PENGARUH PEMBELAJARAN SOFT SKILLS DAN LINGKUNGAN KELUARGATERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBELAJARAN SOFT SKILLS DAN LINGKUNGAN KELUARGATERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA

KELAS XI JURUSAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

Nurul Amelia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014 yang dibatasi pada variabel bebas pembelajaran soft skills dan lingkungan keluarga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif verifikatif dengan pendekatan Ex Post Facto dan Survey. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bandar Lampung yang berjumlah 70 siswa dengan sampel 60 siswa yang ditentukan menggunakan rumus slovin. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi dan angket. Pengujian hiptesis dianalisis dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier multipel. Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa (1) Ada pengaruh yang positif dan signifikan pembelajaran soft skills terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014. (2) Ada pengaruh yang positif dan signifikan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014. (3) Ada pengaruh yang positif dan signifikan pembelajaran soft skills dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 1 januari 1992, sebagai anak pertama dari pasangan Bapak Nahrowi dan Ibu Nani Arsih.

Pada tahun 2004, penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 3 Penengahan Bandar Lampung. Pada tahun 2007 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 9 Bandar Lampung dan Pendidikan SMA diselesaikan pada tahun 2010 Di SMA Negeri 14 Bandar Lampung.

Pada tahun 2010, Penulis diterima sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri. Pada bulan Januari 2013, penulis

mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Jakarta-Bandung-Semarang-Solo-Yogyakarta-Bali. Pada bulan Juli-September 2013 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN-KT) Terintegrasi dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Desa Sekincau, Kecamatan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat.


(7)

MOTO

Bermimpilah akan sesuatu dan buatlah mimpmu jadi kenyataan

Jika hati tenang segalanya akan terasa lebih mudah

“Sesuatu hal yang dikerjakan secara sungguh

-sungguh akan

mendapatkan hasil yang memuaskan”

“Jangan keluhkan perjalanan anda masih

panjang, syukuri bahwa

anda telah berjalan sejauh ini”


(8)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaanirrohiim

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayahnyalah skripsi ini dapat terselesaikan

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku: Papaku tersayang Nahrowi & mamaku tercinta Nani Arsih. Terimakasih

atas setiap do’a, dukungan, dan limpahan kasih sayang yang kalian berikan dalam setiap langkah menuju keberhasilanku.

Para Pendidik yang ku hormati Almamater tercinta Universitas Lampung


(9)

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, petunjuk, dan kemudahanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Soft skills Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2013/2014” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada Nabi Besar Muhammad SAW, seorang manusia biasa namun kepribadiannya yang membuat Beliau luar biasa.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik do’a maupun dukungan dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.Si., selaku pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.


(10)

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila dan selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta

memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Ibu Dr. Erlina Rupaidah, S.E, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Tedi Rusman, M.Si., selaku penguji yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

10.Bapak Ramli Jumaidi, S.Pd, S.T., terima kasih atas ketersediaannya memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadikan SMK Negeri 2 Bandar Lampung sebagai subjek dalam penelitian skripsi ini.

11.Ibu Eni selaku guru mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 2 Bandar Lampung, terima kasih atas bimbingan, nasehat, dan motivasi serta

informasinya yang bermanfaat untuk kepentingan penelitian dalam skripsi ini. 12.Siswa-Siswi SMK Negeri 2 Bandar Lampung, terimakasih atas kerjasaman


(11)

memberikan kebahagiaan dan kebanggaan untuk kalian.

14.Keluarga ku mbah, bulek, om, sepupuku semua, terimakasih atas dukungan semoga aku bisa menjadi kebanggaan buat kalian. Untuk mbah Karsem (Alm) terima kasih atas limpahan kasih sayang, semoga mbah bisa tersenyum melihat kesuksesan ku di surga.

15.Akak-akakku sahabatku tersayang, tercinta Levina Rizki N, Riza Marta Z, Ana Rinjani, Dwi Rahmawati, Fadhillah Aulia R, Tetty Purnama, Wulan Setiyowati dan Paulus Tendy. Terimakasih untuk kebersamaan ini, terima kasih untuk canda tawa, bantuan, dukungan serta doa kalian selama ini.

16.Nanik Oktavia dan Indah Novitasari (Geografi’10) sahabatku sejak SMA sampai duduk dibangku kuliah terima kasih untuk kebersamaan selama ini canda, tawa, bantuan, dukungan hingga kita mendapatkan gelar S.Pd.

17. Teman-teman Pendidikan Ekonomi angkatan ’10; Anggi, Yuni, Pemi, Nuy, Reni, Eka W, Lianti, Putri, Sri, Cia, Nira, Poppy, Sukma, Bryan, Nuning, Dwi Wulan, Mela, Ayu Wulan, Cindy, Rienita, Eva, Asti, Leni, Vevy, Novia, Ana, Hendra, Kusworo, Rizki, Joko, Ardi, Fitma, Bachtiar, seluruh teman-teman baik dari kelas genap maupun ganjil yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Sukses untuk kita semua.

18.Teman-teman KKN-PPL Pekon Sekincau, Lampung Barat, Rani, Dinny, Hana, Tika, Yunita, Wagiah, Nay, Erwin, Perdan, Rozi. Terima kasih untuk semua kenangan, pengalaman kebersamaan kita selama KKN-PPL.


(12)

20.Terimakasih untuk seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempuarnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 2 Juli 2014


(13)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN MOTTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Kegunaan Penelitian ... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 12

1. Minat Berwirausaha ... 12

2. Lingkungan Keluarga ... 17

3. Pembelajaran Soft skills ... 22

4. Hasil Penelitian yang Relevan ... 32

B. Kerangka Pikir ... 33

C. Hipotesis ... 35

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 37


(14)

3. Teknik Pengambilan Sampel... 40

C. Variabel Penelitian ... 40

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ... 46

1.Observasi ... 46

2.Wawancara ... 46

3.Dokumentasi ... 47

4.Angket (Kuisioner) ... 47

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 48

1. Uji Validitas Angket ... 48

2. Uji Reabilitas Angket ... 50

G. Uji Persyaratan Analisis Data ... 52

1. Uji Normalitas ... 52

2. Uji Homogenitas ... 53

H. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda... 54

1. Uji Kelinieran Regresi ... ... 54

2. Uji Multikolinearitas ... 56

3. Uji Autokorelasi ... 57

4. Uji Heterokedastisitas ... 58

I. Pengujian Hipotesis ... 60

1. Regresi Linier Sederhana ... 60

2. Regresi Linier Multipel ... 61

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 63

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMK N 2 B.L ... 63

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 67

3. Sarana dan prasarana SMK 2 B.L ... 68

4. Kondisi siswa SMK N 2 B.L ... ... 69

5. Rombongan Belajar SMK N 2 B.L ... 70

6. Data Akreditasi SMK N 2 B.L ... 71

7. Data Staf Pimpinan SMK N 2 B.L ... ... 72

8. Keadaan Guru di SMK N 2 B.L ... 72

9. Proses belajar dan mengajar SMK N 2 B.L ... 73

B. Gambaran Umum Responden ... ... ... 74

C. Deskripsi Data ... 75

1. Data Pembelajaran soft skills di sekolah (X1) ... 76

2. Data Lingkungan Keluarga (X2) ... 78

3. Data Minat Berwirausaha (Y) ... 80

D. Uji Persyaratan Statistik Statistik Parametrik ... 82

1. Uji Normalitas ... 82

2. Uji Homogenitas ... 85

E. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda ... 86


(15)

3. Uji Autokorelasi ... 90

4. Uji Heteroskedastisitas ... 91

F. Uji Hipotesis ... 93

1. Regresi Linier Sederhana ... 93

a. Pengaruh Pembelajaran Soft Skills terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI jurusan TAV SMK 2 B.L Tahun Pelajaran 2012/2013... 93

b. Pengaruh lingkungan keluarga terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI jurusan TAV SMK 2 B.L Tahun Pelajaran 2012/2013... 95

2. Regresi Linier Multipel ... 97

a. Persamaan Regresi ... 97

b. Pengujian Hipotesis ... 99

G. Pembahasan ... 100

1. Pengaruh Pembelajaran soft skills disekolah terhadap minat berwirausaha ... 100

2. Pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha ... 103

3. Pengaruh pembelajaran soft skills dan lingkungan keluarga Terhadap minat berwirausaha ... 104

H. Keterbatasan Penelitian ... ... 108

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 109

A. Kesimpulan ... 109

B. Saran ... 110 DAFTAR PUSTAKA


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lulusan SMK Negeri 2 B.L ... 4

