79
MATERI PELATIHAN 3
PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
3.1 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK
DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
TERPADU
3.2 PERANCANGAN PENILAIAN AUTENTIK
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
3.3 PELAPORAN HASIL PENILAIAN
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL- MODEL PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN
TEMATIK TERPADU
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
scientific approach dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasimencoba,
mengasosiasimenalarmengolah informasi,
serta menyajikanmengkomunikasikan. Kurikulum 2013 menyarankan penerapan
model-model pembelajaran seperti Project Based Learning, Problem Based
Learning, dan Discovery Learning.
A. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Terpadu
1. Mengamati
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat tanpa atau dengan alat. Kompetensi yang
dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi. Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
meaningfull learning. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang,
dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan
matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang
tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran
yang digunakan oleh guru. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah berikut ini. a. Menentukan objek apa yang akan diobservasi.
b. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi. c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik
primer maupun sekunder. d. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi.
e. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
f. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan
alat-alat tulis lainnya.
80 HO-3.1
Praktik observasi dalam pembelajaran akan lebih optimal jika peserta didik dan guru melengkapi diri dengan dengan alat-alat pencatatan dan alat-alat
lain, seperti 1 tape recorder, untuk merekam pembicaraan; 2 kamera, untuk merekam objek atau kegiatan secara visual; 3 film atau video, untuk
merekam kegiatan objek atau secara audio-visual; dan 4 alat-alat lain sesuai dengan keperluan.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek
checklist, skala rentang rating scale, catatan anekdotal
anecdotal record, catatan berkala, dan alat mekanikal mechanical device. Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan
nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut
tingkatannya. Catatan anekdotal berupa catatan yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan
oleh subjek atau objek yang diobservasi. Dalam penyajian pembelajaran, guru dan peserta didik Kelas 4 Sekolah
Dasar perlu memahami apa yang hendak dicatat, melalui kegiatan pengamatan. Mengingat peserta didik masih dalam jenjang Sekolah Dasar,
maka pengamatan akan lebih banyak menggunakan media gambar, alat peraga yang sedapat mungkin bersifat kontekstual. Berikut contoh Tema 6
Indahnya Negeriku pada subtema 2 Keindahan Alam Negeriku. Peserta didik diajak mengamati gambar, kemudian mereka diajak mengidentifikasi,
tentang ciri-keindahan alam.
Contoh Objek Gambar yang Diamati Siswa Pengamatan gambar dapat dikembangkan dan dikaitkan dengan
pengetahuan awal dari siswa sehinga proses pembelajaran dapat lebih menyenangkan dan membangkitkan rasa antusias siswa karena dapat
mengaitkan pengalaman belajarnya dengan kehidupan nyata. Gambar- gambar yang diamati juga harus bervariasi dan dapat membangkitkan
keingintahuan anak sehingga dapat memancing anak untuk bertanya hal hal yang ingin diketahui dengan rasa ingin tahu yang tinggi.
81
2. Menanya
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan
tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri kalimat efektif
a. Fungsi bertanya
1 Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
2 Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3 Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya.
4 Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan
pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan. 5 Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
6 Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
7 Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosakata, serta
mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. 8 Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap
dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul. 9 Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan
kemampuan berempati satu sama lain.
b. Kriteria pertanyaan yang baik
1 Singkat dan jelas 2 Menginspirasi jawaban
3 Memiliki fokus 4 Bersifat probing atau divergen
5 Bersifat validatif atau penguatan 6 Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang
82
7 Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif 8 Merangsang proses interaksi
c. Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami
kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih
tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingkata n
Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif yang
lebih rendah
Pengetahuan
knowledge
Apa...
Siapa...
Kapan...
Di mana...
Sebutkan...
Jodohkan atau pasangkan...
Persamaan kata...
Golongkan...
Berilah nama...
Pemahaman comprehensio
n
Terangkahlah...
Bedakanlah...
Terjemahkanlah...
Simpulkan...
Bandingkan...
Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...
Penerapan application
Gunakanlah...
Tunjukkanlah...
Buatlah...
Demonstrasikanlah...
Carilah hubungan...
Tulislah contoh...
Siapkanlah...
Klasifikasikanlah...
83
Tingkata n
Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif yang
lebih tinggi
Analisis
analysis
Analisislah...
