4. Pendidikan Moral Siswa Di Sekolah
Sekolah memegang peran penting dalam pendidikan moral siswa, mereka guru meneruskan pendidikan sebelumnya saat mereka masih
berada di lingkungan keluarganya dimana orangtua yang memegang kendali dalam proses tersebut.
Sekolah sengaja disediakan atau dibangun khusus untuk dijadikan sebagai tempat untuk tempat pendidikan, baik pendidikan umum maupun
moral, dimana di dalamnya tenaga pegajar yang di sebut dengan istilah guruatau pendidik. Semua guru berkewajiban membina moral siswa.
Sekolah merupakan tempat atau wadah pendidikan formal yang mempunyai peranan untuk mengembangkan kepribadian siswanya. Sesuai
dengan kemampuan dan pengetahuannya untuk melaksanakan tugasnya di masyarakat. Tugas ini dapai berhasil jika guru mampu mendorong dan
mengarahkan siswanya untuk belejar mengembangkan kreatifitas pengetahuan dan ketrampilan. Artinya antara guru dan siswa ada hubungan
yang baik dan saling mempercayai untuk belejar bersama. Tetapi yang sering terjadi adalah sebaliknya, dengan kondisi sekolah yang tidak
menguntungkan perkembangan jasmani dan rohani Pada hakikatnya sekolah hanyalah bersifat sebagai pembantu,
penerus dan pelengkap pendidikan keluarga. Munculnya sekolah adalah disebabkan karena adanya anggapan dan kenyataan bahwa para orang tua
kurang mampu dan sempurnanya dalam mendidik anaknya, karena kurangnya pengetahuan umum maupun agama. Sekolah dalam fungsinya
sangat penting untuk memenuhi kurang mampunya orang tua dalam
mendidik mereka. Oleh sebab itu perlu diupayakan adanya saling tolong menolong antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Hendaknya dapat diusahakan supaya sekolah menjadi lapangan yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan mental dan moral siswa.
Di samping itu sekolah di gunakan sebagai tempat pemberi pengetahuan, pengembangan bakat dan kecerdasan. Dengan kata lain sekolah adalah
tempat yang tepat bagi siswa untuk mengembangkan kemampuannya berinteraksi dengan sesamanya, tempat untuk mengembangkan kreatifitas,
tempat untuk membentuk segala aspek kepribadiannya agar bias terarah dan berjalan dengan baik.
Pergaulan anak didik atau siswa hendaknya mendapat perhatian lebih dari guru-guru, khususnya guru pendidikan agama islam, tidak hanya
perhatian, namun juga butuh bimbingan dari para guru, khususnyaguru bimbingan konseling BK, agar pendidikan ini betul-betul merupakan
pembinaan yang sehat bagi siswa. Pendidikan yang di berikan guru hendaknya sesuai dan saling
menunjang dengan pendidikan yang diajarkan orang tua di rumah. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan di sekolah bersifat pembantu
dan pelengkap sehingga antara pendidikan di rumah dengan guru di sekolah harus seimbang dan sejalan karena tujuan yang sama.
5. Konsep Moral Dalam Pendidikan Agama Islam