2. Kemampuan Yang Diperlukan Di Pasar Kerja ... 27

3. Penelitian yang Relevan ... 32

4. Jumlah Siswa Kelas XI jurusan TAV SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014 ... 38

5. Perhitungan Sampel ... 40

6. Indikator Dan Sub Indikator Variabel ... 44

7. Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r... 49

8. Hasil Analisis Uji Realibitas Variabel (X1) ... 51

9. Hasil Analisis Uji Realibitas Variabel (X2) ... 51

10. Hasil Analisis Uji Realibitas Variabel (Y) ... 52

11. Ringkasan Anava Keberartian dan Kelinieran Regresi ... 55

12. Pergantian Jabatan Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Bandar Lampung ... ... 66

13. Sarana dan Prasarana SMK Negeri 2 Bandar Lampung ... 68

` 14. Jumlah Ruang Belajar dan Luas ... 69

15. Kondisi Siswa SMK Negeri 2 Bandar Lampung ... 70

16. Rombongan Belajar Per Jurusan ... 70

17. Akreditasi SMK Negeri 2 Bandar Lampung ... 71

18. Data Staf Pimpinan SMK Negeri 2 Bandar Lampung ... 72

19. Data Guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung ... 73

20. Data Staf Tenaga Kependidikan PNS dan Non PNS ... 73

21. Jumlah Jam pelajaran Tahun Ajaran 2013/2014 ... 74

22. Distribusi Frekuensi Variabel Pembelajaran Soft skills (X1) ... 76

23. Kategori Pembelajaran Soft skills... 77

24. Distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan Keluarga (X2) ... 78

25. Kategori Lingkungan Keluarga ... 79

26. Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Minat Berwirausaha (Y) ... 80

27. Kategori Minat Berwirausaha ... 81 28. Hasil Pengujian Normalitas Tentang Pembelajaran Soft Skills


(17)

31. Hasil Uji Homogenitas Soft Skills (X1) dan Lingkungan keluarga (X2). 86

32. Hasil Uji Kelinieran Regresi Variabel Pembelajaran Soft skills (X1) .. 87

33. Hasil Uji Kelinieran Regresi Variabel Lingkungan Keluarga (X2) ... 88

34. Kesimpulan Hasil Uji Linieritas Garis Regresi Variabel Lingkungan Keluarga .. ... 88

35. Hasil Multikolinieritas ... 89

36. Hasil Autokorelasi ... ... 90

37. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 92

38. Korelasi Pembelajaran Soft skills di Sekolah Terhadap Minat Berwirausaha ... ... 93

39. Koefisien Regresi Pembelajaran Soft skills di sekolah terhadap minat Berwirausaha ... ... 94

40. Korelasi Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha ... 95

41. Koefisien Regresi Pekerjaan Orang Tua terhadap Minat Berwirausaha ... ... 96

42. Koefisien Regresi Pembelajaran Soft skills (X1) dan Lingkungan Keluarga (X2) Terhadap Minat Berwirausaha... 97

43. ANOVA Untuk Uji Hipotesis Pengaruh Pembelajaran SoftSkills (X1) dan Lingkungan Keluarga (X2) Terhadap Minat Berwirausaha (Y) ... 99

44. Korelasi Regresi Pembelajaran Soft Skills Disekolah (X1) dan Lingkungan Keluarga (X2) Terhadap Minat Berwirausaha (Y) ... 100


(18)

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

1. Skema Pengaruh Pembelajaran Soft skills Dan Lingkungan


(19)

. . . . . .

I. PENDAHULUAN

. . .

Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian berikut ini.

A. Latar Belakang Masalah

Era Globalisasi menuntut manusia yang berkemampuan profesional dibidangnya masing-masing dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini tentunya akan

menimbulkan persaingan ketat terhadap dunia kerja. Salah satu untuk menghadapi industrialisasi adalah dengan berwirausaha atau wirausaha. Ditinjau dari segi kemandirian berwirausaha akan memberikan peluang untuk diri sendiri dalam mencapai kesuksesan. Dari segi sosial memberikan peluang kerja bagi orang lain, lingkungan dan masyarakat.

Negera semakin maju semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang yang menganggur karena sempitnya lapangan pekerjaan. Hal ini

menunjukkan semakin pentingnya dunia entrepreneur didalam perekonomian suatu negara. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh para


(20)

entrepreneur yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah yang terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan

pengawasan. Sehingga, lapangan pekerjaan yang mampu pemerintah siapkan pun sangatlah terbatas dan sulit untuk memenuhi seluruh masyarakat di Indonesia. Kewirausahaan merupakan persoalan penting didalam perekonomian suatu bangsa yang sedang berkembang. Kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu bangsa sangat ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari kelompok wirausahawan Ketersediaan lapangan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan dengan angkatan kerja yang ada saat ini menyebabkan banyak orang yang tidak mendapatkan pekerjaan. Sedikitnya lapangan pekerjaan berdampak pada banyaknya jumlah angka pengangguran. Salah satu upaya untuk mengatasi meningkatnya jumlah angka pengangguran saat ini adalah dengan cara berwirausaha. Berwirausaha merupakan salah atau solusi untuk mengurangi angka pengangguran. Ditinjau dari kemandirian berwiraswasta akan memberikan peluang untuk diri sendiri dalam mendapatkan penghasilan dan mencapai kesuksesan. Dilihat dari segi sosial berwiraswasta akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi lingkungan dan masyarakat yang sedang mencari pekerjaan.

Lapangan pekerjaan yang semakin sulit menyebabkan anak-anak lulusan SMK yang tidak melanjutkan keperguruan tinggi sulit untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga semakin menambah tingkat pengangguran. Kesempatan kerja dengan orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja. Belakangan ini juga semakin banyak perusahaan-perusahaan yang mengurangi jumlah pekerjanya sehingga pengangguran semakin bertambah. Bagi anak lulusan SMK dimana


(21)

disekolah telah dibekali pengetahuan dan keterampilan dibidang kejuruan yang mereka pilih selain itu mereka juga dibekali ilmu kewirausahaan.

Tugas lembaga pendidikan formal maupun nonformal menjadi strategis dalam proses mempersiapkan manusia kreatif dan inovatif. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan untuk menyiapakan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional, menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri, menyiapkan tenaga tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang, dan menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif, serta kreatif.

SMK Negeri 2 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang unggul dalam bidang teknik dan industri merupakan sekolah menengah kejuruan baik dan berakreditasi A. Berdasarkan ketentuan pemerintah tentang tujuan SMK, maka sekolah memberikan bekal bagi siswa dalam

memasuki lapangan kerja. Mata pelajaran kewirausahaan merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dan diharapkan dapat membantu siswa untuk membuka pola pikir dan minat siswa untuk berwirausaha setelah mereka lulus sekolah. Akan tetapi, siswa SMK Negeri 2 Bandar Lampung banyak yang masih lebih memilih untuk bekerja di instansi pemerintahan atau perusahaan swasta serta melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dibandingkan dengan menciptakan lapangan kerja sendiri atau berwiraswasta. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.


(22)

Tabel 1. Lulusan SMK Negeri 2 Bandar Lampung

No Tahun Tamatan Bekerja Jumlah Persentase

1 2011 PNS 4 Orang

30% Pegeawai swasta 125 Orang

Usaha Mandiri 30 Orang

2 2012 PNS 0 Orang

5% Pegawai Swasta 42 Orang

Usaha Mandiri 5 Orang

3 2013 PNS 0 Orang

10% Pegawai Swasta 123 Orang

Usaha Mandiri 10 Orang Sumber : Dokumentasi SMK Negeri 2 Bandar Lampung

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa siswa lulusan Tahun 2011 yang berwirausaha sebanyak 30 siswa, pada tahun 2012 terjadi penurunan 25% dari tahun 2011 yang berwirausaha sebanyak 5 siswa dan pada tahun 2013 kenaikan sebesar 10% siswa yang melanjutkan berwirausaha dan tahun 2013 sebanyak 10siswa. Berdasarkan Tabel 1 di atas masih banyak siswa yang tidak melanjutkan untuk bekerja dan berwirausaha dan sebagian lebih memilih untuk melanjutkan keperguruan tinggi atau menganggur. Melhat keadaan tersebut maka diduga banyak siswa yang lulusan SMK yang minat berwirausaha masih rendah. Minat siswa untuk berwirausaha juga dipengaruhi oleh minimnya kesempatan lapangan pekerjaan. Upaya yang harus dilakukan untuk menambah minat siswa dalam berwirausaha maka adanya pendidikan khusus tentang kewirausahaan kepada siswa agar dapat menumbuhkan minat siswa untuk berwirausaha. Berwirausaha merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegatan usaha yang memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya dengan menggunakan waktu dan kegiatan yang disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa. Melalui


(23)

berwirausaha diharapkan dapat mengurangi masalah pengangguran bahkan memungkinkan dapat menciptakan lapangan kerja yang baru.

Dalam hal ini kewirausahaan dapat membantu menyediakan begitu banyak kesempatan kerja, berbagai kebutuhan konsumen, jasa pelayanan, serta menumbuhkan kesejahteraan dan tingkat kompetisi suatu negara. Dengan berkembangnya arus globalisasi, kewirausahaan juga menjadi perhatian penting dalam menghadapi tantangan globalisasi yaitu dalam hal kreativitas dan inovasi. Organisasi-organisasi yang terampil dalam berinovasi, sukses menghasilkan ide-ide baru, akan mendapatkan keunggulan bersaing dan tidak akan tertinggal di pasar dunia yang terus berubah dengan cepat.

Menurut Buchari Alma (2011:1) Berwirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri dan belum bisa dikatakan hebat. Jika kita perhatikan ada banyak manfaat berwirausaha antara lain.

1. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga mengurangi pengangguran. 2. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi,

kesejahteraan dan sebagainya.

3. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi unggul yang patut dicontoh, diteladani karena seorang entrepreneur itu adalah terpuji, jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain.

4. Selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu menjaga dan membangun lingkungan.

5. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan kemampuannya.

