PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KELUARGA MELALUI MOTIVASI DIRI TERHADAP MINAT BERWIRASWASTA SISWA KELAS IX PROGRAM KEAHLIAN PEMASARAN SMK NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KELUARGA

MELALUI MOTIVASI DIRI TERHADAP MINAT BERWIRASWASTA SISWA KELAS IX PROGRAM KEAHLIAN PEMASARAN SMK NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

RIENITA PRANIETA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan lingkungan keluarga melalui motivasi diri terhadap minat berwiraswasta siswa kelas IX program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah 66 orang dengan sampel 40 orang yang ditentukan menggunakan rumus Slovin. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatanex factodansurvey. Data yang terkumpul melalui angket, diolah dengan komputer melalui program SPSS versi 17. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menggunakan uji regresi linier dengan analisis jalur (Path Analysis).

Berdasarkan analisis diperoleh hasil bahwa, ada pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan lingkungan keluarga melalui motivasi diri terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

Kata Kunci : Lingkungan Keluarga, Mata Pelajaran Kewirausahaan, Minat Berwiraswasta, Motivasi Diri


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 06 Juni 1992 dengan nama lengkap Rienita Pranieta. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, putri dari pasangan Bapak Hi.Nupinsah dan Ibu Hj.Nurhayati.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu:

1. Taman Kanak-Kanak Al-Azhar Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 1998

2. SD AL-Azhar 1 Bandar Lampung dan dilanjutkan di SD Negeri 1 Langkapura diselesaikan pada tahun 2004

3. SMP Negeri 14 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007 4. SMA Negeri 3 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2010

Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur PKAB (Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat). Pada bulan Januari 2013, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan tujuan Lampung - Jakarta - Semarang - Solo - Bali - Yogyakarta - Bandung. Pada bulan Juli hingga September, penulis mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di Pekon Pura Laksana, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat.


(7)

MOTO

Kemenangan yang seindah

indahnya dan sesukar

sukarnya yang boleh

direbut oleh manusi

a ialah menundukan diri sendiri”

(Ibu Kartini )

Tahu bahwa kita tahu apa yang kita ketahui dan tahu bahwa kita tidak tahu

apa yang tidak kita ketahui,

itulah pengetahuan sejati”

(Copernicus, 1473

1543)

" Visi tanpa tindakan hanyalah sebuah mimpi. Tindakan tanpa visi hanyalah

membuang waktu. Visi dengan tindakan akan mengubah dunia! "

(Joel Arthur Barker)

“Menilai o

rang lain itu mudah, tapi coba berkacalah apakah sudah mampu

menilai diri sendiri?”

(Rienita Pranieta)

Tidak ada yang tidak mungkin jika harapan dan usaha masih tetap ada


(8)

Alhamdulillah Hirobbil Alamin....

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas izin dan ridho-Nya selesai sudah

karya kecil dari peluh dan letihku.

Junjunganku Nabi Besar Muhammad S.A.W

Kupersembahkan dengan tulus kepada:

Papaku tersayang Hi.Nupinsah dan Mamaku tercinta Hj.Nurhayati

yang selalu ada di setiap langkahku. Terimakasih atas semua doa,

pengorbanan, cinta dan kasih sayang yang tercurah untukku hingga saat ini

Ayukku tersayang Evi Gumaiyanti dan Adikku tersayang Reka

Prasylia, Keponakanku Tercinta Cahaya Azkadina Firanda, serta

seluruh keluarga besarku

Seseorang yang kelak menjadi pendamping hidupku dunia dan akhirat

Para pendidik yang kuhormati

Seluruh rekan-rekan seperjuanganku Economic Education 2010


(9)

SANWACANA

Segala pujian dan syukur kehadirat Allah Subhanallahu Wataala atas segala rahmat, kasih sayang, dan kemurahan yang tiada pernah putus, hingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya sederhana ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini, terdapat begitu banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, baik redaksional, metode penelitian ataupun substansial. Untuk itu, penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai langkah perbaikan untuk penulis dalam menyusun karya ilmiah atau laporan lain dimasa-masa mendatang.

Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. jaya, M. S., selaku pembantu Dekan I FKIP Unila. 3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila. 4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila. 5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu


(10)

membantu membimbing, memberikan pengarahan serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Erlina Rufaidah, S.E., M.Si. selaku Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Drs. I Komang Winatha, M.Si., selaku Penguji dan Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

10. Ibu Dra. Septiana, M.Pd selaku kepala sekolah SMK Negeri 4 Bandar Lampung dan Ibu/Bapak guru yang telah membantu mengumpulkan data penelitian, serta staf pengajar SMK Negeri 4 Bandar Lampung.

11. Kedua orang tuaku, Mama (Hj.Nurhayati) dan Papa (Hi.Nupinsah) tercinta yang selalu menyayangi dengan tulus, mendoakan setiap langkahku, memberikan motivasi, yang selalu menjadi penyemangat dalam hidupku dan terima kasih atas segala pengorbanan untukku yang tiada pernah bisa dinilai dari segi apapun dari lahir hingga dewasa ini.


(11)

doa, dukungan serta motivasinya selama ini.

13. Sahabat tersayang dan keluarga seperjuanganku Nira, Poppy, Makcin, Asti, Wira dan Genk Duyung (Oma Tetty, Uni Dila, Ameng, Odet, Uwi, Levi, Nay) terima kasih atas bimbingan, bantuan, doa, semangat, suka duka, canda tawa dan kebersamaannya selama ini.

14. Seseorang yang selama 3 tahun ini selalu mendoakan, memberikan semangat, bantuan dan motivasi. Terima kasih atas suka dukanya selama ini. Semoga kelak kita bisa sukses bersama-sama.

15. Teman seperjuanganku Novia, Ajeng, Mbak Eva, Ica, Nuy, Pemi, Ali, Ardi, Kus, Nuhay, dan semua angkatan pendidikan ekonomi 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya selama ini.

16. Terimakasih buat om Herdi, kak Wardani dan kakak-kakak 2009, 2008, 2007 serta adik tingkat yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. 17. Sahabatku Puri, Cici, Selly, Puspa, Vian, Kevin, Irfan, Kucai, terima kasih

atas kebersamaannya selama ini.

18. Keluarga Besar SMK Negeri 1 Way Tenong serta teman-teman seperjuangan KKN dan PPL Mak Emil, Tata, Yuni, Lianti, Rinai, Dhea, Dika, Revi, terima kasih untuk kebersamaannya, kekompakannya, persahabatan yang indah ini dan bantuan kalian selama PPL dilaksanakan.


(12)

Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Bandar Lampung, Juni 2013 Penulis,


(13)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C.Pembatasan Masalah ... 12

D.Rumusan Masalah ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 14

F. Manfaat Penelitian ... 15

G.Ruang Lingkup Penelitian ... 17

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A.Tinjauan Pustaka ... 18

1. Pendidikan SMK ... 18

2. Persepsi Siswa Tentang Mata Pelajaran Kewirausahaan ... 21

3. Persepsi Siswa Tentang Lingkungan Keluarga ... 27

4. Motivasi Diri ... 31

5. Minat Berwiraswasta ... 36

B. Penelitian yang Relevan ... 44

C.Kerangka Pikir ... 45

D.Hipotesis ... 49

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 51

B. Populasi dan Sampel ... 52

1. Populasi ... 52

2. Sampel ... 52

3. Teknik Pengambilan Sampel... 53

C. Variabel Penelitian ... 54

D. Defenisi Konseptual Variabel ... 55

E. Definisi Operasional Variabel ... 56

F. Teknik Pengumpulan Data ... 61


(14)

Halaman

2.Angket/Kuesioner... 62

3.Dokumentasi ... 62

G.Uji Persyaratan Instrumen ... 63

1. Uji Validitas Instrumen ... 63

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 68

H.Uji Persyaratan Analisis Data ... 70

1. Uji Normalitas ... 70

2. Uji Homogenitas ... 72

I. Pengujian Hipotesis ... 72

1. Persyaratan Analisis Jalur ... 73

2. Langkah-langkah Melakukan Analisis Jalur ... 74

3. Model Analisis Jalur ... 74

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 76

1. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 4 Bandar Lampung ... 76

2. Visi dan Misi SMK Negeri 4 Bandar Lampung... 77

3. Situasi dan Kondisi SMK Negeri 4 Bandar Lampung ... 78

4. Pengenalan dan Keadaan SMK Negeri 4 Bandar Lampung ... 79

B. Gambaran Umum Responden ... 80

C.Deskripsi Data ... 81

1. Data Persepsi Siswa Tentang Mata Pelajaran Kewirausahaan (X1) ... 82

2. Data Persepsi Siswa Tentang Lingkungan Keluarga (X2) ... 84

3. Data Motivasi Diri (Y) ... 87

4. Data Minat Berwiraswasta (Z) ... 90

D.Uji Persyaratan Statistik Parametik ... 94

1. Uji Normalitas Data ... 94

2. Uji Homogenitas ... 95

E. Analisis Data ... 96

F. Uji Hipotesis ... 109

1. Uji t untuk Pengujian Hipotesis Secara Sendiri –Sendiri ... 109

2. Uji F untuk Pengujian Hipotesis Secara Simultan (gabungan)... 113

G.Interpretasi Analisis Statistik ... 116

H.Pembahasan ... 119

1. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Motivasi Diri ... 119

2. Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Motivasi Diri ... 121

3. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Mata Pelajaran Kewirausahaan Terhadap Minat Berwiraswasta ... 123

4. Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwiraswasta ... 126

5. Pengaruh Motivasi Diri Terhadap Minat Berwiraswasta ... 128

6. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Mata Pelajaran Kewirausahaan Terhadap Minat Berwiraswasta Melalui Motivasi Diri ... 131


(15)

Halaman 7. Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwiraswasta

Melalui Motivasi Diri ... 133 8. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Mata Pelajaran

Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga Secara Bersama-

Sama Terhadap Motivasi Diri ... 135 9. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Mata Pelajaran

Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga Melalui Motivasi

Diri Terhadap Minat Berwiraswasta ... 138 V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 141 B.Saran ... 142

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Lulusan SMK Negeri 4 Bandar Lampung Pada Periode

2010-2012 ... 9

2. Karakteristik-karakteristik seorang wirausahawan ... 41

3. Hasil Penelitian yang Relevan ... 44

4. Perhitungan Proporsi Besarnya Sampel Tiap Kelas ... 53

5. Definisi Operasional Variabel ... 59

6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Variabel X1 ... 64

7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Variabel X2 ... 65

8. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Variabel Y ... 66

9. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Variabel Z... 67

10. Ruang Sekolah ... 79

11. Jumlah Siswa SMK Negeri 4 Bandar Lampung ... 80

12. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Siswa Tentang Mata Pelajaran Kewirausahaan (X1) ... 82

13. Kategori Variabel Persepsi Siswa Tentang Mata Pelajaran Kewirausahaan (X1) ... 83

14. Distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan Keluarga (X2) ... 85

15. Kategori Variabel Lingkungan Keluarga (X2) ... 86

16. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Diri (Y) ... 88

17. Kategori Variabel Motivasi Diri (Y) ... 89

18. Distribusi Frekuensi Variabel Minat Berwiraswasta (Z) ... 90

19. Kategori Variabel Minat Berwiraswasta (Z) ... 91

20. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data ... 94

21. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data ... 95

22. Pengaruh Persepsi siswa tentang Mata Pelajaran Kewirausahaan (X1) dan Lingkungan Keluarga (X2) terhadap Motivasi Diri (Y) ... 100

23. Hasil Uji Keberartian Variabel X1 dan X2 Terhadap Y ... 100

24. Koefisien Regresi Variabel X1 dan X2 Terhadap Y ... 101

25. Korelasi Persepsi siswa tentang Mata Pelajaran Kewirausahaan (X1) dengan Lingkungan Keluarga (X2) ... 101

26. Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total ... 102

27. Pengaruh Persepsi siswa tentang Mata Pelajaran Kewirausahaan (X1) dan Lingkungan Keluarga (X2) dan Motivasi Diri (Y) terhadap Minat Berwirausaha (Z)... 104

28. Uji Keberartian Variabel X1, X2 dan Y Terhadap Z ... 105


(17)

31. Uji t Variabel X1 Terhadap Y ... 109

32. Uji t Variabel X2 Terhadap Y ... 110

33. Uji t Variabel X1 Terhadap Z ... 111

34. Uji t Variabel X2 Terhadap Z ... 112

35. Uji t Variabel Y Terhadap Z ... 113

36. Uji F Variabel X1 dan X2 Terhadap Y ... 114

37. Uji F Variabel X1, X2 dan Y Terhadap Z ... 115


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir ... 48

2. Model Persamaan Dua Jalur ... 75

3. Model Diagram Jalur Berdasarkan Paradigma Penelitian ... 97

4. Model Persamaan Dua Jalur ... 97

5. Substruktur 1 ... 98

6. Substruktur 2 ... 99

7. Substruktur 1 ... 102

8. Substruktur 2 ... 106


(19)

I. PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini belum stabil serta dampak dari krisis global mengakibatkan banyaknya masalah ekonomi yang muncul di Indonesia, salah satunya adalah tingginya tingkat pengangguran. Dari tahun ke tahun, masalah jumlah pengangguran di Indonesia kian bertambah. Hal ini bisa dilihat dari data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (2013) bahwa angka pengangguran di Indonesia per Agustus 2013 melonjak 7,39 juta jiwa dari Agustus 2012 sebanyak 7,24 juta jiwa. Belum ada solusi yang baik untuk mengatasi tingginya angka pengangguran sampai saat ini. Pemerintah saat ini belum mampu menyediakan banyak lapangan kerja. Namun, pengadaan lapangan kerja saja dirasa tidak cukup untuk menekan angka pengangguran. Oleh karena itu, pemerintah harus memikirkan solusi lain untuk mengurangi angka pengangguran yang ada di negara kita ini.

Mengingat saat ini untuk mencari pekerjaan sangat sulit, menyebabkan banyaknya lulusan SMK yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan


(20)

tinggi sulit untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga makin bertambahnya angka pengangguran di Indonesia. Ibid., menyatakan bahwa jumlah

pengangguran terbuka yang ada di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai 6,25 persen dari total angkatan kerja sebanyak 118,2 juta jiwa. Hal ini membuktikan bahwa angka pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi. Ketersediaan lapangan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan dengan angkatan kerja yang ada saat ini menyebabkan banyak orang yang tidak mendapatkan pekerjaan. Sedikitnya lapangan pekerjaan berdampak pada banyaknya jumlah angka pengangguran. Salah satu upaya untuk mengatasi meningkatnya jumlah angka pengangguran saat ini adalah dengan cara berwiraswasta.

Berwiraswasta merupakan salah atau solusi untuk mengurangi angka pengangguran. Ditinjau dari kemandirian berwiraswasta akan memberikan peluang untuk diri sendiri dalam mendapatkan penghasilan dan mencapai kesuksesan. Dilihat dari segi sosial berwiraswasta akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi lingkungan dan masyarakat yang sedang mencari pekerjaan. Kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan penciptaan kekayaan dan nialai tambah melalui gagasan baru, memadukan sumber daya dan

merealisasikan gagasan ini menjadi kenyataan (Ropke dalam Suryana dan Bayu, 2010: 25).


(21)

Lembaga pendidikan formal dan nonformal merupakan suatu wadah untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif yang dibutuhkan untuk menjadi seorang wiraswasta yang sukses. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal yang menyiapkan siswa agar memiliki kepribadian yang bermoral dan beretika sehingga mampu

meningkatkan kualitas hidup dan memiliki keahlian yang handal di bidangnya, menyiapkan siswa agar mampu menguasai dan mengikuti perkembangan teknologi, menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang terampil produktif untuk dapat mengisi lowongan kerja yang ada dan mampu menciptakan lapangan kerja, dan memberikan peluang masa depan yang lebih baik, jika tidak melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi atau perguruan tinggi.

Kehadiran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai pencetak tenaga ahli menengah di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang jurusan yang diselenggarakan di sekolah yang khusus mengajarkan satu bidang keahlian secara spesialis ini, berbagai macam jurusan

dikelompokan menurut kebutuhan industri yang membutuhkan tenaga menengah spesialis atau ahli dibidang tertentu, hal ini juga mampu memberikan siswa peluang yang lebih banyak mendalami bidang ilmu tertentu dengan maksimal. Salah satu upaya yang dilakukan pihak sekolah menengah kejuruan adalah dengan memberikan mata pelajaran

Kewirausahaan. Mata pelajaran kewirausahaan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan memahami dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat, berwirausaha dalam


(22)

bidangnya, menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya, dan mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha.

Mata pelajaran Kewirausahaan yang dipelajari siswa/siswi SMK saat ini sangat diperlukan demi menunjang tujuan SMK yaitu menyiapan lulusan yang siap kerja dan siap terjun kemasyarakat. Selain mata pelajaran produktif/keahliannya, mata pelajaran kewirausahaan sangat dibutuhkan untuk menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepemimpinan yang

menjadi bekal untuk para peserta didik agar dapat mengelola usahanya secara mandiri.

Pengaruh pendidikan kewirausahaan dalam sekolah menengah kejuruan adalah salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan jiwa dan perilaku wirausaha. Siswa SMK sekarang dituntut supaya dapat memanfaatkan ilmu yang diperolehnya untuk mendukung maupun menciptakan kegiatan berwirausaha. Sekarang siswa SMK diharapkan sebagai agent of change yang dapat berguna di dalam pemberdayaan masyarakat. Hal tersebut bukan merupakan hal yang mudah untuk dicapai. Salah satu upaya untuk menghadapi hal tersebut adalah dengan

menumbuhkan minat siswa dalam berwirausaha. Minat berwirausaha dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Menurut Shaff (dalam Alma, 1994: 34) menyatakan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam berwirausaha, yaitu faktor-faktor dari dalam (subyektif) dan faktor dari luar (obyektif). Faktor dari dalam


(23)

pendidikan, keadaan fisik/psikis, kemauan dan ketertarikan. Sedangkan faktor dari luar (obyektif) meliputi; lingkungan keluarga/sekolah, kesempatan dan rangsangan.

