18 c.
Meniru Peserta didik mampu meniru gerakan secara terbimbing.
d. Membiasakan gerakan
Peserta didik melakukan gerakan mekanistik. e.
Mahir Peserta didik melakukan gerakan kompleks dan termodifikasi.
f. Menjadi gerakan alami
Peserta didik mampu menjadikan gerakan yang sudah dikuasai sebelumnya menjadi gerakan alami yang diciptakan sendiri.
g. Menjadi tindakan orisinal
Peserta didik mampu menciptakan gerakan baru yang orisinal, khas, dan sulit ditiru oleh orang lain.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa lingkup penilaian autentik meliputi kompetensi sikap sosial dan spiritual, pengetahuan, dan
keterampilan abstrak dan konkret. Setiap kompetensi tersebut terdiri dari beberapa proses berpikir yang berjenjang.
F. Teknik dan Instrumen Penilaian Autentik
Salah satu prinsip penilaian autentik adalah menggunakan berbagai teknik penilaian untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Untuk
melaksanakan setiap teknik penilaian, diperlukan suatu instrumen penilaian. Kunandar 2013: 93 menjelaskan bahwa instrumen penilaian berisi butir-
butir pertanyaan atau aspek-aspek yang merupakan penjabaran dari indikator dan kompetensi yang akan dinilai. Bambang Subali 2012: 24 menjelaskan
19 bahwa instrumen penilaian sangat penting dalam melakukan penilaian.
Instrumen penilaian digunakan untuk kegiatan pengukuran. Agar dapat diperoleh hasil pengukuran yang tepat diperlukan instrumen penilaian yang
benar. Adapun teknik penilaian dan instrumen penilaian yang digunakan untuk masing-masing kompetensi berbeda. Berikut adalah penjelasannya.
1. Teknik dan instrumen penilaian sikap
Permendikbud No. 104 tahun 2014 menyatakan bahwa dalam menilai kompetensi sikap spiritual dan sosial, dapat digunakan teknik-
teknik penilaian yang meliputi: observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan jurnal. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
a. Observasi
Kunandar 2013: 121-122 menjelaskan bahwa observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman atau lembar observasi yang
berisi sejumlah indikator perilaku atau aspek yang diamati. Dalam pelaksanaannya, teknik penilaian ini memiliki beberapa kelemahan
yaitu pencatatan data sangat tergantung pada kecermatan guru dalam pengamatan dan daya ingatan dari observer guru, serta sering
terjadinya kekeliruan dalam pencatatan data karena berbagai sebab, seperti pengaruh kesan umum hallo effects, pengaruh keinginan
menolong generosity effects, dan pengaruh pengamatan sebelumnya carry over effects.
20 Bambang Subali 2012: 54 menjelaskan bahwa dalam
melaksanakan observasi dapat digunakan instrumen penilaian berupa lembar observasi dengan daftar cek chek list atau skala penilaian
rating scale. Adapun format lembar observasi dapat dilihat sebagai berikut.
Lembar observasi Nama
Siswa Perilaku
Nilai Ket
Bekerja sama
Berini siatif
Penuh Perhatian
Bekerjasama sistematis
.... ....
.... Catatan:
1 = kurang 2 = cukup
3 = baik 4 = sangat baik
b. Penilaian diri
Kunandar 2013: 134 menjelaskan bahwa penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial.
Namun dalam pelaksanaannya terdapat kelemahan yaitu cenderung subjektif, kemungkinan terjadi ketidakjujuran dalam mengisi data,
kemungkinan peserta didik menilai dengan skor tinggi, membutuhkan persiapan dan alat ukur yang cermat, peserta didik terkadang tidak
konsisten, hasilnya kurang akurat, dan peserta didik kurang memahami kemampuan yang dimiliki.
21 Bambang Subali 2012: 54 menjelaskan bahwa dalam
melaksanakan penilaian diri dapat digunakan instrumen penilaian berupa lembar penilaian diri dengan daftar cek chek list atau skala
penilaian rating scale. Adapun Format lembar penilaian diri dapat dilihat sebagai berikut.
Lembar penilaian diri Nama : ----------------------------
Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 3, isilah dengan angka 4 – 1 didepan tiap pernyataan:
4 : selalu 2 : kadang-kadang
3 : sering 1 : tidak pernah 1.--- Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada kelompok untuk
didiskusikan 2.--- Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan
sesuatu 3.--- Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama
kegiatan 4.--- Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya
c. Penilaian teman sebaya
Kunandar 2013: 144 menjelaskan bahwa penilaian teman sebaya merupakan teknik penilaian yang dapat digunakan untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap, baik sikap spiritual maupun sosial dengan meminta peserta didik untuk menilai satu sama
lain. Namun dalam pelaksanaannya terdapat kelemahan yaitu siswa merasa tidak enak ketika diminta menilai temannya secara jujur
sehingga perlu diverifikasi kembali oleh guru, diperlukan petunjuk yang jelas untuk menghindari salah tafsir oleh siswa, membutuhkan
22 manajemen waktu yang baik, agar tidak mengurangi waktu belajar
siswa. Bambang Subali 2012: 54 menjelaskan bahwa dalam
melaksanakan penilaian teman sebaya dapat digunakan instrumen penilaian berupa lembar penilaian teman sebaya dengan daftar cek
chek list atau skala penilaian rating scale. Adapun format lembar penilaian teman sebaya dapat dilihat sebagai berikut.
Lembar Penilaian Teman Sebaya No
Pernyataan Skala
4 3
2 1
1 Teman saya berkata benar, apa adanya
kepada orang lain 2
Teman saya mengerjakan sendiri tugas-tugas sekolah
3 Teman saya mentaati peraturan tata-
tertib yang diterapkan
Keterangan : 1 = Sangat jarang
2 = Jarang 3 = Sering
4 = Selalu
d. Jurnal
Kunandar 2013: 151 menjelaskan bahwa jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Namun, dalam pelaksanaannya
terdapat kelemahan, yaitu menambah beban guru, membutuhkan kecermatan guru, dan guru harus menentukan tindak lanjutnya dari hasil
catatan tersebut.