6. Berusaha mendidik karyawan menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun dalam menghadapi pekerjaan.

7. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.

8. Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan lingkungan.

Dalam usaha menumbuhkan minat berwirausaha, maka terlebih dulu perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat tersebut. Faktor-faktor yang memengaruhi minat berwirausaha dapat terus dikembangkan


(24)

sehingga minat dapat diwujudkan mejadi usaha mandiri. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. akan semakin mantap dan berani untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Pembelajaran soft skills memiliki peranan untuk menumbuhkan minat

berwirausaha untuk siswa. Soft skills sebagai pengembangan dari kecerdasan emosional seseorang dan dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi juga piawai dalam aspek soft skills nya. Tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh

kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skills). Pendidikan di sekolah lebih memberikan porsi yang lebih besar untuk hard skill, bahkan bisa dikatakan lebih berorientasi pada pembelajaran hard skill saja. Pendidik seharusnya

memberikan muatan muatan pendidikan soft skills pada proses pembelajaran, sayangnya tidak semua pendidik mampu memahami dan menerapkannya.

Berdasarkan hasil wawancara pada saat penelitian pendahuluan dengan 20 siswa SMK Negeri 2 Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa 15 siswa memliki persepsi yang rendah tentang soft skills, karena sebagian besar dari siswa menganggap bahwa soft skills itu hanyalah teori sehingga berpengaruh pada rendahnya minat siswa untuk berwirausaha. Selain itu rendahnya minat berwirausaha siswa karena siswa hanya menerima hard skills.

Selain kemampuan akademik dalam bidang kewirausahaan, siswa SMK juga membutuhkan kemampuan individu yang baik. Kemampuan individu yang baik


(25)

dalam hal ini adalah soft skills. Soft skills dalam peranannya untuk menumbuhkan minat berwirausaha tercermin dalam 4 dari 7 yang mendasari jiwa berwirausaha menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia (2004: 332) antara lain: 1). Dorongan Prestasi, 2). Bekerja keras, 3). Sangat bertanggung jawab, 4). Mampu

mengorganisasikan.

Selain pembelajaran soft skills, hal penting yang dapat menunjang minat siswa dalam berwirausaha adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga anak pertama kali mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah di dalam keluarga. Peran keluarga sangat lah penting dalam menumbuhkan minat berwirausaha bagi siswa. Pendidikan berwirausaha dapat berlangsung sejak dini dalam lingkungan keluarga.

Memiliki seorang ibu dan ayah yang berwirausaha memberikan inspirasi kepada anak untuk menjadi wirausahawan. Fleksibilitas dan kemandirian dari

wirausahawan telah mendarah daging pada anak sejak dini. Anak terinspirasi untuk berwirausaha karena melihat kesungguhan dan kerja keras ayah dan ibunya dalam menjalankan usahanya yang menghasilkan keuntungan. Anak juga

terinspirasi karena memang dilatih sejak kecil, diminta membantu mulai dari pekerjaan yang ringan atau mudah sampai yang rumit dan komplek. Terlatih dan terinspirasi sehingga mempengaruhi minatnya dalam berwirausaha. Melalui keluarga pola pikir kewirausahaan terbentuk. Minat berwirausaha tumbuh dan


(26)

berkembang dengan baik pada seseorang yang hidup dan tumbuh di lingkungan keluarga wirausahawan. Kenyataannya, sebagian besar lingkungan keluarga belum kondusif dalam pembentukan minat anak dalam berwirausaha. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: keterbatasan pengetahuan orangtua, pola pikir dalam keluarga menjadi PNS atau karyawan lebih aman daripada menjadi wirausahawan, sebagian siswa yang lingkungan keluarga berwirausaha sebesar 30% dan karena orang tua menginginkan anaknya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pembelajaran Soft skills Dan Lingkungan keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bandar Lampung

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas permasalahan ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Kurang nya pelatihan kewirausahaan di sekolah. 2. Kurang nya pendidikan soft skills di sekolah. 3. Minat berwirausaha siswa yang masih rendah.

4. Lingkungan keluarga belum mendukung siswa untuk berwirausaha. 5. Masih banyak siswa yang menganngur setelah lulus sekolah.


(27)

C. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu, dana, tenaga, dan kemampuan melakukan penelitian maka masalah yang diteliti dibatas pada pengaruh pembelajaran soft skills (X1) dan lingkungan keluarga (X2) sebagai faktor yang mempengaruhi minat siswa untuk berwirausaha (Y) siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bandar Lampung.

D. Rumuasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka menjadi masalah dalam penelitian sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh pembelajaran soft skills terhadap minat berwirausaha Siswa kelas XI Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bandar Lampung? 2. Apakah ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa

kelas XI jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bandar Lampung? 3. Apakah ada pengaruh pembelajaran soft skills dan lingkungan keluarga

terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bandar Lampung?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah dan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran soft skills terhadap minat ber wirausaha siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bandar lampung.


(28)

2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga siswa terhadap minat berwirausaha kelas XI jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bandar lampung.

3. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran soft skills dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bandar lampung.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis

a. Merupakan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan SMK pada khususnya.

b. Sebagai bahan/referensi bagi para peneliti-peneliti yang ingin mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pendidikan. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar di SMK Negeri 2 Bandar Lampung sehingga dapat menumbuhkan minat berwirausaha siswa.

b. Bagi Guru

Dapat memberikan masukan kepada guru untuk dapat memberikan

pengetahuan yang luas kepada siswa tentang berwirausaha agar siswa lebih berminat berwirausaha.


(29)

c. Bagi Orang Tua

Dapat memberikan masukan untuk memotivasi anak dalam mengembangkan minat anak untuk berwirausaha.

d. Bagi Siswa

Dapat memberikan masukan bagi siswa tentang pentingnya pemahaman tentang berwirausaha dan lebih memiliki keuntungan yang besar di bandingkan dengan bekerja di instansi.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pembelajaran soft skills dan pengaruh lingkungan keluarga dan terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.. 2. Subjek penelitian.

Seluruh siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bandar Lampung.

3. Tempat penelitian

SMK Negeri 2 Bandar Lampung 4. Waktu penelitian.

Penelitain ini dilakukan pada tahun pelajaran 2013/2014. 5. Bidang Ilmu


(30)

II. TINJUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis krisis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya penelitian dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sistesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

A.Tinjauan Pustaka

1. Minat Berwirausaha

Minat merupakan suatu landasan yang sangat penting demi keberhasilan proses belajar. Suatu cita-cita akan sulit dicapai jika seseorang tidak mempunyai minat. Maka minat merupakan dasar untuk mencapai cita-cita. Dan minat akan timbul jika rangsangan menarik perhatian. Minat menyebabkan perhatian dimana minat menonjolkan fungsi pikiran. Hal ini menegaskan bahwa apa yang menarik minat menyebabkan pula kita berperhatian dan apa yang menyebabkan perhatian kita tertarik.

Winkel (2004: 212), minat sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Minat momentan ialah perasaan tertarik pada suatu topik yang sedang dibahas atau dipelajari untuk itu kerap digunakan istilah “perhatian”.


(31)

Perhatian dalam arti “minat momentan”, perlu dibedakan dari perhatian dalam arti “konsentrasi”, sebagaimana dijelaskan di atas. Antara minat dan berperasaan

senang terhadap hubungan timbal balik, sehingga tidak mengherankan kalau siswa yang berperasaan tidak senang, akan kurang berminat, dan sebaliknya.

Menurut Slameto (2003: 180), minat adalah rasa lebih suka dan rasa

ketertarikanpada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Menurut Slameto (2003: 180-181) cara paling efektif untuk

meningkatkan minat siswa adalah.

1. Menggunakan minat siswa yang telah ada. 2. Membangkitkan minat baru siswa

3. Menggunakan intensif dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran. Intensif adalah alat untuk membujuk seseoang agar melakukan sesuatu, yang tidak mau melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Minat dapat

berkembang apabila dihubungkan dengan minat anak pada saat ini

Sadirman (2001: 76) menyatakan bahwa minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Minat dilakukan berdasarkan kemauan dari siswa dan dorongan terhadap sesuatu, sehingga tercipta ketertarikan. Sedangkan Dalyono (2005: 126) berpendapat bahwa minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang juga pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi yaitu minat dan motivasi. Minat berwirausaha yang besar cenderung akan memperoleh hasil yang memuaskan, sebaliknya minat berwirausaha yang kurang akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.

Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa minat adalah rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada paksaan dan merasa senang untuk

mempelajarinya. Rasa ketertarikan tersebut bukan karena paksaan tapi kesadaran yang tinggi karena keinginan yang kuat untuk mencapai tujuannya.


(32)

Menurut Peggy Lambing dan Charles R. Kuehl (2000: 14) entrepreneurship is a human, creative act that builds something of value from practically nothing. It is the pursuit of opportunity regardless of the resources, or lack of resources, at hand. It requires a vision and the passion and commitment to lead other in the pursuit of that vision. It also requires a willingness to take calculated risks. Artinya entrepreneurship adalah tindakan kreatif manusia untuk merubah sesuatu menjadi bernilai. Entrepreneurship mencari peluang tanpa memperhatikan ada atau tidaknya sumberdaya yang tersedia. Entrepreneurship memerlukan visi, semangat, dan komitmen untuk mengerahkan komponen lain untuk mencapai visi tersebut. Entrepreneurship membutuhkan kesiapan untuk mengambil resiko yang telah diperhitungkan.

