Latar Belakang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Tekanan Darah pada Pekerja yang Terpajan Kebisingan di PT. “X” Indonesia Tahun 2014

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan industri dalam menggunakan mesin-mesin di lingkungan kerja terus mengalami lonjakan yang signifikan. Seiring dengan hal tersebut, maka muncul permasalahan baik aspek keselamatan maupun aspek kesehatan sebagai dampak interaksi antara manusia dengan mesin. Untuk mengurangi dampak permasalahannya, maka dilaksanakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja pada industri yang bersangkutan yang bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Salah satu bahaya yang diakibatkan oleh proses pekerjaan di suatu industri adalah kebisingan. Kebisingan merupakan gangguan yang berpotensi mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan terutama berasal dari kegiatan operasional peralatan pabrik, sedangkan operator merupakan komponen lingkungan yang terkena pengaruh yang diakibatkan adanya peningkatan kebisingan Sasongko, dkk, 2000. Gangguan yang ditimbulkan akibat kebisingan pada tenaga kerja bermacam- macam, mulai dari gangguan fisiologis sampai gangguan permanen kehilangan pendengaran Siswanto, 1990. Kebisingan juga dapat menimbulkan gangguan terhadap sistem jantung dan peredaran darah melalui mekanisme hormonal yang diproduksinya, yaitu hormon adrenalin, dapat meningkatkan frekuensi detak jantung dan tekanan darah Sasongko, dkk, 2000. Pengaruh kebisingan terhadap tekanan darah tinggi telah menjadi bahan kajian dan studi utama kebisingan di lingkungan kerja. Penelitian-penelitian mengindikasikan bahwa paparan jangka panjang terhadap kebisingan intensitas tinggi pada 85 dBA atau lebih, khususnya ketika telinga tidak dilindungi akan menyebabkan kenaikan tekanan darah atau hipertensi Evelyn, dkk, 2006. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan menemukan bahwa kebisingan dapat memberikan dampak yang buruk pada kesehatan. Parvizpoor pada penelitiannya terhadap tenaga kerja bagian tenun dengan intensitas bising 96 dBA menemukan 27,1 tenaga kerja mengalami kenaikan tekanan darah pada kelompok kontrol hanya ditemukan 8,6. Penelitian Andriukin 1961 menemukan bahwa pada tenaga kerja bagian mesin bubut di Moskwa dengan intensitas bising 93 dBA. Didapatkan hasil bahwa tenaga kerja yang terpapar kebisingan tekanan darahnya dua kali lebih tinggi daripada kelompok pekerja yang tidak terpapar kebisingan. Selain itu, penelitian terhadap tenaga penggilingan padi di kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Yogyakarta didapatkan bahwa kebisingan mesin penggilingan padi pada intensitas 86-97 dBA mengakibatkan tekanan darah operator penggilingan padi mengalami perubahan berdasarkan tekanan arteri rata- rata antara 4,443 mmHg sampai 10 mmHg, dengan rata-rata kenaikan sebesar 2,49 mmHg Bambang, S, 2002. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada karyawan PT Semen Tonasa didapatkan juga hasil bahwa ada hubungan antara intensitas kebisingan dengan peningkatan tekanan darah, baik itu sistolik maupun diastolik Babba, J, 2007. Chun Hui et. Al 2007 melakukan penelitian mengenai hubungan antara kebisingan, usia pekerja, masa kerja, lama kerja per hari dan penggunaan APT terhadap penurunan pendengaran dan efek non-auditory berupa peningkatan tekanan darah yang diakibatkan oleh kebisingan industry pada 659 pekerja wanita di pabrik tekstil di Cina. Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh data bahwa sebesar 23,62 mengalami penurunan pendengaran dan sebesar 7,93 mengalami peningkatan tekanan darah. Menurut Lang et.al 1992 dalam Institute of Occupational Medicine for Health and Safety Executive 1999 yang meneliti secara cross sectional pada 432 pekerja yang terpapar kebisingan selama jam kerja 8 jam sehari pada paparan sekitar 85 dB atau melebihi, diperoleh hasil bahwa terdapat kenaikan tekanan darah sekitar 5-10 mmHg. PT. “X” merupakan salah satu perusahaan industri produsen mobil yang berada di Indonesia. Dalam proses produksi di perusahaan ini terdapat 8 lokasistation yang terpapar dari kebisingan tersebut, diantaranya Axle Belakang, Axle Depan, Engine, Gearbox, Station 1A, Station 1B, Washing, dan Car Inspection. Dari 8 lokasistation tersebut, sebagian besar tingkat kebisingannya berada di atas Nilai Ambang Batas. Menurut Kepmenaker No.51 Tahun 1999, Nilai Ambang Batas kebisingan yang diperbolehkan sebesar 85 dB untuk 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Peneliti melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada Januari 2014, dengan mengambil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah kerja pada pekerja yang terpapar kebisingan yang melebihi ambang batas sebanyak 10 sampel. Dari 10 sampel tersebut, 7 sampel diantaranya mengalami kenaikan tekanan darah setelah bekerja. Berkaitan dengan studi pendahuluan tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah pada pekerja yang terpapar kebisingan di PT “X” tahun 2014. Penelitian ini penting dilakukan, karena pengulangan paparan kebisingan yang terus menerus dapat mempercepat perkembangan perubahan struktur vascular pembuluh perifer sehingga menghasilkan kenaikan tekanan darah yang menetap sampai menuju tingkat hipertensi Wardana, W, 1999.

1.2. Rumusan Masalah