Densitas Sifat Fungsional Tepung Jamur Tiram

pendispersi. Molekul senyawa ini mempunyai afinitas terhadap kedua cairan tersebut. Dalam emulsi, salah satu cairan fase terdispersi terpecah kecil – kecil dan tersuspensi dalam cairan kedua fase pendispersi sebagai tetesan – tetesan lembut. Salah satu bagian molekul emulsifier bersifat hidrofilik dan mempunyai daya tarik terhadap air, sedangkan bagian lainnya bersifat hidrofobik dan memiliki afinitas yang kecil terhadap air. Dalam suatu emulsi, molekul emulsifier mengurung tetesan – tetesan fase terdispersi sehingga molekulnya yang hidrofilik berada dalam air. Hampir semua bahan pangan mengandung partikel dengan ukuran koloid seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas koloid adalah muatan permukaan koloid tersebut. Dengan adanya muatan ini, maka partikel – partikel tersebut akan tolak menolak dan mencegah terjadinya agregasi yang dapat menyebabkan pengendapan Bird, 1993. Emulsi dikatagorikan menjadi dua, yaitu emulsi yang terbentuk dari minyak dalam air ow dan emulsi air dalam minyak wo. Dalam emulsi minyak dalam air, air berfungsi sebagai medium pendispersi dan minyak sebagai medium terdispersi dalam bentuk globula – globula kecil. Sedangkan pada emulsi air dalam minyak, minyak merupakan medium pendispersi dan air sebagai media terdispersi Bird, 1993.

2.4.5 Densitas

Nilai densitas menunjukan porositas dari bahan, yaitu jumlah rongga yang terdapat di antara partikel – partikel bahan. Besar kecilnya densitas kemba suatu bahan hasil pertanian dipengaruhi oleh ukuran partikel, kekerasan permukaan dan metode pengukuran. Suatu bahan pangan memiliki densitas yang baik jika nilai densitas kecil, yang berarti untuk berat yang ringan dibutuhkan ruang volume yang besar Anwar, 2000. Suatu produk tepung – tepungan yang diinginkan adalah yang memiliki densitas kecil maka dengan massa yang kecil dapat memenuhi ruang yang besar. Menurut Winarno 1997, adanya panas menyebabkan energi kinetik air lebih besar dari pada gaya tarik menarik antar molekul pati di dalam granula, sehingga akan terjadi pengembangan granula pati. Granula – granula yang telah membengkak setelah dikeringkan akan menghasilkan tepung yang mempunyai ukuran lebih besar tetapi rapuh. Ukuran partikel yang lebih besar menyebabkan perbandingan berat dengan volumenya semakin kecil, sehingga densitasnya juga menurun. Nilai densitas menunjukkan porositas dari bahan, yaitu jumlah rongga yang terdapat diantara partikel- partikel bahan. Ukuran partikel yang lebih kecil menyebabkan perbandingan berat dengan volumenya semakin besar, sehingga densitas kembangnya juga meningkat. Menurut Anwar 1990 dalam Susilawati 2000, densitas kamba suatu bahan dipengaruhi oleh ukuran partikel, kekerasan permukaan, dan metode pengukuran. Secara ekonomis densitas kamba produk tepung jamur tiram yang kecil yang diinginkan karena jika densitas kamba kecil dengan massa yang kecil dapat memenuhi ruang yang besar.

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa serta Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung Pada bulan Februari 2012 sampai April 2012.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan baku utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur tiram segar Pleurotus ostreatus yang langsung dipanen dari salah satu pengusaha jamur tiram di Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung. Bahan lain yang digunakan adalah asam sitrat, sulfit, air, aquades, dan bahan – bahan kimia untuk analisis. Alat – alat yang digunakan pada penelitian ini adalah oven, ayakan, loyang, mixer, pisau, sendok, gelas ukur, timbangan, desikator,cawan porselen, nampan, dan peralatan lainnya.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam Rancangan Kelompok Lengkap RAKL dengan satu faktor dan 4 ulangan. Faktor tunggal adalah perlakuan awal yang terdiri dari enam taraf yaitu kontrol, blanching, perendaman asam sitrat 0,5 selama 10

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

5 81 121

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

2 15 58

PENGARUH FORMULASI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus Oestreatus) DAN TAPIOKA TERHADAP SIFAT FISIK, ORGANOLEPTIK DAN KIMIA KERUPUK

2 34 48

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SUBSTITUSI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) TERHADAP Pengaruh Substitusi Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Kekerasan Dan Daya Terima Bakso Ikan Lele.

0 3 12

PENGARUH PENAMBAHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus sp.) TERHADAP KUALITAS KIMIA DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM

3 12 50

PROSES PEMBUATAN TEPUNG JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DENGAN PENGARUH LAMA WAKTU Proses Pembuatan Tepung Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Dengan Pengaruh Lama Waktu Perendaman dan Konsentrasi CaCO3.

0 2 12

PROSES PEMBUATAN TEPUNG JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DENGAN PENGARUH LAMA WAKTU Proses Pembuatan Tepung Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Dengan Pengaruh Lama Waktu Perendaman dan Konsentrasi CaCO3.

0 2 15

Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus spp.)

0 1 5

PENGARUH PERLAKUAN AWAL TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK TEPUNG JAMUR TIRAM (Pleurotus oestreatus) Ardiansyah

0 0 10

SIFAT FISIK DAN KIMIA TEPUNG JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DENGAN VARIASI PERLAKUAN SUHU DAN LAMA PENGERINGAN - UMBY repository

0 0 11