create new and different yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang
dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko. Menurut Geoffrey G Meredith dalam Suryana, 2006:24 mengemukakan
ciri– ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut :
Tabel 2.1 Ciri–ciri dan Watak Kewirausahaan
Ciri–ciri Watak
1 Percaya Diri Keyakinan, ketidaktergantungan,
individualitas, dan optimisme 2 Berorientasi pada tugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi,
berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, energik
dan inisiatif.
3 Pengambilan resiko dan suka tantangan
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.
4 Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul
dengan orang lain, menanggapi saran–saran dan kritik.
5 Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel
6 Berorientasi ke depan Pandangan ke depan, perspektif
C. Pandangan Terhadap Kewirausahaan
Menurut Sukirno, 2004:369, definisi dan pandangan terhadap kewirausahaan banyak dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi, psikologi dan
sosiologi. Seorang yang bertekad untuk berkecimpung di bidang perusahaan dapat didorong oleh keinginan sendiri psikologi yang didasarkan oleh bentuk dan cara
berpikir. Keputusan seseorang untuk berdagang juga didasarkan oleh kebutuhan ekonomi dan karena adanya masyarakat di sekelilingnya yang menjadi potensi
langganannya. Berikut adalah pandangan–pandangan tentang kewirausahaan mengikuti perspektif yang berbeda yaitu menurut bidang ekonomi, psikologi,
sosiologi, serta menurut Islam.
Universitas Sumatera Utara
1. Perspektif Kewirausahaan Bidang Ekonomi Dari sudut pandang bidang ekonomi, kewirausahaan adalah sebagian dari
input atau faktor produksi selain bahan mentah ialah harga, biaya untuk tanah ialah sewa dan biaya untuk modal ialah bunga. Untuk seorang
wirausaha ganjarannya nilai atau perolehannya adalah keuntungan. Keuntungan adalah ganti rugi yang di bayar karena resiko yang diambil
oleh wirausaha. 2. Perspektif Kewirausahaan Bidang Psikologi
Didalam bidang Psikologi, sifat kewirausahaan dikaitkan dengan perilaku diri yang lebih cenderung kepada fokus dari dalam diri dimana
keberhasilan dicapai dari hasil kekuatan dan usaha diri, bukannya karena faktor nasib. Ini termasuk sifat–sifat pribadi seperti tekun, rajin, inovatif,
kreatif dan semangat yang terus menerus berkembang untuk bersikap independent.
3. Perspektif Kewirausahaan Bidang Sosiologi Seorang wirausaha dari sudut pandang pengkaji sosial ialah seorang
oportunis yang pandai mengambil peluang dan kesempatan yang ada dalam lingkungannya. Seorang wirausaha adalah orang yang pandai
bergaul, mempengaruhi masyarakat untuk meyakinkan mereka bahwa apa yang ditawarkan olehnya sangat berguna untuk masyarakat.
4. Perspektif Kewirausahaan Menurut Islam Kesemuanya kegiatan manusia haruslah di hubungkan dengan pemiliknya.
Amalan ekonomi di dalam semua cabangnya termasuk mengelola perusahaan dan segala aktivitas yang berkaitan dengan-Nya hendaklah
Universitas Sumatera Utara
berlandaskan etika dan peraturan yang telah digariskan oleh syariat Islam. Termasuk di dalamnya aspek halal atau haram, wajib atau sunat dan harus
atau makruhnya. Dengan berlandaskan dasar–dasar dan ruang lingkup ciri–cirinya, nyata bahwa tujuan ekonomi Islam adalah bersifat ibadah dan
melaksanakannya berarti sebagian dari ibadah yang menyeluruh. Dengan itu, kewirausahaan dan segala aktivitasnya baik kecil
maupun besar merupakan usaha yang dipandang sebagai ibadah dan di beri pahala jika dilakukan menurut syarat–syarat yang telah ditetapkan
baik dari segi tuntutan aqidah, akhlak maupun syariat. Berikut adalah beberapa dasar pertimbangan yang menjadikan
aktivitas ekonomi yang dilakukan di pandang sebagai : a. Ibadah sebagai aqidah yang benar
Umat Islam harus berkeyakinan bahwa amalan dalam sistem ekonomi Islam adalah satu–satunya sistem yang mendapat ridho ALLAH.
b. Niat harus lurus Niat yang lurus memiliki kaitan dengan kesucian hati. Segala kegiatan
ekonomi haruslah mendapat keridhaanNya bukan bertujuan untuk selainNya, seperti bermegah–megah dan memamerkan diri. Niat ikhlas
ini lahir dari keyakinan yang kukuh terhadap kemanfaatan dunia dan akhirat dengan mengamalkan perintah–perintah Allah.
c. Cara melakukan kerja yang sesuai dengan ajaran Islam Ini meliputi tekun, sabar, amanah, berbudi, berpribadi mulia,
bersyukur dan tidak melakukan penindasan dan penipuan d. Hasilnya betul dan membawa faedah kepada masyarakat luas
Universitas Sumatera Utara
Hasil ekonomi harus dibelanjakan ke arah yang benar dan sesuai dengan kehendak Islam. Di samping digunakan untuk keperluan
sendiri dan keluarga, hasil ini perlu dimanfaatkan untuk keperluan orang banyak. Disini timbullah kewajiban berzakat dan kemuliaan
bersedekah. e. Tidak meninggalkan ibadah wajib yang khusus
Kegiatan perusahaan yang berbentuk ibadat umum tidak seharusnya menjadi alasan untuk meninggalkan ibadat khusus, seperti shalat dan
puasa. Kesibukan mencari rezeki tidak seharusnya menyebabkan pengabaikan tanggung jawab terhadap ALLAH.
D. Berbagai Macam Profil Wirausaha