Menurut Mary Coulter (2000: 6 ) artinya entrepreneurship adalah proses dimana individu atau grup individu melakukan usaha dan cara-cara yang terorganisir untuk mengejar kemungkinan-kemungkinan menciptakan nilai dan berkembang memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan keunikan tidak peduli sumber apa yang saat ini sedang dikontrol.

Irham Fahmi (2013:1) kewirausahaan adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang pengembangan dan pembangunan semangat kreativitas serta berani menanggung resiko terhadap pekerjaan yang dilakukan demi mewujudkan karya tersebut. Keberanian mengambil resiko sudah menjadi milik seorang wirausahawan karena ia dituntut untuk berani dan siap jika usaha yang dilakukan tersebut belum

memiliki nilai perhatian dipasar, dan ini harus dilihat sebagai bentuk proses menuju wirausahawan sejati. Ada beberapa peran dan fungsi kewirausahaan antara lain.

1. Mampu memberi pengaruh semangat atau motivasi pada diri seseorang untuk bisa melakukan sesuatu yang selama ini sulit untuk ia wujudkan namun menjadi kenyataan.

2. Ilmu kewirausahaan memiliki peran dan fungsi untuk mengarahkan seseorang bekerja secara lebih teratur serta sistematis dan juga terfokus dalam

mewujudkan mimpi-mimpinya.

3. Mampu memberi inspirasi pada bnyak orang bahwa setiap menemukan masalah maka disana akan ditemukan peluang bisnis untuk dikembangkan. Artinya setiap orang diajarkan untuk membentuk semangat “solving problem” 4. Nilai positif yang tertinggi dari peran dan fungsi ilmu kewirausahaan pada

saat dipraktekkan oleh banyak orang maka angka pengangguran akan terjadi penurunan. Dan ini bisa memperingan beban negara dalam usaha


(33)

Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa entrepreneurship adalah proses dimana individu melakukan tindakan kreatif dan inovatif untuk menciptakan usaha baru dan berbeda dengan cara-cara yang terorganisir untuk memenuhi kebutuhan bagi individu dan menambah nilai bagi masyarakat.

Irham Fahmi (2013: 3), pada era modern saat ini ada banyak peluang dan

tantangan yang bisa dimanfaatkan dalam berwirausaha. Adapun peluang sebagai berikut.

1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat telah mendorong percepatan perolehan informasi. Dan masyarakat terbentuk pola pikir yang bisa memfilter setiap informasi yang diperoleh dan memilah mana informasi yang dianggap menarik dan tidak untuk diterapkan.

2. Tingkat income perkapita dan jumlah penduduk semakin bertambah. Semua ini diikuti dengan semakin meningkatnya tingkat kebutuhan yang diinginkan, termasuk produk yang mampu memberi kepuasan (satisfaction).

3. Tingkat pendidikan masyarakat diseluruh dunia semakin meningkat ini terlihat dari jumlah lulusan perguruan tinggi yang semakin banyak. Bahkan ada banyak perguruan tinggi yang membuka penerimaan mahasiswa setahun dua kali gelombang penerimaan kondisi ini berpengaruh juga pada seleksi penilaian produk yang digunakan secara lebih selektif. Karena kemampuan melihat dan menilai dampak positif dan negatif dari suatu produk.

4. Peran wirausahawan dengan kemampuannya membuka usaha maka

memungkinkan terbukanya lapangan pekerjaan sehingga angka pengangguran akan menurun. Dan ini otomatis bisa mengurangi beban negara.

Peluang bisa dilihat oleh seseorang wirausahawan maka juga harus bisa melihat beberapa tantangan, antara lain.

1. Persaingan bisnis yang teraplikasi dalam bentuk penciptaan beragam jenis produk telah menyebabkan banyak produk yang tidak laku terjual di pasar karena kurang diminati oleh konsumen. Sehingga seorang wirausahawan ditantang untuk mampu berinovasi terus menerus.

2. Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang hisa diperoleh dengan cepat telah melahirkan sikap selektif yang tinggi di masyarakat dalam menilai produk secara lebih detil. Artinya masyarakat menjadi tidak mudah

terpengaruh terhadap setiap iklan yang ditampilkan diberbagai media cetak dan elektronik.

3. Manusia memiliki karakter yang selalu berubah. Sehingga seorang wirausahawan harus mampu selalu menciptakan inovasi produk, sebuah produk yang baik adalah produk yang bisa beradaptasi dengan perubahan zaman. Didunia ini tidak ada yang abadi namun yang abadi itu adalah perubahan. Dan mereka yang terus mau berubah merupakan mereka yang terus bisa bertahan terhadap berbagai peruabahan zaman.


(34)

4. Kebutuhan dan biaya hidup yang terus terjadi peningkatan menyebabkan setiap orang harus mampu memperoleh pendapatan tambahan sehingga banyak dari mereka yang meluangkan waktu untuk terus membangun bisnis. Kondisi ini menyebabkan kompetisi dipasar menjadi begitu tinggi.

Suryana (2006: 2) kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi

terciptanya peluang”. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak

seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.

Menurut Suryana (2006: 18), ada enam hakikat penting wirausaha yaitu:

1. Kewirausahaan adalah nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994).

2. Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Ducker, 1959).

3. Kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer, 1996)

4. Kewirausahaan adalah nilai yang diperlukan untuk memulai dan mengembangkan usaha ( Soeharto Prawito, 1997).

5. Kewirausahaan adalah proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda yang dapat memberikan manfaat serta nilai lebih.

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan niali tambah dengan jalan

mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan, menghasilkan barang dan jasa sehingga lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Maman Suryamannim (2006: 22), minat berwirausaha adalah kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan

permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Untuk memusatkan perhatian dan berbuat


(35)

sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa manfaat bagi dirinya.

Subandono (2007: 18), minat berwirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut. Minat wirausaha berasal dari dalam diri seseorang untuk menciptakan sebuah bidang usaha.

Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa minat wirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras dengan adanya pemusatan perhatian untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut akan resiko yang akan dihadapi, senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami, serta mengembangkan usaha yang diciptakannya. Minat wirausaha tersebut tidak hanya keinginan dari dalam diri saja tetapi harus melihat ke depan dalam potensi mendirikan usaha.

2. Lingkungan Keluarga

Lingkungan yang mempengaruhi perkembangan individu yaitu lingkungan keluarga, sekolah, kelompok sebaya, dan masyarakat. Lingkungan pertama yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan individu adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan utama yang pertama kali diterima oleh seorang anak, karena dalam keluarga inilah anak pertama kali mendapatkan pendidikan dan bimbingan setelah mereka dilahirkan. Dikatakan lingkungan utama, karena sebagian kehidupan anak berada di dalam keluarga,


(36)

sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah di dalam keluarga.

Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat karena dalam keluargalah anak dilahirkan dan berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Jadi keluarga merupakan kelompok sosial pertama dan utama dalam kehidupan anak, dimana anak akan belajar tumbuh dan berkembang. Pendidikan dalam keluarga ini merupakan fondasi yang kokoh untuk kehidupan anak di masa depannya. Disinilah tata nilai pembiasaan, pelatihan disemaikan dan dikembangkan.

Menurut Sudjana (2004:23) lingkungan keluarga merupakan kondisi yang ada pada keluarga khususnya orang tua siswa yang mencerminkan dalam status ekonomi dan sosial. Sedangkan Goode dalam berns (2004:102) menyatakan bahwa keluarga bukan hanya individu, yang memiliki peringkat dalam struktur kelas masyarakat, dan sebuah gambaran yang memberikan pengaruh macrosystem pada perkembangan anak dan status sosial keluarga membantu menentukan peluang individu untuk pendidikan dan pekerjaan, serta untuk interaksi sosial.

Menurut Slameto (2003: 60-61-64) anak akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik anak, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Faktor-faktor tersebut apabila dapat menjalankan sesuai dengan fungsi dan peranannya masing-masing dengan baik, kemungkinan dapat menciptakan situasi dan kondisi yang dapat mendorong anak untuk giat belajar. Orang tua harus berperan aktif dalam mendukung keberhasilan siswa, orang tua disamping menyediakan alat-alat yang dibutuhkan anak untuk belajar untuk belajr yang lebih penting bagaimana memberikan bimbingan, pengarahan agar anak lebih bersemangat untuk berprestasi.


(37)

Menurut Slameto (2003 : 15) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak dalam mencapai keberhasilan dibedakan menjadi enam yaitu.

a. Cara orang tua mendidik. Cara orang tua mendidik anaknya besar

pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Keluarga yang sehat, besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. b. Relasi antar anggota keluarga. Relasi antar anggota keluarga yang

terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut.

c. Suasana rumah. Situasi rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian- kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.

d. Keadaan ekonomi keluarga. Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar.

e. Pengertian orang tua. Anak perlu dorongan dan pengertian orang tua f. Latar belakang kebudayaan. Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam

keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu ditanamkan kepada anak kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong anak agar semangat untuk belajar.

