Seperti diketahui, NAB kebisingan di tempat kerja yang berlaku di Indonesia  adalah  85  dBA,  sedangkan  jumlah,  jenis  pengukuran  dan
penilaian  berkala  ditentukan  oleh  sifat  dan  besarnya  bahaya  yang mungkin ditimbulkan oleh kebisingan. Oleh karena itu, perlu diusahakan
agar kebisingan di tempat kerja  lebih rendah dari NAB tersebut, melalui tindakan  teknis,  dan  apabila  tidak  mungkin  dilakukan,  pemakaian  alat
pelindung  diri  yang  memenuhi  syarat  harus  diadakan  Suma’mur  P.K., 1996:297.
2.2  Sumber Kebisingan
Menurut M. Nasri 1997, sumber kebisingan dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Mesin
Yaitu kebisingan yang ditimbulkan akibat aktifitas mesin 2.
Vibrasi Yaitu kebisingan yang ditimbulkan akibat getaran yang diakibatkan aktifitas
peralatan. 3.
Pressure-redusing valve pergerakan udara, gas dan cairan Yaitu kebisingan yang ditimbulkan akibat pergerakan dari udara, gas, likuid
atau cairan, dalam kegiatan proses kerja industri.
2.3  Jenis Kebisingan
Menurut Suma’mur 1996, jenis-jenis kebisingan dapat dibedakan menjadi
lima macam, yaitu : 1.
Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas steady state, wide band noise, misalnya mesin, kipas angin, dapur pijar dan lain-lain.
2. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit steady state,
narrow band noise, misalnya gergaji sirkuler, katup gas dan lain-lain. 3.
Kebisingan terputus-terputus intermittent, misalnya lalu-lintas, suara kapal terbang dilapangan udara.
4. Kebisingan impulsif impact or impulsive noise, seperti pukulan tukul,
tembakan bedil atau meriam, ledakan. 5.
Kebisingan impulsif berulang, misalnya mesin tempa di perusahaan.
Berdasarkan  pengaruhnya  terhadap  manusia,  bising  dapat  dibagi  menjadi  3 tiga, yaitu :
1. Bising  yang  mengganggu  Irritating  noise.  Intensitas  tidak  terlalu  keras.
Misalnya mendengkur. 2.
Bising  yang  menutupi  Masking  noise.  Merupakan  bunyi  yang  menutupi pendengaran  yang  jelas.  Secara  tidak  langsung  bunyi  ini  akan
membahayakan  kesehatan  dan  keselamatan  tenaga  kerja,  karena  teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain.
3. Bising yang merusak DamagingInjurious moise. Bunyi yang intensitasnya
melampaui  nilai  ambang  batas.  Bunyi  ini  jelas  akan  merusak  atau menurunkan fungsi pendengaran. Buchari, 2007.
2.4 Recommended Exposure Limit REL
Eksposur  yang  direkomendasikan  NIOSH  batas  REL  untuk  pajanan kebisingan.  REL  yang  tertulis  adalah  85  dBA,  sama  dengan  8  jam  per  hari.
Paparan di dan di atas level tersebut dapat dianggap bahaya. A.
Exposure Level dan Durasi
Pekerjaan  yang  terdapat  paparan  kebisingan  harus  dikendalikan  sehingga paparan pekerja kurang dari kombinasi tingkat pemaparan L dan durasi T,
sebagaimana dihitung dengan rumus berikut :
B. Weighted Average TWA
REL  untuk  sebuah  8-jam  shift  kerja  adalah  85  dBA  TWA  menggunakan  3-
decibel dB nilai tukar. C.
Daily Noise Dose
Ketika  pemaparan  kebisingan  sehari-hari  terdiri  dari  periode  yang  berbeda tingkat  kebisingan,  dosis  harian  D  tidak  sama  atau  melebihi  100,  seperti
yang dihitung menurut rumus berikut:
Cn = total waktu pemaparan pada tingkat kebisingan tertentu, Tn = pemaparan durasi yang kebisingan pada tingkat ini menjadi berbahaya.
Dosis harian dapat diubah menjadi sebuah 8-hr TWA menurut rumus berikut :
2.5 Gangguan Akibat Kebisingan