Berdasarkan kurikulum yang berlaku, pendidikan di SMK 70 persen praktik dan 30 persen teori, pembelajarannya berbasis praktik, baik di sekolah maupun magang ke industri. Dengan demikian, seharusnya tamatan atau lulusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan dapat memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik sebagai pekerja maupun wirusahawan dibandingkan dengan siswa tamatan SMA. Namun, kenyataannya masih banyak lulusan SMK yang lebih memilih menganggur dan menunggu adanya ketersediaan lapangan pekerjaan daripada membuka lapangan kerja atau berwirausaha setelah mereka lulus dari SMK.

Maka untuk menumbuhkan minat berwirausaha generasi muda, dibutuhkan hal yang menunjang agar minat berwirausaha pada generasi muda tumbuh. Salah satu hal yang bisa menunjang tumbuhnya minat berwirausaha pada generasi muda yaitu pendidikan. Sebagaimana yang diungkapkan Ade Suyitno (dalam Alma, 2013:3) bahwa “pendidikan kewirausahaan adalah usaha terencana dan aplikatif untuk meningkatkan pengetahuan, intensi/niat dan kompetensi peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya

diwujudkan dalam perilaku kreatif, inovatif, dan berani mengelola resiko.”

Di Indonesia, kewirausahaan sebagai suatu mata pelajaran yang pada awalnya hanya diberikan pada jenjang pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) saja. Padahal sudah seharusnya kewirausahaan harus dipelajari sejak


(24)

dini. hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Eman Suherman (dalam Alma, 2008:66) bahwa “… kewirausahaan harus dipelajari sejak dini, karena kewirausahaan mengandung nilai-nilai ideal dan semangat menuju

kesuksesan bagi hidup dan kehidupan seseorang. Hasil belajar kewirausahaan

ialah wirausaha.” Jadi, menanamkan jiwa wirausaha sebaiknya sudah diawali sejak anak-anak melalui lembaga pendidikan.

Pemberian mata pelajaran kewirausahaan diketahui merupakan upaya sistematis dunia pendidikan untuk meningkatkan kemampuan daya pikir, sikap, dan keterampilan siswa supaya sejak awal memiliki jiwa dan semangat enterpreneurship (kewirausahaan) yang baik. Melalui pengajaran

kewirausahaan, siswa diajak dan diarahkan agar mereka mampu membuka wawasan bahwa betapa berartinya kewirausahaan karena dapat dijadikan potensi untuk memberikan kehidupan yang baik pada kondisi dunia pekerjaan sekarang ini.

Persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan juga memiliki peranan untuk menumbuhkan minat berwiraswasta untuk siswa. Persepsi adalah proses pengolahan informasi dari lingkungan yang berupa stimulus, yang diterima melalui alat indera dan diteruskan ke otak untuk diseleksi,

diorganisasikan sehingga menimbulkan penafsiran atau penginterpretasian yang berupa penilaian dari penginderaan atau pengalaman sebelumnya. Persepsi merupakan hasil interaksi antara dunia luar individu (lingkungan) dengan pengalaman individu yang sudah diinternalisasi dengan sistem


(25)

sensorik alat indera sebagai penghubung, dan dinterpretasikan oleh sistem syaraf di otak.

Kewirausahaan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

menciptakan suatu kegiatan usaha dengan kreativitas dan inovasi tinggi untuk menemukan hal yang berbeda dari yang lainnya dengan mengggunakan waktu dan modal, serta mampu menerima resiko apapun. Melalui

kewirausahaan diharapkan dapat mengurangi masalah pengangguran dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat Indonesia khususnya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Selain persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan, hal penting yang dapat menunjang minat siswa dalam berwirausaha adalah lingkungan

keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga anak pertama kali mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah di dalam keluarga. Peran keluarga sangat lah penting dalam menumbuhkan minat berwirausaha bagi siswa. Pendidikan berwirausaha dapat berlangsung sejak dini dalam lingkungan keluarga. Memiliki seorang ibu dan ayah yang berwirausaha memberikan inspirasi kepada anak untuk menjadi wirausahawan. Fleksibilitas dan kemandirian dari wirausahawan telah mendarah daging pada anak sejak dini. Anak terinspirasi untuk berwirausaha karena melihat kesungguhan dan kerja keras ayah dan ibunya dalam menjalankan usahanya yang menghasilkan keuntungan. Anak


(26)

juga terinspirasi karena memang dilatih sejak kecil, diminta membantu mulai dari pekerjaan yang ringan atau mudah sampai yang rumit dan komplek. Terlatih dan terinspirasi sehingga mempengaruhi minatnya dalam

berwirausaha. Melalui keluarga pola pikir kewirausahaan terbentuk. Minat berwirausaha tumbuh dan berkembang dengan baik pada seseorang yang hidup dan tumbuh di lingkungan keluarga wirausahawan. Kenyataannya, sebagian besar lingkungan keluarga belum kondusif dalam pembentukan minat anak dalam berwirausaha. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: keterbatasan pengetahuan orangtua, pola pikir dalam keluarga menjadi PNS atau karyawan lebih aman daripada menjadi wirausahawan, tidak ada model wirausahawan dalam keluarga, dan lain sebagainya. Motivasi juga merupakan hal penting dalam menumbuhkan minat

berwirausaha dalam diri siswa. Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Hamzah, 2008:3). Untuk menumbuhkan minat berwirausaha dalam diri siswa dibutuhkan motivasi yang dapat menunjang kegiatan berwirasusaha, motivasi tersebut dapat berupa motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik, dapat timbul dengan tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu itu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan

kebutuhannya. Sedangkan motivasi ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena melihat manfaatnya. Motivasi intrinsik bisa disebut juga sebagai motivasi diri. Oleh


(27)

karena itu, pendidikan harus berusaha menimbulkan motivasi diri dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat mereka dalam berwirausaha. SMK Negeri 4 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang ada di provinsi Lampung. SMK Negeri 4 Bandar Lampung merupakan sekolah yang unggul dalam bidang manajemen dan bisnis yang memiliki 6 program keahlian, yaitu akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, pariwisata, perbankan dan teknik komputer jaringan. Mata pelajaran kewirausahaan merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di SMK Negeri 4 Bandar Lampung yang menjadi mata pelajaran pokok semua program kejuruan yang ada. Mata pelajaran kewirausahaan diharapkan dapat membantu siswa untuk membuka pola pikir dan minat siswa untuk

berwiraswasta setelah mereka lulus sekola. Akan tetapi, siswa SMK Negeri 4 Bandar Lampung banyak yang masih lebih memilih untuk bekerja di instansi pemerintahan atau perusahaan swasta serta melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dibandingkan dengan menciptakan lapangan kerja sendiri atau berwiraswasta.

Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Jumlah Lulusan SMK Negeri 4 Bandar Lampung Pada Periode 2010-2012

Lulusan Tahun

Jumlah Alumni

Lulusan yang bekerja

Jumlah lulusan yang bekerja

Persentase

A B C

2010/2011 350 3 100 27 130 37,14% 2011/2012 372 3 92 21 116 31,18% 2012/2013 431 5 134 48 187 43,39% Sumber : BKK (Bursa Kerja Khusus) SMK Negeri 4 Bandar Lampung Keterangan : A = Bekerja di Instansi Pemerintahan

B = Bekerja di Perusahaan / Swasta C = Usaha Mandiri


(28)

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa siswa lulusan tahun pelajaran 2010/2011 yang melanjutkan bekerja dan berwiraswasta sebanyak 130 siswa dengan persentase sebesar 37,14% pada tahun pelajaran 2011/2012 terjadi penurunan sebesar 5,96% dari tahun pelajaran 2010/2011 yaitu sebanyak 14 siswa atau 31,18%, dan pada tahun pelajaran 2012/2013 terjadi peningkatan dengan jumlah siswa yang melanjutkan bekerja dan berwiraswasta yaitu sebesar 12,21% dari tahun pelajaran 2011/2012 yaitu sebanyak 187 siswa atau 43,39%. Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahawa masih banyak siswa lulusan SMK yang setelah lulus tidak melanjutkan untuk bekerja dan berwiraswasta karena lebih dari 50% dari jumlah siswa yang lulus lebih memilih untuk melanjutkan kejenjang perguruan tinggi atau menganggur. Jadi, dapat dilihat bahwa minat berwirausaha siswa SMK Negeri 4 Bandar Lampung masih sangat rendah. Hal ini sangat disayangkan karena melihat dari standar kompetensi yang ditetapka pada mata pelajaran kewirausahaan yaitu merencanakan pengelolaan usaha kecil, bertujuan untuk mengenali, memahami serta mengidentifikasi mengenai pengelolaan usaha kecil.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneltian ini dimaksudkan untuk mengkaji tentang “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Mata Pelajaran

Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga Melalui Motivasi Diri Terhadap Minat Bewiraswasta Siswa Kelas XI Program Keahlian Pemasaran di SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran


(29)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka beberapa masalah yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Keaktifan dan partisipasi siswa masih rendah dalam mengikuti pelajaran kewirausahaan di sekolah.