Pendidikan entrepreneurship dalam lingkungan keluarga diawali dengan

pemberian contoh yang positif dari orang tua serta pembentukan- pembentukan pembiasaan dalam entrepreneurship. Suasana rumah juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan perilaku anak. Semakin banyak pengalaman yang diperoleh anak melalui keluarga akan semakin banyak pula karakteristik dan sifat-sifat positif anak baik dalam bentuk pengetahuan, sikap dan

keterampilannya. Hal ini akan memperkuat dalam bersikap terhadap pekerjaannya di kemudian hari.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa lingkungan keluarga adalah suatu penilaian atau pandangan siswa tentang cara orangtua mendidik anak, relasi


(38)

antara sesama anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan pengertian orang tua dalam membentuk minat berwirausaha siswa.

Berk (2008:590) mengatakan bahwa aspirasi pemilihan karir anak mempunyai hubungan erat dengan pekerjaan orang tua. Pemilihan karir dipengaruhi oleh orang tua, pendidikan, peluang, situasi dan kondisi sosial. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh orang tua, memiliki pengaruh yang cukup kuat mempengaruhi pilihan karir anaknya di masa depan.

Virick & kruger (Ahmed, et al, 2010:16) mengatakan bahwa seorang yang mempunyai orang tua seorang pekerja, lebih memiliki kecendrungan untuk berwirausaha. Hal tersebut sesuai yang dikatakan oleh Krueger (Basu & Virick, 2010:84) menyatakan bahwa siswa yang memiliki orang tua pengusaha dan yang menerima pengetahuan pada masa-masa awal akan membentuk sikap dan persepsi mengenal kepercayaan akan kemampuan berwirausaha.

Katz & Green (2009:65), Seorang anak yang mendapatkan pengalaman kerja berwirausaha sejak dini, akan membantu mereka dalam mengembangkan keahlian, kompetensi dan kepercayaan diri, untuk menjadi pengusaha sukses. Kemudian menurut Frinces (2011:69), menyatakan bahwa seorang calon wirausaha dimana yang bersangkutan memang memiliki keturunan dari orang tuanya atau orang tua mereka sebelumnya yang secara alamiah memiliki

keturunan seorang atau keluarga pebisnis atau wirausaha. Sehingga disimpulkan bahwa orang tua mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perkembangan karir seorang anak dan pengaruh orang tua dapat melalui model orang tua dan interaksi dalam keluarga.


(39)

Beradasarkan pendapat di atas diketahui bahwa, latar belakang keluarga

merupakan bagian dari pendidikan keluarga yang pada dasarnya juga bagian dari pendidikan informal yaitu proses pendidikan yang berlangsung sepanjang usia sehingga setiap memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk didalamnya pengaruh kehidupan keluarga.

Menurut Lambing & kuehl (2007:37) mengatakan bahwa kebanyakan dari keluarga yang wirausaha akhirnya membawa anak-anak ke dalam bisnis, mulai dari usia yang sangat dini, anak-anak membantu dalam kegiatan perusahaan. Bisnis adalah bagian dari kehidupan mereka, seperti pasangan kewirausahaan lainnya, bisnis dioperasikan oleh anak-anaknya mulai dari toko-toko yang sangat kecil sampai perusahaan yang sangat besar Lambing & kuehl (2007:37).

Kemudian menurut Manning yang dikutip dari M. Shcohib (2000:5) menyatakan bahwa pola atau gaya orang tua mendidik anak mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap anak untuk berpwrilaku agresif atau tidak.

Sudjana (2004:63), Dalam perkembangannya keluarga-keluarga itu membentuk suatu pengelompokan atas dasar wilayah tempat tinggal dan keturunan.

Kelompok-kelompok itu mengadopsi pola-pola transmisi yang dilakukan dalam keluarga ke dalam kehidupan kelompok.

Wardaya (2009:38), menyatakan bahwa status sosial ekonomi merupakan dimensi struktural dari latar belakang orang tua yang didalamnya tercakup unsur-unsur pendidikan orang tua, jabatan orang tua, penghasilan dan kepemilikan barang-barang berharga. Wardaya (2009:38) mengintrepertasikan bahwa status sosial ekonomi merupakan kombinasi tingkat pendidikan, level pekerjaan, jenis tempat tinggal, lokasi tempat tinggal dan jumlah pendapatan.


(40)

Sudji Munadi (2006: 20), Status ekonomi orang tua dalam masyarakat mempengaruhi seseorang siswa pada hampir seluruh variabel seperti tingkat kesanggupan, perkembangan intelegensi, aspirasi motivasi, konsep diri, prestasi dan sebagainya. Status sosial ekonomi selalu mengacu kepada kedudukan khusus seseorang dalam masyarakat berhubungan orang dengan lingkungan yang

disertainya, martabatnya yang diperolehnya, dan hak serta tugas yang dimilikinya

Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa orang tua merupakan bagian anggota keluarga yang peranannya sangat dominan dalam pembentukan kepribadian anak. Orang tua yang bersikap otoriter dan yang memberikan kebebasan penuh menjadi pendorong bagi anak untuk berperilaku agresif.

Lingkungan dalam bentuk “role models” juga berpengaruh terhadap minat

berwirausaha yang biasanya melihat orang tua, saudara atau keluarga lain. Dorongan ini cukup berpengaruh terhadap semnagat membuka suatu usaha, karena dapat berdiskusi lebih bebas, dibandingkan dengan orang lain, orang tua bisa memberikan dorongan bahkan bantuan.

3. Pembelajaran Soft skills

Soft skills adalah suatu kemampuan, bakat, atau keterampilan yang ada di dalam diri setiap manusia. Soft skills adalah kemampuan yang dilakukan dengan cara non teknis, artinya tidak berbentuk atau tidak kelihatan wujudnya. Namun , Soft skills ini dapat dikatakan sebagai keterampilan personal dan inter personal.

Sailah (2007: 11), soft skills adalah perilaku hubungan antar pribadi dengan pribadinya sendiri dikembangkan dan kinerja manusianya dioptimalkan


(41)

(misalnya, forum pelatihan, kerja sama dalam tim, prakarsa/inisiatif, pengambilan keputusan, komunikasi, kemampuan beradaptasi, conflict solution, kepemimpinan dan pemecahan masalah).

Menurut Elfindri dkk (2011: 67), soft skills merupakan keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat, serta dengan sang pencipta. Dengan mempunyai soft skills membuat keberadaan seseorang akan semakin terasa di tengah masyarakat. Keterampilan akan berkomunikasi, keterampilan emosional, keterampilan berbahasa, keterampilan berkelompok, memiliki etika dan moral, santun dan keterampilan spiritual. Ada manfaat soft skills dalam pembelajaran sebagai berikut:

1. Berpartisipasi dalam tim 2. Menagajar orang lain 3. Memberikan layanan 4. Memimpin sebuah tim 5. Bernegosiasi

6. Menyatukan sebuah tim

7. Motivasi pengambilan keputusan menggunakan keterampilan 8. Menggunakan kemampuan memcahkan masalah

9. Berhubungan dengan orang lain 10. Menjaga percakapan

11. Menetralkan argumen dengan waktu, petunjuk dan sopan. Soft skills atau keterampilan lunak menurut Berthhall (Diknas, 2008)

mendefinisikan soft skills sebagai “personal and interpersonal behaviour that develop and maximize human performance (e.g. coaching, team building, decision making, initiative).” Merupakan tingkah laku personal dan interpersonal yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia (melalui pelatihan, pengembangan kerja sama tim, inisiatif, pengambilan keputusan lainnya.

Keterampilan lunak ini merupakan modal dasar peserta didik untuk berkembang secara maksimal sesuai pribadi masing-masing.

Soft skills bisa digolongkan ke dalam dua kategori : intrapersonal dan

interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup : self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill


(42)

( improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill mencakup social

awareness (political awareness, developing others, leveraging, diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy). Fakta menunjukkan bahwa yang membawa atau mempertahankan orang di dalam sebuah kesuksesan di lapangan kerja yaitu 80% ditentukan oleh mind set yang dimilikinya dan 20% ditentukan oleh technical skills. Namun, kenyataan di perguruan tinggi atau sistem pendidikan kita saat ini, soft skills hanya diberikan rata-rata 10% saja dalam kurikulumnya.

Menurut Kamus wikipedia (2009: 76) mendifinisikan soft skills sebagai

“sociological term relating to person’s emotional quotient, the cluster of personality traits, social graces, communication, language, personal habits, friendliness, and optimism that characterized reletionships with other people”. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa soft skills adalah perilaku individu yang tidak terlihat wujudnya dan bersifat personal maupun interpersonal yang dapat berkembang dan meningkatkan kualitas diri seseorang. Dan

merupakan jajaran dari kepribadian yang baik, ramah, optimisme terhadap setiap orang.

Soft skills personal adalah kemampuan yang di manfaatkan untuk kepentingan diri sendiri. Misalnya, dapat mengendalikan emosi dalam diri, dapat menerima

nasehat orang lain, mampu memanajemen waktu, dan selalu berpikir positif. Itu semua dapat di kategorikan sebagai soft skills personal.


(43)

(http://hiddengrazz.blogspot.com/2010/09/pengertian-softskills-penjelasannya.html). Diunduh 23 November 2013

Menurut Iyo Mulyono (2011: 99), soft skills merupakan komplemen dari hard skills. Jenis keterampilan ini merupakan bagian dari kecerdasan intelektual seseorang, dan sering dijadikan syarat untuk memperoleh jabatan atau pekerjaan tertentu.

