58 Sardiman 2011: 83 mengemukakan motivasi yang ada pada setiap orang
itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut : “1 Tekun menghadapi tugas; 2 Ulet menghadapi kesulitan;
3Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah; 4 Lebih senang bekerja mandiri; 5 Cepat bosan pada tugas-tugas yang
rutin; 6 Dapat mempertahankan pendapatnya; 7 Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu; 8 Senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal
”. Nana Sudjana 2002: 61 berpendapat motivasi siswa dapat dilihat
dari beberapa hal, antara lain : “1 Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran; 2 Semangat
siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya; 3 Tanggungjawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya; 4 Reaksi yang
ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru; 5 Rasa senang dan puas dalam mengerjakan
tugas yang diberikan”. Djali 2009: 109-110 menyebutkan bahwa individu yang memiliki
motivasi yang tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut: “1 Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab
pribadi; 2 Memilih tujuan yang realistis; 3 Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan batu dengan segera dan
nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil atau pekerjaannya; 4 Senang berkerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang
lain; 5 Mampu menggunakan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik; 6 Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan
uang, status atau keunggulannya tetapi lambang prestasilah yang
dicarinya”. Uno 2008: 23 mengemukakan bahwa ciri-ciri atau
indikator motivasi antara lain : “1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2 Adanya dorongan
dan kebutuhan dalam belajar;3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan;4 Adanya penghargaan dalam belajar; 5 Adanya kegiatan
yang menarik dalam kegiatan ;6 belajarAdanya lingkungan belajar yang kondusif”.
59 Berdasarkan ciri-ciri diatas maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang
memiliki ciri-ciri termotivasi adalah siswa yang ulet dalam menyelesaikan tugas, siswa tekun, menunjukan minat, selalu memperhatikan, semangat
dan adanya hasrat untuk berhasil.
6. Tinjauan Pembelajaran IPS di SMP
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi pedagogik, dalam hal ini adalah berkaitan dengan kemampuan
seorang guru dalam dalam rangka pengembangan kemampuan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolahsatuan Pendidikan. Secara
spesifik guru dituntut memiliki kemampuan untuk dalam memahami dan mengembangkan substansi tiap mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran
khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS.
Karakteristik mata pelajaran IPS di SMP yang disampaikan guru tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Karakteristik Pendidikan IPS menurut
Banks 1990 dalam Pargito 2010 ; 38, adalah sebagai berikut; 1.
program Pendidikan IPS mempunyai tujuan utama membentuk warga negara yang memiliki pengetahuan, keterampilan-keterampilan, dan sikap
yang dibutuhkan siswa dalam suatu masyarakat yang demokratis. social studies programs have as a major purpose the promotion of civic
competence which is the knowledge, skills, and attitude required of students to be able to assume “the office of citizen” in our democratic
republic.
60 2.
program Pendidikan IPS membantu siswa dalam mengkonstruk pengetahuan dan sikap dari disiplin akademik sebagai suatu pengalaman
khusus. social studies programs help students contruct a knowledge base and attitude drawn from academic disciplines as specialized ways of
viewing reality. 3.
program Pendidikan IPS mencerminkan perubahan pengetahuan, mengembangkan sesuatu yang baru dan menggunakan pendekatan
terintegrasi untuk memecahkan isu secara manusiawi. social studies programs reflect the changing nature of knowledge, fostering, entirely new
and highly integrated approaches to resolving issues of significance to humanity.
Kemudian dipertegas oleh Pusat Kurikulum, tentang karakteristik mata pelajaran IPS, yaitu :
a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi,
sejarah ekonomi, hukum, dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, Pendidikan dan agama.
b. Kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah,
ekonomi, hukum, dan politik, sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topic tema tertentu.
c. Kompetensi dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang
dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. d.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat,
kewilayahan, adaptasi, dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses, dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti
pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.
e. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi
dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan Puskur, 2006: 6.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik materi dan kebutuhan siswa serta ditunjang ketersediaan sarana dan prasarana yang
61 tersedia di sekolah dapat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru. Seperti yang terjadi di SMP Negeri Tumijajar bahwa ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran
berdampak pada proses pembelajaran, oleh karena hal tersebut dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti materi pelajaran,
akibatnya yang dirasakan oleh siswa mereka merasa antusias. Hal tersebut terjadi sebagai salah satu indikator bahwa penggunaan dan pemilihan model
pembelajaran yang digunakan oleh guru harus efektif untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan pendekatan
interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual
maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik Depdiknas, 2006: 13.
Salah satu di antaranya adalah memadukan Kompetensi Dasar. Melalui
pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan
memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
konsep yang dipelajari. Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial.
Pengembangan pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas,
62 dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Topiktema dapat
dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang. Bisa membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari berbagai
disiplin atau sudut pandang, contohnya banjir, pemukiman kumuh, potensi pariwisata, IPTEK, mobilitas sosial, modernisasi, revolusi yang dibahas dari
berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial.
a. Pembelajaraan IPS Berdasarkan Topik Tema
Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan pendekatan interdisipliner. “Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu
sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta
prinsip- prinsip secara holistik dan otentik” Depdiknas, 1996: 13. Salah satu di
antaranya adalah memadukan Kompetensi Dasar. Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat
menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan,dan memproduksi kesan- kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik
terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari. Puskur Balitbang Depdikbud 2006 menyatakan bahwa,
“pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan
pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan
diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Topiktema dapat dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang. Bisa
membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari berbagai disiplin atau sudut pandang, contohnya banjir, pemukiman kumuh, potensi
pariwisata, IPTEK, mobilitas sosial, modernisasi, revolusi yang dibahas dari berbagai disiplin ilmu-
ilmu sosial”.
63 Pemahaman guru SMP Negeri Tumijajar tentang pendekatan pembelajaran IPS
telah cukup baik dan pembelajaran terpadu yang sering dilakukan guru adalah berdasarkan topik, dengan asumsi bahwa pembelajaran terpadu dengan
pendekatan tematopik lebih mudah disesuaikan dengan karakteristik siswa, materi yang terpadu, sarana yang tersedia di sekolah dan kemampuan Guru
sendiri serta lebih efektif digunakan dalam proses pembelajaran. Guru SMP Negeri Tumijajar juga telah menganalisis berbagai materi
pembelajaran untuk dapat diintegrasikan berdasarkan topiktemanya, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas guru menyampaikan materi
pembelajarannya bervariasi berdasarkan sudut pandang disiplin ilmu yang sedang ditekankan. Hal ini akan membuat ranah berpikir siswa tidak akan
terputus karena masih segaris lurus dengan tema yang sedang dibahas serta pendekatan ini memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun
kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep sebagai pengetahuannya sendiri secara alami. Mengenai pendekatan topiktema dalam
pembelajaran IPS terpadu, guru IPS di SMP Negeri Tumijajar mengasumsikannya sebagai memadukan atau mengintegrasikan beberapa
materi yang saling berkaitan dengan tema topik yang akan dibahas. satu tematopik dapat mencakup beberapa kompetensi dasar yang saling berkaitan.
sehingga dapat mengefektifkan waktu dan tenaga, serta siswa dapat lebih mudah memahami materi karena tidak terpisah-pisah tetapi pengetahuan yang
diperoleh siswa secara utuh karena telah kita padukan atau satukan dengan kondisi sebenarnya di kehidupan sehari-hari siswa.