2. Kurangnya minat siswa dalam berwiraswasta karena siswa lebih tertarik bekerja di perusahaan dan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 3. Pemahaman siswa tentang berwiraswasta masih rendah.

4. Kebanyakan siswa merasa tidak memiliki kemampuan dan keterampilan untuk berwiraswasta.

5. Kesiapan dan mental yang dimiliki siswa masih kurang untuk memasuki dunia usaha dan menjadi wiraswasta.

6. Guru kurang memberikan pemahaman kepada siswa mengenai kewirausahaan sebagai bekal untuk memasuki dunia usaha.

7. Masih banyak siswa yang kurang sadar akan manfaat berwiraswasta. 8. Siswa kurang memiliki motivasi untuk menjadi wirausahawan setelah

lulus dari SMK.

9. Kurang mendukungnya lingkungan keluarga dalam aktivitas

berwiraswasta sehingga siswa minat siswa untuk menjadi wiraswasta masih rendah.


(30)

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan, lingkungan keluarga dan motivasi diri terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Sesuai dengankajian tersebut maka penelitian ini hanya dibatasi pada persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan (X1), lingkungan keluarga (X2), motivasi diri (X3), dan minat berwiraswasta siswa (Y).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran

kewirausahaan terhadap motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang lingkungan keluarga

terhadap motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

3. Apakah ada pengaruh langsung persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI progrm keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?


(31)

4. Apakah ada pengaruh langsung persepsi siswa tentang lingkungan keluarga terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014? 5. Apakah ada pengaruh motivasi diri terhadap minat berwiraswasta siswa

kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

6. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran

kewirausahaan terhadap minat berwiraswasta melalui motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

7. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang lingkungan keluarga terhadap minat berwiraswasta melalui motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

8. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran

kewirausahaan dan lingkungan keluarga secara bersama-sama terhadap motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

9. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran

kewirausahaan dan lingkungan keluarga melalui motivasi diri terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI progrm keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?


(32)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan di atas maka tujuan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan terhadap motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang lingkungan keluarga

terhadap motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Untuk mengetahui pengaruh langsung persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI progrm keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

4. Untuk mengetahui pengaruh langsung persepsi siswa tentang lingkungan keluarga terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 5. Untuk mengetahui pengaruh motivasi diri terhadap minat berwiraswasta

siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

6. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat berwiraswasta melalui motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.


(33)

7. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang lingkungan keluarga terhadap minat berwiraswasta melalui motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

8. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan lingkungan keluarga secara bersama-sama terhadap motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

9. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan lingkungan keluarga melalui motivasi diri terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI progrm keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memberikan sumbangan referensi dan memperkaya teori yang mempengaruhi minat berwiraswasta dan dapat dijadikan bahan penelitian yang lebih mendalam untuk penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini sehingga hasilnya dapat lebih sempurna. b. Bagi peneliti kependidikan lainnya, diharapkan dapat digunakan

sebagai literatur dalam penelitian yang lebih lanjut yang relevan di masa mendatang.


(34)

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat referensi guna tercapainya visi dan misi SMK Negeri 4 Bandar Lampung untuk membentuk siswa agar memiliki minat berwiraswasta yang tinggi.

b. Bagi Guru

Dapat memberikan saran kepada guru dalam pengelolaan kelas yang mampu mendorrong ke arah pembentukan wirausahawan ataupun bisa dilakukan melalui kegiatan ekstrakulikuler lainnya yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk memperdalam keterampilan yang dimilikinya.

c. Bagi Orang Tua

Penelitian ini diharapkan dapat merubah pola pikir orang tua untuk lebih mengarahkan dan menuntun anaknya agar dapat menjadi anak yang lebih kreatif dan memiliki keterampilan yang dapat menjadi bekal di masa depannya.

d. Bagi Siswa

Dapat membantu siswa merubah pola pikirnya bahwa berwiraswasta lebih memiliki keuntungan yang besar dibandingkan dengan bekerja di instansi pemerintahan atau perusahaan swasta.


(35)

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini dalah sebagai berikut. 1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan lingkungan keluarga melalui motivasi diri terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI program keahlian

Pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI program keahlian Pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Tempat Penelitian

Temapat penelitian ini adalah SMK Negeri 4 Bandar Lampung 4. Waktu Penelitian


(36)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

Pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka yang ditinjau mulai variabel terikat, dalam hal ini minat berwirausaha siswa (Z), 2 variabel bebas yang terdiri dari persepsi siswa tentang mata pelajaran

kewirausahaan (X1) dan lingkungan keluarga (X2), serta variable intervening yaitu motivasi diri (Y). Pembahasan hal-hal tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

1. Tinjauan Tentang Pendidikan SMK

Pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang berjenjang dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi yang kurikulum dan evaluasinya diatur oleh pemerintah. Tempat kursus, sanggar-sanggar merupakan pendidikan informal yang kurikulum dan penilaiannya diatur sendiri oleh pengelolanya.

Pendidikan merupakan faktor terpenting yang ada didalam kehidupan manusia. Dalam pendidikan, manusia membentuk sebuah karakter, sifat, kepribadian yang terdidik serta dapat mengembangkan potensi yang ada


(37)

dalam dirinya. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 yang menjelaskan bahwa :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara.”

Sekolah menengah merupakan lanjutan dari jenjang pendidikan dasar yakni Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagaimana disebutkan dalam pasal 18 ayat 3 Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 (2003: 10), bahwa Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.

Berdasarkan definisi di atas, bahwa SMK merupakan salah satu pendidikan menengah yang termasuk dalam pendidikan formal. Sekolah menengah kejuruan merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang

bertanggungjawab membentuk sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan serta keahlian sehingga dapat menciptakan lulusan yang mampu bekerja secara profesional dalam berbagai bidang keahlian khusus. Sekolah menengah kejuruan memiliki berbagai macam bidang keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja yang ada. Tujuan pendidikan menengah kejuruan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.


(38)

1. Tujuan umum pendidikan menengah kejuruan adalah :

(a) meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa;

(b) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga Negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab;

(c) mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia; dan

(d) mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien.

2. Tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagai berikut: (a) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu

bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya;

(b) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan

mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya;

(c) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi; dan (d) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai

dengan program keahlian yang dipilih.

Peserta didik dapat memilih bidang keahlian yang diminati di SMK. Kurikulum SMK dibuat agar peserta didik siap untuk langsung bekerja di dunia kerja. Muatan kurikulum yang ada di SMK disusun sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang ada. Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak mengalami kesulitan yang berarti ketika masuk di dunia kerja. Dengan masa studi sekitar tiga atau empat tahun, lulusan SMK diharapkan mampu untuk bekerja sesuai dengan keahlian yang telah ditekuni.


(39)

2. Tinjauan Persepsi Siswa Tentang Mata Pelajaran Kewirausahaan a. Definisi Persepsi

Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan

membenci objek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi objek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya. Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang terhadap objek tertentu. Menurut Solso (dalam Satiadarman, 2001: 45) persepsi adalah deteksi dan interprestasi stimulus yang ditangkap oleh penginderaan, kemudian diinformasikan ke sususan saraf di otak, kemudian diinterprestasikan sehingga mengandung arti tertentu bagi kita. Informasi – informasi dari lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan,nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain.

Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri (Shaleh, 2009:110). Sedangkan menurut Epstein & Rogers (dalam Stenberg, 2008:105) persepsi merupakan seperangkat proses yang dengannya kita mengenali, mengorganisasikan dan memahami


(40)

cerapan-cerapan inderawi yang kita terima dari stimuli lingkungan. Persepsi muncul dari beberapa bagian pengalaman sebelumnya.

Persepsi seseorang dalam menangkap informasi dan peristiwa-peristiwa menurut Muhyadi (dalam Slameto, 2003: 108) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:

1. orang yang membentuk persepsi itu sendiri, khususnya kondisi intern (kebutuhan, kelelahan, sikap, minat, motivasi, harapan, pengalaman masa lalu dan kepribadian),

2. stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa tertentu (benda, orang, proses dan lain-lain),

3. stimulus dimana pembentukan persepsi itu terjadi baik tempat, waktu, suasana (sedih, gembira dan lain-lain).

Dalam Slameto (2003 : 103-105) dijelaskan, bahwa ada beberapa prinsip dasar tentang persepsi yang perlu diketahui oleh seorang guru agar ia dapat mengetahui siswanya secara lebih baik dan dengan demikian menjadi komunikator yang efektif ;

1. Persepsi itu relatif bukannya absolut

Manusia tidak ada yang mampu menyerap segala sesuatu persis seperti keadaan yang sebenarnya tetapi dapat secara relative menerka atau menebak berat benda tersebut. Seorang guru dapat meramalkan dengan lebih baik persepsi siswanya untuk pelajaran.