Kemukakan bukti-bukti…
Mengapa…
Identifikasikan…
Tunjukkanlah sebabnya…
Berilah alasan-alasan…
Sintesis synthesis
Ramalkanlah…
Bentuk…
Ciptakanlah…
Susunlah…
Rancanglah...
Tulislah…
Bagaimana kita dapat memecahkan…
Apa yang terjadi seaindainya…
Bagaimana kita dapat memperbaiki…
Kembangkan…
Evaluasi
evaluation
Berilah pendapat…
Alternatif mana yang lebih baik…
Setujukah anda…
Kritiklah…
Berilah alasan…
Nilailah…
Bandingkan…
Bedakanlah…
84 Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang diharapkan muncul
setelah pengamatan: 1. Apa nama-nama tempat wisata dalam foto-foto yang diamati ?
2. Di mana lokasi tempat-tempat wisata tersebut? 3. Kekayaan alam apa saja yang terkandung di tempat-tempat wisata
tersebut? 4. Apa manfaat kekayaan alam tersebut bagi masyarakat yang tinggal di
sekitar lokasi wista? 5. Apa jenis-jenis mata pencarian masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi
tersebut? 6. Bagaimana sikap yang harus dilakukan masyarakat sekitar untuk menjaga
Pada saat siswa mengamati dan menjawab pertanyaan guru maka sudah memadukan dan mengakomodasi berbagai muatan pelajaran. Dari hasil
pengamatan dan menanya diharapkan ada jawaban yang ilmiah yang memberikan pemahaman yang baik pada siswa.
3. Mengumpulkan informasiEksperimen Mencoba
Mengumpulkan informasieksperimen kegiatan pembelajarannya antara lain melakukan eksperimen; membaca sumber lain selain buku teks; mengamati
objekkejadianaktivitas; dan wawancara dengan narasumber. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi eksperimen
adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau
substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu
menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar 1 Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yanga akan dilaksanakan murid, 2 Guru
bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan, 3 Perlu memperhitungkan tempat dan waktu, 4 Guru menyediakan kertas kerja
untuk pengarahan kegiatan murid, 5 Guru membicarakan masalah yang akan yang akan dijadikan eksperimen, 6 Membagi kertas kerja kepada
murid, 7 Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan 8
85 Berikut beberapa contoh jawaban yang diharapkan muncul setelah
tanya jawab: 1. Nama tempat wisata yang ada dalam gambar yaitu Gunung Bromo,
sawah berundak Bali, Danau Toba, pantai dan wisata bawah laut Raja Ampat, dan hutan Kalimantan dll.
2. Lokasi di setiap pulau di Indonesia. 3. Kekayaan sumber daya alam hayati, seperti beragam tumbuhan dan
hewan di laut, dan hewan serta tumbuhan di hutan. Sumber daya alam nonhayati seperti keindahan pantai pasir, danau, dan pegunungan.
4. Kekayaan alam tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata dan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat yang tinggal.
5. Jenis mata pencarian masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi, nelayan di pantai, petani di sawah, dst.
6. Sikap yang harus dilakukan masyarakat sekitar untuk menjaga kelestarian dan keindahan tempat wisata contohnya sikap peduli lingkungan, seperti
buang sampah ke tempat sampah, tidak merusak tumbuhan, dst. 7. Masyarakat harus memiliki sikap-sikap tersebut supaya kelestarian alam
juga terjaga sehingga mata pencarian masyarakat juga tidak terganggu
Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan eksperimen, terutama untuk materi atau
substansi yang sesuai. Pada tema 6 kelas 4 ini misalnya, peserta didik harus memahami konsep-konsep materi dan kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu
menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
4. Mengasosiasi Mengolah informasi
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi mengolah informasi adalah sebagai berikut.
a. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkaneksperimen mau pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasimengolah informasi adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Dalam kegiatan mengasosiasimengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
86
Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan
sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan
padanan dari
associating; bukan merupakan terjemahan dari reasoning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah
aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau
pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam
peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori. Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi
pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
1 Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap
sesuai dengan tuntutan kurikulum. 2 Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah.
Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara
simulasi.
3 Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana persyaratan rendah sampai pada yang kompleks
persyaratan tinggi. 4 Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati 5 Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki
6 Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.
