44
5.2.3 Komunikasi Lateral ketua ke pengurus, anggota ke anggota
Komunikasi lateral dalam pemahaman organisasi adalah pesan antar sesama manajer ke manajer, karyawan ke karyawan De Vitto: 348: 2004. Dalam konteks pangarsa, komunikasi
lateral dapat dilihat dari komunikasi ketua ke pengurus dan anggota ke anggota. Komunikasi ketua  ke  pengurus  di  pangarsa  berjalan  baik  dan  lancar.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  inisiatif
ketua dan pengurus untuk  mengadakan pertemuan  singkat, sebelum  pertemuan dengan para anggota. Diakui Tinda selaku sekretaris pangarsa yang mengatakan bahwa:
wa wancara pada Selasa, 14 Mei 2013
“...Kami selalu berkumpul dari ketua, penasehat dan pengurus seperti saya ini. Setelah rapat kecil dengan para pengurus yang biasanya hanya beberapa jam, langsung ke rapat
besar  dengan  para  anggota  setiap  bulannya.  Dari  rapat  ini,  terdapat  ide-ide  untuk mengembangkan pangarsa.
Pertemuan  singkat  yang  diadakan  ketua  ke  pengurus,  difokuskan  pada  konsep  awal untuk  sebuah  kegiatan  pangarsa.  Konsep  awal  ini  bermanfaat  agar  mendapat  masukan  dari
para  anggota.  Sedangkan  komunikasi  antar  anggota  juga  berjalan  dengan  baik  dan  lancar. Biasanya  para  anggota  akan  mengadakan  pertemuan  pribadi.  Karena  jumlah  anggota
pangarsa  begitu  banyak,  maka  mereka  membentuk  kelompok-kecil  untuk  menggali  ide-ide yang bermanfaat bagi pangarsa.
Hambatan  yang  dialami  dari  komunikasi  lateral  di  pangarsa,  adalah  keegoisan  dari masing-masing  individu.  Dalam  komunikasi  ketua  dan  pengurus,  terkadang  harus  terjadi
perdebatan  kecil,  karena  didalam  pengurus  pangarsa  semuanya  adalah  pencetus  berdirinya kelompok  ini.
Dengan  status  “pendiri  pangarsa”,  ketua  dan  pengurus  sering  merasa  benar dalam  mencetuskan  ide.  Biasanya  untuk  melerai  perdebatan,  penasehat  sangat  berperan
disini.  Penasehat  berperan  untuk  meluruskan  perdebatan  diantara  pengurus.  Peran  ini  juga diakui oleh sang penasehat pangarsa yaitu Yoso Dumeri.
“...peran saya sebagai penasehat adalah meluruskan adu perdebatan dalam rapat...” Hambatan yang terjadi antar anggota pangarsa juga keegoisan masing-masing individu.
Bukan  karena  merasa  “pendiri  pangarsa”,  tetapi  para  anggota  merasa  lebih  senior  dari anggota  lainnya.  Senioritas  terkadang  terjadi  didalam  anggota  pangarsa.  Endang  sebagai
anggota  pangarsa  juga  merasakan  bahwa  anggota  baru  atau  junior  masih  terlalu  seungkan berpendapat.
45
“...kadang  saya
mesakke
kasihan  dengan  anggota  baru.  Mereka  masih  ragu berpendapat, karena mungkin segan dengan anggota lama dan para sesepuh.
..” Walaupun skalanya kecil terjadi, tetapi  ini  bisa  sangat  mengganggu  masukan  ide  bagi
mereka yang baru saja bergabung di pangarsa. Solusi untuk menghadapi senioritas skala kecil ini, anggota lain memilih mengalah untuk menghindari masalah.
5.3 Teori Kelompok