2. Persepsi itu selektif

Rangsangan yang diterima oleh manusia dari yang ada disekelilingnya akan tergantung pada apa yang pernah ia pelajari, yang menarik

perhatiannya dan ke arah mana persepsi itu mempunyai kecenderungan. 3. Persepsi itu mempunyai tatanan

Pelajaran yang disampaikan seorang guru harus tersusun dalam tatanan yang baik. Bila tidak, maka siswa akan menyusun sendiri butir-butir pelajaran sesuai kemampuannya yang terkadang tidak sesuai dengan yang dikendaki dari guru dan hasilnya siswa akan menjadi salah pengertian.

4. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama.


(41)

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, bahwa persepsi merupakan suatu pandangan dari setiap individu atau kelompok yang berasal dari proses

penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya akan diproses oleh otak sebagai suatu informasi.

b. Definisi Mata Pelajaran Kewirausahaan

Mata pelajaran kewirausahaan merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang ada di sekolah menengah kejuruan. Kewirausahaan berasal dari kata entrepreneurship. Pendidikan kewirausahaan di sekolah menengah kejuruan memberikan peserta didik bekal pengetahuan untuk berwiraswasta. Melalui bekal pengetahuan kewirausahaan yang cukup peserta didik diharapkan dapat mengaplikasikan dan memanfaatkannya untuk melakukan usaha secara mandiri serta dapat memberikan dorongan yang positif bagi pengembangan minat berwiraswasta siswa setelah mereka lulus dari sekolah menengah kejuruan.

Menurut Coulter (2000: 3) bahwa kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses, pembentukan atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang berorientasi pada perolehan keuntungan, penciptaan nilai, dan pembentukan produk atau jasa baru yang unik dan inovatif. Menurut Suryana (2003: 3) mengungkapkan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Adapun inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang (Suryana dan Bayu, 2010: 24)


(42)

Menurut lampiran instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1995, tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK), kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani uasaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi, produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka

memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar. Sedangkan menurut A. Pekerja dalam makalahnya yang dimuat dalam jurnal P & PT No. 9 Tahun 1999, kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan

melembagakan perusahaan miliknya sendiri (Mardiyatmo, 2008: 4). Menurut Priosambodo (1998: 2), kewirausahaan merupakan gabungan kreativitas, tantangan, kerja keras, dan kepuasan. Seperti seniman dan ilmuwan bahwa wirausahawan juga harus memahami gagasan yang berasal dari imajinasinya. Begitu gagasan muncul, lantas mereka merasa tertantang mewujudkannya, meluangkan waktu yang panjang dan tak kenal henti serta siap menanggung resiko keuangan. (Suryana dan Bayu, 2010: 25).

Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat

diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.


(43)

Adapun isi program pendidikan kewirausahaan di sekolah menurut Sudrajat dalam Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas (2010) yang dapat

diinternalisasikan melalui berbagai aspek, yang meliputi.

1. Pendidikan kewirausahaan terintegrasi dalam seluruh mata pelajaran Pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam

pembelajaran sehingga diperoleh hasilnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran.

2. Pendidikan kewirausahaan yang terpadu dalam kegiatan ekstrakulikuler Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

3. Pendidikan kewirausahaan melalui pengembangan diri

Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan

pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kulikuler.

4. Perubahan pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan dari teori ke praktik Mata pelajaran kewirausahaan merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai kewirausahaan, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasikan nilai-nilai tersebut.

5. Pengintegrasian pendidikan kewirausahaan ke dalam bahan/buku ajar Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran.

Ropke dalam Suryana dan Bayu (2010: 25) menyatakan bahwa

kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.


(44)

Wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan penciptaan kekayaan dan nialai tambah melalui gagasan baru, memadukan sumber daya dan

merealisasikan gagasan ini menjadi kenyataan.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat ditarik benang merah bahwa mata pelajaran kewirausahaan merupakan mata pelajaran yang sangat penting bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi-potensi dan kreativitas serta inovasi yang ada di dalam diri dalam upaya menciptakan peluang menuju kesuksesan serta mengantisipasi sulitnya mencari pekerjaan di era globalisasai saat ini. Sekolah menengah kejuruan memberikan mata pelajaran kewirausahaan kepada peserta didik guna menciptakan sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif serta memiliki wawasan tentang konsep-konsep usaha, pengelolaan usaha yang baik dan berbagai aspek lainnya dalam rangka mengembangkan kemampuan dan sikap profesional peserta didik untuk memasuki dunia kerja maupun menciptakan lapangan kerja mandiri yang sesuai dengan kemampuan serta bidang keahliannya masing-masing. Persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan memiliki peranan penting dalam meningkatkan minat berwiraswasta siswa. Persepsi tidak hanya berdasarkan pada suatu pandangan yang berasal dari proses penginderaan tetapi juga pada pengalaman dan sikap individu. Pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakan dimasa lampau atau yang telah dipelajari. Melalui persepsi siswa tentang kewirausahaan diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih mudah menguasai pelajaran yang disajikan oleh guru dan akan mengacu siswa lebih giat dalam belajar, sehingga diduga persepsi yang positif


(45)

terhadap kewirausahaan dapat meningkatkan prestasi belajar kewirausahaan siswa.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat ditarik benang merah bahwa persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan adalah suatu penilaian atau pandangan siswa tentang proses menciptakan sesuatu yang baru dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain dengan menggunakan waktu, modal dan kreativitas serta siap menanggung resiko keuangan demi

menciptakan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang besar.

3. Tinjauan Persepsi Siswa Tentang Lingkungan Keluarga

Lingkungan yang mempengaruhi perkembangan individu yaitu lingkungan keluarga, sekolah, kelompok sebaya, dan masyarakat. Lingkungan pertama yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan individu adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan utama yang pertama kali diterima oleh seorang anak, karena dalam keluarga inilah anak pertama kali mendapatkan pendidikan dan bimbingan setelah mereka dilahirkan. Dikatakan lingkungan utama, karena sebagian kehidupan anak berada di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah di dalam keluarga.

Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat karena dalam keluargalah anak dilahirkan dan berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Jadi keluarga merupakan kelompok sosial


(46)

pertama dan utama dalam kehidupan anak, dimana anak akan belajar tumbuh dan berkembang. Pendidikan dalam keluarga ini merupakan fondasi yang kokoh untuk kehidupan anak di masa depannya. Disinilah tata nilai pembiasaan, pelatihan disemaikan dan dikembangkan.

Menurut Gunarsa (2009: 5) bahwa lingkungan keluarga merupakan

“lingkungan pertama yang mula-mula memberikan pengaruh yang mendalam

bagi anak”. Dari anggota-anggota keluarganya (ayah, ibu, dan saudara-saudaranya) anak memperoleh segala kemampuan dasar, baik intelektual maupun sosial. Setiap sikap, pandangan, dan pendapat orang tua atau anggota keluarga lainnya akan dijadikan contoh oleh anak dalam berperilaku. Dalam hal ini berarti lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama ini sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Karena di dalam keluarga, anak pertama kali mendapat pengetahuan tentang nilai dan norma.

Fungsi lembaga pendidikan dalam keluarga, yaitu:

a. Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak, pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan

berikutnya, khususnya dalam perkembangan pribadinya.

b. Pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang. Kehidupan emosional ini sangat penting dalam pembentukan pribadi anak.

c. Di dalam keluarga akan terbentuk pendidikan moral. Keteladanan orang tua dalam bertutur kata dan berperilaku sehari-hari akan menjadi wahana pendidikan moral bagi anak di dalam keluarga, guna membentuk manusia susila.

d. Di dalam keluarga akan tumbuh sikap tolong menolong, tenggang rasa sehingga tumbuhlah kehidupan keluarga yang damai dan sejahtera. Setiap anggota keluarga memiliki sikap sosial yang mulia, dengan cara yang demikian keluarga akan menjadi wahana pembentukan manusia sebagai makhluk sosial

e. Keluarga merupakan lembaga yang memang berperan dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan agama. Kebiasaan orang tua


(47)

membawa anaknya ke masjid merupakan langkah yang bijaksana dari keluarga dalam upaya pembentukan anak sebagai makhluk religi. Hasbullah (2003 : 32) juga mengatakan bahwa.

“lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan. Dan dikatakan sebagai lingkungan yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam

keluarga.”

Barnadib (1999 : 120) mengemukakan bahwa.

“lingkungan keluarga yaitu lingkungan yang bertanggung jawab atas

kelakuan, pembentukkan kepribadian, kasih sayang, perhatian,

bimbingan, kesehatan dan suasana rumah.” Dari lingkungan keluarga yang harmonis yang mampu memancarkan keteladanan kepada anak-anaknya, akan lahir anak-anak yang memliki kepribadian dengan pola yang mantap.”

(http://aroxx-kaluwatu.blogspot.com/2013/06/konsep-lingkungan-keluarga-menurut-para.html).