Aribowo dikutip oleh Illah Sailah (2008: 17), menyebutkan soft skills adalah : Soft skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Atribut Soft skills, dengan demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan bersikap. Namun, atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau merubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri dengan hal-hal yang baru dan pendidik harus memiliki Intrapersonal skills dan Intrapersonal skills antara lain:

Intrapersonal skills meliputi . 1. Transforming Character

Menanamkan perilaku, pendidik berperan menanamkan perilaku yang baik setiap saat. Tidak hanya pada waktu tatap muka dikelas, namun dimana saja berada. Didalam kelas guru harus menanamkan perilaku kejujuran, santun menghormati satu sama lain.

2. Transforming Beliefs

Menanamkan percaya diri pendidik harus memberikan kepercayaan kepada siswa bahwa mereka mampu menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan baik. Guru harus tetap memantau dan membuka diri apabila siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan.

3. Change management

Mengelola perubahan, terkadang proses pembelajaran tidak berjalan dengan mulus sebagaimana yang direncanakan dikarenakan faktor eksternal yang tidak bisa dihindari.

4. Stress management

Mengelola stress, pendidik harus mampu memberikan nasihat kepada siswa bagaimana mengelola stress yang ditimbulkan dalam kehidupan akademiknya maupun kehidupan pribadi dan lingkungannya.

5. Time management

Mengelola waktu, salah satu faktor penting dalam management diri adalah kepandaian mengelola waktu agar tidak terlalu sia-sia. Kesulitan mengelola waktu sehingga terkadang banyak tugas sekolah yang terbengkalai hal ini akan berdampak pada nilai mereka


(44)

6. Creative thingking processes

Proses berfikir kreatif, pendidik dapat berbagi pengalaman dari kesuksesan orang lain yang memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi. Hal ini akan memberikan inspirasi kepada siswa untuk memodifikasi ide-idenya. 7. Goal setting & life purpose

Tujuan akhir dan tujuan hidup, pendidik harus memiliki goal setting yang bermakna serta dapat mengarahkan siswa memiliki tujuan akhir yang akan dicapai. Tujuan akhir dan tujuan hidup ini harus bernilai spiritual religious sesuai dengan keyakinan agama masing-masing.

8. Accelerated learning techniques

Metode percepatan dalam belajar, pendidik memberikan masukan bagaimana belajar, cara belajar dengan baik, cepat dan tepat. Banyak buku-buku yang memberikan metode bagaimana berfikir cerdas.

Sedangkan interpersonal skills sebagai keterampilan seseorang yang dalam berhubungan dengan orang lain meliputi.

1. Communication skills

Kemampuan berkomunikasi sangatlah penting, hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa membuat makalah kemudian mendiskusikan dengan teman-temannya.

2. Relationship building

Membangun kemitraan ini juga harus didukung dengan kecerdasan emosional karena berhubungan dnegan orang lain terkait dengan menyakinkan mitra kerja bukan suatu yang mudah.

3. Motivation skills

Kemampuan memotivasi kemampuan mendeteksi suatu masalah yang menimbulkan rendahnya motivasi yang dibutuhkan.

4. Leadership skills

Kemampuan ini memiliki ciri bahwa seseorang dapat mempengaruhi orang lain. Tentu sifat ini harus dimiliki agar memberikan pelajaran kepada siswa bagaiman menjadi seorang pemimpin.

5. Self marketing skills

Kemampuan memasarkan diri, didunia kerja sangat dibutuhkan

publikasi/promosi maka seseorang yang ingin diperhatikan orang lain dia harus memperhatikan keistimewaan, kekhususan artinya memiliki sesuatu yang berbeda dengan yang lain.

6. Negotiation skills

Kemampuan bernegosiasi, kemampuan ini sangat berhubungan dengan kemitraan. Dalam bernegosiasi diperlukan ketegasan, kegigihan, dan kejekasan dari proyek yang kita tawarkan.

7. Presentation skills

Kemampuan berpersentasi, pendidik memberiakn penjelasan persentasi apa yang menarik. Dalam presentasi harus memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya hal-hal yang akan disampaikan.


(45)

8. Public speaking skills

Kemampuan berbicara di depan publik. Dalam berbicara di depan publik harus jelas intonasinya, penguasaan materi menjadi sesuatu hal yang mutlak bagi siapa saja yang akan berbicara depan publik.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa Soft skills merupakan kemampuan yang sudah melekat pada diri seseorang, tetapi dapat dikembangkan dengan maksimal dan dibutuhkan dalam berwirausaha dan dunia pekerjaan sebagai pelengkap dari kemampuan hard skills. Keberadaan anatara hard skill dan Soft skills sebaiknya, dan sejalan seimbang, seiring.

Pembelajaran Soft skills sangatlah penting untuk diberikan kepada siswa sebagai bekal mereka terjun ke dunia wirausaha, khususnya bagi sekolah kejuruan yang mencetak lulusannya siap pakai di dunia kerja karena tuntutan dunia kerja lebih menekankan pada kemampuan Soft skills. Berdasarkan Survey National

Association of colleges and Employee (NACE,2002) dalam Elfindri dkk (2011: 156), terdapat 19 kemampuan.

Tabel 2. Kemampuan yang Diperlukan di Pasar Kerja

No Kemampuan Klasifikasi skills Ranking

ungensi

1 Komunikasi Soft skills 1

2 Kejujuran/integritas Soft skills 2

3 Bekerjasama Soft skills 3

4 Interpersonal Soft skills 4

5 Etos kerja yang baik Soft skills 5

6 Motivasi/inisiatif Soft skills 6

7 Mampu beradaptasi Soft skills 7

8 Analitikal Kognitif hard skill 8

9 Komputer Psikomotor hard

skill

9

10 Organisasi Soft skills 10

11 Orientasi detail Soft skills 11

12 Kepemimpinan Soft skills 12


(46)

Lanjutan Tabel 2

14 Sopan/beretika Soft skills 14

15 Bijaksana Soft skills 15

16 Nilai pelajaran > 8 Kognitif hard skill 16

17 Kreatif Soft skills 17

18 Humoris Soft skills 18

19 Mampu Enterprenership Soft skills 19

Sumber : Elfindri dkk, Soft skills untuk pendidik 2011

Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa 16 dari 19 kemampuan yang diperlukan di pasar kerja adalah aspek Soft skills dan ranking 7 teratas ditempati oleh aspek Soft skills pula. Berdasarkan kenyataan inilah mengapa Soft skills sangat penting diberikan dalam proses pendidikan. Mulai dari kemampuan komunikasi sampai dengan kemampuan enterprenership diharapkan dapat diajarkan kepada siswa sehingga akan menjadi lulusan yang siap berwirausaha dan tidak hanya memiliki kemampuan hardskills saja tetapi juga Soft skills.

Aribowo membagi Soft skills atau people skills menjadi dua bagian, yaitu

intrapersonal skills dan interpersonal skills, sebagaimana dikutip oleh Illah Sailah (2008: 18), “Interpersonal skills adalah keterampilan seseorang dalam mengatur diri sendiri. Intrapersonal skills sebaiknya dibenahi terlebih dahulu sebelum

seseorang mulai berhubungan dengan orang lain”. 2 kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan mengembangan yaitu:

1. Kecerdasan interpersonal (interpersonal Intelligence) adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan temperamen orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara dan gerak tubuh orang lain (isyarat), dan kemampuan untuk menjali relasi dan

komunikasi dengan berbagai orang lain.

2. Kecerdasan Intrapersonal (intrapersonal intelligence) adalah kemampuan memahami diri dan bertindak adaptif berdasarkan pengetahuan tentang diri. Kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran diri tinggi, inisiatif dan berani.

Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa dalam dunia kerja, Soft skills sangat diperlukan keberadaannya didunia wirausaha. Keseimbangan anatara kemampuan hard skills dan Soft skills sangat diperlukan dalam dunia pekerjaan.


(47)

Jika kemampuan hard skill yang dimiliki maka akan tersingkir oleh yang

mempunyai kemampuan Soft skills. Pentingnya Soft skills diberikan dalam dunia kerja. Maka untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki

kemampuan Soft skills yang baik dan memenuhi standar dalam dunia pekerjaan tentunya dimulai dari dunia pendidikan karena dunia pendidikan khusunya sekolah merupakan awal dari suatu pembelajaran.

Saillah (2007: 9), materi soft skills yang perlu dikembangkan kepada siswa, tidak lain adalah penanaman sikap jujur, kemampuan berkomunikasi, dan komitmen. Untuk mengembangkan soft skills dengan pembelajaran, perlu dilalakukan perencanaan yang melibatkan para guru.

Mengintegrasikan Soft skills dalam kurikulum tentunya bukanlah hal yang mudah dilakukan. Namun dengan usaha sedikit demi sedikit untuk menyusun dan

tentunya dengan lebih mempraktikan atau menjadi contoh bagi siswa dari pada hanya memberikan teori saja, Soft skills akan menjadi sesuatu yang wajib diberikan dan dikembangkan dalam setiap proses pembelajaran. Elfindri dkk

(2011: 137), menyebutkan “sudah saatnya proses pendidikan dari nilai-nilai universal di sekolah melalui integrasi aspek Soft skills kedalam sebagian besar mata pelajaran yang diberikan”.

