2003; Brohi, 2007 dan delapan kali lebih sering meninggal dunia dalam 24 jam pertama masuk Rumah Sakit Maegele, 2007.Permasalahan yang timbul dari
penggunaan PT dan PTT adalah waktu yang diperlukan untuk diagnosis koagulopati memakan waktu 20-60 menit disebagian besar center trauma Brohi, 2007.Penelitian
terakhir melaporkan penggunaan rotational Thromboelastometry RoTEM untuk mendiagnosis koagulopati akut pada trauma Rugeri dkk, 2007.
2.5 Biokimia laktat
Dalam keadaan normal, dengan sumber daya jaringan dan oksigenasi yang cukup, akan lebih banyak energi seluler diekstraksi secara aerob melalui siklus asam sitrat
dan rantai transport elektron. Dalam hal ini, sel-sel mengubah piruvat menjadi asetil CoA melalui oksidatif dekarboksilasi.
Pyruvate + NAD+ + CoA Acetyl CoA + CO2 + NADH
Sebaliknya, ketika perfusi di jaringan menjadi tidak adekuat, maka terjadilah metabolisme anaerob untuk menghasilkan beberapa energi meskipun dalam jumlah
yang sedikit. Pada kasus ini, piruvat di metabolisme menjadi laktat, yang akhirnya menghasilkan ATP yang lebih sedikit 2 vs 36 dibandingkan dengan proses normal
yaitu melalui mekanisme aerob. Produksi laktat terjadi pada semua jaringan, yaitu muskuloskeletal, otak, sel-
sel darah merah, dan ginjal. Meskipun dalam kondisi dibawah normal yaitu disaat kaya akan oksigen, proses ini tetap terjadi dalam kadar yang sama. Kadar laktat dalam
tubuh manusia normal, mampu dibersihkan dengan sangat cepat dengan kecepatan rata-rata diatas 320mmolLjam. Sebagian besar dimetabolisme dihati dan di ubah
kembali dari laktat menjadi pyruvat. Tindakan ini menjaga kadar basal dari laktat tetap dibawah 1 mmolL, baik di pembuluh darah arteri maupun vena.Andra et al,
2007. Latihan berat, kejang, dan menggigil adalah contoh kondisi umum yang juga
dapat menyebabkan asidosis laktat. Dalam kasus ini, tubuh membersihkan laktat dengan cepat dan peningkatan serum yang signifikan umumnya tidak terjadi. Dalam
kondisi metabolik tertentu, peningkatan laktat karena penggunaan oksigen yang tidak adekuat lebih jarang dibandingkan dari pada suplai oksigen yang tidak memadai.
Klinisi yang baik dapat memperkirakan hal ini sebagai salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya asidosis metabolik pada pasien. Daripada memikirkan laktat
saja sebagai produk dari kurang adekuatnya perfusi darah, mungkin akan lebih baik
Universitas Sumatera Utara
menganggap laktat sebagai suatu marker dari metabolisme langsung selular. Terutama di instalasi gawat darurat untuk pasien dengan trauma atau sepsis. Penurunan jumlah
darah, kehilangan darah, septik shock, dan SIRS dapat mempengaruhi kadar laktat. Dengan mengetahui peningkatan kadar laktat pada pasien lebih awal, dapat
memberikan informasi berharga yang membantu menjadi pegangan dalam menentukan penilaian dan penanganan selanjutnya Huckabee, 1961.
2.6 Serum laktat sebagai indikator morbiditas dan mortalitas pada pasien