Menurut Slameto (2003: 60-61-64) anak akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik anak, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Faktor-faktor tersebut apabila dapat menjalankan sesuai dengan fungsi dan peranannya masing-masing dengan baik, kemungkinan dapat

menciptakan situasi dan kondisi yang dapat mendorong anak untuk giat belajar. Orang tua harus berperan aktif dalam mendukung keberhasilan siswa, orang tua disamping menyediakan alat-alat yang dibutuhkan anak untuk belajar untuk belajr yang lebih penting bagaimana memberikan bimbingan, pengarahan agar anak lebih bersemangat untuk berprestasi. Menurut Slameto (2003 : 15) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak dalam mencapai keberhasilan dibedakan menjadi enam yaitu.

a. Cara orang tua mendidik. Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Keluarga yang sehat, besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.

b. Relasi antar anggota keluarga. Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga. Demi kelancaran


(48)

belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut.

c. Suasana rumah. Situasi rumah dimaksudkan sebagai situasi atau

kejadian- kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.

d. Keadaan ekonomi keluarga. Keadaan ekonomi keluarga erat

hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian,

perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar.

e. Pengertian orang tua. Anak perlu dorongan dan pengertian orang tua f. Latar belakang kebudayaan. Tingkat pendidikan atau kebiasaan di

dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu ditanamkan kepada anak kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong anak agar semangat untuk belajar.

Pendidikan entrepreneurship dalam lingkungan keluarga diawali dengan pemberian contoh-contoh yang positif dari orang tua serta pembentukan- pembentukan pembiasaan dalam entrepreneurship. Suasana rumah juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan perilaku anak. Semakin banyak pengalaman yang diperoleh anak melalui keluarga akan semakin banyak pula karakteristik dan sifat-sifat positif anak baik dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Hal ini akan memperkuat dalam bersikap terhadap pekerjaannya di kemudian hari.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang lingkungan keluarga, maka dapat ditarik benang merah bahwa persepsi siswa tentang lingkungan keluarga adalah suatu penilaian atau pandangan siswa tentang cara orangtua mendidik anak, relasi antara sesama anggota keluarga, suasana rumah, keadaan

ekonomi keluarga dan pengertian orang tua dalam membentuk minat berwirausaha siswa.


(49)

4. Tinjauan Motivasi Diri

Manusia memiliki tujuan dan harapan dari semua kegiatan yang dilakukan dalam hidupnya. Motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Motivasi merupakan hal yang melatar belakangi individu berbuat untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Azwar dalam Prabowo (2008), motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekolompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga yang munculnya suatu tingkah laku tertentu. (Hamzah, 2008: 3)

Menurut American Enyclopedia (dalam Malayu 2005: 143), menyebutkan bahwa motivasi sebagai kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentang) dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya. Sedangkan menurut G.R. Terry (dalam Hasibuan 2005: 145) mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Motivasi itu tampak dalam dua segi yang berbeda, yaitu dilihat dari segi aktif/dinamis, motivasi tampak sebagai suatu usaha positif


(50)

dalam menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan daya serta potensi tenaga kerja, agar secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan apabila dilihat dari segi pasif/statis, motivasi akan tampak sebagai kebutuhan sekaligus sebagai peranggsang untuk dapat menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan potensi serta daya kerja manusia tersebut ke arah yang diinginkan.

Pendapat para ahli dalam literatur yang dibaca oleh penulis, bahwa pengertian motif dan motivasi hampir sama dan tidak ditemukan perbedaan arti yang mendasar. Maksud dan pengertiannya sama, hanya berbeda dalam

memformulasikan kalimat pada motif dan kalimat pada motivasi saja. Sedangkan arti yang terkandung dalam motif dan motivasi sebenarnya memiliki persamaan. Oleh karena itu, dalam penjelasan berikutnya pada tulisan ini tidak dibedakan antara motif dan motivasi.

Menurut W.A. Gerungan (1996: 142-144) yang dikutip dalam Hamzah (2003:3) motif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu.

a. Motif biogenetis, yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organism demi kelanjutan hidupnya. Misalnya lapar, haus, kebutuhan akan kegiatan dan istirahat, mengambil napas, dan sebagainya; b. Motif sosiogenetis, yaitu motif-motif yang berkembang berasal dari

lingkungan kebudataan tempat orang tersebut berada. Jadi, motif ini tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan setempat. Misalnya keingianan mendengarkan musik, makan coklat, makan pecel, dan sebagainya;

c. Motif teologis, dalam motif ini manusi adalah sebagai makhluk yang berketuhanan, sehingga ada interaksi antara manusia dengan Tuhan-Nya, seperti ibadahnya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk merealisasikan norma-norma sesuai agamanya.


(51)

Menurut Hamzah (2008: 4) dari sumber yang menimbukannya, motif dibedakan menjadi dua macam, yaitu motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik, timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telas ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Sedangkan motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena melihat manfaatnya. Motif intrinsik lebih kuat dari motif intrinsik. Oleh karena itu, pendidikan harus berusaha menimbulkan motif intrinsik dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat mereka terhadapt bidang-bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk tujuan instruksional pada saat pembelajaran akan dimulai yang menimbulkan motif keberhasilan mencapai sasaran. Dari pendapat ahli di atas dapat dilihat bahwa motivasi diri dan motif intrinsik merupakan hal yang sama dimana suatu dorongan sama-sama muncul dari dalam diri individu itu sendiri. Teori motivasi telah muncul sejak dasawarsa 1950 saat konsep-konsep motivasi ditulis dan menjadi acuan banyak pihak. Tiga teori motivasi (klasik) dikenal dengan teori hirarkhi kebutuhan dari Abraham Maslow, Teori X dan Y dari Douglas McGregor dan Teori Motivasi Higienis dari Frederick Herzberg.

Selain Teori motivasi (klasik) dikenal juga Teori Kontemporer yang menyertai Teori motivasi (klasik). Teori kontemporer motivasi antara lain Teori ERG (existence, relatedness, growth) yang dikemukakan oleh Clayton


(52)

Alderfer dari Universitas Yale. Teori lain berasal dari David McClelland yang mengemukakan tentang motivasi berprestasi. Teori ini mengungkap bahwa diri manusia ada tiga hal penting yaitu kebutuhan berprestasi,

kebutuhan afiliasi dan kebutuhan berkuasa. Dua teori motivasi kontemporer yang telah disebut di atas lazim digunakan untuk mengamati, mempelajari, menganalisis dan memahami perilaku individu saat ia melakukan

aktivitasnya sehari-hari. Oleh karena itu, aspek motivasi menjadi sangat relevan bila kita ingin mengetahui motivasi individu dalam berwirausaha. Peran motivasi dalam berwirausaha, terutama motivasi untuk berhasil menjadi sangat penting, sebab di dalam motivasi terdapat sejumlah motif yang akan menjadi pendorong (drive/stimulus) tercapainya keberhasilan. Apalagi di dalam motivasi berwirausaha diperlukan daya juang untuk sukses, mau belajar melihat keberhasilan orang lain, memiliki dorongan kuat untuk mengatasi semua kendala dalam berwirausaha. Pasalnya, keberhasilan

berwirausaha tidak dengan seketika diperoleh. Itu sebabnya bagi para pemula atau pebisnis kawakan aspek-aspek yang disebutkan tadi penting dimiliki dan menjadi modal untuk meraih sukses.

Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Sebab sejumlah motif akan

membentuk menjadi motivasi yang bersumber dari kebutuhan individu. Oleh karena itu, untuk memahami motivasi perlu untuk memahami berbagai jenis kebutuhan. Hal itu sejalan dengan teori hirarki kebutuhan (hierarchy of needs) dari Abraham Maslow, yang terdiri dari: kebutuhan fisiologis,


(53)

kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan terhadap harga diri, kebutuhan akan aktualisasi.

Guna beralih ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, individu terlebih dahulu terpuaskan pada tingkat kebutuhan sebelumnya. Tingkat kebutuhan yang lebih tinggi muncul apabila tingkat kebutuhan yang lebih rendah telah terpuaskan. Berdasarkan teori ini kelima tingkatan kebutuhan tersebut merupakan motivator bagi seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Pada hakekatnya tingkah laku manusia ditentukan oleh keinginannya untuk mencapai tujuan atau maksud tertentu. Tindakan yang dilakukan selalu dipengaruhi oleh dorongan baik berasal dari dalam dirinya maupun dorongan yang berasal dari luar dirinya yang juga disebut motif.

Berdasarkan teori-teori di atas maka pengertian dari motivasi diri yaitu suatu dorongan dalam diri individu karena adanya suatu rangsangan baik dari dalam maupun dari luar untuk memenuhi kebutuhan individu dan tercapainya tujuan individu. Jadi individu akan bertingkah laku tertentu dikarenakan adanya motif dan adanya rangsangan untuk memenuhi kebutuhan serta mendapatkan tujuan yang diinginkan. Berarti motivasi berkaitan dengan

dorongan-dorongan dan kebutuhan-kebutuhan, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi diri adalah dorongan untuk berbuat sesuatu karena ada rangsang atau stimulus yang tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan individu itu sendiri.


