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari dalam yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang tak kalah pentingnya Djamarah, 2002. Suryabrata 2004: 43, ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: a Faktor Eksternal - Faktor dari luar individu yang terbagi menjadi dua: faktor sosial meliputi faktor manusia lain baik hadir secara langsung atau tidak langsung dan faktor non sosial meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat belajar, dan lain-lain. b Faktor Internal - Faktor dari dalam diri individu yang terbagi menjadi dua: faktor fisiologis meliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis dan faktor psikologis meliputi minat, kecerdasan, dan persepsi. Menurut Elliot 1996: 62, ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi dalam belajar: 1. Kecemasan Kecemasan yang dimaksud adalah kecemasan situasional, yang diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk merasa cemas pada beberapa situasi tetapi tidak pada situasi lainnya. Apabila tingkat kecemasan relatif rendah atau sedang, maka hal itu akan bersifat konstruktif. Namun apabila kecemasan tersebut berada pada tingkat yang relatif tinggi, maka hal itu bias bersifat destruktif dan non adaptif. 46 2. Sikap Sikap dapat didefinisikan sebagai cara individu yang relatif permanen dalam hal merasakan, berpikir, dan bertingkahlaku terhadap sesuatu atau orang lain. 3. Keingintahuan Keingintahuan sering digambarkan sebagai perilaku yang aktif, suka mengeksplorasi atau, memanipulasi sesuatu keadaan yang rileks,kebebasan untuk mengeksplorasi sesuatu, dan penerimaan terhadap hal-hal yang tidak biasa dapat menumbuhkan rasa ingin tahu sesorang. 4. Locus of Control Locus of control dapat diartikan sebagai penyebab terjadinya tingkah laku, yang dapat diatribusikan terhadap diri sendiri internal locus of control atau dari luar dirilingkungan external locus of control. Jika seseorang percaya bahwa kesuksesan dan penghargaan yang mereka raih dikarenakan kemampuan mereka sendiri, maka mereka telah dianggap mampu untuk mengendalikan tujuan mereka internal locus of control. Sebaliknya seseorang yang percaya bahwa kesuksesan dan penghargaan yang mereka raih dikarenakan faktor keberuntungan, maka mereka dianggap memiliki kontrol yang rendah terhadap tujuan mereka external locus of control. 5. Learned Helplessness Perasaan tak berdaya yang dipelajari adalah reaksi individu untuk merasa frustasi dan putus asa setelah kegagalan yang terjadi berulangkali. 47 6. Efikasi Diri Efikasi diri merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan yang dimiliki untuk mengendalikan seluruh kehidupannya, termasuk perasaan dan kompetensinya. Seseorang yang memiliki efikasi diri yang tinggi cenderung untuk memfokuskan perhatian dan usahanya pada tuntutan tugas dan berusaha meminimalisasi kemungkinan yang terjadi.

d. Prinsip – prinsip Motivasi Belajar

Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller dalam Ermida, 2002: 38 telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS, yaitu: 1. Perhatian Attention Perhatian seseorang muncul karena didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga individu akan memberikan perhatian selama proses pembelajaran. Rasa ingin tahu tersebut dapat dirangsang melalui elemen-elemen yang baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, kontradiktif atau kompleks. Apabila elemen-elemen tersebut dimasukkan dalam rencana pembelajaran, hal ini dapat menstimulus rasa ingin tahu seseorang. Namun, perlu diperhatikan agar tidak memberikan stimulus yang berlebihan, untuk menjaga efektifitasnya. 2. Relevansi Relevance Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi seseorang. Motivasi individu akan terpelihara apabila mereka menganggap bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan 48 pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Kebutuhan pribadi basic need dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu motif pribadi, motif instrumental dan motif kultural. Motif nilai pribadi personal motif value, menurut McClelland mencakup tiga hal, yaitu 1 kebutuhan untuk berprestasi needs for achievement, 2 kebutuhan untuk berkuasa needs for power, dan 3 kebutuhan untuk berafiliasi needs for affiliation. Sementara nilai yang bersifat instrumental, yaitu keberhasilan dalam mengerjakan suatu tugas dianggap sebagai langkah untuk mencapai keberhasilan lebih lanjut. Sedangkan nilai kultural yaitu apabila tujuan yang ingin dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelompok yang diacu individu, seperti orang tua, teman, dan sebagainya. 3. Percaya diri Confidence Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses di masa lampau. Motivasi dapat memberikan ketekunan untuk membawa keberhasilan prestasi, dan selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi untuk mengerjakan tugas berikutnya. 4. Kepuasan Satisfaction Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun luar individu. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi individu, dapat menggunakan

Dokumen yang terkait

THE EFFECT OF ROUNDTABLE MODEL IN COOPERATIVE LEARNING ON THE WRITING ACHIEVEMENT OF THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMAN 1 ARJASA IN THE 2005 / 2006 ACADEMIC YEAR

0 4 92

THE EFFECT OF USING ROUNDTABLE TECHNIQUE IN COOPERATIVE LANGUAGE LEARNING ON TENSE ACHIEVEMENT OF THE EIGHTH YEAR STUDENTS AT SMPN 1 JENGGAWAH IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR YEAR STUDENTS AT SMPN 1 JENGGAWAH IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR YEAR STUDENTS AT

0 4 16

THE INFLUENCE OF STUDENTS MOTIVATION AND ATTITUDE TOWARD ENGLISH LEARNING ACHIEVEMENT AT FIRST GRADE OF SMA NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG IN THE ACADEMIC YEAR OF 2011-2012

0 8 35

THE INFLUENCE OF STUDENTS MOTIVATION AND ATTITUDE TOWARD ENGLISH LEARNING ACHIEVEMENT AT FIRST GRADE OF SMA NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG IN THE ACADEMIC YEAR OF 2011-2012

0 6 50

THE DIFFERENCES OF ECONOMICS LEARNING ACHIEVEMEN TAUGHT THROUGH JIGSAW AND STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS COOPERATIVE LEARNING BYREGARDING STUDENTS LEARNING MOTIVATION OF XII IPS CLASS IN SENIOR HIGH SCHOOL NEGERI 5 METRO By

0 19 15

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL IN DEVELOPING OF SOCIAL AND ENVIRONMENT AWARENESS THROUGH IPS LEARNING

0 34 66

EFFECT OF THE USE OF STUDENT PERCEPTION COOPERATIVE LEARNING MODEL N UMBER HEAD TOGETHER LEARNING AND MOTIVATION OF CREATIVITY IN LEARNING SOCIAL STUDIES IN SMP NEGERI TUMIJAJAR TULANG BAWANG BARAT ACADEMIC YEAR 2012/2013 P ENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG

2 24 135

THE EFFECT OF COOPERATIVE SCRIPT LEARNING MODEL ON BIOLOGY STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN CLASS VII SMP 11 MANOKWARI

0 0 11

THE EFFECT OF FLAP POSTER ON STUDENTS’ CREATIVITY IN LEARNING HUMAN RESPIRATORY SYSTEM

0 0 5

THE EFFECT OF GIVING REWARD ON STUDENTS’ MOTIVATION IN LEARNING ENGLISH OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NU PUTRI NAWA KARTIKA IN THE ACADEMIC YEAR 20132014

0 0 15