2. Menggali materi
Tujuan menggali materi merupakan tujuan dimana siswa sendiri yang akan membekali dirinya untuk mendapatkan pengetahuan. Guru
hanya sebagai fasilitator yaitu dengan cara guru menulis pokok-pokok materi pada potongan kertas kemudian membagikan potongan kertas itu
pada siswa secara acak. Siswa diminta untuk mencocokkanmemasangkan potongan kertas tersebut menjadi satu materi utuh.
3. Selingan
Tujuan selingan merupakan suatu tujuan yang digunakan agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran. Teknik yang dipakai sama
dengan teknik mencari pasangan untuk mendalami materi. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujan cooperative
learning tipe make a match yakni untuk menjadikan siswa mampu memahami materi pembelajaran yang berkaitan dengan konsep, baik itu pendalaman materi,
menggali materi, maupun selingan agar pembelajaran tidak membosankan.
2.4.3 Kelebihan dan Kelemahan Cooperative Learning Tipe Make A Match
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan masing- masing, begitu pula dengan model cooperative learning tipe make a match.
Menurut Lie 2008: 46 kelebihan dan kekurangan cooperative learning tipe make a match yaitu:
Kelebihan cooperative learning tipe make a match: 1.
Dapat meningkatkan partisipasi siswa, 2.
Cocok untuk tugas sederhana, 3.
Lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-masing anggota kelompok,
4. Interaksi lebih mudah,
5. Lebih mudah dan cepat membentuk kelompok,
6. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.
Kekurangan cooperative learning tipe make a match: 1.
Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor, 2.
Lebih sedikit ide yang muncul, 3.
Jika ada perselisihan, tidak ada penengah.
2.4.4 Langkah-langkah Cooperative Learning Tipe Make A Match
Setiap model
pembelajaran mempunyai
langkah-langkah dalam
penerapannya. Langkah-langkah inilah yang nantinya dijadikan pedoman dalam mengajar. Menurut Huda 2012: 135 langkah-langkah cooperative learning tipe
make a match adalah sebagai berikut: 1.
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa topik yang mungkin cocok untuk sesi review.
2. Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu.
3. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya. 4.
Siswa bisa juga bergabung dengan 2 atau 3 siswa lain yang memegang kartu yang berhubungan.
Lain halnya menurut Taniredja, dkk 2012: 106 langkah-langkah
cooperative learning tipe make a match adalah sebagai berikut: 1.
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal
dan bagian lainnya kartu jawaban.
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3. Tiap siswa memikirkan jawabansoal dari kartu yang dipegang.
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya soal jawaban. 5.
Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya. 7.
Kesimpulanpenutup. Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas, peneliti menggunakan langkah-
langkah cooperative learning tipe make a match menurut Taniredja, karena mengacu pada Depdiknas mengenai model-model pembelajaran yang efektif.
Dengan menggunakan sistem rolling, siswa akan mendapat kesempatan memperoleh kartu yang berbeda sehingga pendalaman materi siswa menjadi
komprehensif.
2.5 Pendidikan Kewarganegaraan PKn