(54)

5. Tinjauan Tentang Minat Berwiraswasta a. Definisi Minat

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat yang ada pada diri seseorang akan memberikan gambaran dalam aktivitas untuk mencapai suatu tujuan. Minat tersebut mendorong seseorang untuk memperoleh subyek khusus, aktifitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian ataupun pencapaian yang diinginkan oleh seseorang.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minatnya (Slameto, 2003: 180). Jika seseorang telah melaksanakan kesungguhannya kepada suatu objek maka minat ini akan menuntun seseorang untuk memperhatikan lebih rinci dan mempunyai keinginan untuk ikut atau memiliki objek tersebut.

Menurut Crow & Crow (dalam Djaali, 2011: 121) menjabarkan bahwa. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin besar atau semakin dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minatnya. Minat berhubungan juga dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan iru sendiri.

Menurut Yanto (1996: 23-24) yang dikutip Desi (2012: 26) mengatakan bahwa minat berwirausaha adalah kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada


(55)

pada diri sendiri. Siswa akan mempunyai dorongan yang kuat untuk

berwirausaha apabila menaruh minat yang besar terhadap kegiatan wirausaha. Dengan adanya minat akan mendorong siswa untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, karena di dalam minat terkandung unsur motivasi atau dorongan yang menyebabkan siswa melakukan aktivitas sesuai dengan tujuan. Kuatnya dorongan bagi diri seseorang dapat berubah-ubah sewaktu-waktu. Perubahan tersebut terjadi karena kepuasan kebutuhan yakni seseorang telah mencapai kepuasan atas kebutuhannya. Dengan demikian dorongan kuat untuk melakukan kegiatan berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan. Apabila kebutuhan terpenuhi, maka akan timbul kepuasan, sedangkan kepuasan itu sendiri sifatnya menyenangkan. Hal ini berarti bahwa dorongan untuk berhubungan lebih aktif dengan obyek yang menarik ini disertai dengan perasaan senang.

Menurut Shaff (1994: 34) yang dikutip Desi (2012: 26), faktor-faktor yang mempengaruhi minat menjadi dua, yang meliputi:

1. Faktor dari dalam (subjektif) meliputi : a) pembawaan/bakat

b) tingkat perkembangan/ pengalaman c) pendidikan

d) keadaan fisik/ psikis

e) kemauan (kemauan adalah suatu kegiatan yang menyebabkan

seseorang mampu untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan tertentu, dengan adanya kemauan seseorang untuk mencoba

berwirausaha merupakan suatu hal yang baik).

f) ketertarikan (ketertarikan adalah perasaan senang, terpikat, menaruh minat terhadap sesuatu. saat ada ketertarikan dari diri seseorang maka ada daya juang untuk meraih yang ingin dicapai. dalam hal ini adalah ketertarikan untuk mau berwirausaha, maka siswa tersebut mempunyai minat berwirausaha).


(56)

2. Faktor dari dalam (obyektif) meliputi: a) Lingkungan meliputi:

1) Lingkungan keluarga

Berkaitan dengan lingkungan keluarga, maka peran keluarga sangat penting dalam menumbuhkan minat anak, orang tualah yang banyak memberikan pengaruh dan warna kepribadian terhadap seorang anak. Dengan demikian mengingat pentingnya pendidikan di lingkungan keluarga, maka pengaruh di lingkungan keluarga terhadap anak dapat mempengaruhi apa yang diminati oleh anak.

2) Lingkungan sekolah

Pendidikan di sekolah menjadi tanggung jawab guru. Jadi pada dasarnya yang berpengaruh terhadap perkembangan siswa yaitu proses pendidikan di sekolah sebagai bekal untuk diterapkan dalam kehidupan dilingkungan masyarakat.

b) Kesempatan c) Rangsangan

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, bahwa minat adalah keinginan, kehendak dan ketertarikan seseorang terhadap suatu objek, karena objek tersebut dapat membuat mereka senang dan sangat berarti serta ada hubungan dengan dirinya.

b. Definisi Wiraswasta

Istilah wiraswasta sering dipakai tumpang tindih dengan wirausaha. Di dalam berbagai literatur dapat dilihat bahwa pengertian wiraswasta sama dengan wirausaha, demikian pula penggunaan istilah wirausaha seperti sama dengan wiraswasta. Manusia wiraswasta mempunyai kekuatan mental yang tinggi sehingga memungkinkan ia melompat dan meluncur maju ke depan di luar kemampuan rata-rata, adakalanya wiraswastawan tidak berpendidikan tinggi. Kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses, pembentukan, atau

pertumbuhan suatu bisnis baru yang berorientasi pada pemerolehan


(57)

unik dan inovatif (Coulter, 2000: 3). Priosambodo (1998: 2) menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan gabungan kreativitas, tantangan, kerja keras, dan kepuasan. Seperti seniman dan ilmuwan bahwa wirausahawan juga harus memahami gagasan yang berasal dari imajinasinya. Begitu gagasan muncul, lantas mereka merasa tertantang mewujudkannya, meluangkan waktu yang panjang dan tak kenal henti serta siap menanggung risiko keuangan (Suryana dan Bayu, 2010: 25).

Menurut Wasty Soemanto (2002: 42), yang dikutip oleh Alma (2007: 17) secara etimologi dijelaskan bahwa wiraswasta merupakan suatu istilah yang

berasal dari kata “wira” yang berarti berani, utama, serta perkasa dan “swasta” berarti berdiri menurut kekuatan sendiri. Wiraswasta merupakan keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.

Menurut Haryati Subadio dalam Alma (2007: 17) , pengertian wiraswasta adalah manusia teladan yang berbudi luhur yaitu manusia yang mampu berdiri atas kemampuan sendiri, tidak saja dalam sector swasta tapi juga dalam sector Negara. Sedangkan Sudjoko menyatakan bahwa wiraswasta adalah mereka yang memiliki dan masih memiliki nilai-nilai manusia perintis, pelopor dan pejuang kemerdekaan, pejuang kemajuan. Nilai-nilai ini adalah watak, kepribadian wiraswasta, jiwa semangat dan keterampilan wiraswasta. Melihat dari pengertian di atas, maka Daoed Yoesoef (1981:78), yang dikutip Alma (2007:17) menyatakan bahwa seorang wiraswasta adalah:


(58)

1. Memimpin usaha, baik secara teknis dan/atau ekonomis, dengan berbagai aspek fungsionil sebagai berikut

a. memiliki pandangan dari sudut permodalan, mungkin secara penuh (owner) atau secara bagian (co-owner);

b. mengurus dalam kapasitas sebgai penanggung jawab atau manager; c. menerima tantangan ketidakpastian dan karenanya menanggung

risiko ekonomi yang sulit diukur secara kuantitatif dan kualitatif; d. mempelopori usaha baru, menerapkan kombinasi-kombinasi baru,

jadi disini wiraswasta sebagai pionir, tokoh yang dinamis, organisator, koordinator;

e. penemu (innovator), peniru (imitator), dan yang berhubungan dengan ini, penyalur memindahkan teknologi.

2. Memburu keuntungan dan manfaat secara maksimal.

3. Membawa usaha kearah kemajuan, perluasan, perkembangan melalui jalan kepemimpinan ekonomi, demi: a) kenaikan prestise; b) kebebasan (independency), kekuasaan dan kehormatan; c) kontinuitas usaha. Menurut Benedicta (2003: 25), bahwa wirausaha adalah orang yang

menciptakan kerja bagi orang lain dengan mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil risiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.

Definisi di atas hanya berlaku bagi mereka yang mengelola usaha sendiri dan memperkejakan orang lain dalam menjalankan kegiatan usahanya. Definisi ini juga menekankan risiko pribadi dan kemampuan kratifnya dalam menerapkan atau menggunakan potensinya, karena wirausaha sebagai pemilik perusahaan bertanggung jawab penuh terhadap hasil akhir dari upaya mengantisipasi peluang dan hambatan demi kemajuan usahanya.

Sifat dari wirausaha, antara lain.


(59)

b. Wirausaha adalah seseorang yang selalu melihat perbedaan baik antara orang maupun fenomena kehidupan sebagai peluang

c. Wirausaha adalah orang yang cenderung mudah jenuh terhadap segala kemampuan hidup kemudian bereksperimen dengan adanya pembaharuan (Mardiyatmo, 2006: 5)

Tabel 2 Karakteristik-karakteristik penting yang melekat pada diri seorang wirausahawan

Ciri-ciri Watak

1. Percaya Diri

2. Berorientasi pada hasil

3. Pengambilan risiko

4. Kepemimpinan

 Keyakinan

 Ketidaktergantungan

 Kebutuhan akan prestasi

 Berorientasi pada laba

 Ketekunan dan ketabahan

 Kerja keras

 Mempunyai dorongan yang kuat

 Enerjik dan berinisiatif

 Kemampuan mengambil risiko

 Suka pada tantangan

 Bertingkah laku sebagai pemimpin

 Dapat bergaul dengan orang lain

 Menanggapi saran dan kritik 5. Keorisinilan

6. Orientasi ke masa depan

 Inovatif, kreatif dan fleksibel

 Memiliki banyak sumber

 Serba bias dan mengetahui banyak hal

 Pandangan ke masa depan

 Perspektif (Mardiyatmo, 2008: 15)

Kewirausahaan merupakan suatu kegiatan yang bersangkutan pada diri seseorang dan akan mempengaruhi serta membenruk dirinya dan

kesadarannya. Sekarang ini, seperti yang kita lihat bahwa minat wirausaha di kalangan siswa masih rendah. Karena hal ini lah, maka kita perlu mendorong para pelajar untuk mulai mengenali manfaat dari berwirausaha agar para pelajar dapat berfikir kreatif dan inovatif demi kelangsungan hidupnya di masa depan.


