2. Penghambat Pembinaan Moral
Penghambat pembinaan moral di MTsN kanigoro, peneliti mencari data dengan cara yang sama dengan pembinaan moral di MTsN kanigoro.
peneliti melakukan wawancara, pengamatan dan penyebaran angket. Peneliti mengawali pencarian data tentang hal yang menghambat
pembinaan moral dengan cara melakukan wawancara. Wawancara dengan kepala Madrasah peneliti menemukan,
“Tapi jika tanpa ada dorongan dan keinginan yang kuat dari peserta didik maka pembinaan moral juga akan terhambat”
91
Menurut kepala madrasah yang menghambat pembinaan moral adalah keinginan dari masing-masing individu. Saat peneliti menanyakan
tentang penghambat pembinaan moral kepada beberapa responden guru peneliti menemukan pernyataan yang berbeda-beda. Kebanyakan dari
responden yang peneliti terima menyatakan bahwa pembinaan moral terhambat karena keinginan dari individu peserta didik itu sendiri.
Sedangkan sejumlah yang lainnya adalah adanya beberapa guru yang kurang mematuhi azaz moral.
Penemuan peneliti tentang adanya guru yang tidak memperhatikan azaz moral ini diperkuat dengan hasil penyebaran angket yang peneliti
lakukan kepada para peserta didik. Didalam angket tersebut ada sebuah nama pengajar yang menurut penilaian peserta didik kurang
memperhatikan tentang moral. Peneliti tidak bisa menafikkan adanya guru yang kurang memperhatikan moral, karena menurut peneliti penemuan
bisa menjadi masukan bagi kepala madrasah sebagai intropeksi lembaga.
91
Eny Nafi`atin, W-5APM-118-06-2014
Terlepas dari temuan-temuan yang peneliti lakukan dengan cara wawancara peneliti dengan kepala madrasah peneliti juga menemukan
pernyataan yang sama dari guru aqidah akhlak. Menurut beliau bahwa ada ketidak sesuaian antara kelakuan guru dan peserta didik, tapi menurut
beliau masih ada batas kewajaran yang bisa ditoleransi. “Belum sesuai tapi masih dalam batas kewajaran mbak. Karena faktor
utama dan yang paling kuat untuk membina moral peserta didik adalah keinginan dari individu itu sendiri. Dan keinginan yang kurang
maka akan menghambat pembinaan moral”
92
Dalam pernyataan guru aqidah akhlak ini terlihat jelas bahwa ada korelasi yang sama dengan temuan peneliti. Peneliti menemukan bahwa
penghambat utama dari pembinaan moral peserta didik di MTsN kanigoro ada pada keinginan individu peserta didik itu sendiri. Dalam hal ini
peneliti mendapatkan penguat yang tak bisa disanggah lagi, bahwa perubahan itu berawal dari diri sendiri, begitupun penghambat perubahan
itu berasal dari diri sendiri. Dari banyak temuan yang peneliti temukan faktanya dilapangan
dan juga lewat wawancara serta angket yang peneliti sebar. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa penghambat utama dalam pembinaan moral
di MTsN Kanigoro ini adalah berasal dari peserta didik itu sendiri. Yaitu dari keinginan individu untuk berubah pada hal yang sangat baik menjadi
hal yang kurang baik. Tapi selain keinginan yang datang dari individu peserta didik hendaklah juga menerapkan pemberian contoh dari para guru
secara maksimal. Peneliti menemukan bahwa ada seorang guru yang tidak
92
Nur Hadi, W-3PM-318-06-2014
memperhatikan azaz moral bisa menjadi penghambat bagi cita-cita mulia Madrasah Tsanawiyah Negeri Kanigoro Kras Kediri ini.
Semua hal yang penulis temukan adalah sebagai pemicu untuk perubahan yang lebih baik, baik bagi MTsN kanigoro atau bagi bangsa dan
Negara ini. Peneliti berkesimpulan bahwa penghambat pembinaan moral di MTsN Kanigoro ini ada pada dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah ada pada niat baik individu peserta didik untuk berubah kepada hal yang lebih baik dan faktor eksternalnya adalah
optimalisasi pemberian contoh atau suri tauladan yang baik dari guru dan peserta didik.
Paparan data peneliti tersebut diatas bisa dikatakan menghasilkan teori baru atau hanya sebuah teori penguat dari teori yang ada tentang
penghambat pembinaan moral sebelumnya. Peneliti belum menemukan teori yang menyatakan tentang penghambatan pembinaan moral yang
menyatakan bahwa penghambat pembinaan moral ada pada dua faktor. Peneliti masih menemukan bahwa penghambat pembinaan moral secara
teori yang dinyatakan oleh HAMKA saja. Peneliti belum menemukan teori lain tentang penghambat pembinaan moral dari penelitian atau buku-buku
yang sudah terbit terdahulu.
D. Temuan 1. Pembinaan Moral Siswa