Analisis Hasil HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan dari bulan Agustus – Oktober 2014 memperoleh sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 29 orang pasien multipel trauma.

4.1 Analisis Hasil

Berdasarkan data sampel yang telah diambil, hasil penelitian data demografik dan karakteristik subjek penelitian dapat dilihat pada tabel-tabel yang disajikan berikut ini. Tabel 4.1 Karakteristik Responden Penelitian Karakteristik n = 29 Karakteristik Demografi Jenis kelamin Pria 25 86,2 Wanita 4 13,8 Usia, rerata SD, tahun 32,9 13,52 Karakteristik Fungsi Koagulasi PT inisial, rerata SD, detik 19,79 11,88 aPTT inisial, rerata SD, detik 38,38 17,91 INR inisial, rerata SD 1,51 0,97 Laktat inisial, rerata SD, mmolL 4,46 4,01 PT 24 jam, rerata SD, detik 19,43 11,46 aPTT 24 jam, rerata SD, detik 36,12 18,95 INR 24 jam, rerata SD 2,63 6,34 Laktat 24 jam, rerata SD, mmolL Keluaran Pasien Pulang berobat jalan Morbiditas Mortalitas 3,8 3,76 20 68,97 4 13,79 9 31,03 Mayoritas responden adalah pria sebanyak 25 pasien 86,2 dengan rerata usia 32,9 tahun SD =13,52 tahun. Hasil pemeriksaan laboratorium inisial terhadap fungsi koagulasi diperoleh PT inisial dengan rerata 19,79 detik, aPTT inisial 38,38 detik dan INR dengan rerata 1,51. Kadar laktat serum inisial mempunyai rerata 4,46 mmolL. Pemeriksaan ulang terhadap fungsi koagulasi 24 jam setelah dirawat, diperoleh rerata PT 24 jam adalah 19,43 detik, aPTT 24 jam dengan rerata 36,12 detik dan INR 24 jam 2,63. Sedangkan kadar laktat serum 24 jam adalah 3,8 mmolL. Universitas Sumatera Utara Didapatkan 4 pasien dengan morbiditas dan 9 pasien dengan mortalitas. Empat pasien dengan kejadian morbiditas tersebut meninggal dunia di rumah sakit mortalitas. Tabel 4.2 Hubungan Nilai Fungsi Koagulasi Inisial dan Serum Laktat Inisial Variabel P r serum laktat inisial PT inisial 0,006 0,5 aPTT inisial 0,802 0,049 INR inisial 0,002 0,550 A B Gambar 1. Grafik Scatterplot korelasi PT inisial dan serum laktat inisial A, korelasi INR inisial dan serum laktat inisial B, korelasi inisial dan kadar serum laktat inisial C Universitas Sumatera Utara Hasil analisis korelasi Spearman menemukan korelasi yang sedang dan signifikan antara PT inisial dan kadar serum laktat inisial p=0,006 dengan nilai r korelasi 0,5. Nilai korelasi yang bersifat positif menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai PT inisial maka kadar serum laktat inisial juga akan semakin tinggi. Korelasi yang bersifat sedang r=0,550 dan signifikan p=0,002 juga ditunjukkan oleh variabel INR inisial. Korelasi juga bernilai positif yang menunjukkan bahwa semakin tinggi INR inisial maka akan diikuti dengan peningkatan kadar serum laktat inisial. Tidak ditemukan korelasi yang signifikan antara aPTT inisial dan kadar serum laktat inisial p=0,802. Tabel 4.3 Hubungan Nilai Fungsi Koagulasi 24 jam dan Serum Laktat 24 jam Variabel P r serum laktat 24 jam PT 24 jam 0,0001 0,629 aPTT 24 jam 0,023 0,422 INR 24 jam 0,001 0,570 A B C Universitas Sumatera Utara Gambar 1. Grafik Scatterplot korelasi PT 24 jam dan serum laktat 24 jam A, korelasi INR 24 jam dan serum laktat 24 jam B, korelasi INR 24 jam dan kadar laktat serum 24 jam C Hasil analisis korelasi Spearman menemukan korelasi yang kuat dan signifikan antara PT 24 jam dan kadar serum laktat 24 jam p=0,0001. Nilai korelasi yang bersifat positif menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai PT 24 jam maka kadar serum laktat 24 jam juga akan semakin tinggi. Korelasi yang bersifat sedang r=0,422 dan signifikan p=0,023 juga ditunjukkan oleh variabel aPTT 24 jam. Korelasi juga bernilai positif yang menunjukkan bahwa semakin tinggi aPTT 24 jam maka akan diikuti dengan peningkatan kadar laktat serum 24 jam. Tak jauh