Adapun langkah-langkah persiapan yang harus dilalui oleh pembimbing mata pelajaran adalah sebagai berikut:

a. Susun tujuan instruksional umum, dan tujuan instruksional khusus. Dalam kaitan ini yang menjadi kebutuhan adalah kemampuan untuk merumuskan kompetensi, yang lazim dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Guru mesti mampu merumuskan apa saja yang akan dicapai, sesuai dengan ranah pendidikan yang disampaikan sebelumnya.


(48)

b. Masukan pada masing-masing sesi pelajaran Soft skills apa yang akan dihasilkan. Setelah kompetensi masing-masing sesi dirumuskan, kemudian dapat pula memasukkan bagaimana cara pembelajaran yang menumbuhkan masing-masing Soft skills yang diharapkan.

c. Rencanakan bagaimana metode operasional melaksanakannya, baik pada masing-masong sesi ajar, maupun pada beberapa pertemuan.

d. Lakukan uji coba pada kelas atau sekelompok anak. Lakukan pengamatan-pengamatan terhadap anak-anak agar kemudian kita bisa melihat antara sebelum dan sesudah dilakukan uji coba dapat menghasilkan perbedaan yang nyata. Jika para guru ingin mempraktekan suatu kaedah penelitian tindakan kelas, maka secara objektif mesti pula diukur seberapa berubah Soft skills anak-anak dengan adanya salah satu perlakuan treatment yang diberikan. e. Review hasil uji coba untuk perbaikan. Sebuah proses penerapan metode

menerapkan Soft skills tindakan mudah. Kita perlu sabar, dan selalu memperbaiki bagaimana sebaiknya antara satu tahap ke tahap perbaikan pembelajaran.

f. Finalisasi metode pembelajaran. Setelah dilakukan secara berulang, maka kemudian dapat dituliskan dalam bentuk teaching manual sebuah pelajaran. Berisikan secara lengkap isi bahan ajar, metode mengajarkan, aspek Soft skills dan metode mengajarkannya.

Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa langkah-langkah yang dilakukan dimulai dari menyusun tujuan instruksional umum, masukan pada masing-masing sesi pelajaran jadi Soft skills tidak hanya terdapat pada beberapa mata pelajaran saja tetapi pada seluruh mata pelajaran dan perlu dilakukan perencanaan yang melibatkan para guru.

Elfendri dkk (2011:177), mengajarkan soft skills dapat dilakukan dengan pembelajaran hard skills berbasis soft skills. Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam menerapkannya antara lain sebagai berikut:

a. Keyakinan yang tinggi

Dimulai dari keyakinan seorang pendidik yang mampu mengajarkan hard skills dan soft skills sekaligus. Tentunya guru harus menguasai keduanya, jika guru belum menguasainya maka guru pun sambil mengajar juga belajar

meningkatkan

kemampuan yang dimilikinya. b. Menyusun rencana pembelajaran

Sebelum memulai pembelajaran tentunya guru harus menyusun rencana pembelajaran. Dalam rencana ini guru dapat merencanakan soft skills


(49)

apa saja yang akan diberikan sehingga siswa dapat menguasainya. Misalnya kemampuan komunikasi yang baik, maka dalam perencanaan pembelajaran guru

merencanakan kegiatan yang mengharuskan siswa untuk berkomunikasi di depan kelas.

c. Gunakan strategi pembelajaran yang tepat

Soft skills akan sulit untuk diajarkan jika hanya bersifat teori saja. Dengan adanya model atau contoh, soft skills akan lebih mudah untuk dipahami oleh siswa. Disini guru harus bisa menjadi model dari soft skills tersebut, sehingga siswa memiliki contoh dalam bersikap. Hal ini menjadi tantangan bagi seorang guru agar dapat terus meningkatkan kemampuan soft skills yang dimilikinya. d. Berikan bimbingan

Tentunya dalam mengembangkan soft skills siswa membutuhkan bimbingan. Disini siapa lagi kalau bukan peran guru yang diperlukan. Dengan bimbingan guru siswa dapat mengetahui kemampuan apa saja yang harus dikembangkan sehingga dapat memiliki kemampuan soft skills yang berguna untuk dirinya sendiri.

Menurut Illah Sailah (2008: 37), pengembangan soft skills hanya efektif jika dilakukan dengan cara penularan. Cara penularan tersebut antara lain: a. Role model

Role model adalah dengan cara memberikan contoh kepada siswa, disini kuncinya terdapat pada guru. Guru harus dapat memberikan contoh yang baik kepada siswa, misalnya tentang kedisiplinan jam masuk, guru harus dapat disiplin tepat waktu sehingga siswa pun akan tepat waktu.

b. Message of the week

Message of the week maksudnya guru harus dapat memberikan pesan moral pada saat jam pelajaran berlangsung. Misalnya dengan memberikan kata-kata motivasi untuk memotivasi siswa.

c. Hidden curriculum

Pelajaran dari kurikulum tersembunyi ini disampaikan dengan tidak berbentuk suatu mata pelajaran tetapi selalu disampaikan sebagai kompetensi tambahan dalam setiap kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa strategi pembelajaran yang dianggap efektif dalam memberikan kemampuan soft skills selain dengan

pembelajaran langsung agar siswa dapat terjun langsung dan menghadapi situasi, strategi lainnya yang dianggap efektif tentu saja adalah contoh atau model.


(50)

4. Hasil Penelitian yang Relevan Tabel 3. Penelitian yang relevan

Tahun Nama Judul Hasil

2012 Desi

Apriyani

Pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan praktek kerja lapangan (PKL) terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XII di SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

Ada pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran

kewirausahaan dan praktek kerja lapangan (PKL) terhadap minat berwiraswasta siswa yang ditunjukan dengan

Fh=63,203>Ft=3,04 dengan R2=0,607 2011 Reksa Negara Pengaruh Prestasi

belajar kejuruan, pengetahuan kewirausahaan dan soft skills terhadap minat berwirausaha siswa bidang keahlian teknik pemesinan kelas XII Tahun Pelajaran 2011/2012

Ada pengaruh positif Pengaruh Prestasi belajar kejuruan, pengetahuan

kewirausahaan dan soft skills terhadap minat berwirausaha siswa thitung > ttabel

2,079 > 1,671 R2 = 0,218

2010 Eka

Aprilianty Pengaruh kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga terhadap siswa SMK Rumpun Pertanian Tahun Pelajaran 2010/2011 Ada pengaruh kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga terhadap siswa Fh 21,262 > Ft 2,712 R2 = 0,429

Berdasarkan Tabel 3 diatas penelitian mengenai pembelajaran soft skills di

sekolah Reksa Negara (2009) “Pengaruh Prestasi belajar kejuruan, pengetahuan kewirausahaan dan soft skills terhadap minat berwirausaha siswa bidang keahlian


(51)

pengaruh soft skills terhadap minat berwirausaha siswa kelas XII Tahun Pelajaran 2010/2011, yang dibuktikan dari hasil yang dibuktikan dengan thitung > ttabel yaitu 2,079>1,671 dengan koefisien (r2 = 0.218) atau sebesar 21,8%. Sedangkan letak perbedaan hasil penelitian penulis dengan penelitian yang relevan yaitu pada subjek penelitian, lokasi penelitian serta tahun ajaran.

Penelitian mengenai lingkungan keluarga Eka Aprilianty (2010) “Pengaruh kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga

terhadap siswa SMK Rumpun Pertanian Tahun Pelajaran 2010/2011” yang

menyatakan ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa kelas XII Tahun Pelajaran 2010/2011, yang dibuktikan dari hasil yang dibuktikan dengan Fhitung> Ftabel yaitu 21,262>2,712 dengan koefisien (R2 = 0.429) atau sebesar 42,9%. Sedangkan letak perbedaan hasil penelitian penulis dengan penelitian yang relevan yaitu pada subjek penelitian, lokasi penelitian serta tahun ajaran.

B. Kerangka Pikir

Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minatnya. minat berwirausaha adalah kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Untuk memusatkan perhatian dan


(52)

berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa manfaat bagi dirinya. Secara umum ada hal-hal yang mempengaruhi minat

berwirausaha siswa terbagi atas dua faktor yaitu faktor Internal meliputi Kepribadian, sifat-sifat/ karakteristik wirausahawan, motivasi. Faktor eksternal meliputi Lingkungan keluarga, Lingkungan lain.

Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi minat berwirausaha adalah

pembelajaran soft skills adalah suatu kemampuan, bakat, atau keterampilan yang ada di dalam diri setiap manusia. Soft skills adalah kemampuan yang dilakukan dengan cara non teknis, artinya tidak berbentuk atau tidak kelihatan wujudnya. Namun , Soft skills ini dapat dikatakan sebagai keterampilan personal dan inter personal. Soft skills merupakan kemampuan yang sudah melekat pada diri seseorang, tetapi dapat dikembangkan dengan maksimal dan dibutuhkan dalam dunia wirausaha sebagai pelengkap dari kemampuan hard skills. Hal ini didukung oleh pendapat . Elfindri dkk (2011:156) Pembelajaran Soft skills sangatlah penting untuk diberikan kepada siswa sebagai bekal mereka terjun ke dunia wirausaha, khususnya bagi sekolah kejuruan yang mencetak lulusannya siap pakai di dunia kerja karena tuntutan dunia kerja lebih menekankan pada kemampuan Soft skills.