7 Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau autentik. 8 Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan
memberikan tindakan pembelajaran perbaikan. Berikut contoh kegiatan menalar pada Tema 6 Subtema 2.
87
Dengan tabel di atas siswa tidak hanya mencari jawaban tapi akan dituntut untuk berpikir tingkat tinggi
Higher Order Thinking dan juga secara tidak langsung belajar mengontrol diri dengan sikap yang posistif terhadap
lingkungan. Bagaimana jika keadaan tersebut dikaitkan dengan lingkungan sekitar pantai yang sedang mereka diskusikan?
Proses menalar juga bisa diasah dengan dorongan guru dalam bertanya jawab dan memancing siswa untuk berpikir komplek misalnya seperti saat
guru dan siswa membahas masalah kehidupan nelayan, di suatu tempat dimana mereka mengamati daerah pantai. apa yang bisa dilakukan guru
dalam membimbing siswa untuk belajar menalar secara ilmiah seperti berikut :
Dari gambar di atas dan interaksi antara guru dan siswa akan menuntut untuk
melakukan Higher Order Thinking yang sangat bermanfaat dalam kelanjutan
proses belajarnya. Akan lebih bermakna proses pembelajarnnya jika siswa dapat langsung mencoba melakukan apa yang diamati, ditanyakan dan
dinalar secara ilmiah dalam tindakan nyata.
Pada tahapan mengolah ini juga peserta didik sedapat mungkin dikondisikan belajar secara kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif
88
kewenangan guru fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar,
sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif
diposisikan sebagai satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh tentang
identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi
dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik
berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan
tumbuh rasa aman sehingga memungkinkan peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Peserta didik
secara bersama-sama, saling bekerjasama, saling membantu mengerjakan hasil tugas terkait dengan materi yang sedang dipelajari.
5. Mengkomunikasikan
Kegiatan belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya. Kompetesi yang dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan
benar. Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah,
bisa dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah
informasi. Hasil tugas yang dikerjakan bersama dalam satu kelompok kemudian dipresentasikan atau dilaporkan kepada guru. Kegiatan ini
sekaligus merupakan kesempatan bagi guru untuk melakukan konfirmasi terhadap apa yang telah disimpulkan oleh siswa.
Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif dapat juga disajikan dalam bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan sebagai
salah satu bahan untuk portofolio kelompok dan atau individu, yang sebelumnya di konsultasikan terlebih dulu kepada guru. Pada tahapan ini
kendatipun tugas dikerjakan secara berkelompok, tetapi sebaiknya hasil pencatatan dilakukan oleh masing-masing individu sehingga portofolio yang
dimasukkan ke dalam file atau map peserta didik terisi dari hasil pekerjaannya sendiri secara individu.
Pada tema 6, subtema 1 PB 1, aktivitas saintifik terlihat sebagai berikut: Mengamati
Siswa mengamati gambar hewan langka dan tidak langka
Menanya Siswa membuat pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar hewan langka dan tidak langka Mengumpulkan
informasieksperi men
Siswa membaca teks “Perburuan Liar Ancam
Macan Tutul di Ujung Kulon”
Siswa berdiskusi tentang perburuan hewan liar
89
Mengasosiasimen alar
Siswa mengelompokkan hewan berdasarkan
langka atau tidak langka
Siswa menelaah tabel data tentang jumlah jam tidur hewan. Siswa mendiskusikan data
tersebut dan menjawab soal tentang desimal dan persen.
Mengkomunikasik an
Siswa membuat laporan hasil diskusi
Siswa mempresentasikan hasil diskusi
B. Penerapan Model Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik Terpadu
Contoh Penerapan Project Based Learning di SD Kelas 4
Tema : Indahnya Kebersamaan
Subtema : Keberagaman Budaya dan Bangsa
Saat siswa belajar tentang keberagaman Budaya dan bangsa, ada kompetensi dasar Ilmu Pengetahuan Alam yang harus dikuasai yaitu
“ Memahami sifat-sifat Bunyi melelui pengamatan dan keterkaitannya
dengan indra pendengaran”. Maka untuk memahami kompetensi tersebut dapat diterapkan model
Project Based Learning sederhana seperti berikut:
Peranan guru : 1. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Guru meminta siswa
secara bergantian melakukan percobaan. Beri siswa motivasi untuk cermat dalam melakukan percobaan. Giringlah siswa agar memahami
bahwa bunyi merambat melalui udara, air dan benda padat. 2. Instruksikan dan berikan waktu yang cukup pada siswa untuk membawa
atau menyiapkan media belajarnya berupa lem, cat atau pensil warna, lidi, benang kasur, selang plastik, gelas plastik, paku, corong, botol
plastik, ember besar, air, batu koral, dan jam tangan. 3. Bimbing siswa untuk membuat pertanyaan tentang perambatan bunyi
seperti yang telah dijelaskan guru dan dipelajari dari buku siswa selanjutnya bimbing mereka untuk mendiskusikannya dan membuat
laporan hasil projectnya.