berbeda dengan variabel INR 24 jam, INR 24 jam ini berkorelasi kuat dengan kadar laktat serum 24 jam dan bersifat positif. Peningkatan INR 24 jam akan diikuti dengan semakin tingginya kadar laktat serum 24 jam. Tabel 4.4 Perbedaan Fungsi Koagulasi dan Kadar Serum Laktat berdasarkan Ada Tidaknya Morbiditas Fungsi Koagulasi dan laktat serum Morbiditas P Ya Tidak PT inisial, rerata SD, detik 31,85 31,4 17,86 3,64 0,874 aPTT inisial, rerata SD, detik 48,6 44,21 36,74 10,47 0,164 INR inisial, rerata SD 2,48 2,55 1,35 0,33 0,849 Laktat inisial, rerata SD, mmolL 8,68 4,09 3,79 3,41 0,054 PT 24 jam, rerata SD, detik 32,3 28,9 17,37 4,09 0,114 aPTT 24 jam, rerata SD, detik 52,33 40,55 33,53 12,76 0,411 INR 24 jam, rerata SD 2,65 6,79 2,55 2,43 0,114 Laktat 24 jam, rerata SD, mmolL 7,75 5,46 3,17 3,12 0,058 Mann Whitney Sebelumnya telah didefinisikan pasien yang mengalami morbiditas adalah pasien multipel trauma disertai sepsis, kegagalan multipel sistem organ, dan gagal nafas. Berdasarkan ada tidaknya morbiditas pada pasien dengan multipel trauma yang menjadi responden dalam penelitian ini diperoleh tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan rerata parameter fungsi koagulasi dan kadar laktat serum baik inisial maupun dalam waktu 24 jam perawatan di rumah sakit dari analisis menggunakan uji Mann Whitney p0,05. Namun, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh parameter pada pasien dengan morbiditas mempunyai rerata yang lebih tinggi dibandingkan pasien-pasien yang tidak mengalami morbiditas. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Perbedaan Fungsi Koagulasi dan kadar laktat serum berdasarkan ada tidaknya Mortalitas Fungsi Koagulasi dan serum laktat Mortalitas P Ya Tidak PT inisial, rerata SD, detik 25,81 20,27 17,08 3,16 0,120 a aPTT inisial, rerata SD, detik 42,64 27,93 36,46 11,47 0,850 a INR inisial, rerata SD 2,03 1,64 1,27 0,27 0,085 a Laktat inisial, rerata SD, mmolL 8,31 5,24 2,73 1,42 0,013 b PT 24 jam, rerata SD, detik 26,57 18,69 16,22 3,38 0,001 a aPTT 24 jam, rerata SD, detik 33,9 11,51 41,07 30,04 0,211 a INR 24 jam, rerata SD 5,84 11,12 1,19 0,22 0,001 a Laktat 24 jam, rerata SD, mmolL 7,43 5,02 2,17 1,05 0,014 b a Mann Whitney, b T independen Berdasarkan ada tidaknya mortalitas pada pasien dengan multipel trauma yang menjadi responden dalam penelitian ini diperoleh empat variabel yang memiliki perbedaan yang signifikan berdasarkan terjadinya mortalitas yaitu kadar laktat inisial p=0,013, PT 24 jam p=0,001, INR 24 jam p=0,001 dan kadar laktat 24 jam p=0,014. Seluruh parameter yang menunjukkan perbedaan yang signifikan memiliki nilai rerata yang lebih tinggi pada pasien yang meninggal dibanding pasien yang bertahan hidup. Tabel 4.6 Analisis Regresi Logistik Berganda Awal Pengaruh Fungsi Koagulasi terhadap Morbiditas. Variabel B P Exp B aPTT inisial -0,446 0,071 0,640 Laktat inisial 0,838 0,662 2,311 PT 24jam 0,708 0,055 2,029 INR 24jam -0,054 0,891 0,947 Laktat 24jam -0,767 0,702 0,464 Konstanta -2,183 0,307 0,113 Untuk mengetahui parameter fungsi koagulasi dan laktat serum sebagai variabel independent dalam penelitian yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian morbiditas maka dilakukan uji regresi logistik berganda. Variabel independen yang dapat dijadikan sebagai kandidat prediktor terjadinya morbiditas adalah variabel dalam analisis bivariat tabel 4.4 yang memiliki nilai p0,25 yaitu aPTT inisial, Universitas Sumatera Utara laktat inisial, PT 24 jam, INR 24 jam dan laktat 24 jam. Tabel 4.7 menyajikan hasil analisis regresi logistik berganda variabel independen yang memiliki nilai p0,25 dari analisis bivariat. Dari analisis awal seperti yang tercantum dalam tabel 4.6 menunjukkan seluruh variabel bebas masih memiliki