Faktor lain yang diduga mempengaruhi minat berwirausaha adalah lingkungan keluarga semakin banyak pengalaman yang diperoleh anak melalui keluarga akan semakin banyak pula karakteristik dan sifat-sifat positif anak baik dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Dalam hal ini berarti

lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Menurut (Gunarsa, 2009: 5)


(53)

Pendidikan kewirausahaan dalam lingkungan keluarga diawali dengan pemberian contoh-contoh yang positif dari orang tua serta pembentukan- pembentukan pembiasaan dalam kewirausahaan. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang mula –mula memberikan pengaruh yang mendalam bagi anak. Dari anggota – anggota keluarganya (ayah, ibu, dan saudara – saudaranya) anak memperoleh segala kemampuan dasar, baik intelektual maupun social.

Gambar 1. Paradigma Pengaruh Pembelajaran Soft skills Siswa Dalam Berwirausaha (X1) dan Lingkungan Keluarga (X2), Terhadap

Minat Berwirausaha Siswa (Y)

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ada pengaruh positif pembelajaran soft skills di sekolah terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video di SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.

Pembelajaran Soft skills Siswa (X1)

Lingkungan Keluarga (X2)

Minat


(54)

2. Ada pengaruh positif lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video di SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.

3. Ada pengaruh positif pembelajaran soft skills di sekolah dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video di SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.


(55)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Bebetapa hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrumen, teknik analisis data, uji kelinieran dan hipotesis. Pembahsannya secara lebih rinci akan dijelaskan pada bagian-bagian berikut ini.

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Sugiyono,2009: 6). Tujuan penelitian ini merupakan verifikatif yaitu untuk menentukan tingkat pengaruh variabel-variabel dalam suatu kondisi. Menurut Nawawi, (2003: 63) Verifikatif menunjukkan penelitian mencari pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pendekatan ex post facto merupakan suatu pendekatan yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi kemudian merunut kebelakang untuk


(56)

mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2010:7). Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis (Sugiyono, 2009: 7).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau jumlah dari suatu objek yang akan diteliti. Menurut sugiyono, (2011 : 61). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bandar Lampung yang berjumlah 70 siswa.

Tabel 4. Data Jumlah Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Audio Video Tahun Ajaran 2013/2014

No kelas Jumlah siswa yang menjadi populasi

1 XI TAV 1 35

2 XI TAV 2 35

Jumlah 70 orang siswa Sumber: SMK Negeri 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014


(57)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010: 81), Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini, rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah dengan menggunakan rumus Slovin dengan rumus:

n =

Keterangan

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e2 = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

n sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan misalnya 2% (Budi Koestoro dan Basrowi, 2006:250)

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:


(1)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ke-V ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan secara rinci disajikan sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan pembelajaran soft skills belajar di sekolah terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video di SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Jika pembelajaran soft skills di sekolah positif, maka minat berwirausaha siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika pembelajaran soft skills di sekolah negatif, maka minat berwirausaha siswa pun akan rendah.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video di SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Jika lingkungan keluarga baik,


(2)

110

maka minat berwirausaha siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika lingkungan keluarga siswa tidak baik, maka minat berwirausaha siswa pun akan rendah. 3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan pembelajaran soft skills di sekolah dan

lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XI jurusan Teknik Audio Video di SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Jika pembelajaran soft skills di sekolah positif, lingkungan keluarga positif, maka minat berwirausaha siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika pembelajaran soft skills di sekolah negatif, dan tidak optimal, dan lingkungan keluarga negatif maka minat berwirausaha yang diperoleh siswa pun akan rendah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Pembelajaran soft skills Di Sekolah dan status pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha Siswa Kelas XI jurusan Teknik Audio Video di SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya dapat memanfaatkan pembelajaran soft skills di sekolah dengan baik dan optimal. Hal itu dikarenakan, dengan

memanfaatkan, maka siswa akan mendapatkan minat berwirausaha yang baik dalam proses berwirausaha.

2. Orang tua sebagai penyedia fasilitas belajar bagi siswa hendaknya lebih sering mengecek kegiatan yang ada di sekolah, apabila terdapat kesulitan segera


(3)

111

membantu siswa. Orang tua hendaknya memberikan dukungan terhadap minat anak dalam berwirausaha.

3. Siswa hendaknya menumbuhkan minat positif dalam dirinya terhadap wirausaha dan terpacu untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Jika dalam diri siswa telah terdapat minat yang positif dan terbuka pada kewirausahaan maka secara tidak langsung akan menyukai apapun yang berhubungan dengan wirausaha. Siswa akan memperhatikan apa yang guru sampaikan dalam proses pembelajaran, bertanya apabila terdapat hal yang tidak dimengerti, mencatat apa yang dijelaskan oleh guru, mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru, mengerjakan tugas di rumah tepat waktu dan rajin mencari referensi dari sumber buku lain mengenai kewirausahaan.

4. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penelitian ini baik secara redaksional, metode penelitian ataupun substansial. Untuk itu, penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai langkah perbaikan untuk penulis dalam menyusun karya ilmiah atau laporan lainnya di masa mendatang. Peneliti juga mengharapkan agar penulis lain dapat melakukan penelitian untuk meneliti faktor-faktor lainnya yang tidak dibahas dalam skripsi ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2011. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Basrowi dan Akhmad Kasinu. 2007. Metode Penelitian Sosial. CV Jenggala Pustaka. Kediri

Coulter, Mary. 2001. Enterpreneurship. (http://otakusaha.wordpress.com) diakses pada tanggal 29 november 2013

Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Elfrindri, et al. 2011. Soft skills untuk pendidik. Padang: Baduose Media Gunarsa, Singgih, D. 2009. Psikologi Perkembangan Anak, Remaja dan

Keluarga. Jakarta : PT. Gunung Mulia

Illah Sailah.2007. pengembangan soft skills di perguruan tinggi. Bogor. Illah Sailah’s Blog.

Fahmi, irham. 2013. Kewirausahaan. Jakarta: Alfabeta.

Iyo Mulyono. 2011. Dari Karya Tulis Ilmiah Sampai Dengan Soft Skills. Bandung: Yrama Widya.

Koestoro, Budi dan Basrowi. 2006. Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Surabaya: Yayasan Kampusina.

Lambing Peggy Charles R. Kuehl. 2000. Entrepreneurship, New Jersey, Prentice Hall Inc.

Maman Suryamannim. 2006. Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro. Skripsi. FT-UNS

Nawawi, H. Hadari. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


(5)

Rusman, Teddy. 2011. Aplikasi Statistik Penelitian Dengan SPSS. Bandar Lampung.

Sadirman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Slameto.2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudarmanto, R.Gunawan. 2005. Analis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Bandar Lampung: Graha Ilmu.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Suryana. 2006.Kewirausahaan Pedoman Dan Praktis: Kiat Dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba.

Winkel W.S. 2004. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT: Gramedia

Universitas Lampung. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung

Desi Apriani, 2012. Pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan praktek kerja lapangan (PKL) terhadap minat

berwiraswasta siswa kelas XII di SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

Eka Aprilianty, 2010. Pengaruh kepribadian wirausaha, pengetahuan

kewirausahaan, dan lingkungan keluarga terhadap siswa SMK Rumpun Pertanian Tahun Pelajaran 2010/2011


(6)

Erlita Dhiah Utami. (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

berwiraswasta ( Studi Deskriptif pada Usahawan Rental Komputer di Sekaran Gunung Pati Semarang). Universitas Negeri Semarang http://www.sricbd.com/doc/Faktor-faktor-Yang-Mempenagruhi-Minat- Berwiraswasta-Studi-Deskriptif-Pada-Usahawan-Rental-Komputer-Di-Sekaran-Gunung-Pati-Semarang.

Tanggal akses 12 november 2013

Reksa Negara, 2011. Pengaruh Prestasi belajar kejuruan, pengetahuan

kewirausahaan dan soft skills terhadap minat berwirausaha siswa bidang keahlian teknik pemesinan kelas XII Tahun Pelajaran 2011/2012

Subandono,aris.2007.Pengaruh Pembelajaran Life Skill Diklat Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa SMK N 1Semarang.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG) TERHADAP MINAT BERWIRASWASTA SISWA KELAS XI DI SMK 2 MEI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 8 11

PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 7 80

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 5 70

PEMBELAJARAN MEMBACA ASPEK KEBAHASAAN PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

3 99 67

PENGARUH PEMBELAJARAN SOFT SKILLS DAN LINGKUNGAN KELUARGATERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 10 86

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KELUARGA MELALUI MOTIVASI DIRI TERHADAP MINAT BERWIRASWASTA SISWA KELAS IX PROGRAM KEAHLIAN PEMASARAN SMK NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 45 101

KORELASI TIPE KOMUNIKASI AYAH-ANAK DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 62

PEMBELAJARAN APRESIASI CERITA ANAK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 21 80

UPAYA PENINGKATAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM AUDIO MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI KELAS X1 TEKNIK AUDIO VIDEO SEMESTER GENAP SMK NEGERI 3 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016/2017

0 1 13

ANALISIS KEMAMPUAN SOFT SKILLS SISWA KELAS XI SMK FUTUHIYYAH MRANGGEN DEMAK

0 0 11