45
yang telah ditentukan. Pada akhirnya mereka akan terbiasa melakukan hal tersebut dan berhasil mengubah perilaku mereka yang selama ini negatif dengan perilaku
positif. Adapun kelemahan token economy adalah waktu, biaya dan pihak yang
melaksanakan. Token economy membutuhkan membutuhkan persiapan yang matang dalam pelaksanaannya. Persiapan tersebut membuat pelaksanaan token
economy seakan menjadi rumit. Dalam rangka mencapai keberhasilan juga membutuhkan waktu yang lama. Biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit karena
biaya tersebut digunakan untuk keperluan pengukuhan idaman. Pihak pelaksana yang kurang memahami dan terampil dalam program ini juga akan menghambat
pelaksanaan token economy. Ini sependapat dengan Barton dan Tomlison 1981: 77 yang menyatakan bahwa agar pelaksanaan token economy dapat sukses maka
pelaksana harus memahami tentang program ini dan siap melaksanakan program.
C. Kajian tentang Karakteristik Anak Taman Kanak-kanak
Batasan mengenai masa anak bervariasi. Menurut NAEYC Nation Assosiation Education for Young Childern bahwa anak usia dini berada pada
rentang usia 0-8 tahun. Jika dilihat dari jenjang pendidikan di Indonesia maka yang termasuk anak usia dini ialah anak masa bayi, Kelompok Bermain, anak TK
dan anak SD kelas rendah kelas 1-3. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 yang termasuk anak usia dini adalah anak dalam rentang usia 0-6 tahun yaitu
masa bayi hingga TK Kelompok B. Masa usia dini merupakan masa paling penting yang perlu mendapatkan penanganan sedini mungkin.
46
Maria Montessori menyatakan bahwa usia 3-6 tahun merupakan periode sensitif pada anak, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu
dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya Hurlock, 1978 : 13. Anak usia dini merupakan pribadi yang memiliki karakter yang sangat
unik. Untuk dapat memerikan stimulus yang tepat bagi anak TK, maka kita perlu mengetahui karakteristik anak usia TK. Menurut Muhammad Fadillah dan Lilif
Mualifatu Khorida 2013: 82-84 ada empat karakteristk anak usia dini, yaitu : 1
Bekal kebaikan, pada dasarnya anak telah diberikan bekal kebaikan oleh Tuhan.
Selanjutnya lingkunganlah
yang berperan
aktif dalam
mempengaruhi bekal kebaikan tersebut. Anak akan menjadi baik jika lingkungannya baik, berlaku pula sebaliknya.
2 Suka meniru, apa yang anak lihat dan rasakan akan senantiasa diikutinya.
Bagi anak apa yang membuatnya senang dan tertarik maka itulah yang diikutinya, meskipun anak belum mengerti mana yang baik dan mana yang
buruk.
3 Suka bermain, bermain merupakan kegiatan kesukaan anak usia dini.
Bermain dapat dijadikan sebagai sarana belajar bagi anak karena dengan bermain maka pembelajaran akan terasa menyenangkan. dan
4 Rasa ingin tahu tinggi, inilah yang menyebabkan anak selalu bertanya
kepada siapa saja tentang apa yang ia hadapi.
Orangtua, guru, dan ahli psikologi memberikan label yang berbeda-beda terhadap anak usia kanak-kanak akhir. Pelabelan diberikan atas pendapat-
pendapat yang berbeda dari masing-masing sudut pandang, baik sudut pandang orangtua, guru maupun psikolog. Label-label tersebut merupakan ciri-ciri dari
anak pada periode akhir masa kanak-kanak. Menurut orangtua, anak masa kanak-
kanak akhir merupakan “masa yang menyulitkan” dan sebagai “usia tidak rapih”. Anak-anak tidak mau lagi menurut
dengan orangtua dan mereka lebih terpengaruh oleh teman sebayanya sehingga orangtua kesulitan mengendalikan anak. Masa “usia tidak rapih” ialah dimana
47
anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh terhadap penampilan serta barang-barang miliknya. Selain itu, bagi keluarga yang terdiri dari anak laki-laki
dan p erempuan, masa ini dianggap sebagai “usia bertengkar” karena biasanya ank
laki-laki suka mengejek anak perempuan sehingga sering terjadi pertengkaran yang membuat tidak nyaman semua anggota keluarga.
Guru melabeli anak usia akhir kanak- kanak sebagai “usia sekolah dasar”
dimana anak diharapkan mendapat dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilannya di masa depan. Para guru atau pendidik juga
memandang periode ini sebagai “periode kritis” dalam dorongan berprestasi, dimana anak kan mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Bagi seorang
ahli psikologi, akhir masa kanak- kanak merupakan “usia berkelompok”. Suatu
masa dimana perhatian anak-anak tertuju pada suatu kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya. Selain itu, psikolog
juga memberikan label pada masa ini sebagai “usia penyesuaian diri” dimana anak-anak akan menyesuaikan dirinya sesuai standar yang disetujui oleh
kelompok. Anak usia Taman Kanak-kanak merupakan sosok individu yang sedang
mengalami proses perkembangan yang sangat pesat dan menjadi dasar bagi kehidupan selanjutnya. Anak bukanlah orang dewasa mini yang sering kita
berharap kepadanya untuk dapat melakukan hal-hal yang biasa orang dewasa lakukan dengan mudah.
Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usiannya Trianto, 2011: 14. Masa