Struktur Organisasi Teknik Analisis Data
63 karakteristik emosi yang menarik dalam mengekspresikan emosi negative
seperti diam saja tidak mau bicara, ada yang menutup wajah, ada yang lari kepada orangtuanya, ada yang memukul-mukul tembok, hingga menyakiti
teman. Anak didik yang merasa iri dan berebut mainan terlibat konflik, mereka mengadu, menangis, dan saling menyerang, saling cubit, tidak mau
antre. Emosi positif, seperti perasaan bahagia, ditunjukkan dengan
tersenyum, mengucap kata hore, asyik, Alhamdulillah, menyanyi, berteriak,
berlompat-lompat namun
ada juga
yang malu-malu
mengungkapkan rasa bahagia. Anak-anak merasa senang ketika berhasil menyelesaikan pekerjaannya atau berprestasi hingga mereka memperoleh
hadiahtanda bintang dan mendapatkan tepuk tangan dari teman-teman dan pendidik.
Beberapa contoh bentuk emosi negatif yang muncul dalam pembelajaran adalah :anak didik yang berebut mainan, WN dan SN yang
terlibat konflik dan berperilaku destruktif, merusak hasil karya teman, menangis, menyakiti dan bersedih. Pendidik secara bijak menyikapi
kejadian ini dengan memberikan konskwensi pada yang bersalah. Pendidik mengajarkan kepada anak didik untuk bersikap saling
memaafkan, dengan berbagai cara, pemodelan dan ungkapan persuatif yang lembut:
“Anak sholehah harus mau memaafkan, memaafkan adalah perbuatan yang mulia, mendapat pahala seperti beruang kecil yang memaafkan
kucing hitam, nanti kalau kita jadi anak baik, pasti disayang semua orang, akan mendapatkan keberuntungan seperti Ibu Peri…. dan sebagainya”
64 Bentuk-bentuk emosi lain yang muncul sangat beragam, terjadi pada
berbagai kegiatan, dari awal hingga akhir pembelajaran. Luapan emosi anak sangat fluktuatif, berubah-ubah dan tidak stabil, tergantung situasi dan
kondisi. Umumnya cara mengekspresikan emosi antara anak satu dengan yang lain berbeda, juga dalam hal mengatasi luapan emosi yang muncul.