42
setiap anggota bisa berkomunikasi dengan setiap anggota lainnya. Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum Devitto: 344: 2004.
Struktur jaringan komunikasi sangat bermanfaat bagi kelompok maupun organisasi. Manfaatnya adalah untuk meneruskan dan juga melancarkan komunikasi antar anggota
kelompok. Karena pangarsa bukanlah organisasi yang bertujuan untuk meraup keuntungan, tetapi lebih kepada sistem kekeluargaan. Maka dari itu, struktur semua saluran sangat tepat
untuk menggambarkan jaringan komunikasi pangarsa. Semua anggota dan pengurus bebas berpendapat, untuk membangun kelompok. Endang sebagai anggota dari pangarsa juga
mengakui kebebasan menyalurkan ide di pangarsa
wa wancara pada Selasa, 14 Mei 2013
. “...Peran anggota sangat diandalkan dan dipercaya. Jika ada
event,
pasti membentuk panitia. Mencari dana dengan sukarela dari sesama anggota. Semua dilakukan dari, oleh
dan untuk pangarsa..” Ide-ide mereka juga beragam, dari memberikan ide untuk kegiatan, mencari dana untuk
kegiatan tersebut, atau memecahkan masalah dalam kelompok. Untuk mencegah konflik dan keputusan akhir yang anti klimaks, maka ketua sangat berperan disini. Ketua akan
memberikan keputusan akhir yang bijak dan menguntungkan semua anggota dan kelompok. Peran ketua ini juga diakui oleh Tinda selaku sekretaris pangarsa
wa wancara pada Selasa, 14 Mei 2013
. Beliau mengatakan: “...Ketua itu berperan untuk menampung ide serta keputusan akhir. Tetapi peran ketua
juga didukung oleh penasehat yang suka memberi masukan dan ide kreatif...”
Pangarsa juga memiliki arus komunikasi didalam kelompok. Arus komunikasi pangarsa dapat dilihat dari anggota ke ketua komunikasi ke atas, ketua ke anggota komunikasi ke
bawah dan ketua ke pengurus, anggota ke anggota komunikasi lateral.
5.2.1 Komunikasi ke Atas anggota ke ketua
Komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi De vitto: 346: 2004. Untuk penyampaian pesan dari
anggota ke ketua pangarsa berjalan baik. Karena mengadopsi struktur semua saluran, seluruh anggota dapat berbicara dan mengutarakan ide-ide mereka ke ketua. Hambatan yang ditemui
dari komunikasi ke atas adalah anggota memiliki rasa sungkan, untuk berdebat dengan para sesepuh pangarsa ketua dan penasehat. Hal ini tersirat dari pernyataan Endang selaku
anggota pangarsa
wa wanca ra pada Selasa, 14 Mei 2013
. Beliau mengatakan bahwa:
43
“...Kekuatan ketua tidak bersifat mutlak. Tapi semua hal ketua yang memutuskan. Jika penasehat sudah berbicara, kami para anggota
manut
karena ide penasehat itu menarik...”
Ketua dan penasehat merupakan sosok yang dihormati pangarsa. Jadi, jika dua sosok ini sudah angkat bicara, susah bagi para anggota untuk meyakinkan ide mereka ke para
sesepuh.
5.2.2 Komunikasi ke Bawah ketua ke anggota
Komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikirim, dari tingkat hirarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah De Vitto: 347: 2004. Dalam pangarsa, komunikasi dari
ketua ke anggota juga berjalan baik. Selalu ada pertemuan di setiap minggu, dan ini sangat bermanfaat untuk menyalurkan ide antara ketua ke anggota atau sebaliknya. Hardi selaku
ketua juga mengakui bahwa
wawancara pada Senin, 13 Mei 2013
: “...Selalu melakukan pertemuan setiap bulan dengan para anggota. Agenda kami
biasanya adalah membicarakan kegiatan, dan memberikan iuran wajib..” Penggunaan teknologi juga mempermudah ketua untuk berkomunikasi dengan para
anggotanya. Teknologi berupa SMS, telepon, atau surat menyurat. Semua digunakan ketua untuk menyampaikan informasi dan ide ke para anggota.
Hambatan yang ditemui dalam komunikasi ke bawah di pangarsa, adalah ketua yang suka membawa kepentingan politiknya. Ketua pangarsa yang tergabung dalam salah satu
parpol, suka membawa kepentingannya untuk mempengaruhi anggota lain. Pernyataan ini didapatkan dari hasil wawancara bersama penasehat pangarsa, Yoso Dumeri.
“...Ketua juga saya berikan nasehat dan diluruskan, agar pikiran atau idenya baik untuk kebutuhan pangarsa. Karena ia ketua terkadang suka membawa kepentingan politik
yang dapat mengkontaminasi ideologi pangarsa yang mandiri.
Hal ini tentu sangat bertentangan dengan ideologi pangarsa. Ideologi pangarsa sangat menjunjung tinggi kemandirian, sehingga tidak mau kelompok ini terlibat dalam aktivitas
partai politik. Kepentingan yang dibawa oleh ketua, sangat ditentang oleh anggota. Terkadang anggota memberikan nasehat dan teguran jika ketua mereka mulai berbicara
tentang menggandeng parpol untuk pangarsa.
44
5.2.3 Komunikasi Lateral ketua ke pengurus, anggota ke anggota