(1)

142

5. Ada pengaruh positif motivasi diri terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

6. Ada pengaruh positif persepsi siswa tentang mata pelajaran

kewirausahaan terhadap minat berwiraswasta melalui motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

7. Ada pengaruh positif persepsi siswa tentang lingkungan keluarga terhadap minat berwiraswasta melalui motivasi diri siswa kelas XI program

keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

8. Ada pengaruh positif persepsi siswa tentang mata pelajaran

kewirausahaan dan lingkungan keluarga secara bersama-sama terhadap motivasi diri siswa kelas XI program keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

9. Ada pengaruh positif persepsi siswa tentang mata pelajaran

kewirausahaan dan lingkungan keluarga melalui motivasi diri terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI progrm keahlian pemasaran SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2011.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga Melalui Motivasi Diri Terhadap Minat Berwiraswasta Siswa Kelas XI Program Keahlian Pemasaran di


(2)

143

SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014, maka penelitu memberikan saran sebagai berikut.

1. Hendaknya siswa sebagai lebih meningkatkan aktivitas belajar di kelas serta lebih memperhatikan materi yang sedang dijelaskan oleh guru serta mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah dengan baik. Agar tercipta persepsi yang positif tentang mata pelajaran kewirausahaan sehingga siswa akan memiliki motivasi diri untuk menjadi wirausahawan yang sukses. 2. Hendaknya siswa sebagai peserta didik memiliki kemauan untuk

meningkatkan keterampilan yang dimiliki serta kemauan untuk mendalami ilmu kewirausahaan agar dapat meningkatkan minat berwiraswasta guna menjadi bekal memasuki dunia kerja.

3. Hendaknya siswa sebagai peserta didik mengubah perilaku dan pola pikir untuk lebih mendalami ilmu kewirausahaan dan lebih berani untuk menjalani kewirausahaan guna memasuki dunia kerja.

4. Hendaknya siswa sebagai peserta didik lebih meningkatkan motivasi dirinya untuk menjadi wirausahawan yang sukses dengan cara memiliki keinginan yang kuat untuk mendalami ilmu kewirausahaan, selalu mengembangkan keterampilan yang dimiliki serta tidak pernah merasa putus asa jika mengalami suatu kegagalan.

5. Hendaknya orang tua sebagai pendidik lebih mengawasi dan memberikan perhatian serta memberikan contoh-contoh positif mengenai cara

berwirausaha yang tepat agar siswa sebagai peserta didik dapat memiliki motivasi serta minat untuk menjadi wirausahawan yang sukses.


(3)

144

6. Hendaknya orang tua sebagai pendidik lebih mendukung kegiatan anak dalam berwiraswasta serta mengubah pola pikir bahwa kewirausahaan merupakan salah satu yang harus dipertimbangkan untuk kesuksesan anak mereka setelah lulus dari SMK.

7. Persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan muncul karena adanya rasa ketertarikan terhadap mata pelajaran yang ditekuninya, tanpa ada yang menyuruh. Dalam hal ini guru hendaknya lebih memahami gaya belajar siswa sehingga muncul rasa ketertarikan yang mendorong siswa untuk berminat terhadap kewirausahaan dan timbul keinginan serta kemauan untuk berwiraswasta.

8. Hendaknya guru lebih memperhatikan aktivitas belajar siswa baik dari segi pengertahuan, keterampilan serta kreativitas dan potensi yang ada didalam diri siswa. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar ditentukan dari bagaimana kegiatan interaksi dalam pembelajaran tersebut.

9. Hendaknya guru sebagai pendidik dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan serta dapat menerapkan metode pembelajaran yang baik sehingga persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan akan baik.

10. Dengan berbagai keterbatasan yang ada, maka penelitian ini hanya dibatasi pada beberapa variabel yang dapat mempengaruhi minat berwiraswasta siswa, oleh karenanya bagi peneliti berikutnya disarankan agar dapat melakukan penelitian lebih mendalam lagi, dengan memperdalam lagi kajian terhadap variabel yang telah diteliti dan menambahkan variabel lain yang sangat berpengaruh namun belum dimasukkan sebagai variabel dalam penelitian ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2007. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Apriyani, Desi. 2012. Pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan praktek kerja lapangan (PKL) terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XII di SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2011/2012. Bandar Lampung : Universitas Lampung

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arman Hakim, Bustanul dan Mokh.Suef. 2007. Entrepreneurship (Membangun Spirit Teknopreneurship). Yogyakarta: Andi

Benri.(tesis). Sikap mandiri, Pengetahuan kewirausahaan dan motivasi berwirausaha terhadap minat berwirausaha pada siswa-siswi SMK di Kota Medan

(http:karya-ilmiah.ac.id/index.php/disertasi/article/view/). Diakses tanggal 26 November 2013.

Dalyono, M. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Ghazali, Imam. 2005. Structure Equation Modelling. Semarang : Undip Press Gunarsa, Singgih, D. 2004. Psikologi Perkembangan Anak, Remaja dan

Keluarga. Jakarta : PT. Gunung Mulia

Hamzah, Haji. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya (Analisis di Bidang Pendidikan). Gorontalo: PT.Bumi Aksara

Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara. Hestiana, Reni. 2007. Pengaruh persepsi siswa tentang kewirausahaan dan minat

menjadi wirausahawan terhadap prestasi belajar kewirausahaan siswa kelas I jurusan penjualan semester ganjil pada SMKN 4 Bandar lampung Tahun

Pelajaran 2006/2007. Bandar Lampung : Universitas Lampung

Kata, Edu. 2013. Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli

(http://kata-edu.blogspot.com/2013/01/pengertian-motivasi-menurut-para-ahli.html) (Diakses tanggal 26 November 2013)


(5)

Manihai, Roy. 2013. Konsep Lingkungan Keluarga Menurut Para Ahli

( http://aroxx-kaluwatu.blogspot.com/2013/06/konsep-lingkungan-keluarga-menurut-para.html) (Diakses tanggal 26 November 2013)

Mardiyatmo.2008. Kewirausahaan. Jakarta: Yudishtira

Prihatin, Benedicta. 2003. Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta: Grasindo

Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan

Kewirausahaaan; Bahan Pelatihan Penguatan Metodelogi Pembelajaran

Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta

Riduwan dan Kuncoro, Engkos Achmad. 2012. Cara Mudah Menggunakan Dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung : Alfabeta

Satiadarman, Monty. 2001. Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak. Jakarta: Pustaka Populer Obor

Shaleh, Abdul Rahman. 2009. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani

Stenberg, J Robert. 2008. Psikologi Kognitif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2006. Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung : Alfabeta

Suryana, Yuyus dan Bayu, Kartib. 2010. Kewirausahaan (Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses). Jakarta: Kencana

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV. Eko Jaya.

Universitas Lampung. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas

Lampung. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Winatha, I Komang. 2001. Analisis Kebijakan Dividen dan Pengaruhnya pada Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Indonesia yang Masuk Bursa Efek Jakarta. Surabaya : Universitas Airlangga

Wiratmo, Masykur. 2001. Pengantar Kewiraswastaan (Kerangka Dasar


(6)

Yulianti, Evi. 2009. Hubungan antara Konsep Diri Siswa dan Motivasi Diri dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI

SMAN YP Unila Bandar Lampung Tahun Ajaran 2008/2009. Bandar


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG) TERHADAP MINAT BERWIRASWASTA SISWA KELAS XI DI SMK 2 MEI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 8 11

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 75

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR EKONOMI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

0 21 12

PENGARUH SIKAP DAN PERILAKU GURU TERHADAP MINAT SISWA MENURUT PERSEPSI SISWA DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 88

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR EKONOMI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

0 5 12

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR MELALUI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 15 106

PENGARUH PEMBELAJARAN SOFT SKILLS DAN LINGKUNGAN KELUARGATERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 10 86

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KELUARGA MELALUI MOTIVASI DIRI TERHADAP MINAT BERWIRASWASTA SISWA KELAS IX PROGRAM KEAHLIAN PEMASARAN SMK NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 45 101

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN PERSEPSI SISWATENTANG METODE MENGAJAR GURU MELALUI MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 10 101

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRASWASTA SISWA KELAS III SMKN I SAMARINDA

0 0 28