Kerangka Berfikir STUDI TENTANG PERANAN PENDIDIK DALAM MEMBANTU PERKEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI AKTIVITAS BERMAIN DI KELOMPOK BERMAIN CENDEKIA, DESA KETANDAN, PATALAN, KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL.
Otin Martini, Jurusan Pendidikan dan Penyuluhan tahun 2004 dengan judul ”Pengembangan Program Bimbingan Perkembangan
Perilaku Sosial Anak Usia Dini Di Kelompok Bermain Aryandini III Kecamatan Margacinta Bandung”. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa perilaku sosial anak usia dini di kelompok bermain belum optimal dalam hal aspek empati dan membagi, seperti belum mau menghargai
sesama teman dan belum mau berbagi sesama. Orang tua dalam memperlakukan anak usia dini di Kelompok Bermain cenderung terlalu
melindungi over protection, sehingga anak menjadi manja dan berdampak pada perilaku sosial anak. Pelaksanaan layanan bimbingan
belum terprogram secara sistematis dan terarah, bimbingan hanya bersifat kasuistik, karena tenaga pendidik lebih mementingkan pengajaran dari
pada kegiatan bimbingan. M. Ilham Abdullah, Pendidikan Luar Biasa Universitas Pendidikan
Indonesia tahun 2005 dengan judul ”Pengembangan Model Pembelajaran Anak Usia Dini Pada Kelompok Bermain PSTPA Dharmawanita
Bengkulu ”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran dengan bermain lebih efektif, yaitu dapat mengembangkan aspek-aspek
perkembangan anak usia dini secara komprehensif. Dikatakan efektif, karena model ini :1 dirancang secara sistematis, logis dan rinci dimulai
dari penentuan alat-alat permainan yang dimulai dengan penentuan tema, fokus pengembangan, penentuan kegiatan bermain dan penentuan alat-alat
bermain selain yang diperlukan,: 2 metode dan teknik dalam proses
pembelajaran bermain dan alat-alat permainan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak didik; 3 alat-alat permainan
selain mudah dibuat juga dapat digunakan dari bahan-bahan yang murah dan mudah diperoleh dari lingkungan sekitar; 4 difasilitasi berbagai
ragam dan bentuk permainan yang disenangi anak. Dengan bentuk dan jenis permainan yang bervariasi tersebut,
disamping membuat anak tidak bosan juga dapat merangsang dan meletakkan dasar seluruh aspek potensi perkembangan anak, juga
perkembangan emosi anak. Anak memperoleh kesenangan dalam bermain, mampu mengekspresikan perasaannya dan memahami keberadaan teman
sebaya dalam permainan. Selain itu, pendidik mampu memahami, membuat model program dan menerapkannya sehingga anak didik dapat
aktif bermain sambil belajar dengan merasa gembira tanpa membahayakan diri mereka.
Persamaan penelitian saya dengan penelitian-penelitian diatas adalah sama-sama meneliti tentang perkembangan anak usia dini.
Sedangkan perbedaannya adalah pada penelitian saya lebih memfokuskan pada bagaimana implikasi bermain dan peranan pendidik dalam
menumbuhkan kecerdasan emosional anak. Melihat penelitian-penelitian terdahulu seperti yang sudah
dikemukakan, tampaknya belum ada peneliti yang mencoba meneliti peranan bermain dalam membangun kecerdasan emosional anak,
bagimana peran Pendidik dalam menumbuhkan kepekaan berempati dan
membantu anak didik mengelola emosi negatifnya, melalui aktivitas bermain. Oleh sebab itu Peneliti menjamin keaslian penelitian ini dan
dapat dipertanggungjawabkan. G. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah aktivitas pembelajaran melalui bermain di
Kelompok Bermain Cendekia? 2.
Bagaimanakah peranan Pendidik dalam membantu mengelola emosi negatif anak yang muncul pada aktivitas bermain di
Kelompok Bermain Cendekia? 3.
Bagaimanakah rangsangan yang diberikan Pendidik dalam rangka mengembangkan kemampuan berempati antar anak didik?
4. Hambatan-hambatan apa sajakah yang dialami Pendidik dalam
membantu anak
mengelola emosi
negatif dan
dalam mengembangkan kemampuan berempati anak?