Pendapatan Usahatani ANALISIS PERBANDINGAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI PADA PENANGKAR BENIH DAN BUKAN PENANGKAR BENIH DI KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN

u = unsur sisa penyelesaian fungsi Cobb-Douglas selalu dilogaritmakan dan diubah bentuk menjadi linier, maka ada bebrapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain: a Tidak ada pengamatan yang bernilai nol b Asumsi bahwa tidak ada perbedaan teknologi pada setiap pengamatan c Tiap variabel X adalah perfect competition d Perbedaan lokasi adalah sudah tercakup pada kesalahan u. Soekartawi 2003 juga membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dalam dua kelompok, yaitu : 1 Faktor biologi, seperti lahan pertanian, bibit, varitas, pupuk, obat-obatan, gulma, dan sebagainya. 2 Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, resiko dan ketidakpastian, kelembagaan, tersedianya kredit, dan sebagainya.

5. Pendapatan Usahatani

Menurut Soekartawi 1990, dalam melakukan kegiatan usahatani, petani berharap dapat meningkatkan pendapatannya sehingga kebutuhan hidup sehari-hari dapat terpenuhi. Harga dan produktivitas merupakan sumber dari faktor ketidakpastian, sehingga bila harga dan produksi berubah maka pendapatan yang diterima petani juga berubah. Keuntungan petani khususnya petani padi, akan semakin bertambah besar apabila dapat menekan biaya produksinya serta diimbangi dengan produksi dan harga yang tinggi. Biaya produksi usahatani merupakan pengeluaran untuk kegiatan usahatani yang terdiri dari biaya tunai yang dikeluarkan secara tunai oleh petani untuk membeli faktor-faktor produksi serta biaya diperhitungkan yang dikeluarkan oleh petani tetapi tidak dikeluarkan secara tunai. Petani dapat mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor produksi seperti benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja guna menekan biaya produksi usahataninya. Keberhasilan usahatani salah satunya dapat diukur dari besarnya keuntungan yang diperoleh petani. Pendapatan bersih atau keuntungan merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Secara sistemastis besarnya keuntungan yang diterima dapat dirumuskan Soekartawi, 1990: i π = Py.Y - ∑ Pxi.Xi - BTT i=1 Keterangan: π : Keuntungan usahatani Y : Jumlah produksi Py : Harga per satuan produksi Xi : Faktor produksi Pxi : Harga per satuan faktor produksi BTT : Biaya tetap total Hernanto 1994, menyatakan bahwa kegiatan usahatani bertujuan untuk mencapai produksi di bidang pertanian. Pada akhirnya akan dinilai dengan uang yang diperhitungkan dari nilai produksi setelah dikurangi atau memperhitungkan dari nilai produksi setelah dikurangi atau memperhitungkan biaya yang dikeluarkan. Salah satu alokasi dari pendapatan adalah untuk biaya usahatani, karena biaya dapat mempengaruhi tingkat produksi usahatani. Untuk keperluan analisa pendapatan petani diperlukan empat unsur, yaitu: 1 rata-rata inventaris, 2 penerimaan usahatani, 3 pengeluaran usahatani, dan 4 penerimaan dari berbagai sumber. Keinginan yang kuat pada diri petani untuk meningkatkan hasil produksi dapat dipertahankan apabila usahatani tersebut dianggap menguntungkan. Untuk mengetahui suatu usahatani menguntungkan atau tidak, digunakan analisis perbandingan antara penerimaan dan biaya RC ratio. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: RC = PT BT Keterangan: RC = Nisbah penerimaan dan biaya PT = Penerimaan Total Rp BT = Biaya Total Rp Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: a. Jika RC 1, maka usahatani mengalami keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya. b. Jika RC 1, maka usahatani mengalami kerugian karena penerimaan lebih kecil dari biaya. c. Jika RC = 1, maka usahatani mengalami impas karena penerimaan sama dengan biaya. Keinginan yang kuat pada diri petani untuk meningkatkan hasil produksi dapat dipertahankan apabila usahatani tersebut dianggap menguntungkan. Untuk mengetahui pengaruh sistem atau teknologi terhadap tingkat pendapatan usahatani padi dengan mengetahui mana yang lebih menguntungkan dari dua usahatani yang berbeda digunakan analisis BC rasio yang secara sistematis dengan rumus sebagai berikut: BC = P1-P2 B1-B2 Keterangan: BC = Nisbah antara pendapatan dan biaya P1 = Penerimaan usahatani padi pada penangkar benih P2 = Penerimaan usahatani padi pada bukan penangkar benih B1 = Biaya usahatani padi pada penangkar benih B2 = Biaya usahatani padi pada bukan penangkar benih Kriteria pengambilan keputusan: Jika BC 1, maka usahatani padi pada penangkar benih lebih menguntungkan daripada usahatani padi bukan penangkar benih

6. Program Penangkaran Padi