BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Pendidikan Anauk Usia Dini PAUD
1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional 2003
Pendidikan Anak Usia Dini PAUD adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun,
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut BPPLSP Jateng 2004:24. Konsep pendidikan anak usia dini tersosialisasikan
melalui jalur Pendidikan Luar Sekolah, bahkan dalam Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Departemen Pendidikan Nasional
telah dibentuk Sub Direktorat PAUD. Terkait dengan hal tersebut, perlu diamati bahwa hakikat
pendidikan pra sekolah menurut Soemantri Patmonodewo 2003:61 : a.
Sebagai child development centre, yaitu sebagai pusat pengembangan kepribadian anak, hal ini bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada anak untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya, serta untuk menumbuhkan
bakat dan potensi anak secara optimal.
b. Sebagai child welfare centre, yaitu sebagai pusat kesejahteraan anak. Hal ini dimaksudkan untuk memberi pembinaan dan
kesejahteraan yang diperlukan anak pada usianya, masanya, untuk mencegah timbulnya akibat-akibat negatif yang tidak
diinginkan dikemudian hari.
c. Sebagai usaha untuk membantu orang tua atau keluarga dalam
hal membantu kehidupan jasmani dan rohani anak yang diperlukan bagi perkembangan kepribadiannya.
d. Sebagai usaha untuk memajukan masyarakat, dalam membina generasi sedini mungkin secara terencana, mantap serta penuh
tanggung jawab.
2. Prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini Secara khusus Hibana S. Rohman 2002: 72-76 meringkas atau
mengelompokkan prinsip-prinsip PAUD menjadi 5 prinsip, yaitu : a.
Berpusat pada anak Penerapan metode pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan
kondisi anak, bukanlah berdasarkan keinginan dan kemampuan pendidik serta tuntutan orang tua.
b. Partisipasi aktif
Penerapan metode
pembelajaran ditujukan
untuk membangkitkan anak agar turut berpartisipasi aktif dalam
proses belajar. Anak adalah subyek dan pelaku utama dalam proses pendidikan, bukan obyek.
c. Bersifat Holistik dan Integratif
Kegiatan belajar yang diberikan kepada anak tidak terpisah- pisah menjadi bagian-bagian seperti pembidangan pada
pembelajaran formal, melainkan terpadu dan menyeluruh, terkait antara satu bidang dengan bidang yang lainnya.