Peranan Siswa 1. Setelah melakukan diskusi siswa mulai melakukan percobaan dengan
bimbingan guru. 2. Diawali dengan mempersiapkan media belajar yang sudah dipersiapkan
hari sebelumnya siswa mulai membuat perencanaan merakit alat percobaan.
3. Dengan bimbingan guru siswa membuat alat percobaan mengacu pada perencanaan yang sudah dibuat.
4. Siswa menggunakan alat yang sudah dibuat untuk melakukan percobaan dan diupayakan dengan bimbingan guru semua siswa berkesempatan
melakukan percobaan.
90
Percobaan pertama Media :
Selang plastik panjang 2 meter atau lebih.
Langkah kerja: 1. Pegang salah satu ujung selang dan
minta temanmu memegang ujung lainnya.
2. Dekatkan ujung selang ke telinga. 3. Minta temanmu berbicara melalui
ujung selang yang ia pegang. 4. Dengarkan dan catat apa yang ia
sampaikan. Berikan hasilnya kepada temanmu untuk diperiksa
Percobaan kedua Alat dan bahan:
1. Gelas plastik 4 buah 2. Benang kasur
3. Paku gurumu yang akan menggunakannya
Langkah-langkah: 1. Buatlah satu lubang kecil dengan ujung
paku di tengah dasar gelas plastik. 2. Potonglah tali kasur sepanjang 2
sampai 3 meter. 3. Masukkan benang ke dalam gelas
plastik melalui lubang kecil. 4. Buatlah simpul agar tidak lepas.
5. Berbicaralah dengan temanmu melalui telepon gelas plastik. 6. Sekarang coba lepaskan benang dari gelas plastik.
7. Berbicaralah dengan temanmu melalui telepon gelas plastik tanpa
benang. 8. Dengarkan dan catat apa yang ia sampaikan. Berikan hasilnya kepada
temanmu untuk diperiksa.
Percobaan ketiga Alat dan bahan:
1. Ember besar 2. Air
3. Batu koral 4. Corong kecil
Langkah kerja: 1. Isi ember dengan air hingga penuh.
2. Masukkan corong ke dalam ember hingga bagian bawahnya terendam.
3. Usahakan corong tidak menempel pada ember.
91
4. Minta bantuan temanmu mengetuk salah satu sisi ember dengan menggunakan batu secara perlahan.
5. Sementara itu dekatkan telingamu pada bagian atas corong. 6. Dengarkan dan catat hasilnya.
Dari hasil percobaan dan pemanfaatan media tersebut guru membimbing siswa untuk membuat laporan dan menjawab beberpa pertanyaan penting
dari hasill percobannya. Misalnya mengisi tabel berikut:
Percobaa n
ke… Media atau
perantara bunyi Bunyi yang dihasilkan
Terdengar Tidak terdengar
Pertama ………………………
…….. ………………………
…….. ………………………
…….. Kedua
……………………… ……..
……………………… ……..
……………………… ……..
Ketiga ………………………
…….. ………………………
…….. ………………………
……..
92
Selanjutnya siswa dibimbing untuk berdiskusi menjawab permasalahan di bawah ini.
Apabila guru membimbing dengan tepat maka dengan project membuat alat komunikasi sederhana dan mempraktikkannya dengan benar bermakna
guru telah melaksanakan model pembelajaran, Problem Based Learning dan
Discovery Learning sesuai dengan teori yang telah dipaparkan sebelumnya. Dalam hal ini guru bisa mengaplikasikan model model tersebut di atas pada
tema-tema yang lain sehingga membuat pembelajaran lebih bermakna dan menarik. Proses penilaian dapat dilakukan selama guru mendampingi siswa
beraktivitas.
