varietas Ciherang. Benih yang ditanam oleh petani penangkar adalah benih
sumber, yaitu benih yang merupakan keturunan dari benih penjenis dan berlabel ungu. Petani penangkar memperoleh benih padi tersebut dari Unila melalui
perantaraan kelompok tani di daerah tersebut dengan status dipinjamkan, Pinjaman ini wajib dikembalikan pada waktu panen. sedangkan yang petani
responden bukan penangkar memperoleh benih tersebut dari kios-kios saprodi yang ada di desanya.
Harga rata-rata benih padi Ciherang untuk penangkaran adalah Rp. 8.000 per kilogram. Sedangkan harga rata-rata benih petani bukan penangkar adalah Rp.
6400. Rata-rata penggunaan benih padi oleh petani penangkar yaitu 30,50 kg per 1,08 ha atau 28,37 kgha, sedangkan rata-rata benih padi oleh petani bukan
penangkar yaitu 21,28 kg per 0,80 ha atau 26,73ha.
2. Penggunaan Pupuk
Pemupukan pada dasarnya dilakukan guna meningkatkan produksi pertanian. Pupuk yang digunakan oleh petani penangkar dan petani bukan penangkar adalah
pupuk urea, pupuk NPK, dan pupuk SP-36. Pupuk organik dan gandasil B hanya digunakan oleh sebagian kecil petani responden. Pupuk yang digunakan oleh
petani responden telah sesuai dengan anjuran Dinas Pertanian setempat meskipun jumlahnya belum sesuai. Pada daerah penelitian tidak ada petani responden yang
menggunakan pupuk KCl dikarenakan harga pupuk tersebut yang relatif mahal sehingga petani menggunakan pupuk NPK sebagai pengganti pupuk KCl.
Penggunaan pupuk pada petani penangkar dan petani bukan penangkar di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Kedondong dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Penggunaan pupuk pada petani penangkar benih dan petani bukan penangkar benih di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Kedondong.
Jenis pupuk Usahatani padi
penangkar benih kg
Usahatani padi bukan penangkar
benih kg Selisih kg
Per Usahatani Urea
NPK SP-36
Per Hektar Urea
NPK SP-36
1,08 ha 280,00
55,00 85,55
260,47 51,16
79,07 0,80 ha
179,74 65,79
69,08
225,79 82,64
86,78 100,26
-10,79 26,47
Rekomendasi Kg
250 100
100
Pada Tabel 23 dapat dilihat bahwa petani penangkar benih menggunakan pupuk urea sebanyak 260,47 kgha dan petani bukan penangkar benih sebanyak 225,79
kgha. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk urea oleh responden petani bukan penangkar belum sesuai dengan rekomendasi. Penggunaan pupuk
NPK oleh petani penangkar berjumlah 51,56 kgha, dan petani bukan penangkar berjumlah 82,64 kgha. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk NPK oleh
responden belum sesuai dengan rekomendasi
Penggunaan pupuk SP-36 oleh petani penangkar sebanyak 79,07 kgha dan petani bukan penangkar sebanyak 86,78 kgha. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
pupuk SP-36 belum sesuai dengan rekomendasi karena jumlahnya yang masih dibawah jumlah yang dianjurkan. Rendahnya jumlah penggunaan pupuk SP-36
dan NPK ini dikarenakan banyak dari petani responden yang telah menggunakan pupuk NPK tidak lagi menggunakan pupuk SP-36 dan sebaliknya.
3. Penggunaan Pestisida