48
Etnis A akan merasa bangga dan puas kepada etnis B yang sangat antusias dalam mewujudkan cita-cita pangarsa. Sedangkan agama A juga akan membanggakan agama
B, karena mereka bisa saling rukun untuk membantu pangarsa menyelesaikan masalah atau kegiatan.
Jika suatu kelompok yang memiliki keragaman budaya dapat berkomunikasi mempengaruhi efektivitas hubungan danefektivitas tugas, maka kelompok itu berjalan
dengan baik. Itulah yang sudah dilakukan oleh pangarsa. Sebuah kelompok yang dapat menjadi panutan kepada kelompok lain, karena dapat mempersatukan dan memperat
hubungan para anggota yang berbeda latar belakang budaya.
5.3.3 Teori Analisis Interaksi
Dalam teori ini, akan dianalisis suatu kelompok dalam menghadapi sebuah masalah dan proses pengambilan keputusan. Fisher mengemukakan adanya empat tahap yang harus dilalui
suatu kelompok tugas sebelum mereka mengambil keputusan. Keempat tahap yang dimaksud Fisher adalah tahap orientasi, konflik, kemunculan dan penguatan.
1. Tahap Orientasi
Tahap ini mencakup tindakan seperti mengenali masalah, melakukan klarifikasi, dan mengemukakan pendapat awal. Suatu tingkat atau level persetujuan
yang besar menjadi ciri dari tahapan ini, dalam hal tidak terdapat persetujuan yang besar maka segala pandangan adalah belum mantap atau belum pasti dan masih
bersifat sementara. Di pangarsa tahap orientasi ini dilakukan oleh ketua dan para pengurus. Keduanya akan membahas konsep awal jika ingin mengadakan suatu
kegiatan atau menyelesaikan masalah. Ketua dan pengurus akan mengadakan pertemuan khusus, untuk membahas konsep tersebut sebelum dibicarakan kepada para
anggota. Skalanya kecil jika terjadi perdebatan di tahap orientasi bagi pangarsa. Karena jumlahnya kecil, dan terdapat penasehat yang dapat meredakan perdebatan.
2. Tahap Konflik
Interaksi yang terjadi pada tahap ini mencakup ketidaksetujuan serta evaluasi negatif yang lebih besar. Para anggota saling berdebat dan mencoba melakukan
persuasi dan mereka mungkin membentuk sejumlah koalisi. Bagi pengurus pangarsa, inilah saat mereka akan menerima masukan, kritik bahkan berdebat dengan para
anggota. Konsep awal yang mungkin dicetuskan oleh pengurus dapat disanggah, atau ditolak oleh para anggota. Pernyataan ini didukung oleh hasil tanya jawab dengan
49
Endang sebagai anggota pangarsa
wa wancara pa da Selasa, 14 Mei 2013
. “...saat menghadapi perbedaan pendapat, kami diawal sering berbincang dulu dengan
sesama anggota. Setelah berbincang, langsung disampaikan ke pengurus. ..”
Skala terjadi perdebatan sangat besar, karena jumlah anggota sangat besar dan banyak pikiran dari mereka yang dapat mengubah keputusan awal. Ada kemungkinan
terbentuk kelompok anggota kecil, yang pro dan kontra terhadap konsep awal yang dicetuskan oleh pengurus.
3. Tahap Kemunculan
Koalisi yang timbul pada tahap kedua cenderung menghilang. Tahap ini disebut juga dengan nama kemunculan. Tanda-tanda permulaan adanya kerjasama
yang mulai terlihat. Anggota tidak lagi terlalu
ngotot
dalam mempertahankan gagasannya. Ketika mereka mulai melunak dan mengalami perubahan sikap, maka
pendapat dan komentar mereka mulai tidak jelas dan ambigu. Bagi pangarsa, tahap ini termasuk dalam pencerahan keputusan. Biasanya peran penasehat akan terlihat disini.
Karena merupakan pemimpin sosio-emosional yang memotivasi anggota, peran penasehat membuat anggota dan pengurus menjadi satu pikiran. Tidak ada perdebatan
ataupun kelompok-kelompok kecil yang terbentuk. 4.
Tahap Penguatan Tahap terakhir adalah tahap penguatan, keputusan kelompok menguat dan
keputusan itu juga menerima penguatan dari anggota kelompok lainnya. Anggota kelompok menyatu dan mendukung solusi atau keputusan yang sudah dibuat.
Komentar pada umumnya positif dan menyenangkan. Pada tahap ini, pangarsa sudah memiliki keputusan akhir. Karena diluruskan oleh penasehat, akhirnya pengurus dan
anggota sudah satu pikiran. Meraka siap untuk mengadakan sebuah kegiatan dan tidak ada lagi masalah yang dibahas, atau masalah lama yang diungkit-ungkit kembali.
5.4 Peran Pangarsa Terhadap Radio Komunitas di Salatiga