nilai p0,05, maka selanjutnya dilakukan analisis bertahap dengan mengeluarkan variabel independen dengan nilai p tertinggi satu per satu dari analisis regresi logistik berganda, sampai diperoleh variabel independen yang memiliki nilai p 0,05. Tabel 4.7 Analisis Regresi Logistik Berganda Akhir Pengaruh Fungsi Koagulasi terhadap Morbiditas. Variabel B P Exp B aPTT inisial -0,441 0,054 0,643 PT 24 jam 0,711 0,04 2,036 Konstanta -1,396 0,348 0,248 Berdasarkan analisis akhir regresi logistik berganda menggunakan metode enter, hanya PT 24 jam yang berhubungan secara signifikan dengan morbiditas p=0,04. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hanya PT 24 jam yang berpengaruh terhadap terjadinya morbiditas pada pasien multipel trauma. Tabel 4.8 Analisis Regresi Logistik Berganda Awal Pengaruh Fungsi Koagulasi terhadap Mortalitas. Variabel B P RR PT inisial -21,595 0,998 0,000 INR inisial 204,190 0,998 4,769.10 88 aPTT inisial -5,871 0,997 0,003 PT 24 jam 7,426 0,999 1678,842 aPTT 24 jam 3,967 0,999 52,817 INR 24 jam 5,980 0,999 395,315 Laktat 24 jam 4,737 0,999 114,128 Konstanta -3,829 1,000 0,022 Universitas Sumatera Utara Dari analisis awal seperti yang tercantum dalam tabel 4,8 menunjukkan seluruh variabel bebas masih memiliki nilai p0,05, maka selanjutnya dilakukan analisis bertahap dengan mengeluarkan variabel independen dengan nilai p tertinggi satu per satu dari analisis regresi logistik berganda, sampai diperoleh variabel independen yang memiliki nilai p 0,05. Tabel 4.9 Analisis Regresi Logistik Berganda Akhir Pengaruh Fungsi Koagulasi terhadap Mortalitas Variabel B P RR PT inisial -2,402 0,040 0,091 INR inisial 18,909 0,043 1,63.10 8 PT 24 jam 1,050 0,030 2,858 Konstanta -2,863 0,340 0,057 Berdasarkan analisis akhir regresi logistik berganda menggunakan metode enter, terdapat tiga variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap terjadinya mortalitas PT inisial, INR inisial dan PT 24 jam. Variabel yang paling dominan memengaruhi terjadinya kematian pada pasien multipel trauma dalam penelitian ini adalah INR inisial karena memiliki nilai RR yang paling besar. Tabel 4.10 Hubungan Koagulopati Inisial dan Morbiditas Koagulopati Inisial Morbiditas Total p Ya Tidak Ya 1 7 8 0.901 Tidak 3 18 21 Total 4 25 29 Sebelumnya telah didefenisikan bahwa koagulopati adalah suatu kondisi dimana dijumpai minimal 2 dari tanda berikut dari pemeriksaan laboratorium yaitu : g. Prothrombin Time PT 18 detik h. Activated Thromboplastin Time aPTT 36 detik i. INR 1,6 Dari 29 pasien multipel trauma , dijumpai 8 pasien 27,59 yang mengalami koagulopati saat masuk Instalasi Gawat Darurat RSUP H. Adam malik inisial. Dari Universitas Sumatera Utara 8 pasien dengan koagulopati tersebut dijumpai 1 pasien dengan morbiditas, koagulopati tanpa morbiditas sebanyak 7 pasien. Delapan belas orang pasien tidak mengalami koagulopati dan morbiditas. Dari uji chi-square didapati tidak dijumpai hubungan antara koagulopati inisial terhadap morbiditas pada pasien multipel trauma p = 0.901. Tabel 4.11 Hubungan Koagulopati 24 Jam dan Morbiditas Koagulopati 24 jam Morbiditas Total p Ya Tidak Ya 2 6 8 0.280 Tidak 2 19 21 Total 4 25 29 Dari 29 pasien multipel trauma , dijumpai 8 pasien 27,59 yang mengalami koagulopati setelah 24 jam masuk RSUP H. Adam malik. Dari 8 pasien tersebut dijumpai 2 pasien mengalami koagulopati dengan morbiditas, koagulopati tanpa morbiditas sebanyak 6 pasien. Sembilan belas orang pasien tidak mengalami koagulopati dan morbiditas. Dari uji chi-square didapati tidak dijumpai hubungan antara koagulopati 24 jam terhadap morbiditas pada pasien multipel trauma p = 0.280. Tabel 4.12 Hubungan Koagulopati Inisial dan Mortalitas Koagulopati Inisial Mortalitas Total p Ya Tidak Ya 4 4 8 0.173 Tidak 5 16 21 Total 9 20 29 Dari 29 pasien multipel trauma , dijumpai 8 pasien 27,59 yang mengalami koagulopati saat masuk Instalasi Gawat Darurat RSUP H. Adam malik. Dari 8 pasien tersebut dijumpai koagulopati dengan mortalitas pada 4 pasien, koagulopati tanpa mortalitas sebanyak 4 pasien. Enam belas orang pasien tidak mengalami koagulopati dan mortalitas. Dari uji chi-square didapati tidak dijumpai hubungan antara koagulopati inisial terhadap mortalitas pada pasien multipel trauma p = 0.173. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Hubungan Koagulopati 24 jam dan Mortalitas Koagulopati 24 jam Mortalitas Total p Ya Tidak Ya 6 2 8 0.002 Tidak 3 18 21 Total 9 20 29 Dari 29 pasien multipel trauma , dijumpai 8 pasien 27,59 yang mengalami koagulopati setelah 24 jam setelah masuk RSUP H. Adam malik. Dari 8 pasien tersebut dijumpai koagulopati dengan mortalitas pada 6 pasien,koagulopati tanpa mortalitas sebanyak 2 pasien. Delapan belas orang pasien tidak mengalami koagulopati dan mortalitas. Dari uji chi-square didapati hubungan antara koagulopati 24 jam terhadap mortalitas pada pasien multipel trauma p = 0.002. Tabel 4.14 Hubungan Laktat Inisial dan Morbiditas Laktat Inisial Morbiditas Total P Ya Tidak 2 2-5 1 9 12 9 13 0.033 5 3 4 7 Total 4 25 29 Sebelumnya telah didefenisikan bahwa kadar Serum Laktat disebut meningkat Hiperlaktatemia bila ≥ 1mmolL. Hiperlaktatemia terdiri atas 3 tingkatan yaitu : d. Kadar Laktat ≤ 2 mmolL : Hiperlaktatemia e. Kadar Laktat 2-5 mmolL : Hiperlaktatemia ringan f. Kadar laktat ≥ 5 mmolL : Hiperlaktatemia berat Asidosis Laktat Dari 29 pasien multipel trauma , dijumpai 7 pasien yang mempunyai kadar serum laktat inisial 5 mmolL saat masuk Instalasi Gawat Darurat RSUP H. Adam malik. Dari 7 pasien tersebut dijumpai morbiditas pada 3 pasien, tanpa morbiditas pada 4 Universitas Sumatera Utara pasien. Dari uji chi-square didapati dijumpai hubungan antara kadar laktat inisial terhadap morbiditas pada pasien multipel trauma p = 0.033. Tabel 4.15 Hubungan Laktat 24 Jam dan Morbiditas Laktat 24 Jam Morbiditas Total P Ya Tidak 2 2-5 1 10 12 10 13 0.013 5 3 3 6 Total 4 25 29 Dari 29 pasien multipel trauma , dijumpai 6 pasien yang mempunyai kadar serum laktat 5 mmolL 24 jam setelah masuk rumah sakit. Dari 6 pasien tersebut dijumpai morbiditas pada 3 pasien, tanpa morbiditas pada 3 pasien. Dari uji chi-square dijumpai hubungan antara kadar laktat 24 jam terhadap morbiditas pada pasien multipel trauma p = 0.013. Tabel 4.16 Hubungan Laktat Inisial dan Mortalitas Laktat Inisial Mortalitas Total P Ya Tidak 2 1 8 9 0.002 2-5 5 2 6 11 1 13 7 Total 9 20 29 Dari 29 pasien multipel trauma , dijumpai 7 pasien yang mempunyai kadar serum laktat inisial 5 mmolL saat masuk Instalasi Gawat Darurat RSUP H. Adam malik. Dari 7 pasien tersebut dijumpai mortalitas pada 6 pasien, tanpa mortalitas pada 1 pasien. Dari uji chi-square didapati hubungan antara kadar laktat inisial terhadap mortalitas pada pasien multipel trauma p = 0.002. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17 Hubungan Laktat 24 Jam dan Mortalitas Laktat 24 Jam Mortalitas Total P Ya Tidak 2 2-5 1 2 9 11 10 13 0.001 5 6 6 Total 9 20 29 Dari 29 pasien multipel trauma , dijumpai 6 pasien yang mempunyai kadar serum laktat 5 mmolL setelah 24 jam masuk Instalasi Gawat Darurat RSUP H. Adam Malik. Dari 6 pasien tersebut seluruhnya dijumpai mortalitas pada 6 pasien. Dari uji chi-square didapati hubungan antara kadar laktat 24 jam terhadap mortalitas pada pasien multipel trauma p = 0.001. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Kadar Serum Laktat Setelah Resusitasi sebagai Indikator Morbiditas dan Mortalitas pada Kasus Multipel Trauma di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan

1 78 56

Hubungan Kadar Serum Laktat dan Defisit Basa Sebagai Indikator Morbiditas dan Mortalitas Pada Kasus Multipel Trauma di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan

2 104 81

Hubungan Antara Penilaian Skor Trauma dan Kematian Pada Trauma Toraks di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 11

Penerimaan Tenaga Non PNS RSUP H. Adam Malik Semester I TA 2017

0 1 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan - Kadar Serum Laktat Setelah Resusitasi sebagai Indikator Morbiditas dan Mortalitas pada Kasus Multipel Trauma di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan

0 0 21

Kadar Serum Laktat Setelah Resusitasi sebagai Indikator Morbiditas dan Mortalitas pada Kasus Multipel Trauma di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan

0 0 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan - Hubungan Kadar Serum Laktat dan Defisit Basa Sebagai Indikator Morbiditas dan Mortalitas Pada Kasus Multipel Trauma di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan

0 0 26

Hubungan Kadar Serum Laktat dan Defisit Basa Sebagai Indikator Morbiditas dan Mortalitas Pada Kasus Multipel Trauma di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan

0 0 15

Hubungan Antara Koagulopati Dan Kadar Serum Laktat Sebagai Indikator Morbiditas Dan Mortalitas Pada Kasus Multipel Trauma Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 13

Hubungan Antara Koagulopati Dan Kadar Serum Laktat Sebagai Indikator Morbiditas Dan Mortalitas Pada Kasus Multipel Trauma Di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 7