93
1. Media atau benda apakah yang digunakan untuk merambatkan bunyi ?
2. Apakah bunyi yang dihasilkan dari setiap media sama? Mengapa ?
3. Apa yang bisa kamu simpulkan tentang perambatan bunyi ?
3.2 PERANCANGAN PENILAIAN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN
TEMATIK TERPADU
A. Penilaian Sikap Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu
sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan
bertakwa, dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik
yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Sikap spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal dengan
Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan sikap sosial sebagai perwujudan eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan.
Pada jenjang SD, kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, sedangkan kompetensi
sikap sosial mengacu pada KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli toleransi, gotong royong, santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Berdasarkan rumusan KI-1 dan KI-2 di atas, penilaian sikap pada jenjang SD mencakup:
Tabel 1. Cakupan Penilaian Sikap Penilaian sikap
spiritual Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianut
Penilaian sikap sosial
1. Jujur 2. Disiplin
3. Tanggung jawab 4. Toleransi
5. Gotong royong 6. Santun
7. Percaya diri
Penilaian sikap dilakukan secara tidak langsung melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Sikap yang akan dinilai terdapat pada KD dari
KI 1 dan KI 2. Sikap tersebut tampak dari kegiatan pembelajaran yang dirancang dari KD yang berasal dari KI 3 dan KI 4 yang berpasangan.
Misalnya, penilaian kegiatan pembelajaran Mengamati Gambar.
Pada kegiatan tersebut, guru dapat melakukan penilaian sikap ketika siswa mengamati gambar. Sikap yang dinilai misalnya cermat dan mandiri.
94 HO-3.2
Rubrik Mengamati Gambar
Kompetensi yang dinilai : -
Pengetahuan siswa tentang pengolahan karya kreatif -
Keterampilan siswa dalam membuat karya kreatif -
Sikap kecermatan dan kemandirian siswa dalam membuat karya kreatif Aspek
Baik Sekali Baik
Cukup Perlu
Bimbingan 4
3 2
1
Pengetahua n tentang
pengolahan karya
kreatif Siswa mampu
menjelaskan langkah-
langkah dan prosedur
pembuatan karya kreatif
kalung dari biji- bijian dengan
runut, lengkap dan benar
6langkah Siswa mampu
menjelaskan langkah-
langkah dan prosedur
pembuatan karya kreatif
kalung dari biji- bijian dengan
runut dan benar namun
kurang lengkap 4 – 5 langkah
Siswa menjelaskan
langkah-langkah dan prosedur
pembuatan karya kreatif
kalung dari biji- bijian dengan
kurang runut namun lengkap
kurang dari 4 langkah
Siswa menjelaskan
langkah- langkah dan
prosedur pembuatan
karya kreatif kalung dari biji-
bijian dengan kurang runut
kurang lengkap kurang dari 3
langkah
Keterampil an dalam
membuat karya
kreatif Siswa mampu
menghasilkan gambar desain
pola yang sangat
menarik, menempelkan
dan meletakkan biji-
bijian dengan sangat rapi dan
kreatif Siswa mampu
membuat desain pola
yang cukup menarik,
menempelkan dan
meletakkan biji- bijian dengan
cukup kreatif Siswa membuat
desain pola sederhana,
menempelkan dan meletakkan
biji-bijian dengan cukup kreatif
Siswa mampu membuat
desain pola yang sangat
sederhana, menempelkan
dan meletakkan biji-
bijian dengan kurang kreatif
Sikap kecermatan
dan kemandiria
n siswa dalam
membuat karya
kreatif Sangat cermat
dan detail dalam
menggambar pola desain,
menempel biji- bijian dan
merangkai kalung dan
melakukan semua
prosedur dengan mandiri
cermat dan detail dalam
menggambar pola desain,
namun kurang teliti dalam
menempel biji- bijian dan
merangkai kalung dan
melakukan semua
prosedur dengan mandiri
cermat dan detail dalam
menggambar pola desain,
namun kurang teliti dalam
menempel biji- bijian dan
merangkai kalung dan
memerlukan sedikit bantuan
guru dalam menyelesaikan
pekerjaan cermat dan
detail dalam menggambar
pola desain, namun kurang
teliti dalam menempel biji-
bijian dan merangkai
kalung dan memerlukan
banyak bantuan guru
dalam menyelesaikan
pekerjaan
95
Selain sikap yang timbul dalam kegiatan pembelajaran, guru juga dapat
melakukan penilaian sikap secara langsung, yang terdiri atas sikap spiritual dan sikap sosial.
Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian sikap dapat dilakukan menggunakan teknik observasi, penilaian
diri, penilaian antarteman, dan jurnal. a.
Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan instrumen
yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi langsung
dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa perantara orang lain. Sedangkan observasi tidak langsung dengan bantuan orang lain, seperti
guru lain, orang tua, peserta didik, dan karyawan sekolah. Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi adalah pedoman
observasi yang berupa daftar cek atau skala penilaian
rating scale yang disertai rubrik. Daftar cek digunakan untuk mengamati ada tidaknya
suatu sikap atau perilaku. Sedangkan skala penilaian menentukan posisi sikap atau perilaku peserta didik dalam suatu rentangan sikap. Pedoman
observasi secara umum memuat pernyataan sikap atau perilaku yang diamati dan hasil pengamatan sikap atau perilaku sesuai kenyataan.
Pernyataan memuat sikap atau perilaku yang positif atau negatif sesuai indikator penjabaran sikap dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Rentang skala hasil pengamatan antara lain berupa : 1 Selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah
2 Sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk
penskoran. Rubrik memuat petunjukuraian dalam penilaian skala atau daftar cek. Sedangkan petunjuk penskoran memuat cara memberikan
skor dan mengolah skor menjadi nilai akhir. Agar observasi lebih efektif dan terarah hendaknya :
1 Dilakukan dengan tujuan jelas dan direncanakan sebelumnya.
Perencanaan mencakup indikator atau aspek yang akan diamati dari suatu proses.
2 Menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala penilaian.
3 Pencatatan dilakukan selekas mungkin. 4 Kesimpulan dibuat setelah program observasi selesai dilaksanakan.
Untuk menjaga otentivitas dari teknik penilaian ini maka, observasi hendaknya dilakukan di sepanjang proses kegiatan mengacu pada
pemahaman bahwa KI1 dan KI 2 dititipkan pada kegiatan yang didesain untuk mencapai KI 3 dan KI 4, oleh karena itu proses observasi sikap ini
tidak bisa dilakukan secara terpisah namun harus terintegrasi dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa dalam mencapai KI 3 dan KI 4.
Contoh instrumen beserta rubrik penilaian
96
Pedoman Observasi Sikap Spiritual
Petunjuk : Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta
didik. Berilah tanda cek v pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Observasi Sikap Spiritual
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Subtema : …………………..
N o
Aspek Pengamatan Skor
1 2
3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu 2
Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapatpresentasi 4
Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat
melihat kebesaran Tuhan 5
Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Observasi Sikap Jujur
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Subtema : …………………..
N o
Aspek Pengamatan Skor
1 2
3 4
1 Tidak nyontek dalam mengerjakan
ujianulangantugas 2
Tidak melakukan plagiat
97
mengambilmenyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber dalam
mengerjakan setiap tugas 3
Mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu apa adanya
4 Melaporkan data atau informasi apa adanya
5 Mengakui kesalahan atau kekurangan yang
dimiliki Jumlah Skor
b. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian
rating scale yang disertai rubrik. Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala
semantic differential. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena. Sedangkan skala
semantic differential yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam
satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak di
bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala
semantic differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan
untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.
Contoh instrumen beserta rubrik penilaian
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP JUJUR
Nama Peserta Didik :
…………………. Kelas
: ………………….
Subtema :
…………………. Tanggal
: ………………….
PETUNJUK 1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. berilah tanda cek √ sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
N o
Pernyataan 1
2 3
4 1
Saya menyontek pada saat mengerjakan Ulangan
2 Saya menyalin karya orang lain
tanpa menyebutkan sumbernya pada saat mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang
98
N o
Pernyataan 1
2 3
4 berwenang jika menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan
yang saya dilakukan 5
Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban teman yang lain
Keterangan :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering
tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
c. Penilaian Antar Peserta Didik